Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Bangun Datar Dari Karton
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA BANGUN DATAR DARI KARTON
BAGI SISWA KELAS 5 SD NEGERI JIRAPAN 3
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Priyono
SD Negeri Jirapan 3
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi ilmiah guru. Karya tulis ilmiah yang berupa Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini melalui langkah – langkah merencanakan , melakukan tindakan , pengamatan dan refleksi , Keempat langkah atau tahapan tersebut merupakan satu siklus atau satu daur. Siklus atau daur dilakukan secara berulang. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2015/2016 dibuktikan hasil rata – rata nilai post test pada kondisi awal 4,65 Pada siklus pertama rata – rata nilai post test meningkat menjadi 55 pada siklus yang ke dua rata-rata nilai meningkat menjadi 66,3. Menggunakan media bangun datar dari karton meningkat kan prestasi belajar peserta didik dan terbukti menjuarai event –event lomba
Kata kunci: PTK, Perbaikan pembelajaran, Prestasi belajar.
PENDAHULUAN
Matematika satu diantara sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dari kelas 1 sampai Kelas 5.Mata pelajaran Matematika mempunyai peranan penting karena melatih dan mengedepankan penalaran atau logika kepada peserta didik.Meskipun mata pelajaran terapan namun mata pelajaran ini kurang diminati peserta didik. Mayoritas siswa kesulitan dalam menyerap dan menguasai konsep matematika terutama pada bahasan geometri an pengukuran.
Salah satu bukti rendahnya hasil belajar matematika yaitu penelitian yang penulis lakukan di kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Hal itu didukung dari data sebelum penelitian dari dua kali Ulangan Harian rata-ratanya hanya dibawah 5,0. Ulangan harian pertama yang dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2015 nilai tertinggi yang dicapai siswa hanya 7,60 nilai terendah 3,50 rata-ratanya 46,56.
Sedangkan pada ulangan harian kedua tanggal 17 Maret 2015 dengan standar kompetensi yang sama dari 23 siswa kelas 5 nilai tertinggi 7,50 nilai terendah 3,75 nilai rata-ratanya 47,17. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa menggugah guru untuk menata kembali pembelajaran yang dikelolanya.Penataan dilakukan dengan mengadakan penelitian di kelas sendiri denganmelibatkan kolaborator.
Kenyataan ulangan harian pertama dan kedua yang begitu rendah mendorong dan menggugah guru peneliti untuk introspeksi dan melakukan refleksi. Ada kemungkinan sebelum melakukan penelitian rendahnya hasil belajar anak karena guru dalam membelajrkan siswanya hanya menggunakan metode ceramah sesekali diselingi tanyajawab lalu guru meminta salah satu anak untuk berlatih mengerjakan soal di papan tulis yang lain memperhatikan, baru guru memberikan evaluasi.
Kebiasaan seperti di ats menjadi penyebab hasil belajar siswa rendah setelah guru peneliti melakukan penelitian di kelas 5 tersebut, siswa sudah merasakan manfaat dari penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar maka nilai rata-rata matematika siswa kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 sudah meningkat. Jika pada kondisi awal dari 2 kali ulangan nilai rata-rata siswa hanya dibawah 5 setelah penelitian nilai rata-rata siswa sudah diatas 5. Data lengkap perolehan nilai siklus I akan peneliti tulis di bagian berikutnya.
Peningkatan hasil belajar terus diupayakan dengan tujuan dalam lingkup kecil prestasi Sekolah bertambah baik sedangkan dalam lingkup yang luas seperti daerah apalagi Negara memiliki sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.
Pada penjelasan awal sudah ditulis bahwa rendahnya nilai rata-rata siswa pada standar kompetensi, Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dikarenakan guru belum mengoptimalkan metode, dan belum memanfaatkan alat peraga yang dapat membantu siswa dalam menguasai bahasan tersebut kemudian dalam penelitian guru mengubah strategi.Strategi yang guru peneliti lakukan adalah menerapkan metode yang bervariasi dan melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga situasi kelas hidup.Peneliti juga menggunakan strategi-strategi yang menarik sehingga siswa terlihat menikmati pembelajaran.
