MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PADA MATERI BILANGAN BULAT KELAS VI SD NEGERI WATES 02 KECAMATAN GETASAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suprih Surtikanti

SD Negeri Wates 02

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat kelas VI. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI materi bilangan bulat. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Quantum Learning bulan Agustus-Oktober 2017 dengan subjek siswa kelas VI SD Negeri Wates 02. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari dua kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Model Pembelajaran Quantum Learning, hasil belajar siswa meningkat. Pada pembelajaran awal, ketuntasan hanya 23,53%. Setelah menerapkan Model Pembelajaran Quantum Learning, persentase ketuntasan siklus I meningkat menjadi 41,18%, dan persentase ketuntasan siklus II naik menjadi 100%. Disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi bilangan bulat.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Quantum Learning, Bilangan Bulat

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dipengaruhi oleh potensi sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, kita memerlukan pendidikan bermutu tinggi yang membawa generasi muda menjadi manusia yang cerdas, terampil, bertanggung jawab, cinta tanah air, dan berkompeten dalam pembangunan.

Untuk menjadikan siswa menjadi generasi muda yang berkompeten, setiap siswa mengikuti proses pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirimya, masyarakat, bangsa dan negara.” Dalam mengembangkan potensi diri dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Matematika diberikan sejak Sekolah Dasar. Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya dan mengembangkan pola pikirnya.

Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soedjadi (1999) menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena obyek dasarnya yang abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yng kurang tertarik terhadap matematika.

Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran matematika, khususnya materi bilangan bulat. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi bilangan bulat. Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan serta lebih bermakna sehingga memudahkan pemahaman dan keberhasilan anak pada pembelajaran matematika.

Fakta yang terjadi pada pembelajaran Matematika di SD Negeri Wates 02 khususnya siswa kelas VI masih pasif, siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga kelas menjadi kurang hidup. Pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Nilai rata-rata tes formatif siswa mata pelajaran Matematika 55,88. Menyadari hal tersebut peneliti bertekad untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yang memfokuskan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika pada siswa kelas VI dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Quantum Learning pada Materi bilangan bulat Siswa Kelas VI SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan Tahun Pelajaran 2017/2018“.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti diatas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Bulat Kelas VI SD Negeri Wates 02 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018? “

Tujuan Penelitian

Rendahnya hasil belajar matematika kelas VI segera ditangani, yaitu dengan memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Quantum Learning. Tujuan penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran Quantum Learning pada Materi Bilangan Bulat Kelas VI SD Negeri Wates 02 Kabupaten Semarang.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat dijadikan acuan bagi pengajar pada pembelajaran matematika kelas VI pada umumnya dan khususnya berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar dengan Pembelajaran Quantum Learning.

 

 

 

Secara praktis

Bagi Peneliti

  • Memperoleh pengalaman dalam menerapkan pembelajaran melalui Model Pembelajaran Quantum Learning,
  • Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik,
  • Peneliti dapat berkembang secara profesional,
  • Peneliti memperoleh kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.Bagi siswa
  • Pembelajaran lebih bermakna bagi siswa,
  • Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa,
  • Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi sekolah

  • Dapat memberikan masukan mengenai penggunaan Pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika,
  • Dapat menjadi kontribusi yang positif demi kemajuan sekolah.

Bagi pembaca

  • Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi bagi pembaca untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran,
  • Dapat memberikan kritik atau saran terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama belajar. Purwanto (2010:46) mendefinisikan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya.

Tes melakukan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data hasil belajar tersebut merupakan hasil pengukuran yang akan ditarik kesimpulan tentang perkembangan hasil belajar melalui assesmen. Sedangkan evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas keseluruhan program pendidikan yang telah dilaksanakan. Evaluasi menurut Purwanto (2010:47) dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah pembelajaran berlangsung efektif untuk untuk memperoleh hasil belajar. Sedangkan, Arikunto (1997:274) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan pekerjaan yang memberikan suatu feed back yang mencerminkan seberapa jauh seorang peserta didik telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi bilangan bulat siswa kelas VI SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan.

