PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING

DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV

SDN NEGERI KARANGDUREN 02 SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Harti Handayani

Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

PKn di SDN Karangduren 02 mengalami masalah. Berdasarkan observasi, ditemukan ada permasalahan guru kurang optimal dalam menggunakan model inovatif, kurang maksimal dalam menggunakan media yang menarik, siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Data hasil penilaian evaluasi di SDN Karangduren 02 pada mata pelajaran PKn terdapat 75% mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Masalah tersebut mendesak untuk diselesaikan, peneliti termotivasi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card. Alasan peneliti melilih model Quantum Learning adalah model pembelajaran yang menciptakan lingkungan belajar bermakna dan menyenangkan, menumbuhkan minat belajar siswa, menciptakan pengalaman siswa, agar siswa menemukan konsep suatu ilmu, siswa menunjukkan bahwa mereka tahu, mengulas kembali materi yang dipelajari, agar tercipta keberhasilan suatu pembelajaran (DePorter, 2014: 39-40). Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan Media Flash Card. Tujuan penelitian adalah meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan Media Flash Card di kelas IV SDN Karangduren 02. Rancangan penelitian mengunakan penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi cukup, dan mengalami peningkatan lagi menjadi baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi cukup, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 25%, siklus I 46%dan siklus II 64% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 85%. Simpulan penelitian ini adalah model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn siswa di kelas IV SDN Karangduren 02.

Kata Kunci: Flash Card, kualitas pembelajaran, PKn, Quantum Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diwajibkan karena memiliki tujuan yang sangat baik bagi negara dan warga negara Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah lebih lanjut menerangkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006: 271).

Tujuan pembelajaran PKn (BSNP, 2006: 108) antara lain agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter- karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa- bangsa lainnya; dan (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan kewarganegaraan menurut Depdiknas (2007) bertujuan agar dapat menumbuhkan potensi peserta didik agar mempunyai civic intelligence, civic participation serta civic responsibility.

Hasil temuan kajian kurikulum PKn menunjukkan bahwa komposisi jumlah SK dan KD untuk tiap semester baik untuk SD, SMP dan SMA cukup memadai. Aspek sikap proporsinya hanya 12%, aspek perilaku 20,17% dan aspek pengetahuan 69,43% (Depdiknas, 2004). Hal ini berakibat pada pembelajaran PKn yang dipenuhi pengajaran konsep keilmuan semata. Penyampaian pembelajaran lebih didominasi metode ekspositori, ceramah, dan pemaparan dari guru. Pembelajaran PKn yang diterapkan di sekolah pada umumnya merupakan pembelajaran konvensional yang cenderung bersifat teacher centered mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi aktif, siswa kesulitan dalam memahami materi PKn yag dijelaskan dan beranggapan bahwa PKn adalah pelajaran hafalan yang membosankan. Guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif serta kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat, menjadi penyebab belum optimalnya proses pembelajaran PKn di SD.

Efektivitas belajar pembelajaran PKn dapat tercapai maksimal apabila guru mempunyai keterampilan mengajar yang baik, memiliki kemampuan memilih model dan media yang tepat sesuai karakter peserta didik sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar tercapai optimal. Pelaksanaan pembelajaran PKn masih terdapat beberapa masalah, menurut hasil penelitian Depdiknas (2007) masalah-masalah tersebut antara lain: (1) guru kurang memahami rumusan SK-KD pada mata pelajaran PKn; (2) guru kurang melakukan inovasi dan kurang kreatif dalam proses pembelajaran.

Hasil kegiatan observasi serta praktek pengajar yang telah dilakukan peneliti, peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran PKn di Kelas IV SD N Karangduren 02, masalah dari guru antara lain: (1) kurang optimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif, (2) guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran yang menarik, masalah dari siswa yaitu kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu berdampak pada hasil belajar siswa. Data hasil penilaian evaluasi di SDN Sekaran 02 pada mata pelajaran PKn terdapat 75% (24 dari 32 siswa) mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi 90, dengan rata-rata kelas 65.

