UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn

MATERI MENGENAL PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUTUH 01 SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Dyah Listyowati

SD Negeri Butuh 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan hasil refleksi awal di kelas IV SD Negeri Butuh 01 ditemukan permasalahan dalam kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru aktivitas siswa, dan hasil belajar masih belum optimal, sehingga perlu diperbaiki. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn Pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01. Penelitian ini dilaksanakan 3 siklus yang terdiri dari satu pertemuan pada setiap siklusnya. Tahapan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes (observasi, dokumentasi). Teknik analisis data berupa kualitatif dankuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 38%, siklus I 46% , siklus II 70%, dan siklus III 85%. Simpulan penelitian adalah hipotesis tindakan terbukti, yaitu melalui Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampiloan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar kelas IV SD Negeri Butuh 01. Saran dari peneliti adalah guru dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kata kunci: kualitas pembelajaran, PKn, Pembelajaran Kooperatif Group Investigation

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses pembelajaran didalam sebuah kelas adalah suatu proses yang mengandung tiga unsur utama yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman (proses) belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Dalam perumusan tujuan pengajaran, guru merumuskan bentuk-bentuk perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi di dalam peserta didik. Sebagaimana dirumuskan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik agar siswa memiliki kemampuan yang lebih jauh tidak sekedar mengetahui akan tetapi siswa mampu memahami, mampu menerapkan suatu konsep dalam berbagai keadaan, atau memiliki bentuk-bentuk ketrampilan sesuai dengan tujuan pengajaran.

Proses pembelajaran sangat berkaitan dengan proses belajar siswa, karena salah satu hasil dari belajar, siswa akan memperoleh pengal1aman baru dikarenakan salah satunya siswa berinteraksi dengan lingkungan. Belajr dengan mengamati langsung situasi yang berkembang di dalam lingkungan adalah salah satu pengalaman belajar yang baik dikarenakan siswa akan mendapatkan pengalamannya secara langsung.

Dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah, siswa diarahkan untuk memahami materi-materi pembelajaran yang ditentukan dalam sebuah pembelajaran suatu mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa dalam lingkungan sekolah adalah mata pelajaran PKn (PKn).

Pada mata pelajaran PKn siswa didiajarkan berbagai macam karakteristik dan pembentukan diri dari bebrbagai segi agama, sosio-kultur budaya, suku, bahasa dan usia. Selain itu siswa diharapkan mampu memahami hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. Karena Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Replublik. Dari berbagai macam tujuan pembelajaran PKn tersebut, satu diantaranya siswa harus mampu memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara indonesia, indonesia adalah suatu negara, suatu negara dijalankan oleh sistem dan beberapa unsur pelaksana yang menjalankan pemerintahan.

Pada pemebelajaran mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV setingkat Sekolah Dasar/Madrasah siswa diharapkan mampu mengenali sistem pemerintahan negara Indonesia, sehingga kedepannya siswa akan mampu menjalankan hak dan kewajibanya sebagai warga negara Indonesia dalam proses ataupun menjalankan sistem pemerintahan.

Pemerintahan Indonesia pusat disusun oleh beberapa lembaga diantaranya Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif. Pada pembelajaran mata pelajaran PKn pada pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat siswa diharapkan dapat memehami arti kata dari Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif. Sehingga siswa akan memahami siapa lembaga tersebut, bagaimana jalanya lembaga, dan apa tugas masing-masing lembaga tersebut, sehingga siswa akan dapat membedakan antara Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif.

Pada pengamatan awal proses pembelajaran mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01, siswa masih kebingungan menerima penjelasan dari guru karena guru masih mengunakan metode ceramah saja tanpa menggunakan metode, strategi atau model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan. Sehingga siswa asik dengan aktivitasnya sendiri tanpa mendengarkan penjelasan guru. Ada sebagian siswa berbicara dengan teman sebangku, ada siswa yang bermain-main dengan bolpointnya, dan ada sebagian siswa yang menaruh kepalanya diatas meja. Hanya 5 siswa yang dibaris depan yang memperhatikan penjelasan dari guru.

Dari hasil pengamatan pada observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 dalam proses pembelajaran PKn pada pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat didapatkan hasil dari 13 siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 bahwa 5 siswa atau 38% siswa memperhatiakan penjelasan guru, 3 siswa atau 20% siswa Bosan dengan metode guru, dan 5 siswa sisanya atau 40% tidak paham dengan penjelasan guru tentang pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat sub pokok bahasan Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif.

