UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

THINK PAIR AND SHARE DALAM MEMAHAMI

READING DESCRIPTIVE TEXT PADA SISWA KELAS VII FSEMESTER 2 SMP NEGERI 1 TALANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Jamilah

SMP Negeri 1 Talang

 

ABSTRAK

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di Kelas VII F SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal dalam memahami reading Descriptive Text. Tujuan penelitian adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model Pengajaran menggunakan Think Pair and Share (TPS) dengan dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus penelitian, dibuktikan dengan lembar pengamatan dan nilai post test. Pada siklus I kriteria siswa yang aktif belajar sejumlah13 orang (40,63%), kriteria cukup aktif sejumlah 17 orang (53,13%) dan kriteria siswa kurang aktif ada 2 orang (6,25%). Pada siklus II meningkat siswa yang aktif menjadi 28 orang (87,50%) siswa yang cukup aktif 3 orang (9,38%) sedangkan siswa yang kurang aktif 1 orang (3,13%). Ini berarti ada peningkatan yang signifikan yaitu siswa yang aktif dan cukup aktif sejumlah 31 orang (96,87%). Sedangkan hasil belajar pada siklus I siswa yang tuntas belajar 25 orang (78,13%) yang belum tuntas 7 orang (21,87%). Pada siklus II nilai hasil belajar siswa meningkat, siswa yang tuntas belajar 28 orang (87,50%) sementara yang belum tuntas 4 yang (12,50%).

Kata kunci: aktivitas dan hasil belajar, Bahasa Ingggris reading Descriptive Text, kelas VII SMP

           

PENDAHULUAN

Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang sangat penting didunia. Ini hampir 70% dari 190 negara di dunia berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Tidak hanya itu saja, bahasa Inggris juga digunakan dalam perkembangan teknologi. Jadi, memang suatu realitas bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang dibutuhkan untuk dipelajari di antara para pelajar bukan hanya di Indonesia akan tetapi juga di semua negara di dunia agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Untuk menghadapi tantangan di atas, siswa dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah difokuskan kemampuannya melalui membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga siswa dituntut harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Kemampuan membaca ini tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses pembelajaran yang sebagian merupakan tanggung jawab guru. Dengan demikian guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dalam membaca.

Peneliti sudah berupaya untuk selalu mencoba model dan metode dalam pelaksanaan pembelajaran dan berhasil dengan baik, tetapi siswa yang dihadapi antara tahun ini dengan tahun kemarin dari mulai input, latar belakang dan keingintahuan siswa tentu berbeda setiap tahunnya. Pengalaman peneliti, model dan metode yang sama tidak selamanya dapat menghasilkan nilai yang memuaskan jika obyek atau siswa yang dihadapi berbeda, sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa sama. Ini terbukti dengan hasil pengamatan terhadap kelas VII FSMP N 1 Talang, Semester II,Tahun Pelajaran 2019/2020. Dimana hasil ulangan harian materi reading Descriptive Text, nilai murni rata-rata yang dicapai siswa sebelum diremidi adalah 6. 50,dengan rincian sebagai berikut, siswa yang telah mencapai dan atau melampaui KKM (70) sejumlah 14 siswa (43,75%), siswa yang masih di bawah KKM atau belum tuntas sejumlah 18 siswa (56,25%)dan sementara yang diharapkan peneliti yaitu siswa yang tuntas belajar dapat mencapai lebih dari 28 orang (87,50%) dari 32 siswa.

Selain hasil belajar yang rendah, aktivitas siswa dalam mempelajari materi Descriptive Text juga masih kurang. Ini dapat dilihat dari prosentasi keaktifan siswa pada waktu pembelajaran materi reading Descriptive Text sebagai berikut: siswa yang aktive dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran ada 6 siswa, siswa yang agak aktive 10 siswa dan siswa yang pasive sejumlah 16 siswa.

Mencermati permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran agar siswa dapat memahami isi bacaansecara rinci, dan merasa senang dan tanggung jawab dalam belajar. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan Think Pair and Share diharapkan dapat meningkatkanaktivitas dan hasil belajar, khususnya dalam memahami Descriptive Text mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa-siswi kelas VIIF SMP Negeri 1 Talang Tahun Pelajaran 2019/2020.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengajukan rumusan-rumusan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan Think Pair and Share dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam memahami Descriptive Text mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VIIF semester 2 SMPNegeri 1 Talang Tahun Pelajaran 2019/2020 ? (2) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan Think Pair and Share dapat meningkatkanhasil belajar dalam memahami Descriptive Text mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VIIF semester 2 SMP Negeri 1 Talang Tahun Pelajaran 2019/2020 ? (3) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi selama pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair and Share dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam memahami Descriptive Text ?