Masalah tersebut perlu diselesaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Solusi yang diterapkan yaitu melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card. Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah untuk semua tipe peserta didik (Deporter, 2013:14). Quantum teaching merupakan suatu petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan isi, dan memudahkan proses pembelajaran (DePorter, 2014:33). Model Quantum Learning menegaskan bahwa guru lebih dari sekadar pemberi ilmu pengetahuan, guru sebagai rekan belajar, model, pembimbing, dan fasilitator pengubah kesuksesan siswa (DePorter, 2014:41). Quantum Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menciptakan lingkungan belajar bermakna dan menyenangkan dengan menumbuhkan minat belajar siswa (tumbuhkan), menciptakan pengalaman umum siswa (alami) agar siswa dapat menemukan konsep suatu pembelajaran (namai), guru memfasilitasi siswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan (demonstrasi), dan guru membimbing siswa mengulas kembali materi yang telah dipelajari (ulang), agar tercipta keberhasilan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan (rayakan) (DePorter, 2014: 39-40). Alasan peneliti memilih model Quantum Learning karena memiliki keunggulan yaitu menumbuhkan suasana kebersamaan, menciptakan kenyamanan dan ketenangan dalam belajar, serta memberikan penyadaran kepada peserta didik terhadap proses yang sedang dijalaninya (Sukardi, 2013: 82).

Model Quantum Learning lebih optimal apabila peneliti memadukan dengan media Flash Card. Media pembelajaran menurut Munadi (2008: 5) adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Media Flash Card sangat efektif digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Keunggulan media Flash Card antara lain: (1) ada hubungan yang kuat antara bagian depan dan belakang, ada kaitan antara satu hal dengan hal yang lain seperti cara kerja ingatan manusia. Seseorang bisa mengingat suatu informasi apabila informasi tersebut ada kaitan dengan informasi lain yang sudah pasti sudah dapat kita ingat; (2) informasi yang diingat akan diserap cepat masuk ke otak; (3) satu kartu sama dengan satu ide, informasi akan mudah untuk diingat apabila diingat satu per satu bukan sekaligus; (4) manajemen otak menggunakan kedua belah otak, diterapkan secara optimal; (5) terdapat tips penguat ingatan dan pemahaman; (6) mobilitas tinggi, muda dibawa ke mana-mana sehingga anak dapat belajar di manapun juga; (7) dapat dimainkan sendiri, berdua atau bersama; (8) peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan menyenangkan; dan (9) murah serta mudah didapat (Indriana, 2011: 69).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model Quantum Learning Dengan Media Flash Card Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Di Kelas IV SDN Negeri Karangduren 02 Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci secara khusus sebagai berikut:

1.               Apakah melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran PKn di Kelas IV SD N Karangduren 02?

2.               Apakah melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn di Kelas IV SD N Karangduren 02?

3.               Apakah melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn di Kelas IV SD N Karangduren 02?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan Media Flash Card di kelas IV SD N Karangduren 02.

Tujuan Khusus

a.  Meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan Media Flash Card di kelas IV SD N Karangduren 02.

b.  Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan Media Flash Card di kelas IV SD N Karangduren 02.

c.  Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan Media Flash Card di kelas IV SD N Karangduren 02.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif dalam pemecahan permasalahan pembelajaran, dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan secara umum. Serta diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat dalam pendidikan secara teoretis maupun praktis antara lain:

Manfaat Teoretis

1)  Bahan pendukung penelitian selanjutnya.

2)  Mengembangkan pembelajaran PKn

 

Manfaat Praktis

1)  Bagi siswa

Model Quantum Learning dengan media Flash Card meningkatkan minat, antusias, keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn, dan hasil belajar siswa.

2)  Bagi guru

Model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan guru untuk menggunakan model dan media yang inovatif.

3)  Bagi sekolah

Model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

4)  Bagi peneliti

Sarana Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Belajar

Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, serta kemampuan-kemampuan yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010:2), yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Daryanto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Kurnia (2008:13) belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan dan relatif yang dilakukan secara sadar sebagai hasil dari belajar melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya sendiri.

 

 

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang dapat kita temukan hampir di setiap negara, hanya saja dengan nama dan istilah yang berbeda. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pengertian mengenai pendidikan kewarganegaraan. Diantaranya Menurut Ruminiati (2007:1.26), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.2 th. 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Kemudian diperbarui lagi menjadi UU No.12 th. 2006 tentang kewarganegaraan, berisi peraturan yang memberi perlindungan pada kaum perempuan yang menikah dengan warga asing, dan nasib anak-anaknya.

