Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS
PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN BAGI SISWA KELAS VII F SEMESTER II MTS N 1 GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Muguh
MTsN. 1 Grobogan
ABSTRAK
Latar belakang masalah penelitian ini adalah banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal serta kurang aktif dalam mengeluarkan pendapat atau gagasannya pada pelajaran matematika khususnya pokok bahasan himpunan, oleh karena itu perlu suatu metode pemberian tugas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan himpunan pada siswa kelas 7F Semester II MTs Negeri 1 Grobogan tahun 2017/2018. Metode penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam dua siklus, setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, observasi, dan dokumen. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan himpunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus I dengan nilai rata-rata 75,25 dan ketuntasan belajar 80% meningkat menjadi ketuntasan belajar 90% dengan nilai rata-rata 77,4 pada siklus II, sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Kata Kunci: hasil belajar matematika, metode pemberrian tugas, kelas VIIF MTs N Grobogan
Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan mengandung serangkaian kegiatan yang secara sistematis diarahkan pada suatu tujuan. Proses pendidikan berlangsung di tiga tempat yaitu lingkungan, masyarakat dan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena saling berpengaruh dan merupakan satuan yang integral kerja sama diantara ketiganya akan mempercepat tercapainya tujuan pendidikan. Pada umumnya masyarakat menilai mutu pendidikan dari hasil belajar siswa. Sebagai upaya pencapaian hasil belajar yang baik para pakar di bidang pendidikan mengidentifikasikan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar tersebut. Dengan diketahuinya hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar maka dimungkinkan siswa dan guru dapat menentukan langkah terbaik dalam pencapian hasil belajar.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Salah satu kareteristik matematika adalah mempunyai obyek kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika. Meskipun matematika mempunyai jam yang relatif paling banyak kenyataan menunjukkan matematika di sekolah masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan bahkan sebagian menganggapnya sebagai momok. Hal ini mengakibatkan siswa malas belajar matematika. Padahal hasil belajar pada hakekatnya adalah merupakan pencerminan dari usaha dan intensitas belajar.
Menurut Susilo (1998: 42) guru matematika yang baik adalah guru yang dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran didalam kelas secara bijaksana. Tujuan pembelajaran siswa tentulah agar mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang kesemuanya menunjang perkembangan siswa. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar dapat ditempuh dengan melalui berbagai cara antara lain dengan pemberian tugas di sekolah maupun dirumah. Agar siswa terlatih dan terbiasa mengerjakan tugas sehingga nantinya siswa tidak akan ragu-ragu dalam memecahkan masalah dan mencari jawaban yang tepat. Dengan adanya pemberian tugas siswa tidak akan merasa bosan belajar matematika.
MTS Negeri 1 Grobogan merupakan sekolah yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran matematika yang mampu mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, logis, mandiri dan mampu bersaing di dunia kerja. KTSP dapat diartikan sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Beberapa kendala yang dihadapi di MTS N 1 Grobogan adalah sumber belajar yang digunakan masih terbatas sehingga siswa masih kesulitan dalam pemahaman konsep, pendekatan dan metode yang digunakan kurang bervariasi. Hal ini dapat ditunjukan masih ada beberapa guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa disertai tanya jawab. Hasil belajar siswa masih belum mencapai target yang diinginkan. Keaktifan siswa masih rendah.
Sistem penyampaian materi matematika di MTS N 1 Grobogan masih cenderung bertumpu pada aktifitas guru sehingga siswa kurang aktif. Bertumpunya proses belajar mengajar pada guru menimbulkan kurangnya penguasaan konsep pada diri siswa, untuk itu perlu dikembangkan metode mengajar yang melibatkan siswa untuk aktif. Salah satu bentuk metode mengajar yang sesuai dengan sistem pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa adalah metode pemberian tugas.
Landasan Teori
Hasil Belajar Matematika
Hasil merupakan prestasi yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan. Hal ini sesuai dengan makna hasil yang diungkapkan oleh Poerwodarminto (1998:700) bahwa: “Hasil merupakan prestasi yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa hasil akan terjadi setelah adanya kegiatan tertentu.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1998:43) bahwa:â€Hasil merupakan usaha yang dilakukan dengan maksimal dan menghasilkan perubahan dan dinyatakan dalam bentuk yang menunjukan kepada anak atas kemampuannya dalam mencapai prestasi kerja dalam waktu tertentuâ€. Sedangkan menurut Widodo Supriyono, (1999: 16) hasil belajar ialah:â€Prestasi belajar yang telah dicapai dan dapat diwujudkan baik dalam angka-angka maupun kata-kata, dalam dunia pendidikan suatu cara untuk memberikan evaluasi hasil belajar pada anak didik ialah dengan memberikan nilai angka atau kategoriâ€.