Dalam rangka upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang dilakukan peneliti, kegiatan ini mempunyan beberapa tujuan antara lain: (1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam mempelajari materi reading Descriptive Text dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share pada siswa kelas VII F Semester Genap di SMP Negeri 1 Talang Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mapel Bahasa Inggris dalam memahamiDescriptive Text dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share. (3) Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi selama menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kleas VII Fsemester II Tahun Pelajaran 2019/2020.

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar

Aktivitas belajar berasal dari dua kata yaitu aktivitas dan belajar. Kita akan mencoba untuk menguraikan satu per satu kata terlebih dahulu. Aktivitas menurut KBBI Kemendikbud (online) mempunyai arti kegiatan, kegiatan atau kerja yang dilaksanakan dalam tiap-tiap bagian perusahaan.

Anton M. Mulyono menjelaskan bahwa aktivitas ialah kegiatan atau keaktivan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.

Berikut ini beberapa pengertian belajar menurut para ahli, antara lain: Dari KBBI Kemendikbud (Online) Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Slameto dikutip dari Karya tulisku menjelasakan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu pengetahuan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Menurut Howard L. Kingkey, belajar adalah proses dimana perilaku disebabkan atau diubah melalui proses atau latihan.

Sadirman (2006:100), menyebutkan aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Hamalik Oemar (2009: 179), menyatakan aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatanpembelajaran.

Dari pembahasan tentang definisi aktivitas sendiri, belajar sendiri dan aktivitas belajar menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan proses kegiatan individu baik fisik atau non-fisik yang dilakukan guan mendapatkan perubahan ke arah yang lebih baik (memperolehpengetahuandanpengalaman).

Pengertian Hasil Belajar

Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor (bukan hanya salah satu aspek potensi saja) yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Winarno Surakhmad (1980:25) hasil belajar bagi kebanyakan orang berarti tes untuk memperoleh indek dalam menentukan keberhasilan. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) pengertian hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Melihat uraian diatas bisa disimpulkan pengertian hasil belajar secara umum adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat.

Hakikat Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS)

 Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Pengertian Think Pair Share menurut Trian-to (2010:81) adalah:” Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa”. Sedangkan menurut Suyatno (2009: 54) mengatakan bahwa: “Think Pair Share” adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain)”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ambil kesimpulanThink Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan tahap thinking (berpikir) pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi).

Pembelajaran Dengan Model Think Pair Share (TPS)

Model koopratif tipe Think Pair Share (TPS) mempunyai langkah-langkah pembelajran tersendiri walaupun tidak terlepas dari konsep umum langkah-langkah kooperatif. Langkah-langkah TPS menurut Kunandar (2009:367) sebagai berikut: (1) Langkah 1: Berpikir (Thinking), yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. (2) Langkah 2: Berpasangan (Pairing), yakni guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang dipikirkan. (3) Langkah 3: Berbagi (Sharing), yakni guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.

Pendapat di atas dipertegas lagi oleh Nurhadi (2004:67) bahwa model pembelajaran dengan TPS yaitu: (1) Berpikir (thinking), yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran kemudian siswa diberikan waktu satu menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. (2) Berpasangan (pairing), yaitu guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. (3) Berbagi (sharing), dimana guru meminta pasangan- pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.

Hakikat Membaca

Membaca merupakan istilah yang mengandung pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang mengira bahwa membaca adalah sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah kalimat atau kata-kata yang dilisankan itu dipahami atau tidak. (Yanto Mujianto, 2000: 46). Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan seperti yang pernah dilakukan di tingkat SD kelas 1 dan 2. Jika berpijak pada pandangan di atas, tentulah banyak timbul anggapan yang keliru bahwa pembelajaran membaca merupakan pelajaran paling mudah dikuasai tanpa banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Darmati Zuchdi (2007: 19) mendifinisikan membaca sebagai penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis. Hal ini berarti membaca bukan hanya menyuarakan simbol-simbol tetapi juga mengambil makna atau berusaha memahami simbol tersebut.

