PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI 2 NGOMBAK KEDUNGJATI GROBOGAN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Wagimin

SDN2 Ngombak Kedungjati Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui Strategi Pendekatan Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Prosedur penelitian menggunakan PTK dengan dua siklus. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil test prasiklus, tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Hasil penelitian tes prasiklus ketuntasan belajar 20%. Siklus I ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan menjadi 35% dan hasil siklus II dari ketuntasan belajar 90%. Dengan demikian masih 2 siswa yang belum tuntas dikarenakan kedua anak tersebut merupakan anak berkebutuhan khusus. Peneliti berusaha untuk menuntaskan siswa tersebut sesuai dengan kemampuannya sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.

Kata kunci: aktivitas dan hasil belajar, STAD

 

PENDAHULUAN

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang penting bagi kehidupan di masa mendatang. Sebagai mata pelajaran yang sarat dengan pengetahuan dan teknologi yang banyak memiliki kontribusi bagi siswa sebagai tunas bangsa dalam membentuk diri menjadi warga negara yang tangguh dan berbudaya tinggi.

Namun pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih mengalami kendala hal ini disebabkan karena cakupan materi Ilmu Pengetahuan Sosial luas. Pembelajarannya juga masih dengan pola lama yang menyebabkan siswa mengalamai kebosanan. Bagaimana mungkin mereka akan berprestasi secara optimal jika secara psikis mereka telah mengalami kebosanan terhadap materi tersebut. Dilihat dari hasil ujian Akhir Nasional (UAN) prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial juga rendah.

Demikian pula yang terjadi di sekolah yang penulis alami, meskipun sudah berusaha sebaik-baiknya ternyata hasilnya belum pantas. Terbukti dalam test formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga masih banyak siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan. Dari 20 siswa yang mendapat nilai di atas 65 baru 4 siswa. Dengan rincian sebagai berikut: nilai tertinggi 80, terendah 40 dan nilai rata-rata 56,5.

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merencanakan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai dengan yang kita harapkan. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga di kelas VI Semester I SDN 2 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Berdasarkan kenyataan ini peneliti mencoba merefleksi dalam pembelajaran yang penulis laksanakan. Dari hasil refleksi penulis ingin memperbaiki pembelajaran dengan strategi Student Team Achievement Divisions (STAD).

LANDASAN TEORI

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial disekolah dasar merupakan suatu permasalahan yang menarik, karena adanya perbedaan karakteristik kususnya antara hakekat dan Ilmu Pengetahuan Sosial, biasanya hanya mengandalkan hafalan saja, sedangkan pengembangan ketrampilan belum dikuasai anak.

Pengembangan ketrampilan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar harus dikembangkan supaya bias terjadi situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dan siswa seperti yang dikemukakan oleh Bolen dalam Udin S. Winata Putra dkk (2005: 9.4) adalah: “Guru dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial harus mempunyai proses pengembangan ketrampilan. Pengembangan ketrampilan yang harus dimliki siswa yaitu ketrampilan berfikir, ketrampilan sosial dan praktis.

Mengingat permasalahan di atas maka diperlukan kemampuan khususnya dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak dan dunia Ilmu Pengetahuan Sosial. Setiap guru Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai tugas yang komplek. Tugas tersebut antara lain adalah memahami dengan baik materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang akan diajarkan, memahami dan memanfaatkan dengan cara peserta didik belajar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk pembelajaran yang dilaksanakanya, memahami cara mengajarkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, serta memahami dan menerapkan cara memanfaatkan alat bantu Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar.

Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Syah dalam Udin S. Winata Putra dkk (2005:9,3) adalah sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima sebatas produk hafalan.

Pendekatan Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pendekatan Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), Tim siswa kelompok prestasi merupakan salah satu bentuk model pembelajaran Cooperative Learning.

Langkah-Langkah:

a.     Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin dsb.)

b.     Guru menyajikan pelajaran

c.     Guru membagi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota –anggot kelompok. Anggota yang tau menjelaskan pada anggota yang lain sampai semua anggota kelompok dalam kelompok itu mengerti.

d.     Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e.     Memberi evaluasi

f.      Penutup

Pemanfaatan media pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, seorang guru pada saatmenyajikan bahan ajar kepada siswa kerap kali menggunakan media agar informasi/bahan ajar tersebut dapat diterima atau diserap dengan baik oleh para siswa pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan baik berupa pengetahuan(kognitif) sikap (efektif) maupun ketrampilan (psikomotor).

