Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Time Token
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
MELALUI METODE TIME TOKEN SISWA KELAS V
SD NEGERI WATES 02 KECAMATAN GETASAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Supriyono
SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Permasalahan pembelajaran PKn di Kelas V SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 guru belum menggunakan mode, -model inovatif hanya menggunakan model konvensional dan penyampaian informasi searah sehingga siswa kurang berpartisipasi aktif dan hasil belajarnya juga masih rendah. Implementasi model time token dapat menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran karena setiap siswa diberikan kesempatan berbicara. Rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana peningkatan hasil belajar Pkn Melalui Metode Time Token Siswa Kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016?. Tujuan penelitian ini meningkatan hasil belajar PKn Melalui Metode Time Token Siswa Kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam mengidentifikasi permasalahan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis & Mc Taggart yang terdiri dari beberapa siklus. Penelitian dilakukan pada semester II Tahun pelajaran 2015/2016. Siklus 1, Hari Senin, 16 Mei 2016 dan Siklus 2, Hari Sabtu, 21 Mei 2016. Materi penelitian adalah Pendidikan kewarganegaraan kelas V semester genap “Keputusan Bersamaâ€. Teknik pengumpulan data dilaukan dengan cara pengamatan, tes, dan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran. Sampai pada siklus 2 ini persentase ketuntasan mencapai 83 % dan nilai rata-rata siswa 80, maka perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus 2 saja. Hasil ini melebihi patokan yang telah dibuat dimana jika 80% anak telah mencapai ketuntasan atau nilainya mencapai KKM, maka perbaikan pembelajaran dihentikan paida siklus 2 ini dan pembelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi “keputusan bersama†dinyatakan berhasil. Simpulan penelitian ini adalah model time token lebih efektif digunakan dalam pembelajaran PKn materi keputusan bersama. Peneliti menyarankan guru hendaknya menggunakan model yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran tidak monoton dan bersifat multi arah.
Kata Kunci: Aktivitas siswa, Hasil Belajar PKn dan Model Time Token
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.â€(UU Sisdiknas 2011: 3).
Berdasarkan pengertian diatas, dijelaskan pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan potensi diri, akhlak mulia, sehingga manusia mampu hidup sesuai martabatnya dan membawa perubahan bangsa yang lebih maju. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan harus sesuai kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah salah satunya memuat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak, kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia 1945.
Winataputra (2009: 1.1) PKn merupakan pendidikan yang berfungsi mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga (civic responbility) dan mendorong partisipasi warga negara (civic participation).
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan; (1) berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lainnya; (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (BSNP 2006: 108).
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi: (1) Persatuan dan Kesatuan bangsa; (2) Norma hukum dan peraturan; (3) Hak asasi manusia; (4) Kebutuhan warga Negara; (5) Konstitusi Negara; (6) Kekuasaan politik; (7) Pancasila; (8) Globalisasi (Ruminiati 2008: 1.26).
Depdiknas (2007: 25) dijelaskan permasalahan yang terdapat dilapangan untuk SD kelas IV-VI kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran sesungguhnya lebih pada kurangnya kreativitas dan inovasi guru dalam pembelajaran, khususnya dalam mencari sumber, memilih dan mengorganisasikan materi sesuai tuntutan Kompetensi Dasar.
Observasi yang dilakukan di SD Negeri Wates 02 menemukan permasalahan pembelajaran PKn yaitu pengemasan materi masih bersifat teori, guru belum menggunakan model-model inovatif hanya diisi dengan pemberian informasi searah, tanya jawab, dan penugasan sehingga siswa kurang antusias. Apabila guru memberikan pertanyaan secara klasikal dan sudah dijawab dengan benar maka materi akan langsung dilanjutkan sehingga tingkat pemahaman siswa kurang. Pengelolaan kelas juga kurang efektif, siswa sering mondar- mandir tanpa alasan dan asyik berbicara sendiri dengan temannya sewaktu guru menerangkan.
Berdasarkan permasalahan, peneliti ingin memfokuskan pada penggunaan model yang dapat menjadikan siswa antusias dan berperan aktif. Salah satu model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan semua siswa adalah model time token.
