MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAAN METODE PETA KONSEP

PADA SISWA KELAS III SDN XXV WAILITI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Marianus Yufrinalis

Yuliana Arista

Program Studi PGSD Universitas Nusa Nipa Maumere

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode peta konsep materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III SDN XXV Wailiti Tahun Pelajaran 2017/2018; (2) Untuk mengetahui penerapan metode peta konsep materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III SDN XXV Wailiti Tahun Pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (a) Penerapan metode peta konsep dapat meningkatkan keterampilan guru dalam tiap-tiap siklusnya. Guru terampil mengelolah proses belajar IPS yang ditandai dengan hasil rata-rata guru memenuhi kriteria baik yaitu pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata keterampilan guru yang diperoleh 75%,pertemuan II mencapai rata-rata 88,33%, dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II Pertemuan I mencapai rata-rata 90% ,pertemuan II mencapai rata-rata 96,66% dengan kategori sangat baik; (b) Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan menerapkan metode Peta Konsep, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa dengan bekerja, merespon jawaban teman, dan berdiskusi melakukan dalam kelompok mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya yaitu pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 75%, pertemuan II mencapai rata-rata 83,33% dengan kategori Sangat Baik. Pada siklus II pertemuan I mencapai rata-rata 87,5%, pertemuan II mencapai rata-rata 95,83% dengan kategori sangat baik; (c) Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya ketuntasan rata-rata siklus I 66,6% dan siklus II 81,6%. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan metode Peta Konsep dapat meningkatkan keterampilan guru, meningkatkan aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan kelas III SDN XXV Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka.

Kata Kunci: Metode Peta Konsep, Hasil Belajar IPS, Siswa.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan mampu menciptakan generasi yang cerdas, berwawasan, terampil, berkualitas, dan dapat memberi perubahan bangsa yang lebih baik. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan IPS merupakan suatu mata pelajaran yang perlu diajarkan di sekolah dasar, dengan harapan agar siswa mampu menjadi warga negara yang baik dan memiliki kepedulian sosial. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. Pembelajaran Pendidikan IPS dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan pengalaman menjadi warga negara yang baik serta mampu berperan dalam pembangunan negara. Pembelajaran IPS merupakan usaha agar siswa mampu belajar sebagai bekal untuk mengembangkan sikap, nilai dan keterampilan dalam bermasyarakat. Guru memiliki peran utama dalam menentukan kualitas dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

Seorang pendidik dituntut untuk dapat mengelola kelas, menggunakan metode mengajar, strategi mengajar, sikap dan karakteristik pendidik dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pengajaran yang baik, dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Guru dalam setiap pembelajaran diharapkan dapat menjadi seorang fasilitator bagi siswa. Guru sebagai seorang fasilitator harus dapat membimbing siswa agar tidak mengalami kesulitan dan kebosanan dalam kegiatan pembelajaran serta mengoptimalkan kemampuan dasar siswa agar berkembang dengan baik.

Dalam proses pembelajaran guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, diharapkan terdapat hubungan timbal balik dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Para ilmuwan diharapkan agar mengembangkan berbagai pengetahuan, misalnya metode, media, strategi dalam mengajar dan ilmu-ilmu lain yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut.

Pembelajaran IPS yang dilaksanakan di SDN XXV Wailiti selalu menggunakan metode pembelajaran secara konvensional seperti ceramah yang tidak variatif dan membosankan. Selain itu faktor dari guru tersebut kurang kreatif dan berinovasi dalam menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang dapat memberikan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga akan menarik siswa untuk dapat menangkap materi yang disampaikan. Berdasarkan data hasil ujian semester genap di kelas III SDN XXV Wailiti Tahun Pelajaran 2016/2017, menunjukkan data hasil belajar IPS masih tergolong rendah, yang ditandai dengan banyaknya siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 6,71. Dari hasil pembelajaran IPS pada semester genap terdapat 13 siswa (40,62%) dari 32 siswa yang mencapai KKM, sedangkan 19 siswa (59,37%) belum mencapai KKM dengan nilai rata-rata yang diperoleh 59,00.

Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan metode yang dapat diterima dan mudah dipahami siswa kelas III SDN XXV Wailiti. Metode yang digunakan oleh peneliti ialah metode peta konsep yang menarik bagi siswa dengan memberikan beberapa warna pada bagan peta konsep, kreatif dalam mendesain bagan peta konsep dan inovatif dalam mengembangkan pemikiran serta imajinasi pada siswa itu sendiri, guna meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

RUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode peta konsep materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III SDN XXV Wailiti Tahun Pelajaran 2017/2018? (2) Bagaimana penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III SDN XXV Wailiti Tahun Pelajaran 2017/2018?

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah usaha untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Menurut Yamin (2013:7) Belajar adalah proses perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan. Menurut Hernawan (2013:2.14) Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman. Menurut Sumiati (2009:47) Belajar merupakan suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan struktur kognitif lama. Menurut Fathurrohman (2010:6) Belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Menurut Anitah (2007:1.3), belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir atau merasakan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah proses yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman.

Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi belajar mengajar. Menurut Asep (2013: 4.24) Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. Asep (2013: 9.3) Juga mengemukakan pendapat bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa , maupun antara siswa dengan siswa.

Menurut Winataputra (2012:7.7) Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru, siswa dengan materi yang dipelajari, sehingga hasil pembelajaran tidak tergantung pada apa yang disampaikan oleh guru tetapi bagaimana siswa mengolah informasi yang diterima. Pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan sumber belajar, media belajar dan metode pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara guru dan siswa yang dilakukan dengan menggunakan sumber belajar, media belajar dan metode pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode Pembelajaran Peta Konsep

Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin 2013:152).

Peta konsep adalah suatu ilustrasi grafis yang konkrit yang dapat menunjukkan bagaimana suatu konsep berhubungan atau terkait dengan konsep-konsep lain yang termasuk kategori yang sama. Peta konsep merupakan cara yang dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi dalam bentuk proporsi melalui proses belajar alamiah dan berfikir. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami.

Pembuatan suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: (1) Peta konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajarinya lebih bermakna; (2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antar konsep-konsep; (3) Cara menyatakan hubungan antar konsep-konsep. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih umum dari pada konsep-konsep yang lain; (3) Hirarki, bila dua atau lebih konsep yang digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah hirarki pada peta konsep itu.

Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep: (1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep; (2) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama; (3) Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut; (4) Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Langkah-Langkah dalam memperkenalkan metode peta konsep pada siswa adalah: (1) Siswa bersama guru memahami suatu ide, hal ini merupakan cara yang baik untuk menolong siswa belajar yang bermakna, yaitu Membimbing mereka untuk melihat peranan konsep dan hubungan antara konsep yang terdapat di dalam pikiran dan lingkungan eksternal mereka; (2) Siswa dibimbing oleh guru untuk mencari konsep-konsep yang spesifik, baik dari segi materi tertulis maupun dari segi materi yang akan disampaikan secara lisan, kemudian mencari hubungan diantara konsep-konsep itu. Konsep-konsep yang dirangkaikan oleh kata-kata penghubung merupakan unit-unit bahasa yang mengungkapkan makna yang penting; (3) Siswa ditekankan dan dimbimbing guru bahwa peta konsep mengungkapkan suatu cara menggambarkan konsep-konsep, dan hubungan diantara konsep tersebut. Manusia pada umumnya mempunyai ingatan yang kurang baik atau terbatas terhadap hal-hal yang spesifik, disinilah peranan dari peta konsep dalam mempermudahkan pembelajaran dan mengingat kembali materi yang telah disampaikan secara baik. Peta konsep mempunyai potensi meningkatkan kemampuan manusia untuk mengenal pola-pola yang memberikan kemudahan pada saat pembelajaran.

