MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

DALAM MEMBACA PETA LINGKUNGAN SETEMPAT

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

PADA SISWA KELAS 4 SEMESTER I SDN 1 PADAAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Tatik Suharti

SDN 1 Padaa Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penggunaan model pembelajaran STAD dengan mengharapkan berbagai problem atau permasalahan dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran IPS. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Pada Pra Siklus Ketuntasan mencapai 46% atau 11 siswa, pada siklus 1, 15 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 63%. Jadi masih ada 37% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 24 siswa dari 24 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100%

Kata Kunci: STAD dan Sumber Daya Alam


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan IPS adalah suatu pro-gram pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (Wesley, 1989). Pendidikan IPS erat kaitannya dengan ilmu sosial, yaitu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan manusia dengan masyarakat dan tingkah laku manusia dalam masyarakat (Preston, 1968). Mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dengan berbagai aspeknya, tentu tidak dapat dipisahkan seperti ilmu-ilmu sosial yang membahas dari berbagai sudut pandang-nya, seperti sejarah, geografi, psikologi, ekonomi politik, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan model pembelajaran yang mampu mengangkat gairah siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi “Peta lingkungan setempat”. Dalam pene-litian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkat-kan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV semester I di SDN 1 Padaan . Alasannya menggunakan model CTL adalah pada dasarnya CTL menitikberatkan untuk mengetahui makna dan bukan hanya sekedar hafalan, melainkan menghubungkan sisi “mengapa” dari kenyataan konkret dalam proses mengajar memberi motivasi penting yang diperlukan untuk belajar.

Mata pelajaran IPS mencakup banyak sekali disiplin ilmu diantaranya Geografi, Sejarah, dan Sosiologi. Oleh karena itu studi ihwal manusia tidak cukup hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja, tetapi membutuhkan banyak disiplin ilmu, sehingga setiap ilmu secara khusus dapat menelaah setiap dimensi yang dimiliki manusia tersebut. Untuk itu anak SD sudah diberi pelajaran IPS agar diharapkan bisa menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab dan menjadi warga negara yang cinta damai.

Indetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang terse-but penulis meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan penelitian tindak-an kelas dan upaya mengidentifikasi ke-kurangan. Hasil pengamatan teman sejawat dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:

a. Siswa kurang memberikan respon atas pertanyaan guru dan tidak mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan.

b. Sebagian besar siswa kurang mem-punyai motivasi belajar.

c. Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

d. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal.

e. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi.

f. Rendahnya kemampuan siswa menye-rap materi pelajaran yang disajikan guru disebabkan karena proses belajar kurang menarik minat dan perhatian siswa.

Analisis Masalah

Berdasakan identifikasi masalah tersebut diatas, maka dapat dianalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar kurang maksimal.

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah dalam penelitian ini peneliti menyajikan materi dengan memberikan beberapa alternatif yang berkaitan dengan materi peta lingkungan setempat dengan cara:

Guru mengajak siswa untuk lebih merespon pembelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.

Memotivasi belajar siswa supaya hasil belajar lebih baik

Menggunakan alat peraga secara tepat, sehingga dapat terwujud sistem pembelajaran yang tepat dan terarah

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah melalui penerapan model pembelajaran Contextual dapat meningkatkan hasil belajar IPS dalam membaca peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Hal apakah yang menjadi kendala dalam meningkatkan pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan model Contextual Learning?

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembela-jaran

1. Meningkatkan hasil belajar IPS materi membaca peta lingkungan setempat siswa kelas IV Semester I SDN 1 Padaan melalui model pembelajaran Contextual.

2. Mendiskripsikan kendala yang muncul pada penerapan model pembelajaran Contextual dalam meningkatkan hasil belajar IPS dengan materi membaca lingkungan setempat.

Manfaat Penelitian Perbaikan Pembe-lajaran

Penulis laporan ini diharapkan da-pat bermanfaat:

1. Bagi Guru

a. Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi

b. Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c. Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memung-kinkan guru secara aktif mengem-bangkan pengetahuan dan ketram-pilan.

d. Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

2. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

b. Dapat mengurangi rasa jenuh terhadap pembelajraan IPS sehing-ga dapat menyenangkan dan menarik perhatian siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan prestasi seko-lah, sehingga mendapat kepercaya-an dari masyarakat.

b. Dapat meningkatkan mutu pendi-dikan di SD pada umumnya.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar IPS

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai suatu yang ingin di capai menurut Surya-brata (2002:232) menyimpulkan tentang belajar yaitu: 1. Belajar itu membawa per-ubahan, 2. Perubahan itu pada pokoknya didapatkan kecakapan baru. 3. Perubahan terjadi karena usaha dengan sengaja.