Temuan pada kondisi awal hasil belajar siswa yang rendah yakni dari dua kali ulangan harian nilai rata-ratanya di bawah lima. Rendahnya nilai rata-rata siswa karena pengelolaan guru yang kurang tanggap terhadap kebutuhan siswa.Siswa membutuhkan suasana pembelajaran yang nyaman.Di pihak guru selaku edukator, motivator, dan transmitor ilmu pengetahuan kepada siswa belum dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Guru masih monoton, penyampainnya kurang menarik, belum memiliki inovasi pembelajaran. Setelah penelitian ini semua kekurangan guru dapat ditutup dan diupayakan dengan perbaikan pembelajaran.Harapan akhir dipihak siswa ada kemauan meningkatkan motivasi belajar sedang dipihak guru sangat dianjurkan ada inovasi pembelajaran dan pembiasaan menggunakan media pada setiap pembelajaran.Pada alinea sebelumnya penulis telah memaparkan bahwa untuk meningkatkan hasi belajar siswa maka guru melaksanakan penelitian tindakan di kelasnya sendiri.
Kegiatan tindakan minimal dua kali, setiap tindakan guru harus sudah menggunakan alat peraga dan menerapkan strategi atau pendekatan tertentu.Tindakan pertama guru menjelaskan bahasan geometri pengukuran, guru membawa peraga/media dari karton yang dibentuk bangun persegi panjang dan persegi atau bujur sangkar. Siswa memperhatikan penjelasan guru, kemudian guru meminta kepada salah satu siswa untuk menggambar persegi panjang dan persegi, guru menanyakan apa saja ciri khusus yang dimiliki kedua bangun itu.
Pada tindakan kedua dengan standar kompetensi yang sama guru dalam menanamkan konsep dengan membimbing siswa secara kelompok. Siswa dijadikan beberapa kelompok beranggotakan 4-6 orang, sebelumnya guru sudah memesan siswa agar membawa peralatan untuk membuat media bangun datar secara kelompok.Langkah selanjutnya siswa diminta mencermati sifat-sifat bangun yang baru saja dibuat dalam kelompoknya.Sifat-sifat dimaksud adalah sisinya, sudutnya, panjang lebarnya, maupun rusuk pada bangun ruang.
Supaya penelitian ini lebih terfokus maka penulis hanya meneliti: siswa yang belajar di kelas, guru yang sedang melakukan pembelajaran atau refleksi diri. Pada siswa yang belajar di kelas penelitian meliputi sikap dan respon siswa ketika menerima pembelajaran, keikutsertaan dalam pembelajaran maupun minat pada mata pelajaran.
Peneliti juga membatasi penelitian ini hanya pada pembahasan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Penelitian juga mendalami mengapa hasil belajar geometri siswa kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 rendah dan mencarikan solusi untuk ditingkatkan hasil belajarnya, peneliti juga menerapkan pembelajaran dengan media berupa media karton yang dibentuk bangun-bangun persegi, persegi pangjang, segitiga maupun trapezium.
Peneliti sudah menuliskan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui penggunaan media bangun datar dari karton dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang geometri dan pengukuran siswa kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester 2 Tahun 2015/2016?
Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar geometri melalui media bangun datar dari karton pada siswa kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II Tahun 2015/2016.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Meningkatkan Hasil Belajar Geometri
Kata meningkatkan dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher diartikan menaikkan taraf, mempertinggi dan sebagainya (Emzel Egini 2008: 820) sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia menaikkan diartikan menaikkan derajat, taraf, mempertinggi, memperhebat (Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI PN Balai Pustaka 1990: 1060)
Meningkatkan disini yang dimaksud adalah menambah tinggi derajat kedudukan nilai dari keadaan sebelumnya dengan sedikit lebih banyak, dari posisi bawah beranjak naik keatas dan dari nilai yang kecil ke nilai yang besar.