Strategi penerapan peta konsep dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa, memiliki strategi memperkenalkan peta konsep mencakup dua aktivitas mempersiapkan peta konsep yang meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) Buatlah daftar kata-kata yang cukup dikenal oleh siswa pada papan tulis untuk objek-objek dan kejadian/peristiwa misalnya kata Jenis-Jenis Pekerjaan; (2) Tanyakanlah kepada siswa, bagaimanakah mereka menggambarkan hubungan apabila mereka mendengarkan kata Jenis-Jenis Pekerjaan; (3) Buatlah daftar kata-kata penghubung seperti adalah, dengan, berupa, sehingga, dapat. Tanyakan kepada siswa, apa saja yang mereka pikirkan tentang kata-kata tersebut. Kata-kata tersebut bukan kata-kata konsep melainkan kata penghubung bila mana dirangkaikan dengan kata konsep akan membentuk kalimat yang bermakna; (4) Buatlah beberapa kalimat pendek yang menggambarkan rangkaian kata-kata konsep dan kata penghubung sehingga dapat bermakna; (5) Siswa ditugaskan untuk membuat kalimat-kalimat pendek dari konsep-konsep dan kata penghubung yang diberikan; (6) Pilihlah materi dari buku yang sesuai dengan penggunaan metode peta konsep, kemudian materi tersebut dibaca oleh siswa, selanjutnya siswa ditugaskan untuk mencari konsep kunci, kemudian siswa akan ditugaskan untuk mencatat konsep yang mereka temukan serta menghubungkan dengan kata penghubung yang sesuai sehingga terbentuklah suatu kalimat yang bermakna.

KERANGKA BERPIKIR

Pada kenyataannya pelajaran IPS sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Indikasi tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode pembelajaran konvensional,dimana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar akan meningkat apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi melalui penerapan berbagai metode pembelajaran.

Berkenaan dengan hal tersebut perlu dicari model pembelajaran alternatif yang dapat menciptakan pembelajaran yang mampu menempatkan siswa sebagai subjek didik (pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan), yang dapat meningkatkan hasil belajar sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Metode peta konsep merupakan salah satu pilihan untuk mengatasi masalah tersebut. Metode pembelajaran ini merupakan sebuah pemahaman konsep yang ditunjukan untuk perbaikan proses pembelajaran, dimana partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran sangat ditekankan sehingga tidak berjalan satu arah, dan terdapat timbal balik antara guru dengan siswa. Selain itu, dengan karakteristik siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret.

Pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta yang dilihatnya, artinya anak mampu berfikir logis, akan tetapi masih terbatas pada objek-objek konkrit, dan mampu melakukan konservasi. Maka metode peta konsep ini harus menyajikan konsep atau gagasan pokok dengan hubungan yang sesuai dan mengungkapkan pola pandang tunggal yang mempunyai hubungan timbal balik. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa untuk memahami konsep materi yang telah diajarkan dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui penelitian ini akan dibuat mekanisme pembelajaran dengan menggunakan satu metode pembelajaran yang diterapkan pada satu kelas eksperimen dengan menggunakan metode peta konsep. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar IPS antara sebelum menggunakan metode peta konsep dengan sesudah menggunakan metode peta konsep.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Dimana peneliti bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru kelas. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas khususnya pada kelas III SDN XXV Wailiti. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif, yaitu bahwa orang yang akan melakukan tindakan juga harus terlibat dalam proses penelitian ini. Tindakan dalam penelitian ini berupa penerapan metode peta konsep dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III. Dalam kegiatan ini semua yang tergabung dalam penelitian ini terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan

Sebelum perencanaan dilakukan, perlu dilakukan observasi pada kelas III SDN XXV Wailiti. Dalam survey ditemukan beberapa kondisi yang mempengaruhi hasil belajar siswa masih rendah. Kenyataannya yang terjadi pada siswa yang selalu pasif dalam pembelajaran berlangsung, guru yang selalu menggunakan metode konvensional sehingga mengakibatkan siswa mengalami kejenuhan saat menerima pelajaran tersebut, sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai pada pembelajaran IPS di semester genap yaitu lebih dari sebagian besar siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Dari kendala yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah, maka peneliti mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa; (2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa saat pembelajaran; (3) Merumuskan indikator yang akan dicapai; (4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep; (5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan; (6) Membuat lembar observasi siswa dan guru untuk melihat kondisi pembelajaran saat tindakan berlangsung; (7) Membuat lembar kerja evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan.

Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan. Tindakan siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan sesuai perencanaan yang tersusun dalam RPP.

Observasi

Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran di kelas dengan tujuan mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa bertujuan untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut.

Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan kegiatan peninjauan kembali terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi ini dilakukan oleh observer terhadap praktikan dengan melihat segala aktivitas pembelajaran yang telah diamatinya. Dengan refleksi, segala kegiatan yang telah baik hendaknya dipertahankan dan kegiatan yang masih mengalami kekurangan dapat diperbaiki oleh praktikan supaya dalam pembelajaran berikutnya semua kekurangan-kekurangannya tersebut tidak terulang kembali.

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan / menguatkan hasil. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya.

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN XXV Wailiti Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai dengan bulan Juni 2018. Adapun jadwal penelitian yang telah disusun peneliti seperti di bawah ini.

Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek peneliti ini adalah siswa kelas III SDN XXV Wailiti. Jumlah siswa kelas III sebanyak 25 orang yang terdiri 16 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Data dapat diartikan sebagai keterangan yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah (Herhyanto,dkk. 2012:1.3). Data sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Tanpa data maka penelitian tidak akan berarti karena tidak dapat memberikan hasil yang bermanfaat. Berikut ini akan dijelaskan tentang sumber, jenis, dan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini.

Sumber Data

Sumber data sangat diperlukan guna mengetahui subjek dan alasan melakukan penelitian. Sumber data akan membantu kita mengetahui darimana data tersebut diperoleh. Sumber data harus dipaparkan secara jelas supaya tidak terjadi pemalsuan atau manipulasi. Sumber data dalam penelitian ini ialah: (1) Siswa kelas III SDN XXV Wailiti, yang akan diambil datanya berupa hasil belajar siswa dan hasil observasi aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran; (2) Guru kelas III SDN XXV Wailiti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan hasil observasi kegiatan mengajar guru; (3) Dokumentasi nilai, berupa daftar nilai ulangan harian siswa pada materi Jenis-Jenis Pekerjaan.

Jenis Data

Pada Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti kali ini membagi jenis data berdasarkan sifatnya yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, sedangkan data kualitatif data yang berbentuk kategori atau atribut dalam hal ini ialah aktivitas siswa dan paktivitas guru (Nar Herhyanto,dkk. 2012:1.3). Berikut ini akan dijelaskan mengenai data kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif adalah hasil penelitian yang mendasarkan pada perhitungan matematis sehingga dapat memberikan gambaran atas fenomena hasil penelitian. Data kuantitatif dalam Penelitian ini berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan teknik tes. Dalam Penelitian Tindakan kelas kali ini tes yang digunakan yaitu tes formatif siswa yang dilakukan pada siklus I dan II.

Data kualitatif merupakan data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang objek penelitian. Data kualitatif dihimpun melalui kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Hasil dari observasi terhadap proses pembelajaran kemudian dituliskan dalam lembar pengamatan. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru.

Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data adalah cara-cara yang digunakan dalam mengambil hasil penelitian. Ada berbagai macam teknik pengambilan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik pengambilan data dengan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Berikut akan dijelaskan masing-masing teknik yang digunakan oleh peneliti.

Teknik pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi:

Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara sengaja, teliti, serta memerlukan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan dalam rangka mengamati proses belajar mengajar, termasuk sistem dan metode pembelajaran yang digunakan dan kelengkapan sarana prasarana pengaturan kelas dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

Dalam penelitian ini pedoman observasi yang digunakan adalah lembar observasi/pengamatan. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tes

Tes dalam penilaian mempunyai banyak pengertian, tes dapat diartikan sebagai teknik atau instrumen pengukuran yang menggunakan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, atau tugas yang harus dilakukan untuk mengetahui potensi, kemampuan, dan keterampilan peserta didik sehingga menghasilkan data atau skor yang dapat diinterpretasikan.

