MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SOAL CERITA YANG MELIBATKAN NILAI UANG MELALUI MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) SISWA KELAS III SEMESTER I
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SOAL CERITA YANG MELIBATKAN NILAI UANG MELALUI MODEL TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENTS) SISWA KELAS III SEMESTER I
DI SDN PANCUR KECAMATAN PANCUR KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sriyati
SDN Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang
ABSTRAK
Uang adalah (alat) yang digunakan untuk mengukur,menukarkan,dan sekaligus untuk pembayaran barang dan jasa yang dipergunakan dalam kegiatan ekonomi yang meliputi produksi,distribusi,dan konsumsi. Bank Sentral disebut uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang logam yang berlaku umum yang kita gunakan sehari-hari.Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan dipergunakan sewaaktu-waktu untuk melakukan pembayaran oleh pihak tertentu menggunakan cek,bilyet,giro. Pada penelitian ini, dengan adanya perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang efektif, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dan ini bisa digeneralisasikan untuk semua tingkatan siswa kelas III semester I di SDN Pancur . Penerapan metode Teams Games Tournaments serta pemberian tugas dapat membantu seorang guru (peneliti) dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas III semester I di SDN Pancur . Keberhasilan merupakan hasil kerjasama antara guru dan siswa yang secara aktif mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga bisa memotivasi guru-guru lain untuk dapat menerapkan metode belajar yang lain. Melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning dengan tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada pokok bahasan uang maka hasil belajar siswa kelas III semester I di SDN Pancur Kecamatan Pancur pada tahun pelajaran 2014/2015 dapat ditingkatkan. Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran masih kurang, yaitu dengan aktifnya siswa saat pembelajaran. Ketuntasan hasil belajar siswa masih harus tingkatkan. Pada pembeljaran pra siklus ketuntasan siswa hanya 56% sedangkan pada siklus I mencapai 63 % ketuntasan belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 70 % sehingga peneliti perlu merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada pembelajaran siklus II hasil ketuntasan belajar siswa meningkat yaitu dari 6 % pada siklus I menjadi 90% pada silklus II dengan rata-rata perolehan nilai 90.
Kata Kunci: Model TGT, Nilai Uang, Soal Cerita
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika meru-pakan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa. Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa pembelajaran matematika adalah yang paling sulit.
Melihat hasil evaluasi siswa yang masih jauh dari ketuntasan yaitu hanya 15 dari 26 siswa kelas III semester I yang mencapai ketuntasan belajar, penulis berusaha merefleksi diri. Bersumber dari masalah tersebut maka penelitian ini dilaksanakan. Pada materi uang dengan indikator menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang hanya 56 % yang nilainya mencapai KKM dari jumlah 26 siswa kelas III di SDN PAancur semester I..Meskipun siswa sudah mempunyai pengalaman dalam menggunakan uang tetapi jika masalah tersebut dituangkan dalam pembelajaran matematika soal cerita ternyata siswa masih belum mampu menyelesaikannya.
Peneliti menyadari bahwa masih kurangnya hasil belajar siswa disebabkan beberapa faktor antara lain siswa kurang aktif dalam pembelajaran, matematika kurang efektifnya waktu yang direncanakan belum bisa mencapai hasil yang diharapkan guru sehingga konsentrasi siswa kurang terpusat dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Maka dari itu, peneliti memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan pokok penelitian ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ( Teams Games Tournaments ) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang ” yang hasil belajar siswa yang diharapkan bisa maksimal.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisis diatas penulis / peneliti merumuskan masalah yaitu:
1 .Apakah dapat meningkatkan kemampuan siswa melalui kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) siswa kelas III semester I di SDN Paancur Kecamatan Pancur Tahun 2014/2015 ?
2.Apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Semester I di SDN PAancur Kecamatan Pancur melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada tahun pelajaran 2014/2015 ?
MANFAAT PERBAIKAN
1. Manfaat Bagi Pendidik
a. Memperbaiki pembelajaran selan-jutnya
b. Semakin kreatif dalam mengem-bangkan materi pelajaran
c. Memiliki kemampuan Penelitian Tindakan Kelas
2. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Siswa akan merasa senang pada pelajaran matematik
b. Memperbaiki sistem belajar peserta didik
c. Prestasi belajar siswa meningkat
d. Siswa mampu dan terampil dalam menyelesaikan soal matematika
3. Manfaaat Bagi Sekolah
a. Sekolah mendapat masukan tentang cara Penelitian Tindakan Kelas
b. Sekolah akan berkembang jika pendidik berhasil meningkatkan kualitas pendidikan
c. Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
d. Sekolah menjadi sekolah yang bermutu diantara sekolah lain
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Pembelajaran Ko-operatif
Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku dengan menggunakan satu model. Guru sebaiknya juga menggunakan model yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Menurut Kiensmen (1992) dalam kurikulum 2004 (2003:2) suatu model pembelajaran terdapat ciri-ciri sebagai berikut.
