Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Kelas VI SDN 4 Ngawen
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS VI SDN 4 NGAWEN DALAM MENGAPRESIASI SASTRA
TENTANG CERITA RAKYAT MELALUI MEDIA TEKS BERGERAK DENGAN SLIDE POWER POINT
Surip
Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VI SDN 4 Ngawen
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas VI SDN 4 Ngawen tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point dan Menganalisis kemampuan peserta didik Kelas VI SDN 4 Ngawen dalam mengapresiasi Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat dalam penelitian ini di SDN 4 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, yaitu bulan Agustus sampai bulan September. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI di SDN 4 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Subjek penelitian terdiri dari 20 anak. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan mengapresiasi sastra. Data tersebut diukur dengan lembar pengamatan dan alat evaluasi hasil belajar berupa ulangan harian. Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, cerita rakyat yang ditampilkan dalam slide power point dan hasil belajar. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan, dokumentasi dan alat evaluasi hasil belajar. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian kualitatif berupa deskripsi kegiatan penelitian sesuai dengan tindakan. Sedangkan data penelitian kuantitatif berupa perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II. Hasil penelitian adalah 1) pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point berfungsi sebagai bahan ajar, bersifat aktif, berlangsung menarik dan 2) Kemampuan peserta didik dalam mengapresiasi Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point, sehingga hasil belajar meningkat.
Kata kunci: Cerita Rakyat, Slide Power Point
PENDAHULUAN
Pada pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas VI SDN 4 Ngawen tentang cerita rakyat tersebut, peserta didik membaca keras secara bergantian sesuai dengan urutan yang ditentukan oleh guru. Namun demikian, minat dan perhatian peserta didik masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan pembelajaran yang tidak lancar karena peserta didik tidak menyimak urutan kalimat-kalimat yang sebelumnya sudah dibaca. Peserta didik pun kesulitan dalam mengartikan kosakata sulit, termasuk kesulitan berpendapat sesuai dengan pesan kandungan pesan/nilai dan kesulitan menjawab pertanyaan dengan benar. Sesuai hasil tugas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan cerita rakyat yang terdapat dalam buku teks, hasilnya masih jelek karena masih banyak yang salah.
Pembelajaran seperti di atas menunjukan permasalahan, mulai dari minat dan perhatian peserta didik masih rendah, kesulitan dalam mengartikan kosakata sulit, kesulitan berpendapat sesuai dengan kandungan pesan/nilai dan kesulitan menjawab pertanyaan dengan benar maupun hasil tugas yang hasilnya masih jelek. Atas dasar tersebut, guru menindaklanjuti dengan ulangan harian untuk mengukur hasil belajar. Dalam ulangan harian tersebut, peserta didik harus menjawab sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan dua cerita rakyat. Dari hasil koreksi diketahui hasil belajar masih jelek dengan nilai rata-rata sebesar 65,75 dan ketuntasan sebesar 60%.
Sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, maka guru melakukan tindakan dengan menggunakan media teks bergerak dengan slide power point. Guru menyusun teks dalam slide power point dan menugaskan peserta didik membaca dan menyimak. Dalam pembelajaran hanya terdapat teks dalam slide power point, sehingga peserta didik harus memperhatikan. Dengan demikian, pembelajaran terfokus pada slide power point dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengapresiasi cerita rakyat.
Sesuai dengan permasalahan, pe-nulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas VI SDN 4 Ngawen tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point?
2. Bagaimana kemampuan peserta didik Kelas VI SDN 4 Ngawen dalam mengapresiasi Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point?