Membaca merupakan sebuah kegiatan yang kita lakukan untuk mendapatkan informasi. Melalui kegiatan ini, kita diharuskan untuk menangkap ide dan bukan hanya asal membaca dengan suara nyaring. Itulah kenapa ada soal-soal yang terkait dengan teks bacaan setelah kita membaca suatu wacana. Soal-soal tersebut dilakukan untuk melakukan uji coba apakah kita sudah memahami bacaan dengan baik atau belum.

Reading comprehension merupakan pilar utama dalam aktivitas membaca dimana seorang pembaca membangun pemahaman terhadap sebuah teks. Ia menggabungkan pemikiran logis yang dimiliki dengan kumpulan huruf, kata, dan kalimat yang ada di teks tersebut.

Reading Comprehension di dalam teks bahasa Inggris bukan hanya mengenai bagaimana anda membaca dengan baik. Tetapi ini mencakup ketepatan pengucapan dan suara yang lantang. Namun, reading comprehension itu sendiri merupakan kegiatan membangun pemahaman makna sebuah teks yang kemudian bisa terjemahkan oleh anda dan melalui bahasa anda sendiri.

Descriptive Text

Dalam Bahasa Inggris terdapat beberapa jenis teks yang sering muncul pada bagian membaca/ reading comprehension contohnya seperti Descriptive Text, narative textrecount text, report text, dan jenis text yang lainnya.

Descriptive Text adalah suatu jenis teks yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan orang, binatang, tempat ataupun suatu benda. Umumnya, yang dideskripsikan adalah bentuk, ciri, ataupun sifatnya.

Kerangka Berpikir

Upaya mengatasi permasalahan aktivitas dan hasil belajar yang rendah, diperlukan tindakan guru untuk kreatif dalam mengelola pembelajaran secara tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar membaca Descriptive Text, guru perlu menerapkan pembelajaran dan media yang menarik, salah satunya yaitu menggunakan Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS) yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Descriptive Text.

Pembelajaran dilaksanakan dengan tindakan Silus I dan II. Hasil akhir yang akan dicapai dalam tindakan ini adalah diharapkan penggunaan model pembelajaran Think Pair and Share dengan pasangan heterogen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Inggris materi Descriptive Text. Sesuai yang diharapkan siswa bersemangat, termotivasi untuk menemukan informasi bacaan, baik informasi tersurat, tersirat, informasi rinci, dan rujukan kata. Selain itu pembelajaran berlangsung dengan lebih kondusif pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Talang Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris memahami Descriptive Text siswa VII F Semester II SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penggunaan model pembelajaran Think Pair and Share.

 

 

Setting Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 1 Talang KabupatenTegal. Penelitian dilakukan oleh guru Bahasa Inggris sekaligus sebagai peneliti dan dibantu teman sejawat yaitu seorang guru Bahasa Inggris kelas lain.

Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan selama 1 semester sejak tanggal 2 bulan Januari 2019 sampai tanggal 30 Juni 2019. Dalam pelaksanaan PTK, peneliti dan dibantu teman sejawat yaitu seorang guru Bahasa Inggris, dengan jumlah pertemuan untuk setiap siklus terdiri 3 pertemuan dan direncakan penelitian berlangsung dalam 2 siklus.

Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 1Talang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2019/2020 berjumlah 32 siswa terdiri siswa putra sebanyak 14 orang dan siswa putri sebanyak 18 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan pengamatan, tes dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang perkembangan aktivitas belajar siswa dalam membaca dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan. Untuk menilai aktivitas belajar siswa, menggunakan indikator-indikator aktivitas belajar yang berjumlah 10 item.

Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai hasil belajar yang dilakukan akhir kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian. Instrumen tes menggunakan soal, yang pertama soal pilihan ganda berjumlah 10 soal.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi: poto kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti aktivitas belajar siswa, dan penilaian tes hasil belajar.

Teknik Analisis Data

Data Aktivitas Belajar

Analisis yang pertama berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa. Untuk memperoleh data aktivitas belajar menggunakan lembar pengamatan aktivitas, dalam lembar aktivitas terdapat 10 indikator sebagaimana diuraikan di atas. Pengamatan aktivitas belajar yang dibantu oleh teman sejawat dilakukan dengan memberi skor, yaitu 0,1, atau 2 untuk setiap item indikator aktivitas. Kriteria pemberian skor 0= Tidak melakukan, 2 = bisa Kadang melakukan, 3 = Selalu melakukan. Setelah diperoleh skor selanjutnya dijumlah dan dipersentasikan hasilnya kemudian dikonversikan ke dalam kriteria aktivitas belajar.