1. Adanya penjelasan teoritik, ilmiah dan penemuan.
2. Adanya tujuan yang akan dicapai.
3. Adanya tingkah laku guru dan siswa yang khusus.
4. Dalam model pembelajaran diperlukan suatu kondisi yang khusus.
Oleh karena itu, seorang guru harus kompeten dalam memilih suatu model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.. Beberapa buku yang membahas masalah ini adalah Circle of Learning, Learning Together and None, karya David dan Roger, ditambah Cooperative in The Classroom, kemudian Spencer Kagan dalam bukunya Cooperative Learning: Resources for Teacher.
Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan social yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka. Seperti halnya dengan Student Teams Achievement Divisions(STAD), TGT juga membagi siswa dalam tim belajar yang beranggotakan 4- 5 anak yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994). Dalam metode Teams Games Tournaments (TGT), siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memper-oleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 anak. Anggota terdiri dari 5 anggota hanya apabila kelas tidak dapat dibagi habis dengan 5. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok,urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu dan bagilah daftar siswa yang telah urut itu menjadi 5 .Kemudian ambil satu siswa dari tiap perempatan itu sebagai anggota tiap tim yang berimbang.
b. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang akan diajarkan.
c. Guru menyampaikan atau membacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat kelompok sudah terbentuk.
d. Bila tiba saatnya kuis, bagikan kuis itu atau bentuk evaluasi yang lain dan berikan waktu yang cukup. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat mengerjakan kuis tersebut, sebab mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu.
e. Buatlah skor tim dan skor individual.
f. Berilah pengakuan dan penghargaan kepada prestasi tim.
g. Berilah permainan matematika untuk semua tim.
Alasan penulis memilih Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) karena mempunyai keunggulan.
a. Siswa dilatih keterampilan-keterampil-an matematika yang spesifikasi untuk membantu sesama temannya.
b. Siswa diberikan pengahargaan atas kerja sama baik yang dapat menjadi motivasi
c. Memanfaatkan permainan dalam ke-lompok (menggunakan uang mainan untuk menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.
Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ini yaitu:
1. Pendidik dituntut untuk menyiapkan so-al/kuis yang mencakup seluruh siswa.
2. Pendidik harus merencanakan permain-an matematika yang mendukung materi
3. Siswa yang kurang mampu biasanya masih sulit bekerja sama.
Cara-cara untuk mengatasi:
1. Dalam membuat kuis sebaiknya guru memberikan soal yang mudah bagi siswa yang kurang mampu dan soal yang sulit bagi siswa yang pandai agar semua dapat menyumbangkan poin.
2. Permaian-permaian matematika de-ngan uang mainan dapat meningkat-kan pemahaman siswa terhadap materi uang
3. Siswa yang kurang dapat bekerja sama terus dibimbing selama proses pengerjaan soal agar mempunyai kesempatan belajar.
Penerapan Model Pembelajran Ko-operatif Tipe (TGT) dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang:
1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok
2. Memilih ketua tim bagi kelompok masing-masing
3. Guru membagikan LKS tentang materi uang dan menyiapkan kuis pendek bagi siswa 9 soal kuis terlampir )
4. Guru bertanya jawab dengan memberi-kan skor bagi individu dan bagi tim tentang materi uang
5. Guru merencanakan permainan materi dengan uang mainan untuk menyele-saikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.
6. Guru bertanya jawab untuk cerita menyimpulkan materi serta memberikan tes formatif.
Kerangka Berpikir
Pada pembelajaran materi uang dengan indikator menyelesaikan soal cerita ada sebagian siswa yang merasa kesulitan dalam pengerjaan. Dalam kehidupan sehari-hari siswa sudah terbiasa meng-gunakan uang tetapi jika dituangkan dalam soal cerita masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Oleh karena itu penulis mencoba mengangkat masalah tentang bagaimana upaya atau cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SDN PAancur melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada pokok bahasan uang. Dalam hal ini siswa dilatih keterampilan yang spesifik untuk membantu sesama temannya bekerja sama dalam satu permainan kelompok kecil agar mampu dan bisa mandiri dalam menyelesaikan soal-soal cerita yang melibatkan nilai uang.
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap 26 peserta didik yang terdiri dari laki-laki 14 anak dan permpuan 12 anak siswa kelas III semester I di SDN Paancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SDN PAancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang karena peneliti adalah guru yang mengajar di SDN Pancur sehingga data yang dibutuhkan mudah didapat karena menguasai lokasinya Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan , mulai bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Nopember 2014
Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik yang dijadikan subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 26 peserta didik yang terdiri dari 14 peserta didik laki –laki dan 12 peserta didik perempuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
1. Pra Siklus
Sesuai hakekat Penelitian Tindakan Kelas pengamatan dilakukan oleh guru sendiri Namun karena menyita banyak waktu maka peneliti meminta bantuan teman sejawat utnuk membantu mengumpukan data melalui observasi. Hasil tes formatif diperoleh: nilai 30 ,3 anak nilai 40, 1 anak nilai 50 , 2 anak nilai 60 , 4 anak , nilai 70 ,2 anak nilai 80 ,12 anak nilai 90 ,2 anak dan nilai 100 , 1 anak
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 September 2014. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan perbaikan dalm metode pembelajaran agar meningkatkan hasil siswa dan pemahaman terhadap materi dari tes formatif diperoleh:. nilai 30 ,1 anak nilai 40, 1 anak nilai 50 , 2 anak nilai 60 , 3 anak , nilai 70 ,2 anak nilai 80 ,14 anak nilai 90 ,2 anak dan nilai 100 , 2 anak
3. Siklus II
Pembelajaran pada siklus dua berjalan sesuai dengan rencana. Hal-hal yang menjadi perhatian pada siklus I yaitu menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang ada perbaikan pada siklus II. Berdasarkan pengamatan peneliti serta hasil diskusi dengan observer dapat diketahui bahwa perhatiaan peserta didik terhadap proses pembelajaran lebih meningkat. Hasil pengamatannya adalah sebagi hasil tes formatif diperoleh nilai: , nilai 70 ,2 anak nilai 80 ,12 anak nilai 90 ,10 anak dan nilai 100 , 2 anak
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan kelas III semester I di SDN Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika meningkat.
2. Dengan memberikan kesempatan kerjasama dalam tim maka pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih baik.
3. Dengan memberikan permainan matematika menjadikan pelajaran matematika lebih menyenangkan dan tidak sulit.
4. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas diajukan beberapa saran yang sebaiknya dilakukan oleh pendidik / peneliti yaitu:
1. Pendidik hendaknya menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran tidak membosankan.
2. Pendidik sebaiknya meminimalkan ceramah dan meningkatkan keaktifan siswa.
3. Pendidik sebaiknya merencanakan kebermaknaan pembelajaran karena akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat sehingga konsep dari materi yang akan diajarkan akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama.
4. Pendidik hendaknya selalu memberikan motivasi dalam setiap pelaksanaan pembelajaran agar siswa menyadari pentingnya materi tersebut dipelajari bagi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
http//: Suhadinet-Wordpress.com /2008/03/28, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Tim FKIP ( 2007 ), Pemantapan Kemampuan Profesional ( Panduan ), Jakarta, Universitas Terbuka
IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), 2006, Pendidikan Dasar dan Menengah
Ekodjatmiko, 2007. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Fish John & Evans Jennifer, 1995, Managing Special Education (codes, charters, and competition) , Buckingham, Open University Press.
Foreman, Phil. 2000, Integration And Inclusive In Action 2nd Edition, Australia: Nelson Thomson Learning, Victoria.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Harwell J. M., 1998, Complete Learning Disabilities handbook New Second Edition, California, USA: The Center for Applied Research in Education,.
Majid, Abdul, 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moch Sholeh Y.A. Ichrom, 2004. Menjadikan Lingkungan Inklusif ramah terhadap pembelajaran (LIRP). Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyono, 2003. Morfologi Bahasa Indonesia, Modul IND A.06 Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjendikdasmen, Depdiknas
Nasichin, 2001. Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Paimin. Joula Ekaningsih, 1998. Agar Anak Pintar Matematika. Jakarta: Puspa Swara
Suharsimi A. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.