Tujuan dalam penelitian adalah 1) Mendeskripsikan pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas VI SDN 4 Ngawen tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point, 2) Menganalisis kemampuan peserta didik Kelas VI SDN 4 Ngawen dalam mengapresiasi Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat dari mata pelajaran Bahasa Jawa adalah pembelajaran tentang moral dan etika sebagai makhluk sosial yang baik dan benar, sesuai dengan peraturan adat yang berlaku dalam masyarakat, serta mengajarkan budi pekerti yang luhur. Mata pelajaran Bahasa Jawa ditujukan untuk menyeimbangkan antara pembentukan pola pikir berdasarkan ilmu pengetahuan dengan pemahaman terhadap pengendali-an diri melalui batasan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Menurut Danandjaja (2007: 2), cerita rakyat merupakan bagian kebudaya-an yang diwariskan turun-temurun dan bentuknya lisan. Menurut Danandjaja (2007: 2), cerita rakyat mempunyai ciri-ciri 1) Cerita rakyat disebarkan secara lisan, melalui tutur kata dari mulut ke mulut dan juga hanya disebarkan di masyarakat kolektif tertentu dan bersifat tradisional, 2) Penyebaraannya dilakukan dari waktu ke waktu dan jarang mengalami perubahan, 3) Bersifat anonim, yaitu nama pengarang pertama tidak diketahui, 4) Milik bersama dari masyarakat kolektif.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2009: 3). Sedangkan menurut Azhar (2011: 3) media adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menang-kap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Power Point merupakan software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft yang berbasis multimedia. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintah, pendidikan maupun perorang-an dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik (Indriana, 2011: 47).
Power Point terdiri dari beberapa slide yang mengandung teks, grafis, film dan objek-objek lain yang disusun secara bebas. Slide yang ditampilkan menampil-kan ringkasan materi sesuai dengan materi yang hendak diajarkan, sehingga dapat menambah pengalaman belajar dari tayangan slide (Indriana, 2011: 48).
Dalam pembelajaran, peserta didik membaca dan menyimak teks dalam slide power point. Guru menentukan peserta didik yang membaca sesuai dengan urutan tertentu. Dengan demikian, pembelajaran berpusat pada slide power point tersebut, sehingga peserta didik mengetahui alur dalam cerita rakyat tersebut. Lebih lanjut, peserta didik pun mengetahui kosakata yang tidak dipahami artinya, sehingga mau bertanya maupun berpendapat dan menjawab.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi tentang cerita rakyat. Tindakan dalam penelitian ini mengguna-kan media teks bergerak dengan slide power point.
Tempat dalam penelitian ini di SDN 4 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora yang beralamat di Jalan Raya Ngawen-Blora, tepatnya di Kelas VI. Waktu dalam penelitian ini pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan yang dilakukan berlangsung dalam pembe-lajaran. Waktu penelitian selama dua bulan, yaitu bulan Agustus sampai bulan September.
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI di SDN 4 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Subjek penelitian terdiri dari 20 anak.
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan mengapresiasi sastra. Data tersebut diukur dengan lembar pengamat-an dan alat evaluasi hasil belajar berupa ulangan harian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, cerita rakyat yang ditampilkan dalam slide power point dan hasil belajar. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan, dokumentasi dan alat evaluasi hasil belajar.
Prosedur dalam penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Setiap siklus minimal terdiri dari beberapa pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran dan materi yang disampaikan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian kualitatif berupa deskripsi kegiatan penelitian sesuai dengan tindakan. Sedangkan data penelitian kuantitatif berupa perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran Bahasa Jawa pada Kondisi Awal hanya membaca teks cerita rakyat yang terdapat pada buku teks secara bergantian. Bagi peserta didik, metode belajar dengan membaca keras pada buku teks tidak menaruk, sehingga minat dan perhatian peserta didik menjadi rendah. Hal tersebut sesuai dengan proses belajar yang tidak lancar dimana peserta didik tidak mengetahui urutan kalimat yang sudah dibaca. Lebih lanjut, peserta didik juga tidak mau bertanya tentang kosakata sulit yang terdapat dalam teks cerita rakyat.
Akibat dari proses belajar seperti di atas, tujuan belajar tidak tercapai. Hal tersebut sesuai dengan hasil tugas yang hasilnya masih jelek. Begitu juga dengan hasil ulangan harian yang juga jelek. Sesuai dengan hasil koreksi diketahui hasil belajar masih jelek dengan nilai rata-rata sebesar 65,75 dan ketuntasan sebesar 60%.