Data Hasil Belajar

Dalam penelitian tindakan kelasini terdapat dua jenis datayang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis. Analisis diambilkan dari hasil belajar yang diukur dengan instrumen tes, hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar perorangan maupun klasikal.

 

 

Sumber Data

Alat pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini berupa:Lembar dokumentasi, lembar pengamatan, soal dan butir tes

Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan penelitian terhadap aktivitas dan hasil belajar, dan hasil belajar ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut: (1) Indikator aktivitas belajar tercapai jika sebanyak 70% atau 23 siswa dari 32 siswa yang aktif dalam pembelajaran. (2) Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian ketuntasan belajar perorangan dengan KKM 70. Indikator keberhasilan hasil belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai 25 siswa dari 32 atau85%.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan empat tahapan sebagaimana seperti penelitian yang disampaikan oleh Hopkins (1993) dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008:104). Keempat tahapan penelitian tersebut dapat disingkat dengan PAOR, meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Aktivitas Belajar

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa hasil observasi aktivitas siswa dalam KBM pada materi Descriptive Text kelas VII F semester 2 tahun 2020 masih rendah. Siswa kurang semangat dalam melakukan aktivitas dalam pembelajaran.

Hasil Belajar

Menurut data hasil observasi, hasil belajar yang telah dicapai siswa sebelum diremidisebagai berikut, nilai tertinggi 85 dan nilai ternendah 40 dan nilai rata-rata 6. 50. Secara klasikal nilai di atas berdasarkan ketuntasan belajar, siswa yang telah tuntasdengan KKM (70) sejumlah 15 siswa (46,88%), siswa yang masih di bawah KKM atau belum tuntas sejumlah 17 siswa (53,12%). Padahal yang diharapkan peneliti sesuai dengan kriteria ketuntasan yaitu siswa yang tuntas belajar secara klasikalbisa mencapai lebih dari 27 orang (85%) dari 32 siswa.

Deskripsi Siklus I

Upaya penilitian tindakan mengenai pembelajaran membaca Descriptive Text pada siklus I dilakukan dalam 3 pertemuan yaitu tanggal 11, 12 dan 18 Februari 2020. Pada siklus ini materi yang diajarkan adalah simple present tense sebagai grammer pada Descriptive Text. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I ini meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada hari ke-1 dan 2 pemberian materi dan diskusi, pada hari ke-3 tes.

 

 

Aktivitas Belajar

Hasil pengamatan terhadap aktivitas kegiatan belajar mengajar kelas VII F materi Smple Present Tense pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) diperoleh hasil pengamatan / observasi data aktivitas siswa sebagai berikut, siswa yang memiliki kriteria aktif ada 13 siswa atau (40,63%), siswa yang memiliki kriteria cukup aktif sejumlah 17 siswa atau (53,13%), siswa yang memiliki kriteria kurang aktif sebanyak 2 siswa atau (6,25%)dan siswa yang memiliki kriteria tidak aktif, tidaka ada sama sekali(0%). Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, aktivitas belajar siswa diharapkan mencapai 27 siswa atau (80%) dari 32 siswa.

Hasil Belajar

Nilai tes hasil belajar yang telah diperoleh pada siklus I,diperoleh bahwa, hasil belajar siswa pada siklus Inilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata 76. Pada siklus I siswa yang telah tuntas belajar sejumlah 25 siswa (78,13%), sedangkan yang belum tuntas ada 7 siswa (21,87%). Walaupun ada peningkatan ketuntasan belajar antara kondisi awal sejumlah 14 siswa (44%) dengan siklus Iyang tuntas belajar 25 siswa (78,13%), namun berdasarkan indikator ketuntasa klasikal belum bisa dinyatakan tuntas karena target tuntas klasikal yaitu 80%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pada pelaksanaan penelitian tindakansiklus II, materi yang disampaikan, yaitu reading Descriptive Text, model pembelajaranmasih menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share. Disini terdapat 3 tatap muka. Kegiatan meliputi kegiatan belajar mengajar sebanyak 2 kali pertemuan/tatap muka dan dilanjutkan dengan satu kali tatap muka untuk tes hasil belajar.