Penelitian tentang keefektifan model time token terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wates 02. Menurut Huda (2014: 239), model time token merupakan contoh penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah yakni proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek. Semua siswa dapat berbicara secara aktif sesuai hasil pemikirannya sendiri sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Aqib (2014: 33), model time token dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial dan menghindari siswa yang mendominasi atau diam sekali.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Time Token Siswa Kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana peningkatan hasil belajar Pkn Melalui Metode Time Token Siswa Kelas V Sd Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar PKn Melalui Metode Time Token Siswa Kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan metode time token dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada pelajaran PKn.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada pelajaran PKn.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan metode pembelajaran time token atau penerapan metode time token secara lebih lanjut dalam dunia pendidikan.
Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan dapat Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada pelajaran PKn.
2. Bagi guru, penggunaan metode time token dalam pembelajaran dapat memfasilitasi siswa dalam belajar dan mempelajari materi dengan mudah menarik dan menyenangkan.
3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian penngunaan metode time token ini memberikan referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Serta sekolah dapat mendukung guru untuk menggunakan berbagai metode mengajar agar siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik.
4. Bagi peneliti, peneliti mampu menerapkan metode yang sesuai dalam materi pembelajaran tertentu. Serta peneliti mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai materi dan metode pembelajaran yang sesuai.
METODE PENELITIAN
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah 18 anak yang terdiri dari 10 anak lakilaki dan 10 anak perempuan.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester II Tahun pelajaran 2015/2016.
Siklus 1, Hari Senin, 16 Mei 2016
Siklus 2, Hari Sabtu, 21 Mei 2016
Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data
Analisis deskriptif kualitatif
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif, artinya mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Wina Sanjaya (2013, 106-107) menyebutkan teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, tahap mereduksi data atau menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Kedua, tahap mendeskripsikan data sehingga data yang terkumpul menjadi bermakna. Ketiga, membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.
Analisis deskriptif kuantitatif
Hasil tes yang telah diperoleh dari siswa dianalisis secara deskriptif. Untuk mengolah data dari hasil uji tes yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri Wates 02 tahun pelajaran 2015 – 2016 dibuktikan dengan peningkatan hasil evaluasi yang dilaksanakan sebanyak siklus yang dilakukan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PRA SIKLUS
Data daftar nilai ulangan PKn Materi Keputusan Bersama dari guru menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM hanya mencapai 28%. Rekapitulasi hasil belajar PKn siswa pada prasiklus dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan data tersebut, maka dilakukan wawancara dengan guru dan juga observasi dalam pembelajaran PKn di kelas sebagai upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya hasil belajar PKn tersebut.
Proses pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri Wates 02 menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada kelompok dan kemampuan berbicara anak dengan menggunakan metode time token. Dimana guru berperan sebagai sumber informasi dan fasilitator dalam pembelajaran dan siswa sebagai penerima informasi.
Dari tabel nilai pra siklus mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun pelajaran 2015/2016 ditemukan 5 anak yang tuntas dengan persentase ketuntasan 28 %.
Siklus 1
Siklus 1 adalah tahap dimana guru mulai melakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan karena hasil belajar siswa belum mencapai tujuan yang diharapkan. Dari jumlah siswa 18 siswa hanya 5 siswa yang mencapai nilai ketuntasan, 13 siswa yang lain hasil belajarnya masih di bawah KKM yang ditentukan. Jadi guru melaksanakan perbaikan pembelajaran yang pertama pada siklus 1 ini dengan menerapkan metode time token.
Hasil observasi aktivitas guru pada perbaikan pembelajaran Siklus 1 selama pelaksanaan pembelajaran dengan persentase pembelajaran 50 % masih dalam kategori cukup.
Pada Siklus 1 diatas maka diperoleh hasil bahwa aktivitas siawa pada perbaikan pembelajaran Siklus 1 adalah 71 %, dalam kategori cukup.
Siklus 2
Dari hasil refleksi Siklus 1 sebagai dasar peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus 2. Siklus 2 adalah tahap dimana guru melakukan perbaikan pembelajaran yang kedua kalinya. Pada tahap ini guru masih menggunakan metode time token.
Ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn. Pada siklus 1 persentase ketuntasan 50 % dengan rata rata nilai 75, pada siklus 2 ada peningkatan dimana persentase ketuntasan naik menjadi 83 % dengan nilai rata-rata 80. Berdasar hasil yang diperoleh pada siklus 2 ini, maka perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas V SD Negeri Wates 02 Tahun pelajaran 2015/2016 dihentikan pada siklus 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sudah mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana jika nilai sudah sama atau lebih dari nilai KKM 80 dan persentase ketuntasan lebih dari atau sama dengan 80 % siswa tuntas dalam pembelajaran maka perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus tersebut.
Hasil observasi aktivitas guru pada perbaikan pembelajaran siklus 2 selama pelaksanaan pembelajaran dengan persentase pembelajaran 86 % dalam kategori baik.
Aktivitas siswa pada siklus 2 diatas maka diperoleh hasil bahwa aktivitas siawa pada perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah 96 %, dalam kategori sudah baik.
Persentase ketuntasan siswa tentang hasil belajar mata pelajaran PKn dari pra siklus sampai dengan siklus 2 terus ada peningkatan sampai pada indikator keberhasilan penelitian tercapai pada siklus 2. Penelitian dihentikan pada siklus 2 karena pada siklus 2 rata-rata nilai anak mencapai 80 dengan pencapaian ketuntasan 83%.
Pembahasan
Pelaksanaan penelitian dalam rangka usaha guru untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 telah dilakukan dengan baik. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari kerjasama peneliti dengan berbagai pihak yang telah memberikan arahan dan masukan demi keberhasilan penelitian ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perbaika pembelajaran yang peneliti lakukan pada tiap siklus terkait dengan teori belajar para ahli adalah sebagai berikut:
Siklus 1
Dalam rangka usaha guru untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016, maka dilakukan perbaikan pembelajaran Siklus 1 dengan menerapkan metode time token.
Berdasarkan dari hasil analisis pelaksanaan tindakan siklus 1, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 hasilnya cukup. Hal ini dibuktikan dengan hasil persentase ketuntasannya adalah 50 % dengan nilai rata – siswa 75.
2. Ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada tahap pra siklus anak yang tuntas berjumlah 5 anak, sedangkan pada siklus 1 ini ada 9 anak yang tuntas.
3. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 tidak lepas dari usaha guru dalam membimbing, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas guru yang selalu ada peningkatan dalam tiap siklusnya. Pada siklus 1 ini aktivitas guru dalam kategori cukup. Usaha guru belum maksimal, dari aspek apersepsi, motivasi, guru, penyampaian tujuan pembelajaran, model yang digunakan, teknik bertanya, penggunaan waktu, membuat rangkuman pelaksanaan tes evaluasi, dan pemberian PR.
4. Aktivitas siswa juga mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus 1 ini masih dalam kategori kurang.
5. Berdasarkan hasil penilaian mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016, aktivitas guru maupun siswa pada siklus 1 ini belum berhasil dan masih perlu untuk dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Siklus 2
Siklus 2 dilakukan karena perbaikan pembelajaran pada Siklus 1 belum berhasil atau belum tuntas. Pada siklus 2 peneliti masih menggunakan metode time token. Pada siklus 2 ini guru lebih memberikan motivasi atau penguatan sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan.
Berdasarkan dari hasil analisis pelaksanaan tindakan siklus 2, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 hasilnya baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil persentase ketuntasannya adalah 83 % dengan nilai rata – siswa 80.
2. Ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada tahap siklus 1 anak yang tuntas berjumlah 9 anak, sedangkan pada siklus 2 ini ada 15 anak yang tuntas.
3. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 tidak lepas dari usaha guru dalam membimbing, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas guru yang selalu ada peningkatan dalam tiap siklusnya. Pada siklus 2 ini aktivitas guru dalam kategori baik. Usaha guru sudah maksimal, dari aspek apersepsi, motivasi, guru, penyampaian tujuan pembelajaran, model yang digunakan, teknik bertanya, penggunaan waktu, membuat rangkuman pelaksanaan tes evaluasi, dan pemberian PR.
4. Aktivitas siswa juga mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus 1 ini sudah dalam kategori baik.
5. Berdasarkan hasil penilaian mata pelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016, aktivitas guru maupun siswa pada siklus 2 ini dapat sikatakan berhasil , sehingga perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus 2 ini.