Pola pembelajaran mata pelajaran Kewarganegaraan yang secara substansif menyangkut sosialisasi, desiminasi, aktualisasi konsep, sistem, nilai, budaya, dan praktik demokrasi, berupaya agar pembelajaran Kewarganegaraan mencapai efektifitas: (1) pemahaman dasar tentang cara kerja demokasi, dan lembaga lembaganya; (2) tentang ‘rule of law’ dan Hak Asasi Manusia seperti tercermin dalam rumusan-rumusan perjanjian dan kesepakatan internasional dan lokal; (3) kekuatan keterampilan partisipatif yang akan memberdayakan peserta didik untuk merespons dan memecahkan masalah-masalah masyarakat mereka secara demokratis; dan (4) pengembangan budaya demokrasi dan perdamaian pada lembaga- lembaga pendidikan dan seluruh aspek kehidupan masyarakat (Tilaar, 2002).

Model Quantum Learning dan Media Flash Card

Quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah untuk semua tipe peserta didik (Deporter, 2013: 14). Quantum teaching merupakan suatu petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan isi, dan memudahkan proses pembelajaran (DePorter, 2014: 33). Teori ini menegaskan bahwa guru lebih dari sekadar pemberi ilmu pengetahuan, guru sebagai rekan belajar, model, pembimbing, dan fasilitator pengubah kesuksesan siswa (DePorter, 2014: 41).

Model pembelajaran Quantum Learning menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan dan landasan untuk belajar. Quantum Learning merangkaikan yang paling baik dari yang terbaikmenjadi sebuah multisensori, multikecerdasan dan kompatibel dengan otak pada akhirnya akan meledakkan prestasi.

Quantum Learning mempunyai cara-cara efektif untuk meningkatkan partisipasi dengan mengubah keadaan, motivasi dan minat dengan menerapkan kerangka rancangan tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR), rasa kebersamaan dengan menggunakan delapan kunci keungggulan, daya ingat dengan menggunakan SLIM-n-BIL, daya dengar peserta didik dengan mengikuti prinsip komunikasi, dan kehalusan transisi dengan MPT (DePorter, 2014: 33)

Cara efektif untuk meningkatkan proses pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan pembelajaran tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR) dengan media Flash Card.

Pembelajaran Model Quantum Learning dengan Media Flash Card

Pembelajaran melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card di kelas IV SDN Sekaran 02 dapat menciptakan lingkungan belajar bermakna dan menyenangkan, menumbuhkan minat belajar siswa, menciptakan pengalaman siswa, agar siswa menemukan konsep suatu ilmu, siswa menunjukkan bahwa mereka tahu, mengulas kembali materi yang dipelajari, agar tercipta keberhasilan suatu pembelajaran (DePorter, 2014: 39- 40).

KERANGKA BERPIKIR

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) berdasarkan hasil observasi serta praktek pengajar lapangan (PPL), peneliti menemukan masalah yaitu guru kurang optimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan keterampilan guru dalam pemilihan model dan media pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa. Data hasil penilaian evaluasi di SDN Karangduren 02 pada mata pelajaran PKn terdapat 75% (24 dari 32 siswa) mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi 90, dengan rata-rata kelas 65.

Pemecahan masalah yang dilakukan oleh peneliti yaitu melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card. Pada dasarnya semua model itu baik, namun dalam pemilihan model untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menyesuaikan dengan karakter pembelajaran PKn, materi dan subyek belajar. Peneliti memilih model Quantum Learning dengan media Flash Card, karena menurut Sukardi (2013: 82) Quantum Learning memiliki keunggulan yaitu menumbuhkan suasana kebersamaan, menciptakan kenyamanan dan ketenangan dalam belajar, serta memberikan penyadaran kepada peserta didik terhadap proses belajar, selaras dengan pendapat Suyadi (2013: 112) Quantum Learning memiliki keunggulan yaitu melibatkan teknologi pendidikan terkini karena mempuyai basis neurosains (cara kerja otak) yang kuat, memberi kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi pembelajaran sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik, memberi peluang kepada semua peserta didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar secara menakjubkan, setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward yang sepadan, sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar untuk mendapatkan reward sebaik-baiknya.