Model Pembelajaran Quantum Learning

Quantum Teaching merupakan karya ketiga Bobbi DePorter setelah Quantum Learning dan Quantum Business. Dalam membuat karyanya ini Bobbi DePorter dibantu oleh rekannya yaitu Mark Reardon, M.S dan Sarah Singer Nourie, M. A. Quantum Learning ditulis untuk semua orang yang perlu mempelajari apapun. Quantum Business menampilkan prinsip dan teknik Quantum Learning pada tantangan-tantangan unik yang dipelajari dalam lingkungan bisnis atau kerja. Menurut Bobbi DePorter (2005: 5). Quantum Teaching merupakan orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada yang mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif  yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

Unsur-unsur untuk belajar efektif terbagi menjadi dua hal yaitu unsur konteks dan isi. Unsur konteks merupakan pengalaman guru yang dapat digunakan untuk mengubah suasana yang memberdayakan siswa, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung serta rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan unsur isi merupakan penyampaian materi pembelajaran serta strategi yang dibutuhkan agar siswa bertanggung jawab tentang hal yang mereka pelajari. Unsur isi meliputi penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, ketrampilan belajar serta ketrampilan hidup.

Asas utama Quantum Teaching adalah “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Asas ini mengandung pengertian bahwa langkah awal yang dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan model pembelajaran Quantum Teaching adalah memasuki dunia yang dialami oleh siswa. Langkah ini dapat dilakukan dengan menhubungkan materi dengan peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan di rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau kegiatan akademis siswa. Setelah hubungan tersebut terbentuk, maka guru dapat membawa siswa ke dalam materi pembelajaran dan memberikan pemahaman mengenai isi dunia tersebut. Selanjutnya dunia kita diperluas tidak hanya dunia siswa, tetapi juga dunia guru. Akhirnya siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya dalam kehidupan.

Kajian Empiris

Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan Pembelajaran Quantum Learning. Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar. Adapun beberapa penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:

Penelitian tentang penggunaan Pembelajaran Quantum Learning dilaksanakan sebelumnya oleh Rita Purnasari FIP UNY tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan skor rata- rata motivasi belajar matematika siswa dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai kategori sangat tinggi.

Penelitian tentang penggunaan Model Pembelajaran Quantum Learning juga dilaksanakan oleh Waspodo Tjipto Subroto dengan judul Penerapan Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Made II/ 476. Tujuan penelitian ini adalah penerapan Quantum Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Made II No. 476, Surabaya. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus, terdiri dari empat komponen yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Made II No. 476, Surabaya yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 19 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi data dengan instrument lembar observasi dan panduan wawancara guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 15% menjadi 82,5%. Lalu meningkat 7,5% pada siklus III menjadi 90%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Made II/476 Surabaya.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto (2010: 58) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2016. Alasannya pada semester ganjil ini menyesuaikan dengan materi yang ada dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas VI.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Wates 02 Kabupaten Semarang

 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Wates 02, UPTD Pendidikan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018yang berjumlah 17 siswa.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Proses penelitian merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai aspek, mengembangakan perencanaan, melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan Kelas yang dirancang melalui 2 siklus yang mana masing-masing siklus melalui tahapan (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflection.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam siklus I sampai siklus ke-n. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan refleksi dari siklus sebelumnya. Prosedur pelaksanaan dalam tahap ini meliputi (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan (4) Refleksi.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif yaitu hasil pengamatan selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung. Sedangkan teknik analisis data secara kuantitatif yaitu proses penilaian kepada siswa tentang nilai sikap, proses, dan pengetahuan yang dinilai menggunakan skor. Dari hasil analisis data secara kualitatif dan kuantitatif kemudian disimpulkan secara kualitatif tentang hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil Data Kualitatif

Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√) pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut.

Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) adalah tentang keefektifan Pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran matematika tentang bilangan bulat.

Hasil Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif. Dari hasil tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan Pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Data kuantitatif tersebut sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Setelah guru memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal. Hasil analisis hasil belajar siswa terlampir.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi.

Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1989: 32). Hasil tes I dianalisis, dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan siswa yang selanjutanya digunakan sebagai dasar untuk menghadapi siklus II. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penilaian individu.

Observasi (Pengamatan)

Teknik pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis (Nurgiyantoro, 2001: 57). Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi pada penelitian ini yaitu pada observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Deskripsi Kondisi Awal Siswa

Kondisi awal siswa kelas VI SD Negeri Wates 02 tahun pelajaran 2017/2018 adalah siswa kurang aktif dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal tersebut disebabkan karena guru menggunakan metode yang bervariasi. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa sangat rendah.

Untuk mengetahui persentase rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika

No Rentang Frekuensi Persentase (%)
1

2

3

4

5

6

7

8

21 – 30

31 – 40

41 – 50

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

91 -100

1

2

5

5

3

1

0

0

5,88

11,77

29,41

29,41

17,65

5,88

0

0

  Jumlah 17 100

 

Dari data dapat dikemukakan bahwa siswa yang mendapat nilai ≥70 hanya 4 siswa atau 23,53% dari jumlah siswa seluruhnya 17. Sedangkan nilai yang kurang dari 70 sebanyak 13 siswa atau 76,47% dari 17 siswa.

Deskripsi Siklus 1

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dideskripsikan, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP Perbaikan) berdasarkan Kompetensi Dasar yang dilaksanakan di SD Negeri Wates 02 yaitu guru mendesain program perbaikan pembelajaran dengan langkah-langkah: 1) menentukan kompetensi dasar, 3) menentukan indikator, 4) mementukan tujuan yang hendak dicapai, 5) menentukan materi yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, 6) menentukan media yang relevan, 7) menentukan metode yang akan digunakan untuk menyampaikan pembelajaran, dan 8) menentukan alat evaluasi.

Untuk mengetahui persentase rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini:

 

 

Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I Mata Pelajaran Matematika

No Rentang Frekuensi Persentase (%)
1

2

3

4

5

6

7

8

21 – 30

31 – 40

41 – 50

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

91 -100

0

0

1

9

2

4

1

0

0

0

5,88

52,94

11,77

23,53

5,88

0

  Jumlah 17 100

 

Dengan dasar tes formatif yang belum mencapai ketuntasan 70%, peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya. Yang menjadi fokus perbaikan adalah: 1) Pembagian dalam kelompok terdiri dari peserta didik yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah, sehingga diharapkan diskusi dapat berjalan dengan baik. 2) Guru harus memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran, mampu bekerja sama dan dapat mengkondisikan diri dalam berdiskusi kelompok. 3) Ketika kelompok berdiskusi, guru harus lebih memonitoring terhadap semua kelompok agar saling berdiskusi dan bersama-sama memecahkan masalah. Sehingga diharapkan tidak ada peserta didik yang belum menguasai materi yang diajarkan.

Deskripsi Siklus II

Pada tahap perencanaan dilaksanakan sebelum pembelajaran dimulai. Pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Usaha yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut: 1) guru berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan nasihat; 2) guru mengubah kegiatan pembelajaran yang pada siklus I dilaksanakan di dalam kelas menjadi di luar kelas, 3) guru mengubah cara pemberian tugas menjadi kuis kelompok, 4) guru berusaha untuk menerangkan materi pembelajaran lebih jelas lagi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui persentase rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II Mata Pelajaran Matematika

No Rentang Frekuensi Persentase (%)
1

2

3

4

5

6

7

8

21 – 30

31 – 40

41 – 50

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

91 -100

0

0

0

0

3

8

0

6

0

0

0

0

17,65

47,06

0

35,29

  Jumlah 17 100

 

Hasil tes formatif siklus II adalah siswa tuntas KKM (100%). Rata-rata kelas pada siklus II 85,29. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100, nilai terendah 70.