6. Karena pada siklus 2 ini persentase ketuntasan mencapai 83 % dan nilai rata-rata siswa 80, maka perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus 2 saja. Hasil ini melebihi patokan yang telah dibuat dimana jika 80% anak telah mencapai ketuntasan atau nilainya mencapai KKM, maka perbaikan pembelajaran dihentikan paida siklus 2 ini dan pembelajaran PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi “keputusan bersama†dinyatakan berhasil.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode time token dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatan hasil belajar PKn pada Siswa Kelas V SDN Wates 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada tahap pra siklus sampai pada siklus 2 ada peningkatan jumlah anak yang tuntas dalam belajar mata pelajaran PKn. Pada awalnya pada tahap prasiklus 5 anak yang tuntas, siklus 1 ada 9 anak yang tuntas dan siklus 2 ada 15 anak yang tuntas dalam belajar mata pelajaran PKn. Keberhasilan perbaikan pembelajaran ini juga dapat dilihat pada siklus 2, dimana persentase ketuntasan mencapai 83 % dan nilai rata-rata siswa 80. Hasil ini sudah sesuai dengan patokan yang telah dibuat dimana jika 80 % anak telah mencapai ketuntasan atau nilainya mencapai KKM 80 maka perbaikan pembelajaran dihentikan.
Dapat disimpulkan model time token lebih efektif terhadap hasil belajar PKn materi keputusan bersama. Aktivitas siswa mengalami peningkatan, sehingga pembelajaran berjalan dengan optimal.
Saran
Bagi Guru
(1) Guru hendaknya memilih model yang sesuai terhadap materi agar pembelajaran lebih efektif.
(2) Guru hendaknya mengembangkan indikator dan memperdalam materi pembelajaran sehingga menambah wawasan atau pengetahuan siswa.
(3) Guru dapat menvariasikan model time token dengan model-model lainnya sesuai karakteristik siswa, materi dan fasilitas kelas.
Bagi Siswa
Dalam penerapan model time token siswa sebaiknya tertib menyerahkan kupon berbicara sehingga semua siswa mendapatkan giliran secara bergantian. Siswa juga diharapkan berdiskusi aktif menyelesaikan permasalahan sehingga semua anggota berpikir kritis dan melakukan tanggung jawabnya.
Bagi Sekolah
(1) Model time token sebagai alternatif dalam pembelajaran di sekolah guna meningkatkan hasil belajar.
(2) Pihak sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan keleluasaan pada guru guna memperbaiki mutu sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widoso Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arum Perwitasari. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Time Token Arends dengan Media Audio Visual. Joyful Learning Journal Vol 3 (1).
BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta:BSNP.
Chin-Min Hsiung. 2012. The Effectiviness of Cooperative Learning. of Engineering Education, Vol.101, No. 1 pp. 119-137.
Daryanto. 2013. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Effandi Zakaria, Titi Solfitri, Yusoff Daud, Zulkarnain. 2013. Effect of Cooperative Learning on Secondary School Students’ Mathematics Achivement. Creative Education Vol.4, No.2, 98-100.
Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hasibuan dan Moedjiono. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar..
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kusdaryani, Wiwik. 2009. Landasan Kependidikan. Semarang: IKIP PGRI Semaarang Press.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Nur Widya Ichsani, Suryani, Siti Halidjah. 2014. Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Time Token di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3, No 8.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Priyatno, Duwi. 2016. SPSS Handbook. Yogyakarta: MediaKom
Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Divapress.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES.
Ruminiati. 2008. Pembelajaran PKn SD. PJJ UNNES.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Siti Marfuatun, Wakidi dan Syaiful M. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Time Token terhadap Aktivitas Belajar Sejarah Siswa Kelas V. PESAGI (Jurnal Pendidikan dan penelitian Sejarah) Vol 2 No 2.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taufiq, Agus, dkk. 2010. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Jakarta: Sekretariat Negara.
Winataputra, Udin S. 2009. Materi dan pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 2.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tanjung, Nur B dan Ardial. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Taufiq, Agus, dkk. 2010. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Jakarta: Sekretariat Negara.
Widihastuti dan Fajar. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Winataputra, Udin S. 2009. Materi dan pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.