Dari data tes awal siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat sub pokok bahasan Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif, didapatkan hasil bahwa 5 siswa atau 38% siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebesar 70.00 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat sub pokok bahasan Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif. Sedangkan sisanya yaitu 12 siswa atau 60% siswa Kelas IV mendapatkan nilai dibawah KKM sebesar 70.00 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat sub pokok bahasan Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif.

Diharapkan melalui penerapan model Group Investigation pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat sub pokok bahasan Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dikarenakan model Group Investigation ini merupakan bentuk pembelajaran yang baru bagi siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01, diharapkan melului model pembelajaran Group Investigation ini siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan membuat suasana kelas lebih hidup.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat diidentifikasi adanya beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 sebagai berikut:

1.       Bagaimanakah peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Group Investigation audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01?

2.       Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01?

3.       Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01?

 

 

Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian Tindakan ini adalah untuk:

a.       Untuk meningkatkan peningkatan keterampilan guru SD Negeri Butuh 01 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn melalui pembelajaran kooperatif model Group Investigation.

b.       Untuk meingkatkan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn setelah penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation.

c.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn melalui pembelajaran kooperatif model Group Investigation.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

Secara teoritis:

a)            Memberikan informasi positif kepada pendidik tentang bagaimana cara memecahkan masalah dalam proses pembelajaran melalui pemilihan metode yang tepat terhadap materi pembelajaran.

b)            Memberikan gambaran kepada pendidik tentang bagaimana penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar didalam kelas.

c)             Memberikan gambaran secara umum bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan karena dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan model Group Investigation dalam proses pembelajaran.

Secara praktis:

Bagi Sekolah

a)             Penelitian Tindakan Sekolah merupakan tindakan perbaikan didalam proses pembelajaran, diharapkan setelah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas akan terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya sehingga terjadi peningkatan mutu sekolah.

b)             Penelitian Tindakan Kelas merupakan sarana untuk mengenalkan sekolah kepada pihak luar sehingga sekolah tempat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat lebih dikenal diluar sekolah atau masyarakat.

Bagi Guru

a)             Meningkatkan ketrampilan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

b)             Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran, sehingga akan meningkatkan pengalaman guru dan kualitas guru.

c)             Meningkatkan kemampuan guru dalam mendeteksi adanya masalah dalam pembelajaran dan sekaligus meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Bagi Siswa

a)             Dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b)             Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakikat Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Slameto (2003) dalam Hamdani, (2010:20) belajar adalah suatu proses usaha untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru berdasarkan pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Gagne dalam Suprijono, (2012:2) belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas tidak langsung dari perkembangan individu secara alamiah.

Sependapat Sudjana, (2013:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorangditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap, tingkah lakunya, keterampilannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek lain yang ada pada individu.

Beberapa pendapat menurut ahli, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang baru melalui pengalaman dan interaksi sesuai lingkungannya.Berkaitan dengan proses, belajar perlu memperhatikan beberapa prinsip agar mendapatkan hasil yang optimal.

Keterampilan guru

Kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengajar. Menurut Slameto (2010:29) mengajar adalah kompetensi guru untuk menguasai dan terampil mempraktikkan pengajaraan, sedangkan Mulyasa, (2009:69) keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.

Pengertian pembelajaran kooperatif model Group Investigation.

Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Menurut pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut mengemukakan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang

Membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif. Mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok

Cooperative learning merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran19. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi efektif antara anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

Pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, filsafat ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci seseorang dapat menempatkan dirinya di lingkungan sekitar.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal.

KERANGKA BERPIKIR

Data awal hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dengan tim kolaborasi menunjukkan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01.

 Permasalahan pada pembelajaran yaitu guru kurang mendorong siswa aktif berani berpendapat sehingga keterampilan berbiacara siswa kurang terlatih dan cenderung pasif/diam. Selain itu, banyaknya siswa yang belum mencapai KKM dikarenakan PKn mencakup muatan materi yang luas sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif belajar sendiri agar dapat menguasai materi dan menerapkan ilmu dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Penggunaanmedia kurang optimal karena tidak mendukung keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang antusias yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan melalui model pembelajaran Kooperatif model Group Investigation pada pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Butuh 01.

METODE PENULISAN

Subyek Penelitian

Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri Butuh 01 Tahun Pelajaran 2016/2017. Lokasi SD Negeri Butuh 01 ini terletak di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Waktu Pelaksanaan Penelitian

 Adapun waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran tersebut selama 3 bulan dimulai dari bulan Januari sampai bulan Maret.