Aktivitas Belajar

Hasil pengamatan terhadap aktivitas kegiatan belajar mengajar kelas VIII E materi Descriptive Text pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) diperoleh hasil pengamatan / observasi sebagai berikut: siswa yang memiliki kriteria aktif ada 28 siswa (87,50%), siswa yang cukup aktif ada 3 siswa (9,38%), siswa yang kurang aktif ada 1 siswa (3,13%) sedangkan siswa yang tidak aktif, tidak ada (0%).

Hasil Belajar

Nilai tes hasil belajar yang telah diperoleh pada siklus II, sebagai berikut: hasil belajar siswa pada siklus II, menunjukan bahwa nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata 77 sedangkan pada ketuntasan hasil belajar, siswa yang telah tuntas belajar sejumlah 28 siswa (87,50%), sedangkan yang belum tuntas ada 4 siswa (12,50%). Upaya yang penulis laksanakan yaitu pembelajaran materi reading Descriptive Text menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share dengan pasangan siswa yang heterogen yaitu satu siswa aktif/cukup aktif berpasangan dengan siswa kurangaktif / tidak aktif hasilnya cukup memuaskan. Melihat perolehan hasil aktivitas dan hasil belajar sudah mencapai indikator, berarti pelaksanaan tindakan sudah berhasil maka tindakan pada siklus berikutnya dihentikan.

 

Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan

Berdasakan hasil penelitian dan analisa data yang telah diperoleh pada siklus I dan II dapat disampaikan bahwa: (1) Data hasil pengamatan, terlahat aktivitas siswa dalam belajar pada siklus I sejumlah 13 siswa atau 40,62%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 87,50% sehingga ada peningkatan sebesar 15 siswa atau 46,88%. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggri materi Descriptive Text pada siswa kelas VII F semester genap SMP Negeri 1 Talang tahun pelajaran 2019/2020. (2) Data penilaian hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata 76. Sedangkanketuntasan hasil belajar sejumlah 25 siswa atau 78,13 selanjutnya pada siklus II diperoleh nilai hasil belajar, nilai tertinggi 90, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata 77, sedangkan ketuntasan nilai hasil belajar mencapai 28 siswa atau 87,50%. Sebagai perbandingan terdapat peningkatan ketuntasan hasil belajar antara siklus I dan II yaitu sebanyak 3 siswa atau 9,38%. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggri materi Descriptive Text pada siswa kelas VII F semester genap SMP Negeri 1 Talang tahun pelajaran 2019/2020.

PENUTUP

Simpulan

Hasil belajar yang diperoleh setelah pembelajaran pada kondisi awal dengan nilai rata-rata 65, siswa yang tuntas belajar ada 14 orang atau 44%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Think Pair and Share, aktivitas belajar terdapat 13 siswa atau 40,63% yang aktif belajar. Sedangkan hasil belajar meningkat, nilai rata-rata 76 dan siswa yang tuntas belajar meningkat pula sejumlah 25 siswa atau 78,13%.

Saran

Merujuk pada simpulan di atas, peneliti memberikan sara-saran sebagai berikut:

  1. Pembelajaran yang konvensional, menjadikan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, maka guru sebaiknya menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi.
  2. Guru harus merencanakan pembelajaran yang baik sehingga siswa aktif belajar dan hasil belajar juga bisa meningkat.
  3. Pembelajarn menggunakan Think Pair and Share dengan teknik yang berbeda, bisa memperoleh hasil yang berbeda diharapkan yang lebih baik lagi.
  4. Kesulitan siswa yang sering dialami adalah rendahnya kosakata atau vocabulary, maka siswa harus memiliki sebuah kamus Indonesia Inggris atau Inggris Indonesia baik kamus buku maupun kamus elektronik melalui HP/smartphone.

DAFTAR PUSTAKA

  1. M, Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Darmati Zuchdi. 2007. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca, Peningkatan Komprehensif. Yogyakarta: UNY Press.

Hamalik. Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Jihad &Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2009. Jakarta: Media Pustaka Phoenix

Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Konstekstual (Context Acing And Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:Universitas Negeri Malang.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabya: Masmedia Buana Pustaka

Winarno, Surakhmad. 1980. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Jemmars

Yanto Mujiyanto, dkk. 2000. Puspa Ragam Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press