Peneliti memadukan dengan media Flash Card karena media tersebut sangat efektif digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Media Flash Card memiliki keunggulan antara lain: (1) ada hubungan yang kuat antara bagian depan dan belakang, ada kaitan antara satu hal dengan hal yang lain seperti cara kerja ingatan manusia. Seseorang bisa mengingat suatu informasi apabila informasi tersebut ada kaitan dengan informasi lain yang sudah pasti sudah dapat kita ingat; (2) informasi yang diingat akan diserap cepat masuk ke otak; (3) satu kartu sama dengan satu ide, informasi akan mudah untuk diingat apabila diingat satu per satu bukan sekaligus; (4) manajemen otak menggunakan kedua belah otak, diterapkan secara optimal; (5) terdapat tips penguat ingatan dan pemahaman; (6) mobilitas tinggi, mudah dibawa ke mana-mana sehingga anak dapat belajar di manapun juga; (7) dapat dimainkan sendiri, berdua atau bersama; (8) peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan menyenangkan; dan (9) murah serta mudah didapat (Indriana, 2011: 69). Flash Card sangat efektif untuk kelompok kecil yang tidak lebih dari 25 orang, hal ini efektif untuk mengatasi masalah pembelajaran PKn di Kelas IV SD N Karangduren 02 yang terdiri dari 32 siswa.

Guru dapat menumbuhkan minat dan antusias belajar siswa dengan media Flash Card, membimbing siswa mengumpulkan informasi melalui permaianan Flash Card, membangun keterampilan berpikir siswa dengan menyampaikan pokok/kata kunci pelajaran, memberi kesempatan siswa menunjukkan bahwa mereka tahu melalui kuis komunikata, membimbing siswa mengulas kembali ilmu yang dipelajari, dan merayakan keberhasilan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa di kelas IV SD N Karangduren 02.

METODE PENULISAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015, dan siklus 3 pada hari Kamis tanggal 4 Juni 2015.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Karangduren 02

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas IV, karena siswa kelas IV itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 32 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 19 orang.

 

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran PKn dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 65 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 75% siswa menjawab kesulitan.

Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

Observasi Langsung

Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa pada saat membaca dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran.

Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn

Analisis Dokumen

Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen itu berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru, hal ini berfungsi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian.

Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Adapun trianggulasi yang digunakan adalah: trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk cross check terhadap kondisi setiap siswa agar diperoleh data yang valid. Dengan teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan inspirasi yang lebih tepat sesuai kebutuhan siswa yang sebenarnya.

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajara PKn siswa kelas IV SD Negeri Karangduren 02 dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan Model Quantum Learning dengan media Flash Card yang dilakukan oleh guru dengan penanaman konsep melalui kerja kelompok. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dengan menggunakan Model Quantum Learning dengan media Flash Card.

Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas IV sebanyak 32 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 terletak di desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 masih asri dengan suasana perkotaan, Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 dikelilingi oleh perumahan warga dan pertokoan.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV SD Negeri Karangduren 02 Desa Karangduren pada semester II diperoleh data yaitu dari 32 siswa yaitu 13 laki-laki dan 19 perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Ketrampilan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui Ketrampilan siswa (tes awal).

Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah

Persen (%)

1.

Tuntas

8

25

2.

Belum tuntas

24

75

Jumlah

32

100

 

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 24 siswa atau 75%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 25%.

 

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan Model Quantum Learning dengan media Flash Card, siswa dalam kegiatan belajar akan diajak mencari pasangan dengan permainan kreatif, dengan tujuan agar siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan untuk bertukar pikiran tentang materi yang dipelajari.

Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 17 siswa atau 54%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 46%.

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 11 siswa atau 34%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 64%.

Hasil refleksi dari siklus 2 merupakan rekomendasi untuk siklus 3 agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 3 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutama dalam Proses Belajar Mengajar.

Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 3

Ketuntasan belajar siswa siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 5 siswa atau 15%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 27 siswa dengan persentase 85%.

Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 3 pada pembelajaran PKn melalui Model Quantum Learning dengan media Flash Card pada kelas IV SD Negeri Karangduren 02 diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 3. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, 2) memberikan bantuan dan bimbingan secara individu, 3) selalu memotivasi siswa untuk percaya diri terhadap jawaban maupun pendapat yang dimiliki.

Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Quantum Learning dengan media Flash Card dengan pada siklus 1, Siklus 2, dan siklus 3 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Model Quantum Learning dengan media Flash Card pada Siswa Kelas V dalam Pembelajaran PKn

No

Aspek yang diamati

Sebelum Perbaikan

Siklus 1

Siklus 2

 

Siklus 3

1

Ketrampilan Guru

Cukup

Cukup

Baik

Sangat Baik

2

Aktivitas Siswa

Cukup

Cukup

Baik

Sangat Baik

4

Hasil Belajar

25% Tuntas

46% Tuntas

64% Tuntas

85% Tuntas

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi cukup, dan mengalami peningkatan lagi menjadi baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi cukup, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 25%, siklus I 46%dan siklus II 64% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 85%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas tentang kualitas pembelajaran PKn melalui model Quantum Learningdengan media Flash Card di kelas IV SDN Karangduren 02, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.               Keterampilan guru pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card meningkat. Hasil observasi keterampilan guru menunjukkan pada siklus I guru memperoleh skor 15 termasuk dalam kriteria cukup, keterampilan guru pada siklus II meningkat memperoleh skor 19 termasuk dalam kriteria sangat baik, dan pada siklus III memperoleh skor 29 termasuk dalam kriteria sangat baik. Sehinga dapat disimpulkan bahwa model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran PKn di kelas IV SDN Karangduren 02.

2.               Aktivitas belajar pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card meningkat. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 14,69 termasuk dalam kriteria cukup, siklus II meningkat skor menjadi 17,07 termasuk dalam kriteria baik, dan pada siklus III memperoleh skor 19,66 termasuk dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn di kelas IV SDN Karangduren 02.

3.               Hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui model Quantum Learning dengan media Flash Card meningkat. Data hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai siklus III, pada siklus 1 ketuntasan klasikal 46% dengan nilai rata-rata 72, siklus II hasil belajar siswa memperoleh ketuntasan klasikal 64% dengan nilai rata-rata 74 dan meningkat pada siklus III ketuntasan klasikal 85% dengan nilai rata-rata 79. Data siklus III menunjukkan ketuntasan klasikal telah mencapai target 80% yaitu 85%. Berdasarkan kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat meningkatkan kualitas keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Karangduren 02.

Saran

Saran yang dapat disampaikan peneliti berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Quantum Learning dengan Media Flash Card di Kelas IV SDN Karangduren 02” adalah:

1.     Model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat dijadikan sebagai bahan pendukung penelitian selanjutnya dan dapat mengembangkan pembelajaran PKn

2.     Bagi siswa

Model Quantum Learning dengan media Flash Card dapat digunakan untuk meningkatkan minat, antusias, keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn, dan hasil belajar siswa.

3.     Bagi guru

Guru dapat menggunakan model Quantum Learning dengan media Flash Card untuk meningkatkan keterampilannya dalam menggunakan model dan media yang inovatif.

4.     Bagi sekolah

Sekolah dapat mengembangkan model Quantum Learning dengan media Flash Card untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dahar. 2011. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

De Porter, B., dan Hernacki, M. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.

., Reardon, M., dan Nourie, S. 2014. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Leraning di Ruang-ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung: Kaifa

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

. 2006. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat kurikulum badan penelitian dan pengembangan.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hernawan, A., Resmini, N., dan Andayani. 2008. Pembelajaran Terpadu.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Herryanto, Nur, dkk. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Jogjakarta: Diva Press.

Mar’at. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi.

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. 2014. Kurikulum 2013. Jakarta: Dikdas.

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal.

Purnamasari, Wiladantika. 2014. “Penerapan Model Quantum Learning Menggunakan Teori Apersepsi untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IVA SDI Siti Sulaechah Semarang”. Skripsi. Semarang: Program Sarjana Unnes.

Rifa’I, A. dan Chatarina, T. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Ruminiati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.

Sukardi, Ismail. 2013. Model-model PembelajaranModeren.Jogjakarta:

Tunas Gemilang Pers.

Sunarso. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pertguruan Tinggi.Yogyakarta: UNY Press