Pengertian: “media” berasal dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti perantara. Dalam kaitanya dengan komunitas pembelajaran, media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang pembelajaran ini antara lain sebagai berikut:

Pertama, NEA dalam (Asep Hery Hernawan dkk 2006:11.8) mengartikan media pembelajaran sebagai komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.

Kedua, Nilbur Scrom dalam Asep Hery Hernawan, dkk 2006:11.18) mendifinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.

Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

Pemilihan media peraga didasarkan pertimbangan tahap perkembangan anak usia SD kelas VI yang baru memasuki tahap operasional konkrit, menurut Piaget dalam Erwin Roesilowati, 2006: 3 pada tahap ini kemampuan berfikir logis anak mulai tampak berfikir sistematis, namun permasalahan yang mampu dipecahkan/dihadapinya adalah permasalahan yang kongkrit ”Mereka akan frustasi atau kesulitan mencari sesuatu yang tersembunyi (abstrak). Strategi coopertive learning yng diterapkan peneliti dimaksudkan untuk mewujutkan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan antar personal sehingga memungkinkan guru untuk melatih kemandirian siswa, agar mampu mengambil keputusan sendiri dan berani menyatakan pendapat, serta dapat mengembangkan dan mengukur kemampuannya sendiri berdasarkan balikan dari orang lain. Ornstien, A.C (1993: 24-27) menegaskan bahwa dalam pembelajaran faktor kunci yang akan mengembangkan dan memelihara motivasi siswa adalah pengajaran yang baik serta guru yang mengusahakan pengembangan pribadi sosial siswa secara total. Hasil yang demikian ini mampu memelihara motivasi belajar siswa serta menumbuhkan kemampuan intelektual/kognitif maupun kepekaan sosial bahkan kemampuan berkomunikasi dan memberikan kontribusi sosial lebih dalam lagi “Kelas harus menjadi mengasihi dan kemitraan yang saling memekarkan persaudaraan yang menggembirakan” (Mangun wijaya 1998).

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa kelas VI ada 20 orang. Waktu pelaksanaan penelitian, Siklus I: Pertemuan ke I Kamis, 15 September 2016, Pertemuan ke II Kamis, 22 September 2016. Siklus II: Pertemuan I Kamis, 29 September 2016, Pertemuan II Kamis, 6 0kt0ber 2016.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Tes

Teknik tes berupa tes tertulis yaitu dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa pertanyaan atau kuis selama siklus penelitian berlangsung. Setiap siklus direncanakan dua kali pertemuan.

Teknik Non Tes

Teknik non tes menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.

Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya. (Arikunto,dkk, 2009:31). Dalam menggunakan metode dokumentasi peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai awal siswa, bukti aktivitas siswa dan guru dalam bentuk foto saat pembelajaran berlangsung.

Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi tentang catatan guru dalam proses pembelajaran berlangsung apabila ada permasalahan-permasalahan yang muncul yang tidak diharapkan oleh guru. Catatan lapangan ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi.

Analisis Data

Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif pembelajaran IPA, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk prosentase.

Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil pengamatan aktivitas siswa, keterampilan guru, serta catatan lapangan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan STAD dianalisis dengan analisa deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Prosedur Penelitian

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Suyanto (dalam Subyantoro, 2009:4), PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Selanjutnya, Arikunto, dkk (2008:16) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan PTK terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Prasiklus

Dari kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan sklus II diperoleh data hasil test formatif. Adapun data hasil sebelum perbaikan, siklus I perbaikan siklus II pada mata pelajaran IPS disajikan dalam table sebagai berikut:

Tabel I. Hasil Perolehan Nilai Test Formatif IPS prasiklus Kelas VI Semester I SDN 2 Ngombak Kecamatan Kedungjati

NILAI

BANYAK SISWA

30 – 40

50 – 60

70 – 80

3

13

4

Jumlah

20

 

Dari tabel tersebut hasil formatif mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga pada siswa kelas VI SDN 2 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester I tahun Pelajaran2016/2017. Sebelum kegiatan pembelajaran, bahwa dari jumlah siswa 20 anak, yang mendapat nilai 65 keatas sebanyak 4 anak dengan ketentuan sebagai berikut: nilai tertinggi 80 nilai terendah 40 jumlah nilai 1130 dan nilai rata-rata kelas 56,5.

