STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI OPERASI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENERAPAN METODE PERAGAAN
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI OPERASI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENERAPAN METODE PERAGAAN
DENGAN MENGGUNAKAN SEKELOMPOK GAMBAR
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I
SDN 2 JAPAH KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Nanik Suharni
SDN 2 Japah Kabupaten Blora
ABSTRAK
Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan Matematika sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi Matematika. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran Matematika terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Matematika dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengajaran Script? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Script terhadap motivasi belajar Matematika. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengjaran Script. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar Matematika setelah diterapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran bebasis masalah. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Matematika. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65%), siklus II (84%), siklus III (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas IV serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika.
Kata Kunci: Matematika, Metode Peragaan dan Gambar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu univer–sal yang mendasari perkembangan tekno–logi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memaju–kan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini didasari oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, teori peluang dan analisis. Untuk menguasai dan menciptakan teknolo–gi di masa depan diperlukan matematika yang kuat sejak dini.
Kondisi SD Negeri 2 JAPAH bila dilihat dari segi sarana dan prasarana sudah memadai. Lima ruangan kelas dan satu ruang kantor sudah dikeramik, instalasi listrik sudah tersedia dan halaman sekolah sudah dipaving. Tersedianya media pembelajaran seperti komputer makin mempermudah terciptanya proses pembela–jaran yang efektif. Kondisi gedung yang kokoh dan terawat baik. Sayangnya keada–an sekolah yang demikian itu ternyata tidak didukung dengan kondisi lingkungan sekitar sekolah yang kondusif. Lokasi SD Negeri 2 JAPAH terletak ditepi jalan yang menghu–bungkan antar desa. Kendaraan-kendaraan banyak yang lewat terkadang sangat meng–ganggu proses belajar mengajar. Keadaan demikian masih diperparah dengan adanya suara-suara bising pande besi dan mesin disel yang berasal dari bengkel pande besi yang letaknya sangat dekat dengan seko–lah. Keadaan lingkungan sekolah yang demikian peneliti rasakan sangat meng–ganggu konsentrasi belajar siswa sehingga pencapaian prestasi belajar siswa masih kurang maksimal.
Sebagian besar orang tua siswa dari kelas IV yang peneliti ajar rata-rata berasal dari lulusan SD dan kebanyakan dari mereka bekerja sebagai tukang pande dan buruh tani. Mereka berangkat kerja sebelum anak-anaknya pergi ke sekolah dan pulang kerja sore sehingga dirumah sudah mereka tidak sempat mendampingi anak-anaknya belajar karena sudah terlalu capek. Kondisi orang tua yang demikian, tentu saja sangat tidak mendukung untuk pencapaian prestasi belajar siswa yang diinginkan.
Identifikasi Masalah
Hasil pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar hitung bilangan campuran menunjukkan hanya 15 orang dari 31 siswa di kelas IV yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 75% ke atas. Selama pembelajaran berlangsung siswa hanya memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan lembar kerja siswa dengan meniru contoh penyelesaian yang diberikan guru. Para siswa bersikap pasif hanya menerima ilmu, siswa tidak diarah–kan menemukan sendiri cara menyelesaikan soal.
Berdasarkan hal tersebut peneliti minta bantuan pengamat untuk mengidenti–fikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa dalam memperagakan operasi hitung bilangan campuran dipapan tulis de–ngan bantuan balok garis bilangan.
2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa dalam memahami prinsip-prinsip balok garis bilangan dan garis bilangan.
3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.
4. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang operasi hitung bilangan campuran.
Analisis Masalah
Setelah peneliti berdiskusi dengan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran dan juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing, dan dirumuskan beberapa penyebab timbulnya masalah pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan campuran, yaitu:
1. Peneliti kurang maksimal dalam meng–gunakan alat peraga
2. Peneliti kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran
3. Siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan peneliti.
4. siswa kurang aktif dan kurang mem–perhatikan dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan beberapa permasalah–an tersebut diatas maka peneliti perlu melakukan alternatif tindakan seperti berikut:
1. Untuk kegagalan peneliti akan peneliti atasi dengan menyempurnakan alat peraga.
2. Peneliti akan mencari sumber atau referensi tentang penetapan metode peragaan.
3. Sedangkan untuk kegagalan siswa yang kurang memahami materi akan peneliti atas dengan menyempurnakan alat peraga dan memperbaiki teknik penyampaian materi yaitu dengan mengganti cara-cara lama yang terkesan abstrak dengan cara-cara baru yang lebih konkret.