Belajar adalah suatu proses dimana suatu tindakan muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi (Sukmadinata 2003: 15).

Dalam hal ini belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan perubahan pada diri siswa dan perubahan itu merupakan hasil belajar yang melibatkan segi jasmani dan rohani yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal pengeta-huan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan tingkah laku serta semua aspek yang ada dalam individu. Menurut paham Progresivis-me Jhon Dewey (Pahyono, 2004: 4).

Belajar adalah suatu proses dimana suatu tindakkan muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi (Sukmadinata 2003: 15).

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun perbuatan. Sedangkan S. Nasution berpen-dapat: bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak hanya pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti suatu materi dalam mata pelajaran berupa data kuantitatif dan kualitatif.

c. Deskripsi Rumpun Pelajaran IPS SD

Pendidikan Ilmu Pengetahuan So-sial (IPS) merupakan pendidikan sosial yang digariskan dari tingkat SD sampai tingkat perguruan tinggi yang mencakup kehidup-an, karena manusia disebut makhluk sosial sehingga tidak bisa lepas dari orang lain. Setiap bidang ilmu mempunyai konsep-konsep dasar atau pengertian-pengertian dasar yang diuraikan melalui definisi. Ada beberapa definisi tentang ilmu sosial, diantaranya yang dikemukakan oleh Harsoyo yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu-ilmu yang mempelajari sikap dan tingkah laku manusia di dalam kelompok (Harsoyo, 1971, hal. 25).

Seperti yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan tujuan bagi sekolah mempelajari IPS dengan tujuan sebagai berikut:

  1. IPS untuk memenuhi kebutuhan pribadi, dalam tingkah laku tergam-bar dalam disiplin ilmu-ilmu sosial, misalnya untuk memenuhi kebutuh-annya atau dalam usaha mencapai kemakmuran, ilmu pengetahuan tergambar dalam ilmu jiwa sosial.
  2. IPS dalam memecahkan berbagai persoalan di masyarakat kini, me-nyangkut berbagai aspek dari sikap dan tingkah laku di masyarakat yang siap menghadapi persoalan-persoalan yang berkembang sangat pesat akibat pengaruh kemajuan teknologi.
  3. IPS untuk memilih karir. Pendidikan IPS hendaknya menyadarkan se-mua siswa akan hakekat keragam-an dalam memilih karir yang berkaitan dengan bidang-bidang disiplin ilmu lainnya, sehingga terbuka bagi siswa dalam mengem-bangkan bakat yang berbeda.
  4. IPS untuk mempersiapkan studi lanjutan. Pendidikan IPS hendaknya dapat memberikan motivasi kepada siswa tujuan ilmu yang akan di pelajari secara akademi maupun proposional yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya.

Adapun pemberian mata pelajaran IPS di sekolah dasar bertujuan agar siswa memahami/menguasai konsep IPS maupun metode ilmiah untuk memecahkan masa-lah-masalah yang dihadapinya sehingga siswa menyadari kebesaran dan kekuasaan sang pencipta.

Metode Pembelajaran Contextual Teaching Learning

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Seels and Richey (1994:32) metode pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi dan meng-urutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. Snelbecker (1982:115) mengemukakan metode pem-belajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran dengan memahami perbeda-an karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, artinya guru harus mampu memahami bahwa di antara siswa terdapat perbedaan-perbe-daan karakteristik. Hal itu karena siswa berasal dari kondisi ekonomi dan kemam-puan orang tua yang berbeda, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran terdapat perbedaan pula.

b. Metode Kontekstual atau Context-ual Teaching and Learning

Contextual Teaching and Learning (CTL) atau metode kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemu-kan materi yang dipelajari dan menghu-bungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wina Sanjaya, 2006:109).

Pendahuluan:

1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan penting-nya materi pelajaran yang akan dipelajari.

2) Guru menjelaskan prosedur pembe-lajaran kontektual:

a. Siswa dibagi ke dalam bebera-pa kelompok sesuai dengan jumlah siswa;

b. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi

c. Melalui observasi siswa ditugas-kan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan pada ma-sing-masing kegiatan tersebut.

3) Guru melakukan tanya jawab seki-tar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa.

Inti di Lapangan

1) Siswa melakukan observasi sesuai dengan tugas yang diberikan

2) Siswa mencatat hal-hal yang mere-ka temukan sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

Di dalam Kelas

1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka

2) Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi

3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain

Penutup

1) Dengan bantuan guru siswa me-nyimpulkan hasil observasi

2) Guru menugaskan siswa untuk membuat rangkuman tentang pe-ngalaman belajar mereka dengan materi Membaca peta lingkungan setempat.

Kerangka Berfikir

Siswa kelas IV SD masih tergolong anak dalam masa berpola pikir kongkret dan holistik sehingga dalam belajar ia perlu menghadapi sesuatu yang nyata dan dapat dimanipulasi secara langsung.