Berdasarkan identifikasi serta perumusan masalah tersebut di atas, berikut akan penulis uraikan secara singkat dan sederhana tentang langkah-langkah perbaikan yang telah direncanakan dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi.

Deskripsi Siklus I

Perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 15 September 2016 dan pelaksanaan pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 22 September 2016. Kompetensi Dasar Kenampakan Alam Dan Keadaan Sosial Negara-Negara Tetanggga dengan menggunakan rencana pembelajaran pada lampiran I. Proses pembelajaran diakhiri dengan tugas yang akan dianalisis hasilnya untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil apa tidak.

Dari analisis data prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa terendah nilai 40 dan tertinggi nilai 90 dengan rata-rata kelas 62,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus I yang menitik beratkan pada Pendekatan Strategi Student Teams Achievement Division, contoh dan latihan soal sudah ada kemajuan, tetapi belum dapat menuntaskan hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu direncanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

 

Tabel 2 Hasil Perolehan Nilai Test Formatif IPS Siklus I Kelas VI SDN 2 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017

NILAI

BANYAK SISWA

40 – 50

60 – 70

80 – 90

6

10

4

Jumlah

20

 

Dari hasil temuan dan refleksi pada perbaikan pembelajaran IPS tentang Kompetemsi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga diketahui taraf serap siswa meningkat dari pelaksanaan pembelajaran sebelum perbaikan diperoleh nilai rata-rata 56,5. Hal ini menunjukkan daya serap siswa masih di bawah KKM. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 62,5. Walaupun masih di bawah rata-rata ketuntasan namun sudah berhasil meningkatkan motivasi, kreatifitas, keaktifan siswa. Kegagalan itu disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa tentang Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga, sementara siswa tidak berani bertanya pada guru maupun teman.

Deskripsi Siklus II

Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 September 2016 dengan Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-Negara Tetangga. Proses Pembelajaran diakhiri dengan test formatif yang akan dianalisis hasilnya untuk menentukan upaya perbaikan pembelajaran tersebut. Dari data analisis yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II diketahui bahwa nilai terendah 60 nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata kelas mencapai 77,5.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II yang menitik beratkan pada penggunaan Strategi Student Teams Achievement Division berhasil dengan baik dalam menuntaskan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga pada siswa kelas VI SDN 2 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Ajaran 2016/2017.

Tabel 3 Hasil Perolehan Nilai Test Formatif IPS Siklus II Kelas VI SDN 2 Ngombak, Kedungjati, Grobogan Semester I tahun Pelajaran 2016/2017

NILAI

BANYAK SISWA

50 – 60

70 – 80

90 – 100

2

15

3

Jumlah

20

 

Dari hasil refleksi diketahui bahwa selama guru mengajar pada perbaikan pembelajaran siklus I suasana kelas masih kelihatan kaku, karena siswa sulit menerima penjelasan guru meskipun sudah berulang-ulang menjelaskan, Strategi Student Teams Achievement Division, contoh latihan soal, Pada siklus II siswa kelihatan lebih percaya diri, Kreatif, inisiatif dan termotivasi sehingga suasana kelas lebih hidup dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dari analisis diketahui bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai rata-rata 62,5. Sedang pada siklus II dengan nilai rata-rata 77,5.

Pembahasan

Siklus I

Dari table 1, 2, 3 hasil yang diperoleh pada mata pelajaran IPS diketahu ibahwa sudah terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari sebelum perbaikan. Siswa yang tuntas adalah siswa yang memiliki nilai rata-rata 6,5 atau lebih. Pada perbaikan pembelajaran siklus I sudah ada peningkatan yang mendapat 6,5 ke atas sebanyak 7 anak.