 

 

Refleksi Siklus II

Setelah melakukan perbaikan siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala dan hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus II.

Kelebihan dalam proses pembelajaran siklus II ini adalah hasil peserta didik meningkat dari rata-rata siklus I, yaitu dari rata-rata kelas 67,06 menjadi 85,29. Terjadi peningkatan sebesar 18,24. Semua siswa dapat mencapai nilai KKM. Dalam proses pembelajaran siklus II, siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih cepat menyelesaikan tugas dan tes yang diberikan oleh guru. Selain itu, indikator yang ditentukan dalam penelitian ini tercapai, yakni nilai rata-rata lebih dari 70 dan tingkat ketuntasan juga melebihi 70. Sehingga tidak diperlukan siklus selanjutnya.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Setelah tindakan diberikan pada siklus I dan siklus II, hasil tes formatif siswa dianalisis berdasarkan bagan alur yang dipilih dalam penelitian, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Data-data perbandingan nilai siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulatdi SD Negeri Wates 02 Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data Perkembangan Nilai Siswa Sebelum Perbaikan dan Sesudah Perbaikan Pembelajaran

NO Nilai Jumlah Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 21-30 1 0 0
2 31-40 2 0 0
3 41-50 5 1 0
4 51-60 5 9 0
5 61-70 3 2 3
6 71-80 1 4 8
7 81-90 0 1 0
8 91-100 0 0 6
Jumlah 950 1.140 1.450
Rata-rata 55,88 67,06 85,29
Ketuntasan 23,53 41,18 100
Nilai Tertinggi 80 90 100
Nilai Terendah 30 50 70

 

Pembelajaran melalui Pembelajaran Quantum Learning dengan materi bilangan bulat menunjukkan hasil belajar yang efektif dan meningkat. Melihat perkembangan nilai siswa dalam tabel perkembangan nilai siswa dan histogram tersebut dapat dikemukakan bahwa ada perbedaan signifikan dari motivasi dan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan Pembelajaran Quantum Learning pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat siswa kelas VI pelajaran 2017/2018 meningkat. Melalui perbandingan nilai rata-rata, nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu 55,88; 67,06 dan 85,29 serta perbandingan persentase pencapaian KKM siswa dari sebelum siklus 23,53% menjadi 41,18% dan siklus II naik 100%. Dapat ditentukan bahwa pembelajaran melalui Pembelajaran Quantum Learning dapat dijadikan sarana efekif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri Wates 02 tahun pelajaran 2017/2018.

Penggunaan Pembelajaran Quantum Learning bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat, sehingga hipotesis yang dikemukakan diterima, yakni Penggunaan Pembelajaran Quantum Learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat kelas VI SD Negeri Wates 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penggunaan Pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat siswa kelas VI SD Negeri Wates 02 Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018, yang berupa peningkatan rata-rata belajar siswa dari 55,88; 67,06; dan siklus II menjadi 85,29.

Saran

Untuk mengintensifkan Pembelajaran Quantum Learning pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat kelas VI SD Negeri Wates 02 Kabupaten Semarang dapat disarankan:

  1. Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami materi;
  2. Model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi bilangan bulat disarankan menggunakan model pembelajaran tersebut;
  3. Peserta didik dibiasakan berdiskusi serta mengemukakan pendapat dalam kelas, sehingga selama proses pembelajaran peserta didik tidak hanya datang, duduk, dan diam;
  4. Untuk instansi (sekolah yang diteliti) bisa menerapkan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran pada mata pelajaran lain yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

DePorter, B., Reardon, Mark & dan Nourie,         Sarah Singer. 2005. Quantum Teaching. (Alih Bahasa: Ary Nilandari). Bandung: PenerbitKaifa.

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dirjendikti.

Kemmis, S dan R. Mc Taggart. 1998. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.