MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI STATISTIK

DENGAN PENERAPAN MODEL INQUIRY BASED LEARNING

DI KELAS XII MIPA-3

SMAN 1 PEMERINTAH KOTA PEMATANGSIANTAR

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Remia Warni

SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2018/2019. Pelaksanaannya pada semester I waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan (mulai kegiatan persiapan sampai pelaksanaan penelitian) yakni dimulai bulan september sampai November Tahun 2018. Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2018/2019, yang berjumlah 36 orang terdiri dari 20 perempuan dan 16 orang laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran model Inquiry Based Learning pada pembelajaran materi Statistika yang sedang diajarkan. Setelah dilakukan penerapan model Inquiry Based Learning pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 1,14% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 9 orang (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 74.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Statistika pada kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Kata kunci: Hasil Belajar, Inquiry Based Learning

 

PENDAHULUAN

Mutu pendidikan dan kuwalitas pembelajaran siswa dapat ditingkatkan apabila tenaga pengajar bekerja secara profesional yang ditandai dengan pemahaman metode dan model dalam pembelajaran. Kurangnya kemampuan guru dalam menguasai pendekatan cara mengajar akan menyebabkan siswa kurang berprestasi seperti halnya yang terjadi pada SMAN 1 Pemerintah Kota Pematang Siantar prestasi belajar siswa relatif rendah khususnya dalam bidang studi Matematika.

Hasil belajar siswa untuk materi Statistik masih rendah secara umum belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019. Siswa yang nilainya tuntas hanya mencapai 72% dari jumlah siswa dan 28% lagi harus dilakukan remedial untuk dapat tuntas, salah satu hal yang memprihatinkan masih terapat siswa yang hanya mencapai nilai 60 pada saat ulangan harian berdasarkan fenomena ini sangat diharapkan guru melakukan perbaikan untuk dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa, hasil belajar yang dinyatakan dalam nilai angka. Berdasarkan hasil pengalaman penulis sebagai guru materi pengetahuan alam mengidentifikasikan beberapa hal yang menjadi faktor tidak tuntasnya kompetensi pelajaran siswa kurang mampu menjawab materi yang baru dijelaskan dikarenakan siswa bosan dan jenuh dengan cara guru menyampaikan materi.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri dan kualitas pengajaranya. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan tranformasi guru di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Menurut Hamalik (2001:159) bahwa “ hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa”. Menurut Nasution (2006:36) “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) “hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”.

Seiring dengan tingkat perkembangan psikologisnya siswa XII Mipa 3 sekolah menengah sangat relevan jika dalam proses pembelajaran secara aktif melibatkan mereka secara langsung yakni dengan menerapkan pembelajaran model Inquiry Based Learning salah satu metode yang menarik bagi siswa. Dengan menggunakan pembelajaran model Inquiry Based Learning siswa lebih mudah memahami pelajaran materi Statistik. Sehingga akan dapat memacu peningkatan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran model Inquiry Based Learning pada pembelajaran materi Statistika yang sedang diajarkan. Dimana penelitian ini berupa memaparkan upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Statistika. Penelitian dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.

Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2018/2019, yang berjumlah 36 orang terdiri dari 20 perempuan dan 16 orang laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti.

Prosedur dalam penelitian ini direncanakan dua siklus. Adapun tahapannya adalah:

1.    Siklus I

a.   Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah merencanakan tindakan yaitu penyusunan skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

1.      Guru merumuskan pertanyaan (masalah) pada materi Statistika

2.      Membuat rancangan pengumpulan data/informasi

3.      Mengumpulkan data/informasi dengan teknik yang sesuai dan menganalisis data/informasi

4.      Merumuskan simpulan (menjawab pertanyaan)

5.      Menerapkan/menggunakan “temuan” dalam kehidupan berupa data

b.   Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah perencanaan disusun, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu:

1.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

2.      Guru memberikan LK kepada masing-masing siswa

3.      Guru merumuskan pertanyaan (masalah) pada materi Statistika

4.      Guru melakukan Inquiry Based Learning tentang materi Statistika dengan menggunakan “temuan” dalam kehidupan merumuskan simpulan

5.      Guru memberikan berupa data Guru memberikan kesimpulan bersama dengan siswa pada materi Statistika (menjawab pertanyaan)

c.   Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan pelaksanaan membuat kesimpulan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kelemahan maupun kekurangan dalam pembelajaran pada materi Statistika untuk kemudian diperbaiki pada siklus II.