Dengan naiknya volume nilai peserta didik karena dorongan, motivasi dan rangsangan dari guru maka mereka telah belajar dari pengalaman sebelumnya.Apabila guru sebagai agen pembelajaran berhasil membelajarkan siswa-siswinya yang ditandai dengan perubahan sikap atau perilaku maka berhasillah peserta didik tersebut dalam belajar.
Kata hasil dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia W.J.S Poerwodarminto, pengertian (2) didefinisikan pendapatan perolehan, buah (Kamus Umum Bahasa Indonesi PN Balai Pustaka 1984: 348) sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Difa Publisher kata hasil diartikan sesuatu yang didapat dari jerih payah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Difa Publisher 2008: 351). Pengertian kata hasil disini yang dimaksud ialah perolehan yang didapat dari jerih payah atau jerih lelah setelah belajar.
Morgan dalam Ngalim Purwanto (1990: 84) menjelaskan belajar adalah “setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalamanâ€.
Wilhenington dalam Ngalim Purwanto (1990: 84) menjelaskan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau pengertian.
Winkel (1991: 25) mengatakan “belajar merupakan aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam penghitungan, ketrampilan dan sikap yang secara relative konstan dan berbekasâ€.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar terdiri dari beberapa elemen penting yang mencirikan belajar yang berupa adanya suatu perubahan dalam tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk.Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latiha atau pengalaman dala arti perubahan-perubahan atau kematangn tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
Zul Fajri EM, Diva Publisher ( 2008: 324 ) geometri bagian dari ilmu matematika yang mempelajari tentang sifat – sifat, garis, sudut, bidang dan ruang: ilmu ukur.
Pada penelitian ini geometri yang dipelajari lebih khusus pada bangun datar seperti persegi panjang, persegi dan segitiga. Beberapa bentuk bangun diatas sering kita jumpai dan bila dikaitkan dengan benda – benda di sekeliling kita banyak yang sama atau mirip dengan benda – benda sebagai mana diatas.
Media Bangun Datar Dari Karton
Kata “media†menurut Heimich, dkk ( 1982: 172 ) berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “medium†yang secara harfiah berarti perantara ( between ) perantara sumber pesan ( source ) dengan penerima pesan (receiver ). Dalam proses pembelajaran, media ini dapat diartikan sebagai berikut:
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran ( Skramun, 1977: 143 )
2. Sarana phisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, video, slide dan sebagainya ( Briggs, 1977: 289 )
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang, dengan termasuk teknologi perangkat kerasnya ( NEA, 1969: 341 )
Dengan memperhatikan beberapa perhatian diatas, dapat ditarik kesimpulannya bahwa: (1) Media pembelajaran merupakan wahana pesan atau informasi yang oleh sumber pesan ( guru ) ingin ditujukan kepada penerima pesan ( peserta didik ); (2) Pesan atau bahan ajar yang disampaikan pesan/materi pembelajaran; (3) Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
Bangun Datar
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal, (Siskandar 1995: 171). Dalam kehidupan sehari-hari mengambil benda sebagai contoh bangun datar tidaklah mudah.Misalnya saja kita mengambil selembar kertas HVS atau kertas Koran sebagai bangun datar.Kalau bahan – bahan itu kita periksa kertas itu selain punya panjang dan lebar tetapi juga mempunyai tebal atau tinggi.
Jenis – jenis bangun datar ditinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar yang bersisi lengkung antara lain lingkaran, elips dan bangun – bangun lainnya. Bangun datar yang bersisi lurus antara lain segitiga, terdiri dari segitiga tumpul, lancip, siku – siku, sama kaki, sama sisi dan segitiga sembarang. Selanjutnya segi empat dikelompokkan lagi jajar genjang, trapezium dan layang – layang, jajar genjang yang keempat sudutnya siku – siku adalah persegi panjang atau bujur sangkar, sedangkan bentuk ketupat adalah bentuk khusus dari persegi panjang.