Deskripsi Siklus I
Hasil refleksi pada Siklus I sebagai berikut:
Tabel 2. Refleksi pada Siklus I.
No |
Aspek Refleksi |
Kondisi Awal |
Siklus I |
1 |
Peran guru |
Dominan dalam mengatur pembagian tugas membaca |
Fasilitator menyusun cerita rakyat dan mediator diskusi kelas |
2 |
Peran peserta didik |
Pasif tergantung pembagian tugas, minat dan perhatian masih rendah |
Terlibat sesuai dengan giliran membaca, aktif menyimak, berpendapat dan menjawab |
3 |
Aktifitas belajar |
Tidak lancar dan tidak menarik |
Lebih aktif dan lebih menarik |
4 |
Hasil belajar |
Masih jelek dengan nilai rata-rata sebesar 65,75 dan ketuntasan sebesar 60% |
Lebih baik dengan nilai rata-rata sebesar 73,5 dan ketuntasan sebesar 70% |
Sesuai dengan analisis pada Siklus I di atas, maka penulis memperoleh refleksi sebagai berikut:
a) Keberhasilan
1) Pembelajaran dengan mengguna-kan slide power point lebih menarik dan tidak membosankan.
2) Peserta didik fokus dan perhatian dengan teks cerita rakyat yang ditayangkan dengan slide power point.
3) Peserta didik semakin lancar dalam membaca teks cerita rakyat yang ditayangkan dengan slide power point.
4) Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dengan menyimak, bertanya, berpendapat, bertanya dan menjawab.
5) Peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik.
b) Permasalahan yang masih terjadi dalam pembelajaran
1) Tayangan slide power point masih sederhana dan belum kreatif.
2) Hanya menayangkan cerita rakyat yang sama.
c) Perbaikan tindakan
1) Memperbaiki tayangan slide power point dengan gambar ilustrasi.
2) Menayangkan cerita rakyat yang berbeda pada setiap pertemuan.
Deskripsi Siklus II
Hasil refleksi pada Siklus II sebagai berikut:
Tabel 4. Refleksi pada Siklus II.
No |
Aspek Refleksi |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Peran guru |
Fasilitator menyusun cerita rakyat dan mediator diskusi kelas |
Fasilitator menyusun cerita rakyat dan mediator diskusi kelas |
2 |
Peran peserta didik |
Terlibat sesuai dengan giliran membaca, aktif menyimak, berpendapat dan menjawab |
Terlibat sesuai dengan tugas membaca keras dan aktifitas belajar lainnya |
3 |
Aktifitas belajar |
Lebih aktif dan lebih menarik |
Semakin aktif, menarik dan komunikatif |
4 |
Hasil belajar |
Lebih baik dengan nilai rata-rata sebesar 73,5 dan ketuntasan sebesar 70% |
Semakin baik dengan nilai rata-rata sebesar 79.75 dan ketuntasan sebesar 85% |
Sesuai dengan analisis pada Siklus II di atas, maka penulis memperoleh refleksi sebagai berikut:
a) Keberhasilan
1) Pembelajaran dengan mengguna-kan slide power point semakin menarik dan komunikatif.
2) Peserta didik semakin fokus dan perhatian dengan teks cerita rakyat yang ditayangkan dengan slide power point.
3) Peserta didik semakin lancar dan terampil dalam membaca teks cerita rakyat yang ditayangkan dengan slide power point.
4) Peserta didik semakin aktif dalam pembelajaran dengan menyimak, bertanya, berpendapat, bertanya dan menjawab.
5) Peserta didik mencapai hasil belajar yang semakin baik.
b) Permasalahan yang masih terjadi dalam pembelajaran
1) Tayangan teks dalam slide power point terlalu panjang.
2) Aktifitas belajar masih didominasi hanya beberapa peserta didik dan beberapa peserta didik lainnya masih malu dan tidak percaya diri.