Setelah siklus I dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal, maka dalam hal ini dilakukan Siklus II dengan tahapan untuk dapat mengetahui sejauh mana terjadi suatu perubahan peningkatan nilai siswa dari tahapan demi tahapan yang sudah dilaksanakan sehingga secara nyata terdapat peningkatan

2.    Siklus II

a.      Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II merupakan tahap refleksi dari siklus I. Pada tahap ini guru dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang kurang berhasil dalam belajar dan mempokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I.

Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama dengan menemukan alternative permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu:

1.      Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan permasalahan yang muncul pada siklus I dengan materi Statistika setelah dilakukan diagnosa tentang kemampuan siswa.

2.      Sebelum masuk materi baru terlebih dahulu membahas soal mengenai tes pada siklus I sehingga siswa tentang materi Statistika dalam menyelesaikan soal semakin jelas dan dipahami siswa.

3.      Guru memberi pengarahan kepada siswa untuk lebih teliti dan semangat lagi untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal.

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan ini berusaha mungkin memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada siswa. Tahap ini mempokuskan kepada pengembangan daya nalar siswa untuk menemukan sendiri pada materi Statistika. Hasil yang diharapkan yaitu agar seluruh materi yang diajarkan kepada siswa dapat dipahami siswa dan benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut Pelaksanaan siklus II:

1.      Membahas materi yang dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa kurang materi Statistika tersebut semakin mengerti.

2.      Menjelaskan tahap-tahap penggunaan pembelajaran model Inquiry Based Learning pada materi Statistika, sehingga siswa yang kurang memahami materi diatas dengan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal yang masih belum dipahami oleh siswa.

3.      Memberikan contoh sesuai dengan tahap-tahap penggunaan metode Inquiry Based Learning

4.      Peneliti mengarahkan siswa yang tidak termotivasi untuk mempraktekkan cara melakukan Inquiry Based Learning dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pada materi Statistika

5.      Memotivasi siswa agar selalu aktif dalam melaksanakan berbagai percobaan yang ditugaskan oleh guru

6.      Memberikan pengarahan kepada siswa yang masih kurang memahami materi Statistika

7.      Memantau aktivitas siswa selama melakukan metode Inquiry Based Learning dalam kelompok yang sudah ditentukan

c.      Tahap Refleksi

Hasil dari tes yang diberikan, digunakan sebagai dasar pengembangan kesimpulan. Apakah kegiatan yang dilakukan telah berhasil. Jika pada siklus II ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesalahan menyelesaikan soal, maka akan direncanakan siklus selanjutnya. Namun jika memenuhi indikator keberhasilan belajar, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN

Pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan Statistika pada kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 76,19 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

Pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%.

 

 

 

 

 

Grafik 1.5 Tes Awal, Siklus I dan Siklus II

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 75% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

Setelah dilakukan penerapan model Inquiry Based Learning pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 1,14% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 9 orang (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 74.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Statistika pada kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 1,14% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 9 orang (16%). Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 74.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%.

Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 74.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Statistika pada kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pokok bahasan Statistika dengan menggunakan model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar T.P.2018 /2019.

 

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan

1.      Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 75% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

2.      Pada siklus II siswa yang tuntas 31 orang (97%) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 74.58. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 5.43%.

3.      Setelah dilakukan penerapan model Inquiry Based Learning pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 8.91% dari nilai awal menjadi 72,81 dengan jumlah siswa yang tuntas 27 orang (84%) dan yang belum tuntas 5 orang (16%). Dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model Inquiry Based Learning dalam proses pembelajaran materi Statistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan di Kelas XII Mipa 3 SMAN 1 Pemerintah Kota Pematangsiantar T.P.2018 /2019.

Saran

1.      Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan dapat terwujud dan pembelajaran interaktif terjadi di dalam kelas.

2.      Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan media dan metode pembelajaran sehingga proses belajar mengajar yang baik dapat dilaksanakan di dalam kelas

3.      Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik sehingga mutu pendidikan meningkat secara signifikan

DAFTAR PUSTAKA

Slameto. 1995. Belajar Dan Fakror-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, 12992. Model Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiono, 2002. Model Penelitian Bisnis. Bandung: Alphabeta

Sumaadmadja , Nursid. 1980. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan (IPS): Alumni Bandung

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zainal Aqib Elham Rohmanto,2006, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, Bandung, Yrama Widya, Bandung.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar sejara. Jakarta: Bumi Aksara.