4. Bagi siswa yang kurang aktif dan kurang memperhatikan dalam meng–ikuti pelajaran akan peneliti atasi dengan meningkatkan pengelolaan kelas, dan memantau kegiatan siswa selama mengikuti pelajaran.
Rumusan Masalah
1. “Bagaimana cara menerapkan metode peragaan untuk meningkatkan kemam–puan siswa dalam operasi hitung campuran dengan menggunakan seke–lompok gambar?”
2. “Apakah melalui penerapan metode peragaan dengan menggunakan seke–lompok gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesai–kan operasi hitung campuran”
Pemecahan Masalah
Berdasarkan landasan teoritik di muka, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: dengan menggunakan model pembelajaran operasi hitung cam–puran dengan menggunakan sekelompok gambar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika tentang Operasi hitung campuran. Dalam hal ini ditunjukkan oleh 100% siswa telah belajar dengan tuntas.
Tujuan Penelitian
Laporan ini disusun selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar, juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional pada Program S1 PGSD Universitas Terbuka, maka tujuan penelitian yang diharapkan bisa dicapai adalah:
1. Meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Menanamkan prinsip-prinsip kerja garis bilangan pada operasi hitung bilangan campuran.
3. Menetapkan metode peragaan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam operasi hitung bilangan cam–puran.
4. Mengetahui efektifitas pemanfaatan alat peraga dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
Manfaat Penelitian
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru-guru yang lain, sekolah tempat penelitian dan bagi pembaca.
1. Bagi Penulis, penelitian ini akan mem–perluas pengalaman penulis saat mengajar dikelas dalam pembelajaran tentang operasi hitung bilangan campuran.
2. Bagi siswa, penelitian ini dapat mening–katkan kemampuan dalam menyelesai–kan kesulitan dalam pembelajaran tentang operasi hitung bilangan campuran.
3. Bagi guru-guru yang lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh dalam meningkatkan anak didiknya. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelo–lanya karena sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.
4. Bagi SD Negeri 2 JAPAH, hasil peneli–tian ini akan memberikan sumbangsih pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran disekolah.
5. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca atau peneliti lain yaitu untuk menambah wawasan para pem–baca tentang masalah yang diteliti dan juga sebagai acuan, masukan maupun perbandingan bagi pembaca untuk mengambil tindakan mengenai masalah yang serupa.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Matematika di SD
Matematika merupakan ilmu univer–sal yang mendasari perkembangan tekno–logi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkem–bangan pesat di bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang, analisis dan mate–matika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan komponen berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama, kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menje–laskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dengan membuat generalisasi, menyu–sun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, me–rancang model matematika, menyele–saikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta dikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari analisis hasil tes formatif siswa diketahui bahwa nilai rata-rata kelas 28% hanya ada 5 siswa dari 31 siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan penguasaan materi sebesar 75% keatas.
Pengembangan Teori Bruner Dengan Metode Demonstrasi
Dalam proses belajar matematika, Bruner (1982) berpendapat bahwa pada dasarnya kemampuan mental siswa ber–kembang secara betahap mulai dari yang sederhana ke yang rumit, mulai dari hal yang mudah ke yang sulit, dan dari mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak. Secara lebih jelas Bruner menyebut tiga tahapan yang perlu diperhatikan sebagai model dalam menyajikan pelajaran. Ketiga model tahapan ini digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Enactive)
Tahap pertama siswa belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau nyata.
2. Tahap Ikonik atau Tahap Tahap Gam–bar Bayangan (Iconic)
Pada tahap ini siswa telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayang–an mental.
3. Tahap Simbolik (Symbolic)
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa.
Alat Peraga
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran operasi hitung hitung bilang–an campuran ini mempunyai tujuan:
1. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.
2. Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting.
3. Memberi variasi dalam pengajaran
4. Memotivasi belajar siswa.
Alat peraga dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah balok garis bilangan. Alat peaga ini terdiri dari balok berskala dan proses kerjanya berpedoman pada hukum kekekalan panjang. Model yang digunakan berupa boneka yang mempunyai sisi muka dan sisi belakang. Proses operasinya berpegang pada prinsip bahwa panjang keseluruhan sama dengan jumlah panjang masing-masing bagian-bagiannya.
Manfaat penggunaan balok garis bilangan dalam membantu siswa memahami konsep operasi hitung bilangan campuran adalah (1) memperbesar perhatian siswa dalam pembelajaran, (2) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga dapat mengurangi ver–balisme, (3) melatih siswa dalam peme–cahan masalah, (4) mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Yang perlu diingat dalam penggu–naan alat peraga adalah bertujuan agar konsep-konsep atau ide-ide dalam matematika yang sifatnya abstrak itu dapat dipahami dan dicapai oleh penalaran siswa terutama siswa yang masih berada dalam tahap berpikir konkret.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PENELITI–AN
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas IV SD 2 JAPAH, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 17 orang, terdiri dari 6 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Penelitian dilaksana–kan pada saat mata pelajaran matematika berlangsung dengan kompetensi dasar hitung bilangan campuran. Pertimbangan peneliti menentukan tempat penelitian tersebut karena sehari-hari peneliti meng–ajar di SD 2 JAPAH sehingga peneliti mempunyai banyak waktu dan kebebasan dalam melakukan penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Hasil Penelitian
Pembelajaran Matematika dengan kompetensi tentang operasi hitung bilangan campuran ini dilakukan dalam tiga pembe–lajaran. Pada setiap pembelajaran, data-data yang diambil merupakan hasil otentik dari pengamatan aktifitas belajar siswa dan nilai evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir pembelajaran. Adapun hasil-hasil penelitian secara rinci akan peneliti deskripsikan seperti berikut ini:
1. Pembelajaran Awal
Pelaksanaan pembelajaran awal peneliti laksanakan pada hari Selasa, 4 Agustus 2013 pukul 07.00-08.10 di kelas IV SD 2 JAPAH Kecamatan Japah Kabupaten Blora dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat yaitu Jumi Mulyati. Posisi tempat duduk pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran awal ditunjukkan seperti pada gambar di 4.1. bawah ini:
Gambar 4.1: Posisi Pengamat dalam Pembelajaran Awal
Tabel 4.1. Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Awal
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Anak |
Persentase |
Keterangan |
1 |
95-104 |
– |
0% |
– |
2 |
85-94 |
10 |
32% |
Tuntas |
3 |
75-84 |
10 |
32% |
Tuntas |
4 |
65-74 |
– |
0% |
– |
5 |
55-64 |
4 |
13% |
Belum |
6 |
45-64 |
– |
0% |
– |
7 |
35-44 |
4 |
13% |
Belum |
8 |
24-34 |
– |
0% |
– |
9 |
15-24 |
3 |
10% |
Belum |
10 |
5-14 |
– |
0% |
– |
Jumlah Anak |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah Anak yang tuntas |
20 |
65% |
– |
|
Jumlah anak yang belum tuntas |
11 |
35% |
– |
Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Anak |
Persentase |
Keterangan |
1 |
95-104 |
– |
0% |
|
2 |
85-94 |
9 |
29% |
Tuntas |
3 |
75-84 |
11 |
35% |
Tuntas |
4 |
65-74 |
2 |
6% |
Belum |
5 |
55-64 |
2 |
6% |
Belum |
6 |
45-64 |
3 |
10% |
Belum |
7 |
35-44 |
5 |
16% |
Belum |
8 |
24-34 |
– |
0% |
– |
9 |
15-24 |
– |
0% |
– |
10 |
5-14 |
– |
0% |
– |
Jumlah Anak |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah Anak yang tuntas |
20 |
65% |
– |
|
Jumlah anak yang belum tuntas |
11 |
35% |
– |
Berdasarkan tabel 4.1. dan 4.2. maka dapat digambarkan pada grafik batang sebagai berikut:
Grafik. 4.1 Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal
2. Siklus 1
Dikarenakan banyak terdapat keku–rangan-kekurangan selama pelaksanaan proses pembelajaran awal, maka pada pelaksanaan siklus I peneliti akan melaku–kan upaya-upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan ter–sebut, diantaranya adalah dengan meru–muskan tujuan perbaikan pembelajaran dan dengan membaut indiaktor keberhasilan yaitu berupa data penamatan tentang keterampilan proses belajar siswa.
Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2013. Dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat dengan mengisi lembar pengamatan dengan mengisi lembar pengamatan. Adapun posisi tempat duduk pengamat pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 ditunjukkan gambar-gambar berikut ini.
Gambar 4.2 Posisi Pengamat dalam Pembelajaran Siklus 1
Tabel 4.4 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Siklus I
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Anak |
Persentase |
Keterangan |
1 |
95-104 |
6 |
19% |
Tuntas |
2 |
85-94 |
14 |
45% |
Tuntas |
3 |
75-84 |
6 |
19% |
Tuntas |
4 |
65-74 |
0 |
0% |
– |
5 |
55-64 |
0 |
0% |
– |
6 |
45-64 |
2 |
6% |
Belum |
7 |
35-44 |
3 |
10% |
Belum |
8 |
24-34 |
0 |
0% |
– |
9 |
15-24 |
0 |
0% |
– |
10 |
5-14 |
0 |
0% |
– |
Jumlah Anak |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah Anak yang tuntas |
26 |
84% |
– |
|
Jumlah anak yang belum tuntas |
5 |
16% |
– |
Tabel 4.5 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Anak |
Persentase |
Keterangan |
1 |
95-104 |
10 |
32% |
Tuntas |
2 |
85-94 |
8 |
26% |
Tuntas |
3 |
75-84 |
8 |
26% |
Tuntas |
4 |
65-74 |
2 |
6% |
Belum |
5 |
55-64 |
0 |
0% |
– |
6 |
45-64 |
1 |
3% |
Belum |
7 |
35-44 |
1 |
3% |
Belum |
8 |
24-34 |
1 |
3% |
Belum |
9 |
15-24 |
0 |
0% |
– |
10 |
5-14 |
0 |
0% |
– |
Jumlah Anak |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah Anak yang tuntas |
26 |
84% |
– |
|
Jumlah anak yang belum tuntas |
5 |
16% |
– |
Gambar 4.3. Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus 1
3. Siklus II
Siklus II dimulai dengan membuat skenario perbaikan pembelajaran II dan berdiskusi dengan pengamat. Berdasarkan refleksi siklus I, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebut–kan diatas, peneliti perlu melakukan berba–gai upaya seperti berikut:
1. Untuk mengatasi kekurangmampuan siswa dalam menentukan letak nilai sebuah bilangan maka peneliti akan meningkatkan intensitas dan kontinui–tas dalam aktifitas peragaan.
2. Untuk mengatasi kekurangmampuan siswa dalam menjelaskan dan menyele–saikan pengerjaan soal hitung bilangan campuran, maka peneliti akan mengan–tisipasinya dengan melakukan upaya yang sama seperti yang disebutkan pada langkah nomor 1 diatas dan ditambah dengan upaya mengadakan bimbingan terpadu pada waktu siswa melakukan diskusi dengan melakukan diskusi dengan kelompoknya.
3. Untuk mengatasi kekurangmampuan siswa dalam menyimpulkan cara me–nyelesaikan operasi hitung bilangan campuran melalui garis bilangan, maka peneliti akan melakukan upaya meng–adakan tanya jawab dengan memper–hatikan komponen keterampilan berta–nya sehingga konsep yang diterima siswa dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan.
Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran II peneliti laksanakan pada hari Selasa, 1 September 2013. Posisi tempat duduk pengamat masih sama seperti pelaksanaan siklus 1.