Metode yang menggunakan tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik yang bersumber dari pernyataan-pernyataan atau latihan soal pilihan ganda yang berupa postest. Data ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu data prestasi belajar siswa dengan menggunakan kreteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS apabila siswa telah mencapai nilai sama dengan atau lebih besar 6,71 sesuai dengan KTSP.

Dokumentasi untuk memperoleh data awal

Dokumentasi diambil dari hasil ulangan harian siswa kelas III SDN XXV Wailiti sebelum diterapkan metode peta konsep pada materi Jenis-jenis pekerjaan. Dokumentasi nilai inilah yang akan dijadikan patokan guru, untuk mengetahui meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa setelah menerapkan metode peta konsep.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan metode Peta Konsep materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III SDN XXV Wailiti pada bulan Mei 2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua silkus yang masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 9 perempuan. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu. Setiap siklus membahas indikator yang berbeda.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa hasil tes dan non tes. Data hasil tes merupakan data hasil evaluasi akhir pada siklus. Sedangkan data hasil non tes berupa lembar observasi siswa dan observasi guru. Rangkaian kegiatan tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian melalui metode Peta Konsep pada mata pelajaran IPS materi Jenis-jenis pekerjaan diperoleh dari data tes hasil belajar dan hasil pengamatan selama proses pembelajaran disetiap siklusnya. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningktan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan perkembangan hasil yang diperoleh dari setiap siklus.

Hasil Penelitian Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran menunjukan bahwa terjadinya peningkatan kemampuan pada aktivitas guru di kelas pada setiap siklusnya. Observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 75%, pada pertemuan II mencapai rata-rata 88,33% kategori baik. Siklus II pertemuan I mencapai rata-rata 90%, pertemuan II mencapai rata-rata 96,66%, kategori sangat baik.

Hasil observasi mengajar guru pada siklus I pertemuan I menjelaskan bahwa dalam kegiatan mengajar guru sudah baik, guru terlihat sangat baik dalam menjelaskan materi pembelajaran, mengarahkan perhatian siswa, memeriksa hasil latihan, mengamati kesulitan siswa dan membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran sudah baik. Tetapi perlu diperhatikan guru dalam mengontrol siswa, kebanyakan siswa masih ribut dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Hasil observasi mengajar guru pada siklus II pertemuan II menjelaskan bahwa dalam kegiatan mengajar guru sudah sangat baik, guru terlihat sangat baik dalam menjelaskan materi pembelajaran, mengarahkan perhatian siswa, memeriksa hasil latihan, mengamati kesulitan siswa dan membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran sudah baik.

Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu dari siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 75, pada pertemuan II mencapai rata-rata 83,33% dengan kategori baik. Sedangkan siklus II pertemuan I mencapai rata-rata 87,5%, pada pertemuan II mencapai rata-rata 95,83% dengan kategori sangat baik.

Pada siklus I pertemuan I, siswa yang mengikuti pembelajaran IPS materi Pekerjaan yang ada dilingkungan sekitar rumah ada 24 siswa dan siswa diniai berdasarkan kategori dari keenam aspek yang diamati tersebut, pada siklus I ini siswa belum berani mengeluarkan pendapatnya, kurang memberikan tanggapan atau menyangga hasil diskusi atau materi yang diajarkan.

Pada pertemuan II masih ada beberapa siswa belum berani mengeluarkan pendapatnya ketika dituinjukkan oleh guru. Hal yang sama pula pada aspek kemauan siswa dalam memberikan tanggapan atau pernyataan pada hasil yang dipresentasekan dan menyimpulkan hasil atau materi yang dipelajari. Pada pertemuan ini sudah ada peningkatan pada ketiga aspek yang dinilai, sebagian siswa sudahy memahami materi yang diajarkan dengan baik.

