MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DI SDN WARA KECAMATAN PAGA KABUPATEN SIKKA

 

M. Firmina Penolong

Guru di SDN Wara, Paga, Sikka, NTT

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan yang dihadapi di SDN Wara saat ini, di mana masih rendahnya daya serap siswa dan kurangnya keaktifan siswa dalam menanggapi materi yang di ajarkan, banyak siswa yang belum menguasai materi IPA secara tuntas dan memperoleh nilai yang baik. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa mata pelajaran IPA adalah pelajaran yang “menakutkan” karena mereka harus dipaksa menguasai konsep dengan metode hafalan. Hal diatas diperkuat oleh pengamatan peneliti bahwa proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sedangkan praktek untuk melatih psikomotorik anak masih kurang, sehingga siswa hanya menghafal dan menghitung. Menurut pengamatan peneliti berdasarkan hasil evaluasi pada pembelajaran IPA di SDN Wara, 20% siswa mencapai KKM sedangkan 80% dari siswa tersebut belum mencapai KKM. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas melalui proses pembelajaran yang direncanakan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Kata Kunci: Pendekatan Keterampilan Proses, Hasil Belajar, Siswa

 

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa dikatakan maju apabila pendidikan bangsa tersebut berkembang pesat dan memadai. Melalui pendidikan, proses pendewasaan dan pengembangan potensi masyarakat dapat dikembangkan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan relatif lebih tinggi memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, jika dibandingkan dengan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human investment) yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Bangsa – bangsa maju di dunia pasti ditopang oleh SDM berkualitas sehingga memiliki keunggulan hampir di semua bidang.

            Kemajuan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam tetapi lebih-lebih oleh sumber daya manusia yang mengelolanya. Sumber daya manusia merupakan aset bangsa yang cukup besar peranannya dalam menata kehidupan. Maka nasib sebuah bangsa tergantung pada sumber daya manusia. Apalah artinya kekayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa kalau tidak dikelola oleh pribadi-pribadi yang mempunyai kemampuan “handal”. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dapat kita peroleh melalui jalur pendidikan.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui siswa untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam UU No.20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, sekolah minggu, yang terdapat di semua gereja. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Pendidikan yang berlangsung di sekolah pada dasarnya untuk melatih, mendidik, membina agar siswa mampu berpikir. Melalui berpikir mereka memperoleh berbagai pengetahuan.

Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. IPA merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian, baik dari kalangan guru, orang tua maupun anak itu sendiri. Selain termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional, IPA juga adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak dewasa ini.

Pembelajaran IPA dapat melatih anak berpikir kritis dan objektif. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran IPA di SD hendaknya lebih menekankan pada pemilikan kecakapan proses dibanding dengan penguasaan materi IPA. Tujuan mempelajari IPA akan dapat memahami diri sendiri dan alam sekitar. IPA juga merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori, hukum-hukum, proses penemuan, dan memiliki sifat ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung yang mengembangkan kompetensi siswa dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. Dengan demikian pengetahuan IPA menjadi suatu keharusan untuk dipelajari bagi siswa terutama siswa sekolah dasar. Pada saat ini, kenyataan menunjukan bahwa metode pembelajaran konvensional masih mendominasi dalam proses pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pembelajaran konvensional yang umum dilakukan adalah metode mengajar dalam bentuk ceramah atau informatif, dimana pengajar lebih banyak berbicara dalam menginformasikan fakta atau konsep. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat saja sehingga hal ini menyebabkan rendahnya minat belajar siswa.

Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seorang guru harus mampu meningkatkan minat belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam memilih pendekatan, model pembelajaran sekaligus menggunakan metode pelajaran yang tepat untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif.

Dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru adalah kunci pokok tercapainya tujuan pembelajaran. Dimana dalam implementasinya guru yang berperan dalam menentukan materi yang akan dipelajari, waktu pembelajaran, alat atau metode pembelajaran, dan menciptakan suasana belajar. Guru juga berperan dalam meningkatkan motivasi dan minat siswa sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus peka terhadap kemampuan, minat, dan kondisi siswa yang berbeda-beda. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan hal tersebut.

Kenyataan yang dihadapi di SDN Wara saat ini, adalah masih rendahnya daya serap siswa dan kurangnya keaktifan siswa dalam menanggapi materi yang di ajarkan, banyak siswa yang belum menguasai materi IPA secara tuntas dan memperoleh nilai yang baik. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa mata pelajaran IPA adalah pelajaran yang “menakutkan” karena mereka harus dipaksa menguasai konsep dengan metode hafalan.