Gambar 4.4 Posisi Tempat Duduk Pengamat Pada Siklus II
Tabel 4.6 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Anak |
Persentase |
Keterangan |
1 |
95-104 |
7 |
23% |
Tuntas |
2 |
85-94 |
20 |
65% |
Tuntas |
3 |
75-84 |
2 |
6% |
Tuntas |
4 |
65-74 |
0 |
0% |
– |
5 |
55-64 |
0 |
0% |
– |
6 |
45-64 |
1 |
3% |
Belum Tuntas |
7 |
35-44 |
1 |
3% |
Belum Tuntas |
8 |
24-34 |
0 |
0% |
– |
9 |
15-24 |
0 |
0% |
– |
10 |
5-14 |
0 |
0% |
– |
Jumlah Anak |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah Anak yang tuntas |
29 |
94% |
– |
|
Jumlah anak yang belum tuntas |
2 |
6% |
– |
Tabel 4.7 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus II
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Anak |
Persentase |
Keterangan |
1 |
95-104 |
14 |
45% |
Tuntas |
2 |
85-94 |
10 |
32% |
Tuntas |
3 |
75-84 |
7 |
23% |
Tuntas |
4 |
65-74 |
– |
0% |
– |
5 |
55-64 |
– |
0% |
– |
6 |
45-64 |
– |
0% |
– |
7 |
35-44 |
– |
0% |
– |
8 |
24-34 |
– |
0% |
– |
9 |
15-24 |
– |
0% |
– |
10 |
5-14 |
– |
0% |
– |
Jumlah Anak |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah Anak yang tuntas |
31 |
100% |
– |
|
Jumlah anak yang belum tuntas |
0 |
0% |
– |
Grafik 4.5 Aktifitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa:
1. Langkah peneliti dengan intensitas dan kontuinitas dalam aktifitas peragaan misalnya dengan menyuruh siswa maju berulang kali atau secara perpasangan dengan teman sebangku dapat me–ningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan letak nilai sebuah bilangan bulat.
2. Langkah peneliti menyempurnakan bentuk alat peraga balok garis bilangan ternyata dapat meningkatkan kemam–puan siswa dalam memperagakan operasi hitung bilangan campuran.
3. Langkah peneliti memperbaiki teknik penyampain materi yaitu mengganti cara-cara lama dengan cara-cara baru versi Universitas Terbuka tenyata dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memperagakan dan menyelesaikan pengerjaan soal operasi hitung bilangan campuran baik melalui balok garis bilangan ataupun gambar garis bi–langan.
4. Langkah peneliti mengadakan tanya jawab dengan memperhatikan kompo–nen keterampilan bertanya (pemberian acuan, pemindahan giliran dan penye–baran pertanyaan) ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan cara menyelesaikan operasi hitung bilangan campuran melalui garis bilangan.
5. Pembelajaran Pra Siklus terdapat ketuntasan sebesar 52% dan nilai rata-rata kelas mencapai 67,2, sedangkan pada siklus I ketuntasan mencapai 70,5% dan nilai rata-rata 73,4, pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan yaitu 100% dengan nilai rata-rata kelas 78,6.
Saran
Berdasarkan simpulan-simpulan diatas dapat disarankan:
1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan letak nilai sebuah bilangan bulat maka seorang guru hendaknya melakukan upaya yaitu dengan meningkatkan intensitas dan kontiunitas dalam aktifitas peragaan, misalnya dengan disuruh maju berulang kali atau secara berpasangan dengan teman sebangku.
2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memperagakan dan menyelsaikan pengerjaan soal operasi hitung bilangan campuran baik melalui balok garis bilangan ataupun garis bilangan maka seorang guru dapat melakukan upaya-upaya yaitu dengan menyempurnakan bentuk alat peraga.
3. Agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan cara menyelesaikan operasi hitung bilangan campuran melalui garis bilangan maka seorang guru dapat disarankan mengadakan tanya jawab dengan memperhatikan komponen bertanya yaitu pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.
Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Khafid, M,dkk. 2007. Matematika Penekanan Pada Berhitung 4. Jakarta: Erlangga.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukirman, dkk. 2003. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K. Julaeha, Siti dan Marsimah, Ngadi. 2013. Pemantapan Kemmapuan Profesional. Jakarta: Univesitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K; Wihardit, K dan Nasoetion, Noehi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin, S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.