Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Metode Demonstrasi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
DENGAN METODE DEMONSTRASI
PADA MATERI ALAT PENCERNAAN MAKANAN
PADA MANUSIA KELAS V SD NEGERI SUMOGAWE 01
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Soenarti
SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan makanan pada manusia. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan menggunakan metode demonstrasi pada bulan Agustus 2015 dengan subjek siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari satu kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi hasil belajar siswa materi alat pencernaan makanan pada manusia meningkat dari 29,41%, siklus I menjadi 55,88%, dan siklus II 100%. Disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan makanan pada manusia.
Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Pencernaan Makanan, Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.†Dalam mengembangkan potensi diri dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu penemuan. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa baik kemampuan berfikir (aspek kognitif), bekerja, dan bersikap ilmiah (aspek psikomotor dan sikap) serta kemempuan berkomunikasi.
Pembelajaran IPA di SD Negeri Sumogawe 01 khususnya siswa kelas V masih pasif, siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, prestasi belajar kurang maksimal, kelas menjadi kurang hidup. Pembelajaran kurang bermakna bagi siswa karena siswa tidak mendapat pengalaman secara langsung.
Dampak dari semua itu adalah nilai hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang masih sangat rendah yaitu nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPA 61,00 dengan prosentase ketuntasan klasikal 26,47%. Menyadari hal tersebut, peneliti melakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penelitian â€Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Demonstrasi pada Materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia Kelas V SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016â€.
Perumusan Masalah
Setelah peneliti mengidentifikasi masalah-masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas V tentang Alat Pencernaan Makanan pada Manusia di SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016? “
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah:
1. Ingin meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
2. Ingin menciptakan pembelajaran IPA yang produktif (memberdayakan siswa secara aktif).
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut;
Bagi Siswa
a. Dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA siswa lebih aktif, pembelajaran lebih bermakna bagi siswa serta hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat; Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Bagi Guru
a. Guru dapat mengembangkan kemampuan merencanakan pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA;
b. Memberi masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional.
Bagi Peneliti
Meningkatkan kemampuan dalam menciptakan pembelajaran penjaskes yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Bagi Sekolah
Memberi kontribusi bagi kemajuan sekolah dimana gurunya terampil melaksanakan PTK sehingga mampu memecahkan masalah yang timbul dari anak maupun dari guru yang kaitannya dengan kegiatan pembelajaran.
Bagi pembaca
a. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi bagi pembaca untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran,
b. Dapat memberikan kritik atau saran terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama belajar. Purwanto (2010: 46) mendefinisikan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya.
Tes melakukan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data hasil belajar tersebut merupakan hasil pengukuran yang akan ditarik kesimpulan tentang perkembangan hasil belajar melalui assesmen. Sedangkan evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas keseluruhan program pendidikan yang telah dilaksanakan. Evaluasi menurut Purwanto (2010: 47) dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah pembelajaran berlangsung efektif untuk untuk memperoleh hasil belajar. Sedangkan, Arikunto (1997: 274) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan pekerjaan yang memberikan suatu feed back yang mencerminkan seberapa jauh seorang peserta didik telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap siswa dengan metode demonstrasi pada materi alat pencernaan makanan pada manusia siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Pengertian Siswa
Siswa merupakan subjek didik yang terdaftar disuatu lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan subjek didik disebut siswa atau peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:2) “Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolahâ€. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak mengajar, selanjutnya Sutrisno Hadi (2006:78) “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang terjadi pada jalur jenjang dan jenis pendidikanâ€. Di sekolah siswa mengalami suatu proses belajar, dalam proses belajar tersebut siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
Metode demonstrasi
Metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi adalah posisi siswa seluruhnya harus dapat memperhatikan (mengamati) objek yang akan didemonstrasikan. Selama proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut. Demonstrasi digunakan semata-mata hanya untuk:
1. Mengkonkretkan sesuatu konsep atau prosedur yang abstrak.
2. Mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat.
3. Meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan.
4. Membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto (2010: 58) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tanggal hari Kamis, 13 Agustus sampai hari Kamis, 27 Agustus 2015. Alasannya pada semester ganjil ini menyesuaikan dengan materi yang ada dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas V.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 34 siswa.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1998). Proses penelitian merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai aspek, mengembangakan perencanaan, melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yan diperoleh.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan Kelas yang dirancang melalui 2 siklus yang mana masing-masing siklus melalui tahapan (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflection.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi.
Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1989: 32). Hasil tes I dianalisis, dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan siswa yang selanjutanya digunakan sebagai dasar untuk menghadapi siklus II. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing bawah voli.
Observasi (Pengamatan)
Teknik pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis (Nurgiyantoro, 2001: 57). Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi pada penelitian ini yaitu pada observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Deskripsi Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01 tahun pelajaran 2015/2016 adalah siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA yaitu tentang alat pencernaan makanan pada manusia. Hasil belajar siswa sangat rendah. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan guru. Hal ini karena guru dalam pembelajaran masih dominan menggunakan ceramah dan belum menggunakan model pembelajaran pembelajaran yang menarik.
Siswa yang mendapat nilai diatas 70 hanya 10 siswa atau 29,41 % dari jumlah siswa seluruhnya 34. Sedangkan nilai yang kurang dari 70 sebanyak 24 siswa atau 70,59% dari 34 siswa.
Deskripsi Siklus 1
Hasil dari observasi/pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.
Kelemahan pada siklus I adalah 1) pengelolaan kelas kurang maksimal, 2) ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok, 3) Ketuntasan siswa baru mencapai 55,88 % atau masih 19 siswa yang mencapai KKM.
Kelebihan pada siklus I adalah adanya peningkatan motivasi belajar siswa sehingga siswa meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dari rata-rata kelas 61,00 menjadi 70,35. Hal ini berarti ada peningkatan sebesar 9,35. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dikarenakan penggunakan metode demonstrasi kurang maksimal. Pembelajaran ini perlu ditingkatkan karena meskipun rata-rata kelas 70 sudah tercapai tetapi tingkat pencapaian KKM belum mencapai 70% dari jumlah peserta didik.
Dengan dasar pencapaian KKM belum mencapai ketuntasan 70%, peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya. Yang menjadi fokus perbaikan adalah: 1) memaksimalkan pengelolaan kelas, 2) menggunakan metode demonstrasi dengan memaksimalkan media pembelajaran.
Deskripsi Siklus II
Setelah melakukan perbaikan siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala dan hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus II.
Kelebihan dalam proses pembelajaran siklus II ini adalah hasil peserta didik meningkat dari rata-rata siklus I, yaitu dari rata-rata kelas 70,35 menjadi 82,09. Terjadi peningkatan sebesar 12,55. Semua siswa dapat mencapai nilai KKM. Dalam proses pembelajaran siklus II, siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih cepat menyelesaikan tugas dan tes yang diberikan oleh guru. Selain itu, indikator yang ditentukan dalam penelitian ini tercapai, yakni nilai rata-rata lebih dari 70 dan tingkat ketuntasan juga melebihi 70. Sehingga tidak diperlukan siklus selanjutnya.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah tindakan diberikan pada siklus I dan siklus II, hasil tes formatif siswa dianalisis dalam penelitian, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Data-data perbandingan nilai siswa pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia di SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Data Perkembangan Nilai Siswa Sebelum Perbaikan dan Sesudah Perbaikan Pembelajaran
NO |
Nilai |
Jumlah Siswa |
||
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
||
1 |
21-30 |
0 |
0 |
0 |
2 |
31-40 |
0 |
0 |
0 |
3 |
41-50 |
2 |
0 |
0 |
4 |
51-60 |
19 |
8 |
0 |
5 |
61-70 |
3 |
8 |
0 |
6 |
71-80 |
10 |
18 |
21 |
7 |
81-90 |
0 |
0 |
4 |
8 |
91-100 |
0 |
0 |
9 |
Jumlah |
2.074 |
2.392 |
2.791 |
|
Rata-rata |
61,00 |
70,35 |
82,09 |
|
Ketuntasan |
29,41 |
55,88 |
100 |
|
Nilai Tertinggi |
73 |
80 |
100 |
|
Nilai Terendah |
47 |
60 |
73 |
Pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan materi alat pencernaan makanan pada manusia menunjukkan hasil belajar yang efektif dan meningkat. Melihat perkembangan nilai siswa dalam tabel perkembangan nilai siswa dan histogram tersebut dapat dikemukakan bahwa ada perbedaan signifikan dari motivasi dan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia siswa kelas V pelajaran 2015/2016 meningkat. Melalui perbandingan nilai rata-rata, nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu 61,00, 70,35 dan 82,09 serta perbandingan persentase pencapaian KKM siswa dari sebelum siklus 29,41% menjadi 55,88% dan siklus II naik 100%. Dapat ditentukan bahwa pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat dijadikan sarana efekif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01 tahun pelajaran 2015/2016.
Penggunaan metode demonstrasi bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia, sehingga hipotesis yang dikemukakan diterima, yakni Penggunaan metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan makanan pada manusia kelas VI SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan makanan pada manusia siswa kelas V SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016, yang berupa peningkatan rata-rata belajar siswa dari 61,00; 70,35; dan siklus II menjadi 82,09.
Saran
Untuk mengintensifkan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia kelas V SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dapat disarankan kepada kepala sekolah untuk banyak memberikan motivasi kepada guru agar mengembangkan potensi yang dimiliki dan mengembangkan model pembelajaran yang bervariatif. Selain itu hendaknya guru juga meningkatkan kemampuannya dan mengembangkan kreativitasnya diantaranya memanfaatkan metode demonstrasi. Sedangkan pihak sekolah sebagai tempat dan penyelenggara pendidikan hendaknya melengkapi fasilitas dan kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah Sri W, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas. Terbuka.
Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yarma Widya
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 23 tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Darmojo, Hendro., Jenny R.E Kaligis. 1992. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan Depdikbud.
Hadi, Sutrisno. 2006. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Kemmis, S & Mc Taggart, R. 1998. The Action Research Planner, Third Edition. Victoria: Deakin University.
Nana Sudjana. (1998). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.