Meningkatkan Aktivitas Siswa Dan Prestasi Belajar IPS
MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PRESTASI BELAJAR IPS
DENGAN MENERAPKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI SITIREJO
KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sunarsih
Guru Kelas VI SD Negeri Sitirejo
ABSTRAK
Peningkatan hasil belajar siswa sangat tergantung pada model pembelajaran dan media pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS peneliti menggunakan model Numbered Head Together (NHT). Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan model NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI Semester I SD Negeri Sitirejo?” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dan pretasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model Numbered Head Together berbantuan media audio visual. Metodologi penelitian yang digunakan meliputi, setting tempat dan waktu, yaitu pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 tepatnya pada bulan September. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014 dan siklus II pada tanggal 17 September 2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki da 15 siswa perempuan yang merupakan sumber data primer. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari temuan dan catatan selama pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan melalui dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Untuk teknik pengumpulan data digunakan teknnik tes berupa tes tertulis melalui alat pengumpulan data berupa materi soal tes serta nontes berupa observasi aktivitas siswa. Selanjutnya untuk menjaga validitas hasil penelitian maka data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode pengumpulan dan pengolahan data dengan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil antara siklus I dan siklus II. Hasil penelitian berdasarkan hasil test formatif dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 menunjukkan bahwa setelah diterapkan model Numbered Head Together aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS dapat meningkat. Aktivitas belajar siswa dengan kategori A dan B pada kondisi awal baru 24% (7 siswa), siklus I naik menjadi 39% (12 siswa) dan naik lagi pada siklus II menjadi 77% (24 siswa). Pada kondisi awal rata-rata kelas hanya 59, pada siklus I meningkat menjadi 68, semakin meningkat pada siklus II menjadi 78. Begitu pula dengan siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal hanya 35% atau 11 siswa, pada siklus I siswa yang tuntas ada 21 siswa atau 68%, dan pada siklus II siswa yang tuntas meningkat menjadi 84% atau 26 siswa. Maka diperoleh kesimpulan bahwa ternyata aktivitas siswa dan prestasi belajar IPS siswa meningkat dengan menggunakan model NHT berbantuan media audio visual.
Kata kunci: aktivitas siswa, prestasi belajar, numbered head together
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPS menemui banyak permasalahan, menurut Preston dan Herman (dalam Masitoh, 2010: 41) menyatakan bahwa sejak dulu IPS kurang populer di kalangan peserta didik. Banyak faktor yang turut mempengaruhi hal tersebut meskipun jika dilihat dari bahan yang terkandung dalam pengajaran IPS seharusnya IPS dapat menantang dan menarik karena membahas tentang manusia dan tempat-tempat di dunia. Sumaatmadja (2004: 1.33) menyebutkan juga bahwa kehidupan nyata sehari-hari menjadi materi pembelajaran yang makin mempererat peserta didik dengan kehidupan yang sesungguhnya. Namun, yang terjadi kebalikannya. Setelah mereka secara formal belajar IPS, mereka merasa semakin terasing dari kehidupan yang sesungguhnya. Mereka hafal materi IPS yang diperoleh di sekolah, namun tidak mengetahui hal tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada peneliti saat mengajar di kelas VI SDN Sitirejo. Peneliti mengalami beberapa kendala yang menyebabkan kualitas pembelajaran IPS relatif rendah. Kendala tersebut bersumber dari guru dan siswa. Kendala yang bersumber dari guru ditunjukkan bahwa selama proses pembelajaran IPS berlangsung guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, guru lebih banyak ceramah dan mencatatkan materi di papan tulis selain itu guru belum menggunakan media yang dapat menarik antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Kendala yang berasal dari siswa ditunjukkan dengan tingkat keaktifan siswa yang rendah selama mengikuti proses pembelajaran. Selama proses pembelajar-an pun, sesekali siswa mulai merasa jenuh dan kurang antusias dengan materi yang disampaikan guru. Siswa mengalihkan perhatian pada hal lain seperti bermain-main, berbicara dengan temannya. Siswa juga pasif dalam hal menyampaikan ide, pendapat, bertanya maupun menjawab pertanyaan.