Hal diatas diperkuat oleh pengamatan peneliti bahwa proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sedangkan praktek untuk melatih psikomotorik anak masih kurang, sehingga siswa hanya menghafal dan menghitung. Menurut pengamatan peneliti berdasarkan hasil evaluasi pada pembelajaran IPA di SDN Wara, Kecamtan Paga, Kabupaten Sikka, 20% siswa mencapai KKM sedangkan 80% dari siswa tersebut belum mencapai KKM. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas melalui proses pembelajaran yang direncanakan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan materi pokok perubahan wujud benda di kelas IV SDN Wara?”

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis mempunyai tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok perubahan wujud benda di kelas IV SDN Wara.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Belajar adalah proses interaksi antara guru dan siswa, siswa dan lingkungan untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru. Belajar tidak akan terjadi apabila salah satu komponen dalam pembelajaran itu hilang maka pembelajaran itu menjadi tidak bermakna. Pembelajaran tidak mungkin akan dilaksanakan apabila tidak ada guru atau tidak ada siswa. Peran guru sangat penting karena pembelajaran dimulai oleh guru dan diakhiri oleh guru. Walaupun semua komponen sudah ada tetapi apabila tidak ada interaksi maka proses belajar tidak maksimal.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut Hamalik (2007:36) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Gagne (Anitah 2008:1.3) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian belajar tersebut, terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.

Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, mengukur, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.(Semiawan dalam Hamalik 2007: 149).

Menurut Santoso, (2007: 2.21) pendekatan keterampilan proses adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar.

Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas suatu pengamatan, proses-proses ini dijabarkan dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut pendekatan ketrampilan proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan perannya, diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari dan menemukan konsep serta prinsip berdasarkan dari pengalaman yang dilakukannya.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan untuk memperoleh suatu keterampilan yang dilakukan melalui suatu proses yang terencana, adanya interaksi antara siswa dengan media atau bahan ajar yang dipelajari. Pada keterampilan proses lebih ditekankan pada proses bukan hasil.

KERANGKA BERPIKIR

Kondisi awal pembelajaran IPA khususnya materi perubahan wujud benda di kelas IV SDN Wara sangat monoton karena guru belum menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran. Ceramah merupakan satu-satunya metode andalan, dan pemberian tugas selalu diberikan setelah ceramah selesai. Terlihat siswa sangat tidak semangat dan kurang aktif. Kondisi seperti itu berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Hal ini membuat peneliti berusaha melakukan tindakan melalui PTK dan merencanakan tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang Diduga pada kondisi akhir setelah kegitan berlangsung siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar. 

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (2007:3) PTK merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja ditimbulkan yang terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian ini berfokus pada upaya mengubah kondisi rill sekarang ke arah kondisi yang diharapkan. Dalam kegiatan ini penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda kelas IV SDN Wara melalui pendekatan keterampilan proses.

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan pendekatan keterampilan proses agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah ini akan diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC. Taggart menurut Arikunto, model ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahapan dasar yang saling berkaitan dan berkesinambungan.

Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Wara, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka. Subjek penelitin ini adalah siswa kelas IV SDN Wara, yang terdiri atas 23 orang siswa, dengan perincian siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Sedangkan waktu kegiatan penelitian sampai penyusunan laporan terjadi pada bulan Agustus 2018 hingga bulan September 2018.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara kerja yang digunakan dalam penelitian, guna untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang terkait. Jadi teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti antara lain: (1) Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dijawab oleh responden untuk memperoleh informasi tentang kemampuan penguasaan aspek-aspek lain berdasarkan ketentuan yang diberikan. Tes yang diberikan adalah soal evaluasi setelah kegiatan pembelajaran untuk memperoleh nilai yang dapat menentukan berhasil tidaknya hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses; (2) Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan catatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menerapakan pendekatan keterampilan proses. Pada penelitian ini, pedoman observasi di titik beratkan pada pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung; dan (3) Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti Administrasi, gambar – gambar dan lain sebagainya. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan letak sekolah, data siswa, data lulusan, data struktur organisasi sekolah, profil sekolah, data tenaga pendidik (guru) dan foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang dilaksanaka di SDI Liwubao pada bulan Agustus sampai September 2018. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama dua minggu. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 11 perempuan.