Sedangkan pengertian belajar menurut Morgan dalam Ngalim Purwanto (1990:84) menyatakan bahwa,â€Belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari suatu latihan atau pengalaman “.Pendapat serupa dikemukakan oleh Mouly dalam Nana Sudjana (1989:84) bahwa,â€Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkata adanya pengalamanâ€. Sedangkan Witherington dalam Ngalim Purwanto (1990:84) menyatakan bahwa,â€Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian “.
Jika pengertian hasil dan belajar seperti yang tersebut di atas dirangkum maka akan kita dapatkan pengertian dari hasil belajar. Hasil belajar adalah prestasi yang telah dicapai seseorang (siswa) dalam penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, kepandaian dan sikap berkat pengalaman dari latihan dan dinyatakan dengan adanya tingkah laku yang sifatnya permanen.
Hasil Belajar Matematika
Dengan belajar matematika seseorang mengalami perubahan – perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Hasil belajar di sekolah hanya akan diperoleh setelah melalui proses belajar mengajar pada bidang studi matematika khususnya maupaun proses belajar mengajar pada bidang studi lainnya pada umumnya. Dan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar adalah dengan mengadkan pengukuran terhadap hasil belajar siswa yaitu yang berupa nilai. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil usaha siswa setelah mengikuti pelajaran matematika.
Metode Pemberian Tugas
Menurut Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:53),â€Metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan “. Metode adalah bagian dari strategi mengajar yang merupakan langkah-langkah yang dimbil guru dalam menunjang strategi yang hendak dikembangkan. Seorang guru tidak akan bisa melaksanakan tugasnya jika dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan oleh para ahli psikologi dan pendidikan.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:652) ,â€Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja yang konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang dilaksanakan.Jadi metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Untuk pengertian metode pemberian tugas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:653) adalah ,â€Metode pemberian tugas adalah cara belajar atau mengajar yang menekankan pada pemberian tugas oleh pengajar kepada murid yang harus melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
METODE PENELITIAN
Subyek dan objek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII F MTS Negeri 1 Grobogan Kabupaten Grobogan sedangkan objeknya adalah pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan metode pemberian tugas.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah MTS Negeri 1 Grobogan Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan selama 1 (Satu) bulan yaitu bulan Pebruari tahun 2018 sesuai jadwal pada kelas tersebut.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
Observasi atau pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan pedoman observasi yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta perilaku dan aktifitas yang ditunjukkan selama proses belajar dan mengajar tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi yang digunakan berupa tugas siswa, daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa.
Metode wawancara
Data yang dikumpulkan adalah data sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pemberian tugas.
Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan dan intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan butir-butir soal karena teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik tes secara tertulis, sedangkan untuk mengungkap kualitas dalam proses pembelajaran menggunakan teknik pengamatan dan wawancara sehingga instrumennya berupa lembar observasi dan lembar wawancara.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Siklus 1
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pemberian tugas mencapai 76%. Sehingga keaktifan siswa termasuk kategori keaktifan yang baik.
Berdasarkan hasil analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tes, bahwa siswa yang tuntas belajar ada 32 siswa dan yang tidak tuntas ada 8 siswa dengan skor rata-rata 75,25 Persentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 80% dan yang tidak tuntas 20%. Jadi ketuntasan belajar secara klasikal belum sesuai dengan keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 85%. Oleh karena itu kegiatan pada siklus 1 perlu diadakan perbaikan agar hasil belajar siswa pada pokok bahasan himpunan dapat meningkat dan dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan tersebut lebih baik. Hasil pengamatan dan refleksi pada siklus 1 dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan tindakan pelaksanaan pada siklus II.
Siklus II
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pemberian tugas mencapai 79,75%. Sehingga keaktifan siswa termasuk kategori keaktifan yang baik.
Berdasarkan hasil analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tes, bahwa siswa yang tuntas belajar ada 36 siswa dan yang tidak tuntas ada 4 siswa dengan skor rata-rata 77,4.Persentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 90% dan yang tidak tuntas 10%. Jadi ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai yaitu telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 85%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pokok himpunan siswa kelas 7F MTS Negeri 1 Grobogan Tahun 2017 / 2018, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I yaitu 76% menjadi 79,75% pada siklus II. Hal ini terjadi karena siswa aktif dalam mengembangkan pengetahuannya secara mandiri dalam menyelesaikan masalah, aktif dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, aktif mengerjakan soal dan mampu menyampaikan ide-idenya untuk soal yang berbeda.
Meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal ditandai dari 40 siswa terdapat siswa yang tidak tuntas 8 siswa menjadi 4 siswa sedangkan siswa yang tuntas yaitu 32 siswa menjadi 36 siswa. Terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang ditunjukkan dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 80% menjadi 90% dan rata-rata nilai 75,25 menjadi 77,4
Hasil evaluasi tersebut, bila ditinjau dari keberhasilan penelitian pada siswa MTS Negeri 1 Grobogan kelas 7 F telah berhasil dengan mengacu pada indikator keberhasilan yang ditetetapkan bahwa ketuntasan belajar individu 68% dan ketuntasan klasikal 85%.