Kendala yang terjadi selama pembelajaran tersebut berakibat terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS yang relatif rendah. Pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VI masih belum maksimal karena siswa kurang aktif selama proses pembelajaran sehingga 64% (20 dari 31 siswa) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut maka untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti memilih alternatif tindakan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar IPS. Peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan media Audio visual.
Model kooperatif Numbered Head Together ini berbantuan media audio visual yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Dengan audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru (Hamdani, 2010: 249). Dengan penggunaan media audio visual ini akan lebih menarik perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan batasan masalah yang ditetapkan secara lebih terperinci penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah setelah diterapkan model Num-bered Head Together dengan media Audio visual prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS dapat meningkat?
2. Apakah setelah diterapkan model Numbered Head Together dengan media Audio visual aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS dapat meningkat?
Penelitian Tindakan Kelas ini bertu-juan untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VI pada pembelajaran IPS. Secara khusus peneliti-an tindakan kelas ini bertujuan 1) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora semester I tahun pelajaran 2014/2015 pada pembelajaran IPS, 2) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora semester I tahun pelajaran 2014/2015 pada pembelajaran IPS.
KAJIAN PUSTAKA
Mulyono Tj memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan inter-dsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial.IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan sebagainya.Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik. IPS adalah bidang studi kemasyarakatan secara terpadu (integrasi). IPS diartikan sebagai bidang studi kemasyarakatan secara terpadu.Untuk SD, IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi (Hidayati dkk, 2008: 1.7-1.10).
Secara keseluruhan tujuan pendi-dikan IPS di SD adalah 1) membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat, 2) membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di kehidupan masyarakat, 3) membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian, 4) membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut, 5) membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahu-an dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi (Sardjiyo, 2008: 1.28).
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupa-kan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993:77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Trianto, 2011:62).
Secara garis besar pembelajaran dengan Numbered Head Together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok (Suprijono, 2012:92).
Kondisi awal siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran IPS siswa kurang semangat mengikuti pelajaran, kurang tekun mengerjakan tugas dan cepat putus asa bila menemui kesulitan. Demikian pula guru mengajar monoton, banyak menggunakan metode ceramah , kurang bervariasi, jarang menggunakan media pembelajaran, siswa diberi soal untuk dikerjakan, dan guru berkeliling mengawasi pekerjaan siswa. Dari kondisi ini prestasi siswa masih rendah.
Pembelajaran dengan model Numbered Head Together dan media audio visual meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran serta mendorong siswa untuk melakukan dan mengamati sehingga bisa menemukan secara nyata pada masa-lah kehidupan atau situasi sebenarnya, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu penelitian yaitu pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 tepatnya bulan September. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI SDN Siterejo, Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora.
Subyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Siterejo, Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 1) Sumber data siswa digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar, 2) Sumber data guru adalah guru kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora, 3) Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan lapangan atau pengamatan dan hasil tes.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Tes berupa tes tertulis yang diberikan di setiap akhir siklus dalam bentuk pilihan ganda dan isian. Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya 1) Observasi, 2) Catatan lapangan, 3) Dokumen berupa foto dan video.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diwujudkan dengan angka yang merupakan hasil tes evaluasi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPS dengan model Numbered Head Together (NHT) berbantuan media audio visual. Data kualitatif merupakan hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran IPS dengan Numbered Head Together (NHT) berbantuan media audio visual.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua siklus secara berkelanjutan. Pelaksanaan penelitian tindakan sesuai dengan pendapat Hopkins (dalam Sanjaya, 2013:53) dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, mengada-kan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Aktivitas belajar siswa pada kondisi awal bisa dikatakan masih kurang. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, antara lain guru belum menggunakan model dan media pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga aktivitas siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru. Kondisi pembelajaran yang tidak menarik tersebut membuat siswa kurang memiliki antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa kurang fokus dalam memperhatikan materi pembelajaran, sis-wa tidak dapat melakuukan diskusi dan presentasi hasil diskusi dengan baik, selain itu juga aktivitas dalam mengerjakan LKS dan evaluasi masih kurang.
Pada kondisi awal nilai terendah adalah 30 dan nilai tertingi 85. Rata-rata kelas baru mencapai 59,84. Siswa yang sudah mencapai KKM ada 11 anak atau 35%, dan yang belum tuntas masih 65% atau 20 anak.