Kerangka Berpikir
Pelajaran yang pada kondisi awal Guru belum menggunakan media suasana pembelajaran tidak hidup. Siswa cenderung pasif karena guru kurang kreatif sebelumnya guru masih sebagai orator belum memposisikan diri sebagai fasilitator yang memberi kesempatan atau peluang kepada siswa untuk belajar menjelajahi dan menyimpulkan materi.Akibat dari kegiatan belajar mengajar yang demikian hasil belajar siswa rendah, guru mengambil tindakan perbaikan pembelajaran.Tindakan perbaikan pembelajaran yang diambil guru ialah dalam mengajar memakai media pembelajaran.Media pembelajaran yang dipakai guru adalah bentuk-bentuk bangun datar tertentu seperti persegi pangjang, persegi, segitiga dan trapezium.Kesemuany abentuk bangun datar tersebut dibuuat dari bahan karton.Siswa hanya masih sebagai obyek yang diberi penjelasan oleh guru, namun begitu konsep yang diterima tiap siswa ialah tidak kabur dan tidak bersifat verbal.Hasil siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil.
Jika dalam siklus I guru membelajarkan geometri hanya dengan I media pembelajaran yang dipegang guru, maka pada siklus II ini guru merubah strategi.Agar lebih jelas siswa diajak membuat media seperti contoh yang dibawa guru pada pembelajaran siklus I. Anak dijadikan dalam beberapa kelompok yang tiap kelompok dijadikan 3 sampai 5 orang.Masing-masing anak dalam kelompok aktif membuat model bangun datar dengan bahan dari karton dan alat yang dibawanya.Diharapkan siswa yang telah mampu menerima konsep dari guru pada siklus I menjadi pembimbing bagi teman-temannya dalam membuat model bangun datar tersebut.Dengan pola pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada tindakan siklus II hasil belajar siswa beranjak naik.
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas, diduga membelajarkan khususnya memahami sifat-sifat bangun datar berhubungan antar bangun dengan menggunakan media karton yang dibentuk dengan datar tertentu meningkatkan hasil belajar matematika.Hal ini didukung dari data nilai rata-rata pada kondisi awal dari dua kali ulangan. Nilai rata-rata ulangan harian pertama 4,25 dan pada ulangan harian kedua rata-rata 4,47. Namun setelah guru mengambil strategi pembelajaran yang semual pembelajaran belum menggunakan media pembelajaran hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Hipotesis
Bertolak , berpijak dari landasan teori dan kerangka pemikiran , maka diputuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) Ada peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam menggunakan strategi diskusi kelompok dan penggunaan media bangun datar dari karton. (2) Semakin sering memotivasi , melatih menggunakan media bangun datar untuk mempelajari geometri semakin meningkatkan nilai , prestasi belajar matematika kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dimulai tanggal 18 Juli 2015 sampai 23 November 2015 selama ± 5 bulan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Jirapan 3, UPT Dinas Pendidikan kecamatan Masaran.Sekolah ini mempunyai 7 ruang kelas, 1 ruang komputer, 1 ruang Kepala Sekolah dan 1 ruang untuk Guru.Gedungnya berbentuk huruf U menghadap ke selatan.
Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini ialah peserta didik kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Masaran yang terdiri dari siswa laki-laki 11 anak dan siswa perempuan 12 anak, jumlahnya 23 anak. Ke 23 peserta didik tersebut mempunyai tingkat kemampuan bervariasi. Pada penelitian ini Guru peneliti tidak menggunakan teknik populasi dan teknik sampling tetapi siswa sebagai subyek peneliti.