Hasil Belajar Siswa

Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada siklus I dengan menggunakan metode Peta Konsep. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 6,71 sebanyak 18 siswa dengan presentasi 53,9% dan siswa yang mencapai nilai dibawah KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase 12,7%. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 66,6 dengan kategori baik. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 87,5 dan nilai terendahnya 37,5. Dibandingkan kondisi awal hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan, namun peneliti belum merasa puas karena belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu peneliti melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan memecahkan masalahnya. Siklus II dengan menggunakan metode Peta Konsep siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 6,71 sebanyak 24 siswa dengan presentase 81,6% dengan kategori sangat baik. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya 70. Hasil yang sangat baik jika dibandingkan dengan siklus I.

Hasil Penelitian Penerapan Metode Peta Konsep

Hasil observasi penerapan metode peta konsep pada siklus I mencapai rata-rata 53,9% dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata 81,6% dengan kategori sangat baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, peningkatan hasil belajar IPS dengan menerapkan metode peta konsep pada materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III SDN XXV Wailiti menjadi lebih baik.

Melalui penerapan metode Peta Konsep maka pembelajaran dapat terarah sesuai dengan perencanaan. Selain itu pelaksanaan proses pembelajaran mempunyai peranan penting untuk tercapainya keberhasilan pembelajaran. Dengan terlaksananya penelitian tindakan kelas, maka hasil belajar siswa meningkat secara signifikan, sehingga mencapai hasil tuntas sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

PENUTUP

Kesimpulan

Permasalahan yang terjadi pada observasi awal adalah hasil belajar siswa masih rendah karena guru menerapkan metode pembelajaran yang konvensional sehingga siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Peta Konsep pada pembelajaran IPS Materi jenis-jenis pekerjaan di kelas III SDN XXV Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a.     Penerapan metode peta konsep dapat meningkatkan keterampilan guru dalam tiap-tiap siklusnya. Guru terampil mengelolah proses belajar IPS yang ditandai dengan hasil rata-rata guru memenuhi kriteria baik yaitu pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata keterampilan guru yang diperoleh 75%,pertemuan II mencapai rata-rata 88,33%, dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II Pertemuan I mencapai rata-rata 90% ,pertemuan II mencapai rata-rata 96,66% dengan kategori sangat baik.

b.     Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan menerapkan metode Peta Konsep, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa dengan bekerja, merespon jawaban teman, dan berdiskusi melakukan dalam kelompok mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya yaitu pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 75%, pertemuan II mencapai rata-rata 83,33% dengan kategori Sangat Baik. Pada siklus II pertemuan I mencapai rata-rata 87,5%, pertemuan II mencapai rata-rata 95,83% dengan kategori sangat baik.

c.     Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya ketuntasan rata-rata siklus I 66,6% dan siklus II 81,6%. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan metode Peta Konsep dapat meningkatkan keterampilan guru, meningkatkan aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan kelas III SDN XXV Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka.

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan:

Bagi Guru

Penguasaan metode pembelajaran yang inovatif memungkinkan perkembangannya potensi siswa, guru harus mampu memberi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswanya. Hal ini akan merangsang diri siswa sehingga akan mempercepat pemahaman dalam belajar.

Bagi Siswa

Suatu keberhasilan dalam bentuk prestasi belajar tidak bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu siswa harus terlibat secara penuh, baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar. Hal ini akan mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.

Bagi Sekolah

Dalam upaya mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode Peta Konsep perlu diterapkan terutama dalam pembelajaran IPS karena metode Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman Pupu,dkk (2010) Strategi Belajar Mengajar. Bandung:PT Revika Aditama

Herhyanto Nar, dkk (2012) Stastistika Pendidikan. Tangerang Selatan:Universitas Terbuka

Hernawan Asep Herry,dkk (2013) Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Sardjiyo, dkk (2007) Pendidikan IPS di SD. Jakarta:Universitas Terbuka

Sumiati,dkk (2009) Metode Pembelajaran. Bandung:CV Wacana Prima

W Sri Anitah,dkk (2007) Strategi Pembelajaran di SD.Jakarta:Universitaa Terbuka

Winaputra Udin S,dkk (2012) Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Yamin Martinis (2013) Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta Selatan: Referensi