Deskripsi Hasil Siklus I
Mengacu pada rancangan kegiat-an, secara garis besar kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Guru memotivasi siswa
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kenampakan alam dan sosial negara tetangga
4. Guru menyiapkan media pembelajaran audio visual
5. Guru menayangkan media audiovisual yang berisi kenampakan alam dan kea-daan sosial negara tetangga meng-gunakan LCD
6. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing siswa beranggotakan 5-6 siswa.
7. Guru membagikan nomor kepala kepada siswa
8. Guru membagikan lembar kerja kelom-pok kepada siswa untuk membuat kartu yang berisi informasi mengenai keadaan sosial dan kenampakan alam dari negara tetangga
9. Masing-masing siswa dalam kelompok berdiskusi membuat kartu informasi negara sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja kelompok
10. Guru berkeliling untuk mengontrol kegiatan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa
11. Guru memanggil salah satu nomor siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
12. Siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dan memperlihatkan kartu informasi negara yang telah dibuat oleh kelompoknya.
13. Guru memberikan tanggapan dan meluruskan hal-hal yang belum benar
14. Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa
15. Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
16. Siswa mengerjakan soal evaluasi
17. Guru menutup pelajaran
Pada siklus I nilai terendah adalah 40 dan nilai tertingi 90. Rata-rata kelas baru mencapai 68. Siswa yang sudah mencapai KKM ada 21 anak atau 68%, dan yang belum tuntas masih 32% atau 10 anak.
Berdasarkan analisis dan peng-amatan pada siklus I, ditemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Guru kurang memotivasi siswa sehing-ga banyak siswa tidak memperhatikan pembelajaran dan gaduh sendiri
2. Guru kurang memberikan penjelasan dari media audio visual yang ditam-pilkan
3. Siswa belum berani mengajukan pertanyaan
4. Guru belum memanggil nomor dari semua kelompok, hanya 2 kelompok saja yang nomornya dipanggil untuk presentasi kedepan kelas.
5. Siswa belum siap semua untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas
6. Rata-rata kelas baru mencapai 68 dan siswa yang tuntas baru 68%, sedangkan target rata-rata kelas 75 dan siswa yang tuntas belajar 75%.
7. Siswa yang memiliki aktivitas belajar baik dalam pembelajaran kategori aktif (A dan B) baru mencapai 39%, sedangkan targetnya adalh 70%.
Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik walaupun pencapaian hasil belajar belum memenuhi indikator keberhasilan. Adapun perbaikan untuk siklus II adalah sebagai berikut:
1. Guru lebih meningkatkan cara memo-tivasi siswa
2. Guru lebih memberikan dari media audio visual yang ditampilkan
3. Guru lebih memberi kesempatan dan mendorong siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
4. Guru lebih memberikan bimbingan pada siswa dalam mengerjakan LKS
5. Guru harus memanggil nomor kepala dari semua kelompok, tidak hanya beberapa kelompok saja agar semua siswa menjadi siap untuk presentasi.
6. Guru memberikan penghargaan/pe-nguatan pada siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Deskripsi Hasil Siklus II
Mengacu pada rancangan kegiat-an, secara garis besar kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Guru memotivasi siswa
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kenampakan alam dan sosial negara tetangga
4. Guru menyiapkan media pembelajaran audio visual
5. Guru menayangkan media audiovisual yang berisi kenampakan alam dan keadaan sosial negara tetangga menggunakan LCD
6. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing siswa beranggotakan 5-6 siswa.
7. Guru membagikan nomor kepala kepa-da siswa
8. Guru membagikan lembar kerja kelom-pok kepada siswa untuk membuat kartu yang berisi informasi mengenai keadaan sosial dan kenampakan alam dari negara tetangga
9. Masing-masing siswa dalam kelompok berdiskusi membuat kartu informasi negara sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja kelompok
10. Guru berkeliling untuk mengontrol kegiatan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa
11. Guru memanggil salah satu nomor siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
12. Siswa yang nomornya dipanggil mem-presentasikan hasil diskusi dan memperlihatkan kartu informasi negara yang telah dibuat oleh kelompoknya.