Skema Kerangka Berfikir

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIK-AN PEMBELAJARAN

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

1. Subyek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu ”Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dalam Membaca Peta Lingkungan setempat melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning pada Siswa Kelas 4 Semester I SDN 2 Padaan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 19 anak.

2. Tempat Penelitian

Berkaitan pembelajaran IPS untuk kelas IV Semester I yang di laksanakan SDN 2 Padaan Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Penelitian dilakukan di sekolah ini karena penulis adalah pendidik di sekolah tersebut

3. Karakter Peserta Didik

Peserta didik dengan jumlah siswa 19 anak, putra 7 anak dan putri 12 anak, dengan karakteristik tingkat kepandaian relatif sama, sikap atau perkembangan jiwa mereka wajar-wajar saja, tidak ada yang memiliki keistimewaan atau keluarbiasaan.

4. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yaitu 19 September 2013 s.d. 3 Oktober 2013.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Diskripsi Per Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dengan diawali pembelajaran Pra Siklus, siklus I dan Siklus II, dan masing-masing siklus dibagi menjadi 4 tahapan yaitu Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengamatan dan Tahap Evaluasi (seperti yang sudah diuraikan pada Bab III).

Adapun hasil penelitian masing-masing siklus adalah sebagai berikut:

Pra Siklus

Dalam melaksanakan penelitian Pra Siklus dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum memuaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Pra Siklus adalah sebagai berikut: hasil penelitian Pra Siklus yaitu hasil tes formatif dengan nilai rata-rata 67,89 dengan ketuntasan baru mencapai 63% sehingga yang belum tuntas 37%.

Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran IPS

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

1

5%

45-54

2

5%

55-64

7

38%

65-74

5

26%

75-84

8

21%

85-94

1

5%

95-100

0

0%

Gambar 1 Grafik Nilai Pra Siklus

Siklus I

Tabel: 2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Silkus I Mata Pelajaran IPS

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

3

13%

55-64

4

17%

65-74

6

25%

75-84

7

29%

85-94

4

17%

95-100

0

0%

Gambar: 2 Nilai Tes Formatif Siklus I Mata Pelajaran IPS

SIKLUS II

Tabel:3 Rekapitulasi Nilai Test Formatif Siklus II Mata Pelajaran IPS

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

0

0%

55-64

2

8%

65-74

2

8%

75-84

9

38%

85-94

6

25%

95-100

5

21%

Gambar: 3 GRAFIK NILAI TES FORMATIF SIKLUS II MATA PELAJARAN IPS

Tabel: 4 Perbandingan Ketuntasan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata-rata

Jumlah siswa

Persen tase

Tnts

Blm

Tnts

Blm

Tnts

Blm

67,89

15

9

53%

68,94

17

7

63%

84,74

22

2

89%

Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus I nilai rata-rata hanya 67,89, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 68,94, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 84,74. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 53%, Siklus I menjadi 63% dan Siklus II 89%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

Gambar: 4 Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pembahasan

Dampak yang ditimbulkan dari penerapan Model pembelajaran CTL selama dua siklus terhadap pencapaian hasil belajar siswa sangat nampak jelas pada Pra Siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus, 15 siswa memperoleh nilai diatas 70 atau lebih dan ketuntasan mencapai 53%. Jadi masih ada 47% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.

Pada siklus 1, siswa yang mem-peroleh nilai diatas 70 mencapai 17 siswa dari 24 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai mencapai 63% yang artinya jadi masih ada 37% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM

Pada siklus 2, siswa yang memper-oleh nilai diatas 70 mencapai 22 siswa dari 24 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan meningkat menjadi 89% sedangkan yang 2 anak atau 11% belum mencapai nilai sesuai dengan KKM.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Diskusi kelompok mampu mengaktifkan semua siswa sehingga proses pembe-lajaran berlangsung hidup.

2. Penggunaan alat bantu/alat peraga yang sesuai dengan materi pembela-jaran secara maksimal akan meningkat-kan pemahaman dan hasil belajar siswa.

3. Untuk menguatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, siswa diberi tes pengayaan yang berupa pekerjaan rumah.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran seba-gai bentuk tindak lanjut, untuk mening-katkan kualitas pembelajaran yang dilaku-kan oleh guru:

1. Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.

2. Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.

3. Guru harus bisa memilih dan meng-gunakan alat peraga yang sesuai de-ngan materi pengajaran secara maksi-mal.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)

Nanik Supartini. (2005). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Problem Solving pada Pembelajaran Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di SD. Universitas Terbuka Semarang,.

Ruseffendi (1991:124). Pengajaran IPS Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.

Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.

Whiterington dalam buku Educational Psychology