Peningkatan ini disebabkan beberapa faktor, antara lain adanya variasi metode sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Karim (1996:7) menjelaskan bahwa media pendidikan atau media pengajaran, seperti halnya peta, berfungsi: (a) membangkitkan motivasi belajar, (b) mengulang apa yang telah dipelajari, (c) memberikan balikan dengan segera, (d) mengaktifkan respon peserta didik, (f) menggalakkan latihan yang serasi.

Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran siklus II telah diperoleh nilai ketuntasan belajar, walaupun belum 100% tuntas. Dari daftar nilai formatif siswa baik sebelum maupun sesudah perbaikan pembelajaran dapat disajikan dalam data statistik, jumlah nilai, rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal. Bila perolehan hasildata tersebut disajikan dalam bentuk tabel maka akan terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4 Rata-rata Ketuntasan Klasikal Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pembelajaran

Statistik

Sebelum Perbaikan

Perbaikan

Siklus I

Perbaikan

Siklus II

∑ Nilai

Rata-rata kelas

Ketuntasan Klasikal

1130

56,5

20%

1250

62,5

35%

1550

77,5

90%

 

Tabel 5 Rekapitulasi Nilai IPS Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pembelajaran

No

Interval Nilai

Jumlah siswa

Sebelum

Perbaikan

Perbaikan

Siklus I

Perbaikan

Siklus II

1

2

3

Nilai < 60

Nilai < 65

Nilai> 65

16

4

13

7

2

18

 

Dari tabel ketuntasan hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa, perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada mata pelajaran IPS, dengan Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga pada siswa kelas VI SD N 2 Ngombak Kedungjati Grobogan Semester I Tahun Pejaran 2016/2017 belum dapat berhasil tuntas 100% dalam dua siklus. Hal ini terbukti setelah akhir siklus yang kedua ternyata masih ada 2 orang siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan yaitu 6,5.

Berdasarkan refleksi data penemuan, dikatakan bahwa penggunaan Strategi Student Team Achievment Division dalam pembelajaran IPS Kompetensi Dasar Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-Negara Tetangga dapt meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dilihat pada perubahan ketuntasan pada setiap pertemuan. Pertemuan sebelum perbaikan siswa yang tuntas baru 4 orang siswa, perbaikan siklus I yang tuntas baru 7 orang siswa serta pada siklus IIdari 20 orang siswa yang tuntas sebanyak 18 orang siswa.

Dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II baik guru maupun siswa diamati oleh pengamat yang diamati pengamat untuk guru meliputi: persiapan rencana perbaikan pembelajaran, penjelasan konsep dasar materi yang runtut, penggunaan alat peraga, ketepatan penggunaan metode, ketrampilan guru dalam memberi pertanyaan, kemampuan guru dalam memberikan motivasi dan penguatan siswa/perbedaan tingkat kemampuan siswa. Sedang untuk siswa antara lain: perhatian siswa terhadap materi, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan siswa dan kesungguhan siswa terhadap aturan dan keaktifan siswa di kelas.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

a.     Strategi Student Teams Achievement Division mampu meningkatkan kreativitas, motifasi, inisiatif, dan keberanian siswa dalam memahami materi pelajaran.

b.     Pendekatan konsep akan lebih efektif untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya.

Saran

Dari kesimpulan di atas peneliti menyarankan kepada rekan guru bahwa pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara-negara Tetangga dengan menggunakan Strategi Student Team Achievement Division ternyata dapat (mampu meningkatkan) motivasi, keaktifan, keberanian siswa dalam menerima pelajaran. Dengan ini penulis berharap dengan Penelitan Tindakan Kelas (PTK) ini dapat dijadikan manfaat yang positif bagi dunia pendidikan khususnya pada peningkatan mutu pembelajaran yang implementasinya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu penulis menyadari keterbatasan kemampuan diri dalam menyusun laporan ini, maka penulis sangat mengharapkan sumbang saran dari pembaca demi sempurnanya laporan ini.

DAFTAR PUTAKA

Asep Hery Hermawan (2006) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta; Universitas Terbuka

Erwin Roosilawati (2006:3) Work ShopPengembangan Media Pembelajaran. Sekolah Dasar. Jateng: LPMP.

Mangun Wijaya.JB 1998) Mencari Visi Dasar Pendidikan, Basis 01 – 02, 47, A – 19.

Omstein, AC (1993) How to Recognize GoodTeaching American School Boart Journal,80(1),24 – 27.