13. Guru memberikan tanggapan dan meluruskan hal-hal yang belum benar
14. Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa
15. Guru membimbing siswa untuk bersa-ma-sama menyimpulkan materi pembelajaran
16. Siswa mengerjakan soal evaluasi
17. Guru menutup pelajaran
Pada siklus II nilai terendah adalah 60 dan nilai tertingi 100. Rata-rata kelas mencapai 78. Siswa yang sudah mencapai KKM ada 26 anak atau 84%, dan yang belum tuntas 16% atau 5 anak. Hasil refleksi disajikan dalam bentuk perbanding-an hasil prestasi belajar dan aktivitas siswa siswa pada siklus I dan siklus II.
Pembahasan
Mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada kondisi awal rata-rata kelas hanya 59, pada siklus I meningkat menjadi 68, semakin meningkat pada siklus II menjadi 78. Begitu pula dengan siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal hanya 35% atau 11 siswa, pada siklus I siswa yang tuntas ada 21 siswa atau 68%, dan pada siklus II siswa yang tuntas meningkat menjadi 84% atau 26 siswa. Begitu juga dengan aktivitas belajar siswa, siswa yang memiliki aktivitas belajar dengan kategori A dan B mengalami kenaikan. Pada kondisi awal baru 24% (7 siswa), pada siklus I naik menjadi 39% (12 siswa), dan naik lagi pada siklus II menjadi 77% (24 siswa).
Model pembelajaran Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran yang membuat siswa berdis-kusi dan siap untuk mempresentasikan hasil diskusi. Oleh karena itu Model pembelajaran Numbered Head Together merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab siswa akan bersungguh dalam berdiskusi mencari jawaban dari tugas yang diberikan guru. Model kooperatif Numbered Head Together ini berbantuan media audio visual yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar akan memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam IPS. Dengan model Numbered Head Together berbantuan media audio visual ini siswa menjadi aktif, senang, termotivasi untuk belajar dengan ditandai oleh aktivitas belajar siswa yang tinggi, sehingga prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Prestasi Belajar IPS dengan Menerapkan Model Numbered Head Together Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015, dapat disimpulkan bahwa:
1. Setelah diterapkan model Numbered Head Together berbantuan media audio visual, aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS dapat meningkat. Aktivitas belajar siswa dengan kategori A dan B pada kondisi awal baru 24% (7 siswa), siklus I naik menjadi 39% (12 siswa) dan naik lagi pada siklus II menjadi 77% (24 siswa).
2. Setelah diterapkan model numbered head together berbatuan media audio visual, prestasi belajar siswa kelas VI SD Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS dapat meningkat. Pada kondisi awal rata-rata kelas hanya 59, pada siklus I meningkat menjadi 68, semakin meningkat pada siklus II menjadi 78. Begitu pula dengan siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal hanya 35% atau 11 siswa, pada siklus I siswa yang tuntas ada 21 siswa atau 68%, dan pada siklus II siswa yang tuntas meningkat menjadi 84% atau 26 siswa.
Sehubungan dengan hasil peneliti-an ini, peneliti mengemukakan beberapa saran dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan khu-susnya pada pelajaran IPS sebagai berikut:
1. Diharapkan guru mengajar materi IPS, dengan menerapkan model pembela-jaran Numbered Head Together berbantuan media audio visual karena dapat meningkatkan minat, motivasi, dan hasil belajar siswa.
2. Diharapkan guru membiasakan mem-presentasikan hasil kerja siswa di depan kelas kemudian mengomentari kekurangan dan kelebihan hasil kerja tersebut.
3. Karena hasil yang dicapai melalui penelitian tindakan kelas ini nyata dan positif, maka diharapkan pada kelas-kelas lain bahkan di sekolah lain dapat menerapkan strategi belajar/tindakan tersebut dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas.2006. Permendiknas 2006 tentang SI dan SKL. Jakarta: Sinar Grafika
Depdiknas.2008. Standar IsiUntuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia
Kagan, Spencer. 2009. Kagan Cooperative Learning. Kagan Publishing
Masitoh, dkk. 2010. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Salatiga: Widya Sari Pres.
Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas
Sardjiyo, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Solihatin, Etin, dkk. 2008. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka