Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Media Gambar
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI BENDA-BENDA LANGIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I
SD NEGERI CUKIL 01 SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kasiyem
Sekolah Dasar Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: “Apakah dengan penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi “Benda-Benda Langit†pada Siswa Kelas I Semester II di SD Negeri Cukil 01 Tahun Pelajaran 2015/2016?â€. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Benda-Benda Langit dengan menggunakan media gambar di kelas I Semester II SD Negeri Cukil 01 Tahun Pelajaran 2015/2016. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Cukil 01. Urutan kegiatan penelitian mencakup: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif yang terdiri atas 3 (tiga) alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis data kuanitatif terdiri dari rata-rata dan persentase ketuntasan belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi benda-benda langit Kelas I Semester II di SD Negeri Cukil 01Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 33%, siklus I 52% dan siklus II 81%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Media Gambar, Hasil Belajar, IPA, Benda Langit
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam suatu proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa, yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pebelajar. Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran yaitu siswa yang melakukan aktivitas belajar, guru yang melaksanakan pembelajaran dan metode tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini berdasarkan pada suatu konsep bahwa keberhasilan siswa dalam belajar akan sangat tergantung kepada berbagai hal, seperti faktor individual terdiri dari kecerdasan, motivasi dan lain- lain, serta karena faktor sosial seperti guru, cara mengajar, alat peraga atau media pembelajaran dan lingkungan belajar.
Sehubungan dengan hal itu, dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar telah diupayakan berbagai metode atau pendekatan yang diharapkan dapat mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan tersebut adalah pendekatan fakta, konsep dan keterampilan proses. Salah satu kewajiban guru IPA menurut Soebiyanto, adalah mengajarkan proses inkuiri yakni pencarian kebenaran, informasi atau pengetahuan. Karena itu guru perlu menerapkan berbagai pendekatan tersebut dalam pembelajaran.
Selain pendekatan-pendekatan pembelajaran, guru harus menggunakan alat peraga (media) dalam pembelajaran. Media atau alat peraga merupakan salah satu alat yang teramat penting dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran IPA di tingkat SD/MI yang siswanya belum mempunyai penalaran yang tinggi. Dengan media siswa lebih mudah memahami apa yang diajarkan guru, dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa dalam pembelajaran yang mengantarkan siswa pada suatu proses inkuiri yang berakhir pada meningkatnya hasil belajarnya.
Meskipun terdapat banyak pendekatan inovatif dan media pembelajaran, belum semua guru menerapkannya. Guru masih menerapkan pendekatan konvensional dalam pembelajaran yang menyebabkan kurang tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti yang terjadi pada siswa kelas I SD Negeri Cukil 01, nilai rata-rata IPA lebih rendah dibandingkan dalam pelajaran lain. Dari 21 siswa, hanya 7 yang nilanya ≥ KKM 70, sedangkan 14 siswa nilainya masih di bawah KKM.
Jika dianalisis permasalahan tersebut muncul dari keseharian siswa di kelas. Proses pembelajaran di kelas sangat menentukan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Di SD Negeri Cukil 01 tempat penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali permasalahan yang ada, seperti:
1. Siswa sulit memahami konsep dasar IPA.
2. Siswa kurang serius dalam menerima penejelasan guru, antara lain siswa bermain dan berbicara sendiri saat pelajaran.
3. Guru menggunakan metode ceramah saat pembelajaran dan hanya memanfaatkan sumber belajar dari LKS. Sumber belajar yang lain, seperti lingkungan alam sekitar siswa belum dimanfaatkan.
4. Guru melaksanakan pembelajaran IPA secara teoritis sehingga kurang menarik bagi siswa.
5. Guru kurang memotivasi siswa saat pembelajaran.
6. Guru tidak menggunakan media saat pembelajaran IPA.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dapat diduga sementara bahwa hal tersebut disebabkan pendekatan-pendekatan pembelajaran jarang dilakukan guru, pembelajaran berpusat pada guru yang menyebabkan siswa malas dan tidak termotivasi untuk belajar, serta belum diefektifkannya alat peraga (media) maupun model dalam pembelajaran. Peneliti menawarkan solusi yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa media adalah bagian tak terpisahkan dari proses belajar. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada materi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.
Media mempunyai multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar (siswa dan isi pelajaran).
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya.6 Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Pada proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan materi dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahkan daripada tanpa bantuan media. Perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan dilihat bila penggunannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media.
Berdasarkan paparan di atas dan hasil refleksi diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih berpusat pada guru, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran diterapkan model pembelajaran inovatif yang dapat melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisik maupun sosial, dengan harapan hasil belajar siswa meningkat. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian dengan judul †Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Benda-Benda Langit Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD Negeri Cukil 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA Materi Benda-Benda Langit kelas I SD Negeri Cukil 01?
2. Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi Benda-Benda Langit siswa kelas I SD Negeri Cukil 01?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut
1. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA Materi Benda-Benda Langit dengan menggunakan media gambar di kelas I SD Negeri Cukil 01?
2. Meningkatkan hasil belajar IPA Materi Benda-Benda Langit dengan menggunakan media gambar di kelas I SD Negeri Cukil 01?
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
a. Diperolehnya pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA yang menarik dan inovatif bagi siswa kelas 1 SD Negeri Cukil 01.
b. Diperolehnya dasar penelitian berikutnya.
c. Terjadinya pergeseran dari paradigma mengajar menuju paradigma belajar yang mengutamakan proses untuk mencapai hasil belajar.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa:
Meningkatnya hasil belajar siswa melalui pengembangan kreativitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Guru
Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi pembelajaran IPA bagi siswa kelas 1.
c. Bagi sekolah
Diperolehnya masukan bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,).
Ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Merupakan usaha sadar dan disengaja.
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.
Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah perilaku peserta didik.
Pengertian Media gambar
Diantara banyak media pendidikan, gambar merupakan media yang sangat mudah kita temukan. Kata- kata dan gambar merupakan perpaduan yang sangat baik dalam proses pengiriman pesan, informasi atau materi pelajaran.
Hasil dari belajar dengan hanya melalui kata-kata seharusnya berbeda dengan hasil belajar melalui perpaduan kata-kata dan gambar. Banyak definisi yang menjelaskan tentang media gambar.
KERANGKA BERFIKIR
Pemahaman siswa akan mata pelajaran IPA yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Dengan media Gambar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, kecakapan pribadi dan sosial, siswa dapat bekerjasama, saling membantu antara teman terutama yang mengalami kesulitan belajar, dan saling bertanggungjawab antar anggota kelompok. Selain itu guru kelas juga bertambah pengetahuan dan kreativitas dalam merancang pembelajaran sesuai karakteristik siswa.
Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar IPA di SD Negeri Cukil 01 pada kompetensi dasar Sifat-sifat benda, dari 28 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 7 siswa (30%) dan 16 siswa (70%) mendapatkan nilai di bawah 70. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA yaitu 70. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan kurang akitf dalam belajar.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan media Gambar dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas I semester II SD Negeri Cukil 01.
METODOLOGI PENULISAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015, dan siklus 3 pada hari Selasa tanggal 3 November 2015.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Cukil 01
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas I, karena siswa kelas I itulah yang mempunyai masalah dalam pembelajaran bahasa indonesia.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Cukil 01 Desa Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 21 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 8 orang.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses pembelajaran dan dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 63 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 67% siswa menjawab kesulitan.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas I SD Negeri Cukil 01 dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru dengan penanaman konsep melalui kerja kelompok. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dengan menggunakan media gambar.
Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas I sebanyak 21 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas I SD Cukil 01 Desa Cukil 01 pada semester II diperoleh data yaitu dari 21 siswa yaitu 13 laki-laki dan 8 perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Ketrampilan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes awal.
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 14 siswa atau 67%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 33%.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1
Ketuntasan belajar siswa Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 10 siswa atau 48%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 11 siswa dengan persentase 52%.
Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2
Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 4 siswa atau 19%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa dengan persentase 81%.
Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 2 pada pembelajaran IPA menggunakan media gambar pada kelas I SD Negeri Cukil 01 diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 2.
Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui media gambar dengan pada siklus 1, dan siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas I dalam Pembelajaran IPA
No |
Aspek yang diamati |
Sebelum Perbaikan |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1 |
Aktivitas Siswa |
Cukup |
Baik |
Sangat Baik |
2 |
Hasil Belajar |
33% Tuntas |
52% Tuntas |
81% Tuntas |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 33%, siklus I 52% dan siklus II 81%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan bahwa:
1. Melalui penggunan media gambardapat meningkatkan Aktivitas siswa kelas 1 SD Negeri Cukil 01.
2. Melalui penggunan media gambardapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 1 SD Negeri Cukil 01.
Hal tersebut ditunjukkan dengan keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 33%, siklus I 52% dan siklus II 81%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
SARAN
Dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
Bagi Guru
a. Guru hendaknya berusaha mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran IPA khususnya siswa kelas rendah.
b. Sebaiknya guru aktif merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini membuat siswa lebih optimal dalam pembelajaran
c. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap penggunaan media dalam pembelajaran, khususnya pelajaran IPA.
Bagi Siswa
Siswa harus lebih aktif dalam pembelajaran yang mencakup 8 aspek aktivitas pembelajaran, yakni aspek visual, oral, listening, writing, drawing, mental, motor, dan emotional.
Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pengadaan media pembelajaran, untuk pendukung pelaksanaan pembelajaran yang aktif.
Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. Membangun Profesionalisme Guru dan PengawasSekolah. Bandung: Drama Widya, 2007.
Arikunto, Suharsimi dkk. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003.
. MediaPembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007. Depdikbud. KamusBesarBahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1993.
Depdiknas, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Depdiknas, 2000.
Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional 1994.
. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Hadi, Sutrisno. MetodologiReseach. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 2004. Hamalik, Oemar. MediaPendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
. KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Iskandar, Srini M. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Dasar. Surabaya: Usaha Nasional, 2001.
Latuheru, J. D. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang:: IKIP Ujung Pandang, 1998.
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Purwanto, Ngalim. PsikologiPendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990. Rohani, Ahmad. PengelolaanPengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996.
Sanaky, Hujair. MediaPembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009.
Sihkabuden. ModulMediaPembelajaran. Malang: FIP IKIP Malang, 1985.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
Soebiyanto. PendidikanIlmuPengetahuanAlam. Jakarta: Depdikbud, 1989.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. MediaPengajaran. Bandung: Sinar, 1998.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Sugiyono. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.
. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,Kualitatifdan R& D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sulaeman, Amir Hamzah. MediaAudio-Visual. Jakarta: Gramedia, 1988.
Surachmad, Winarno. PengantarPenelitianIlmiah:DasarMetodeTeknik. Bandung: Tarsito, 1994.
Syah, Muhibbin. PsikologiBelajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.
Tim Pelatihan Proyek PGSM. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas 1999.
Usman, Basyirudin dan Asnawir. MediaPembelajaran. Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Wahidmurni, Nur Ali. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil Penelitian). Malang: UM Press, 2008.
Winkel, WS. PsikologiPengajaran. Jakarta: Gramedia, 1996..
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.