Karakteristik Siswa

Siswa yang menjadi subyek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 dengan jumlah siswa 13 siswa terdiri dari 8 putra dan 5 putri.. Kemampuan masing-masing siswa pun beragam. Ada yang cepat bisa, ada juga yang lambat dalam menangkap materi pembelajaran.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran PKn dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapairata-rata 59 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 62% siswa menjawab kesulitan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.

Teknik Observasi

Observasi dilakukanselama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data.

Teknik Tes

Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan M.Taggart dengan system spiral repleksi diri yang dimulai dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali (Kasbolah, 1998/1999: 113).

Dalam model Kemmis dan M.Taggart ini, penelitian menggunakan dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas.

Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi proses dan hasil tindakan. Ini adalah sebagai siklus pertama belum menyelesaikan permasalahan, maka dilanjutkan dengan siklus kedua, dimana rencana tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Demikian penelitian dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan penelitian dapat dipecahkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 8 siswa atau 62%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 5 siswa dengan persentase 38%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 siswa atau 54%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 46%.

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

 

 

 

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 4 siswa atau 30%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 70%.

Hasil refleksi dari siklus 2 merupakan rekomendasi untuk siklus 3 agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 3 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutama dalam Proses Belajar Mengajar.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 3

Ketuntasan belajar siswa siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 2 siswa atau 15%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 11 siswa dengan persentase 85%.

Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 3 pada pembelajaran PKn melalui model Group Investigation pada Kelas IV SD Negeri Butuh 01 diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 2. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan.

Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui teknik pembagian pada media kertas berpetak dengan pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 yang dapat dilihat pada tabel berikut;

Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation pada Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran PKn

No

Aspek yang diamati

Sebelum Perbaikan

Siklus 1

Siklus 2

 

Siklus 3

1

Ketrampilan Guru

Cukup

Baik

Baik

Sangat Baik

2

Aktivitas Siswa

Cukup

Baik

Baik

Sangat

Baik

3

Hasil Belajar

38% Tuntas

46% Tuntas

70% Tuntas

85% Tuntas

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 38%, siklus I 46% , siklus II 70%, dan siklus III 85%. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

 

 

 

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang peningkatan kualitas pembelajaran PKn melalui model Group Investigation pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 dapat disimpulkanbahwa:

a.   Model Group Investigation dapat meningkatkan keterampilan guru, hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik.

b.   Model Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas siswa, hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik.

c.   Model Group Investigation dapat meningkiatkan hasil belajar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 38%, pada siklus II meningkat menjadi 70%, dan pada siklus III meningkat menjadi 85%.dengan kategori sangat tinggi.

            Dengan demikian, hasil belajar PKn siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sekurang- kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 80% dengan KKM70.

Paparan simpulan di atas menunjukkan hipotesis tindakan terbukti bahwa melalui Model Group Investigation dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01.

SARAN

Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Butuh 01 , peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

Guru

Guru hendaknya menerapkan Model Group Investigation sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karena terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di SD yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. pembelajaran.

Siswa

            Siswa seharusnya lebih fokus berkonsentrasi pada pelajaran agar menambah pengetahuan dan wawasannya. Sebaiknya aktivitas siswa lebih ditingkatkan sehingga siswa lebih berani dalam bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi, mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok maupun memberikan tanggapan kepada kelompok lain.

 

 

Sekolah

Penelitian melalui Model Group Investigation dapat digunakan sekolah untuk penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita. Kamus Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar, Bandung: Indah Jaya Adhiprata, 2009

AL Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2001.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001

Asrori, Mohammad. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Wacana Prima, 2007

Budimansyah, Dasim. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PKn, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

Darajat, Zakiah. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2008 Daryanto, Evalusi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005

Hasil Observasi awal pada tanggal 29 maret 2014 di MI Muhammadiyah Pondok.

Isjoni. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Pekan Baru: Alfabeta, 2007

Lie, Anita. Cooperatif Learning mempraktekan Cooperatif learning diruang sekolah, Jakarta: Grasindo, 2010

Moeleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009

Ngalim, Purwanto. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009

Rohman, Arif. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: LaksBang, 2009

Slavin. Cooperative Learning, Bandung: Nusa Media, 2008

Sugiyanto. Model-Model Pembelajaran inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010 Sumiati & Asra. Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima 2008

Supandi. PTK: Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 2 Trawas Mojokerto, Malang: UMM Malang, 2008

Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007

UUD 1945 dan Amandemennya, Tim Media, 2005. Semarang: Media Center