Hasil penelitian berupa hasil tes dan non tes. Data hasil tes merupakan data hasil tindakan dan evaluasi akhir pada setiap siklus. Sedangkan data hasil nontes berupa lembar observasi siswa dan observasi guru. Rangkaian kegiatan tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian dipaparkan pada uraian berikut ini yaitu:

Hasil Penelitian

Observasi Guru

Kegiatan guru dalam pembelajaran IPA Materi Perubahan Wujud Benda di kelas IV SDN Wara dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut berikut: dapat dilihat guru telah melaksanakan pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda pada siklus I sebesar 67,30 dengan predikat baik dan siklus II sebesar 84,62 dengan predikat sangat tinggi. Dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan saat menggubakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pada siklus I dan siklus II. Suatu tindakan dikatakan berhasil jika aktivitas guru minimal berpredikat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkaan hasil belajar siswa.

Observasi Aktivitas Siswa

Guru telah melaksanakan pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda dengan pengunaan pendekatan keterampilan proses. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 52,78 dengan predikat rendah dan siklus II sebesar 83,33 dengan predikat sangat tinggi. Dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan saat menggunakan pendekatan keterampilan proses pada siklus I dan siklus II. Suatu tindakan dikatakan berhasil jika aktivitas siswa minimal berpredikat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkaan Keaktifan siswa.

Hasil Belajar

Untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes hasil belajar yang meliputi tes ranah pengetahuan. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda di kelas IV SDN Wara, mengalami peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran dengan penggunaan pendekatan keterampilan proses.

Pada awal ini belum mencapai ketuntasan belajar karena dari 20 siswa yang tuntas hanya 4 siswa atau 17,39% sedangkan 19 siswa tidak tuntas atau 82,60%. Dan nilai rata-ratanya adalah 55,85%.

Hasil Belajar Siklus I

Pada siklus I ini sebagian siswa belum ada yang mencapai KKM. Dari 23 siswa hanya 8 siswa atau 34,78% yang belum mencapai KKM sedangkan 15 siswa atau 65,21% sudah mencapai KKM. Dengan nilai rata-rata adalah 67,35.

Hasil Belajar Siklus II

Data hasil belajar siswa pada siklus I dengan KKM 75 adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II

No

Ketuntasan belajar

Jumlah siswa

Keterangan

Jumlah

Presentase%

1

Tuntas

23

100%

Tuntas

2

Belum tuntas

0

0%

Belum tuntas

 

Jumlah

23

100%

 

 

Rata-rata

89,05

 

Nilai terendah

79

 

Nilai tertinggi

100

 

Dari tabel di atas menunjukan bahwa pada siklus II ini ada peningkatan siswa yang mencapai KKM. Dari 20 siswa semuanya mencapai KKM.. Dengan nilai rata-rata adalah 87,05 dengan kategori sangat tinggi.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pernbelajaran IPA dengan materi sifat-sifat benda pada siswa kelas IV SDN Wara Kecamatan Paga Kabupaten Sikka maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Terjadi peningkatan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda yang ditandai dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Peningkatan hasil belajar ini juga ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa.

Saran

Adapun hasil penelitian ini juga disarankan memberi dampak langsung bagi setiap orang yang menggunakannya dalam penerapan pembelajaran di kelas. Beberapa rekomendasi yang bisa disarankan antara lain: (a) Bagi Guru: Penguasaan model pembelajaran yang inovatif memungkinkan berkembangnya potensi siswa, guru harus mampu memberi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswanya. Hal ini akan merangsang diri siswa sehingga akan mempercepat pemahaman dalam belajar; (b) Bagi Siswa: Suatu keberhasilan dalam bentukan hasil belajar tidak bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu siswa harus terlibat secara penuh baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar, hal ini akan mempermudah tercapainya tujuan belajar; (c) Bagi Sekolah: Dalam upaya mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien, model pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses perlu diterapkan terutama dalam pembelajaran IPA di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Hasil Belajar, Jakarta 2013

Anitah Sri. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Arikunto Suharimin. Penelitian Tindakan Kelas.Universitas Negeri Yogyakarta Juli 2007

Hamalik, Oemar. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2007

                                    . Proses Belajar mengajar Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013

Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo, 2013

Rositawati, S dan Aris Murham. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan, 2008

Santoso, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta 2007

Sapriati, Amalia Dkk. Pembelajaran IPA di SD. Universitas Terbuka Jakarta            2009.

             Suciati. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

             Sugiyono dan Hariyanto. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, 2011