Berdasarkan analisis data pengamatan guru, didapat temuan bahwa kemampuan mengajar guru pada siklus II mencapai 85%, ini berarti kemampuan guru jauh lebih baik dan dapat diterima oleh siswa dibandingkan dengan kemampuan mengajar guru pada siklus I yang hanya mencapai 77,5%. Semula guru kurang memberikan bimbingan serta perhatian pada siswa yang mengalami kesulitan dan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa terlihat kurang dapat aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Guru juga kurang mampu membimbing dan mengatur alokasi waktu dalam berdiskusi sehingga siswa terlihat ramai. Namun pada siklus II cara mengajar guru dapat jauh lebih baik, selain itu guru sudah mampu membimbing jalanya diskusi dengan baik. Guru dapat memotivasi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pengalaman yang sudah mereka dapatkan sebelumnya dengan cara mendemonstrasikan jawabannya di depan kelas, selain itu guru juga lebih perhatian kepada siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti pada siklus II materi dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai, sehingga hipotesis penelitian di setiap siklus secars keseluruhan dengan penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan himpunan kelas 7 F MTS Negeri I Grobogan. Hal tersebut terlihat dari analisis evaluasi siklus I dan siklus II, analisis keaktifan siswa dan analisis kinerja guru.
Dari penelitian tersebut meningkatnya prestasi belajar, dikarenakan karena ada beberapa kelebihan yang dimiliki pada pengajaran metode pemberian tugas sehingga hasil belajar yang diperoleh bisa relatif lebih baik. Pada kelas diskusi siswa dapat berpartisipasi aktif secara individual seperti berani bertanya dan mengajukan pendapat pada saat proses pembelajaran, berpartisipasi aktif dalam berdiskusi dengan kelompok masing-masing, mengerti permasalahan yang sedang dihadapi dan lebih terbuka dengan kekurangan sehingga dalam mengerjakan dapat didiskusikan dengan teman-temanya yang mungkin memiliki pengalaman yang berbeda dan siswa mendapat tambahan pengetahuan.
Dalam pembelajaran tersebut guru ikut aktif dalam memimpin jalannya diskusi, sehingga siswa termotivasi untuk aktif pula dalam pembelajaran tersebut. Guru dapat berfungsi sebagai dinding penangkis karena tidak menjawab semua pertanyaan tetapi dipantulkan lagi pada siswa sehingga siswa termotivasi untuk aktif dalam menemukan jawaban di setiap pertanyaan.
Dengan demikian pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dalam menyelesaikan soal-soal pokok bahasan himpunan siswa kelas 7F semester II MTS Negeri 1 Grobogan tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menyelesaikan soal, sehingga pembelajaran dengan metode tersebut merupakan pembelajaran yang mampu memotivasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat dalam angket, dimana hasilnya menunjukkan bahwa siswa cukup senang belajar menggunakan metode pemberian tugas, yang terlihat dalam analisis hasil angket rata-rata tanggapan positif siswa adalah 77,5% sedangkan tanggapan negatifnya 70,6%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pokok bahasan himpunan pada kelas 7F MTS Negeri 1 Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan oleh:
a. Peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran pada pokok bahasan himpunan menggunakan metode pemberian tugas kelas 7F semester II MTS Negeri 1Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 terlihat pada siklus I dari 40 siswa 32 siswa tuntas belajar dan 8 siswa tidak tuntas belajar dengan persentase ketuntasan 80%, sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 90% yaitu dari 40 siswa 36 siswa tuntas belajar dan 4 siswa tidak tuntas belajar.
b. Peningkatan aktifitas siswa mengalami peningkatan dari 76% dengan kategori baik menjadi 79,75% dengan kategori baik.
c. Peningkatan kinerja guru yang ditunjukkan oleh kualitas mengajar guru dari rata-rata 77,5% menjadi 85%
d. Siswa cukup senang pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pemberian tugas. Hal ini terlihat dari angket tanggapan positif siswa mencapai 77,5%,sedangkan tanggapan negatif siswa mencapai 70,8%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat kami sampaikan yaitu: Penerapan metode pemberian tugas merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dan keaktifan siswa selama pembelajaran.
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi.1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah,Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta
Herman Hudoyo.1988. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaan di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional
Ngalim Purwanto.1990.Psikologi Pendidikan. Bandung:CV Remaja Rosdakarya
Purwodarminto ,W.J.S.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka
Soedarinah dan Maryana.1991. Pengelolaan Kelas Interaksi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press