MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS III
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS III
DI SDN BRADAG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Suwoto
SDN Bradag Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III semester I SDN Bradag. Pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan proses pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa mata pelajaran matematika menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 20,73 dengan rata-rata 2,59 dan masuk dalam kreteria baik. Dan siklus II mendapat skor 25,96 dengan rata-rata 3,25 dan masuk dalam kreteria baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Hasil belajar siswa mata pelajaran matematika menerapkan Model TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I yaitu 68 dan pada siklus II yaitu 88. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 65%, sebanyak 13 siswa dan pada siklus II dari 20 siswa mencapai 90%.,sebanyak 18 anak.
Kata kunci: TGT (Teams Games Tournament) Meningkatkan Hasil belajar
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan mem-bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Supinah dan Agus D.W:2009).
Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Aqib, 2009: 16).
Permendiknas RI nomor 22 tahun 2006, menyebutkan bahwa dalam setiap pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Selanjutnya dalam Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi pengajaran sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran (Supinah dan Agus D.W: 2009)..
RUMUSAN MASALAH
1, Apakah Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III semester I di SDN Bradag pada tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III semester I di SDN Bradag pada tahun pelajaran 2014/2015?
TUJUAN PENELITIAN
1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) .
MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
3) Meningkatkan hasil belajar siswa
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun mengembangkan program pembelajaran serta melaksanakan model pembelajaran .
2) Guru menjadi lebih kreatif untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dari model pembelajaran yang dipakainya.
3) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa.
4) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas .
c. Bagi Sekolah
Dengan menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Bradag.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
1) Morgan dalam Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 14) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
2) Sardiman (2011: 20) mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Anni, dkk, 2007: 14) yaitu:
1) Kondisi internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Kondisi internal ini mencakup kondisi fisik (seperti kesehatan organ tubuh), kondisi psikis ( kemampuan intelektual, emosional), dan kondisi sosial (seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan). Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar dan perkembangan.
2) Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon), lingkungan, dan budaya masyarakat hasil belajar.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menunjuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri atas kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3. Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Hakikat Matematika Di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan diberikannya matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional dan kritis. Tujuan lain adalah mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Penekanan tujuan umum pendidikan matematika di sekolah adalah penataan nalar dan pembentukan sikap siswa, serta keterampilan dalam penerapan matematika (Masthoni: 2009).
Tujuan pembelajaran matematika di SD (BNSP, 2008: 44) adalah:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merncang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua teori
Pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan di mana para siswa bekerja. Deutsch (1949) dalam Slavin (2008) mengidentifikasikan tiga struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.
2) kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya.
3) individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.
KERANGKA BERFIKIR
Penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Matematika. Hal tersebut merupakan perwujudan dari upaya mengurai permasalahan pembelajaran Matematika, baik dari segi guru dan segi siswa. Dari segi guru, cara mengajar guru yang kurang inovatif, penggunaan media kurang sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika yang berakibat pada rendahnya hasil belajar Matematika. Melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas III SDN Bradag pada pembelajaran matematika akan meningkat.
METODE PENELITIAN
SETTING PENELITIAN
Penelitian ini berlangsung pada semester I yang dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober 2014. Penelitian di SDN Bradag kelas III semester I Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
BSUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas III SDN Bradag tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 20 anak, siswa laki-laki 11 anak, dan siswa perempuan 9 anak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Pelaksanan Tindakan Siklus I
Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I diperoleh rata-rata 2,59 dengan persentase 64,78%. Hasil observasi aktivitas siswa untuk siklus I masuk dalam kriteria Cukup/C.
Paparan Hasil Belajar Siklus I
Hasil tes pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I, dari hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran matematika, diperoleh jumlah skor dari semua indikator yaitu 37 dan rata-rata 3,7 dengan kriteria sangat baik/A.
Paparan Hasil Belajar Siklus II
Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) siklus II, diperoleh rata-rata 3,25 dengan persentase 81,%. Hasil observasi aktivitas siswa masuk dalam kriteria sangat baik/A.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas III semester I di SDN Bradag peneliti dapat menarik kesimpulan:
1. Aktivitas siswa pada pelajaran Matematika dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament ) mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 20,73 dengan rata-rata 2,59 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 25,96 dengan rata-rata 3,25 dan masuk dalam kreteria baik.
2 Hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament ) mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas III pada siklus I yaitu 73,5 dan pada siklus II yaitu 91. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 13 siswa sebanyak 65% dan pada siklus II yaitu 18 siswa sebanyak 90%. .
SARAN
Berdasarkan penelitian dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament) pembelajaran matematika siswa kelas III semester I di SDN Bradag, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi Guru, menggunakan model pembelajaran TGT bagi siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang kemampuan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas: PJJ UNNES
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Asma N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya
Hamalik,Dr.Oemar.Psikologi BelajarMengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo.
Http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH06b4/8d6063a0.dir/doc.pdf Oleh Penenaken Bangun,Dosen STKIP .Riama .Medan.
Karim, A. Muchtar, dan Djamus Widagdo. 1999. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka
Kartadinata,Sunaryo.Prof.2002.Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung: CV.Maulana.
Mudjito.2009.Model pembelajaran Tematik Kelas 1 Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.
Mudjito.2009.Pedoman Penilaian Hasil Belajar Dan Kalender Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.
Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.nomor 22 tahun 2006.Depdiknas.
Pitadjeng. 2005. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Semarang: UNNES
Poerwanti,Endang,dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD.Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi: Depdiknas.