Pembahasan
Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II menggunakan slide power point yang berfungsi sebagai media pembela-jaran. Dengan tindakan ini, peserta didik fokus pada tayangan teks cerita rakyat, sehingga lebih perhatian. Dengan tindakan ini, tayangan teks cerita rakyat pun menggunakan efek animasi, sehingga lebih menarik. Dengan demikian, pembelajaran tersebut berbeda dengan Kondisi Awal yang hanya membaca keras secara bergantian sesuai dengan urutan pada buku teks.
Sesuai dengan tindakan tersebut, slide power point mempunyai kelebihan yang tidak terdapat pada buku teks, diantaranya penyajiannya yang menarik. Menurut Indriana (2011: 48), kelebihan slide power point adalah penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik teks, gambar atau foto. Hal tersebut sudah dipenuhi pada pembelajaran Siklus I dengan efek animasi pada teks cerita rakyat. Bahkan pada Siklus II, slide power point juga menampilkan gambar ilustrasi yang sangat nyata.
Lebih lanjut, guru menugaskan peserta didik membaca keras sesuai dengan urutan tertentu dan memperbarui penugasan tersebut, sehingga hanya beberapa peserta didik yang membaca teks cerita rakyat. Dengan tindakan ini, peserta didik fokus dan perhatian dengan tayangan slide power point.
Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II menggunakan slide power point yang berfungsi sebagai bahan ajar. Dengan tindakan ini, peserta didik fokus pada bahan ajar tersebut. Prinsip ini hampir sama dengan ulangan harian dengan cerita rakyat yang berbeda dengan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik terbiasa dengan cerita rakyat yang berbeda, termasuk dalam ulangan harian.
Sesuai dengan tindakan tersebut, slide power point sebagai bahan ajar yang berbeda dengan buku teks karena dilengkapi dengan gambar ilustrasi yang nyata, sehingga merangsang rasa ingin peserta didik. Hal ini berdampak langsung dengan aktifitas belajar, mulai dari membaca keras dengan benar dan jelas sesuai dengan urutan, menyimak, bertanya, berpendapat dan menjawab.
Menurut Indriana (2011: 48), kelebihan slide power point adalah bahan ajar yang merangsang anak untuk menge-tahui informasi lebih jauh. Hal tersebut sudah dipenuhi pada pembelajaran Siklus II dengan menampilkan gambar ilustrasi yang sangat nyata dan tanya-jawab antara guru dengan peserta didik pada tahap awal hingga diskusi kelas pada tahap akhir. Dengan demikian, kemampuan peserta didik mengapresiasi cerita rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point semakin meningkat yang berbanding lurus dengan hasil belajar dalam ulangan harian.
PENUTUP
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menarik simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point berfungsi sebagai bahan ajar.
2. Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point menjadi terfokus dengan metode membaca keras sesuai dengan urutan tertentu.
3. Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point meliputi membaca keras dengan jelas dan benar, menyimak, bertanya, berpendapat dan menjawab.
4. Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point menjadi menarik dan tidak membosankan dengan efek animasi dan gambar ilustrasi yang nyata.
5. Kemampuan peserta didik dalam mengapresiasi Cerita Rakyat melalui media teks bergerak dengan slide power point meningkat, sehingga hasil belajar meningkat.
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mengajukan saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi guru supaya menyusun cerita rakyat yang bervariasi dari berbagai daerah, belum terkenal dan mengandung pesan moral yang sesuai bagi peserta didik, sehingga menjadi bahan ajar yang menarik dan mendidik.
2. Bagi peserta didik supaya aktif dan percaya diri dalam berpendapat sesuai dengan alur cerita pada cerita rakyat sesuai dengan pemahamannya.
3. Bagi sekolah supaya menggunakan slide power point dalam pembelajaran lainnya dengan memperhatikan materi yang disampaikan, tujuan belajar yang dicapai dan kemampuan menyusun slide power point yang menarik dengan efek animasi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danandjaja, James. 2007. Folklore Indonesia, Ilmu Gossip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti.
Hidayat, Rahmat. 2012. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi dengan Media Teks Bergerak bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu dan Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press.
Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.