Sumber Data
Dalam penelitian ini data didapatkan dari berbagai sumber, baik dari subyek penelitian maupun dari bukan subyek penelitian. Data dari subyek penelitian merupakan data primair, sedangkan dari bukan subyek disebut data skundair.Sumber data primer yang dimaksud ialah nilai ulangan harian siswa.Sedangkan sumber data sekundair atau bukan dari subyek merupakan data yang berasal dari kolaborator atau teman sejawat. (1) Sumber data dalam penelitian ini jika dilihat dari bentuknya terdiri dari: (1) Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka/bilangan, dalam hal ini adalah nilai ulangan siswa. (2) Data Kualitatif yaitu data yang berbentuk bukan angka yaitu berupa hasil pengamatan ketika berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Dari banyak data diperoleh data siswa sebagai berikut: (1) Data Kondisi Awal, (2) Data Siklus 1, dan Data Siklus 2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada Penelitian Tindakan Kelas ini ada dua macam: (1) Teknik Dokumentasi, (2) Teknik Pengamatan atau Observasi, (3) Tertulis seperti: Dokumen daftar nilai dan dokumen catatan personal siswa, lembar absensi, dan Butir soal
Alat Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data alat yang digunakan bisa test tertulis, test lisan maupun perbuatan. Tetapi peneliti memilih menggunakan test lisan dan test tertulis. Kedua jenis test tersebut cocok dan sesuai digunakan untuk alat pengumpul data terlebih pada mempelajari Matematika dengan standar kompetensi “memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangunâ€. Bukti soal sebagai alat pengumpul data akan penulis lampirkan pada bagian belakang nanti.
Validasi Data
Validasi data dibutuhkan untuk memperoleh data yang sah, maka informasi harus terlebih dahulu dikaji, validitas data yang digunakan harus sesuai dengan data yang dikumpulkan sehingga dapat dipertanggung jawabkan.Untuk data hasil pembelajaran agar valid maka sebelum soal dibuat kisi-kisi terlebih dahulu ditulis.
Dengan dibuatnya kisi-kisi maka akan terpenuhi Content Validity atau Validitas Isi. Adapun kisi-kisi dari butir soal akan peneliti lampirkan di belakang nanti. Sedangkan untuk sisi proses pembelajaran agar pengamatan menjadi valid maka perlu divalidasi dengan Tri angulasi.
Analisis Data
Setelah peneliti memvalidasi data maka data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut:
1. Data hasil belajar
Data yang berbentuk angka atau kuantitatif dianalisis secara deskriptif komparatif atau membandingkan yang dilanjutkan refleksi dari tahapan. Membandingkan yang dimaksud ialah membandingkan nilai hasil belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dilanjutkan refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian memberi ulasan dan menentukan tindak lanjut.
2. Data proses pembelajaran yang berbentuk kualitatif
Yaitu dianalisi dengan deskriptif kualitatif yang dilanjutkan dengan releksi. Deskriptif kualitatif yaitu membandingkan proses kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dilanjutkan dengan refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian memberi ulasan dan menentukan tindak lanjut.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yaitu target yang akan dicapai. Targetnya yaitu 2 ada macam: (1) Target proses pembelajaran yakni mengurangi kejadian-kejadian negative pada diri siswa selama pembelajaran berlangsung. (2) Hasil atau pencapaian peningkatan hasil belajar yang diraih siswa. Sebagai missal rata-rata nilai ulangan harian dari 47 menjadi 50.
Prosedur Penelitian
Langkah atau urutan dalam tiap siklus. Antara lain: (1) Perencanaan atau planning, (2) Tindakan atau acting, (3) Pengamatan atau observing, dan (4) Refleksi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pelaksanaan pembelajaran secara kelompok , anggota kelompok 5-6 anak masing-masing kelompok mengerjakan tugas dari guru. Masing-masing anak aktif bekerja , pada awal –awal kegiatan ada anak yang malu – malu mengungkapkan pendapat , tetapi dimotivasi temannya. Guru menggambar bangun datar di papan tulis dan menjelaskan nama bangun dipapan dan nama ukuran , sisi panjang serta sisi lebar.
Pertanyaan yang diajukan guru belum dapat dijawab dengan tepat oleh anak meskipun mengulangi pertanyaan tersebut. Timbul gagasan dari guru untuk mencari media baru dalam proses belajar mengajar. Media yang dipilih oleh guru agar anak lebih mudah menangkap penjelasan dan pertanyaan dari guru yakni media bangun datar dan karton. Pembelajaran yang anak dikelompok-kelompokkan dan diberi karton yang telah dibentuk bangun tertentu.
Deskripsi Hasil Penelitian:
Berikut ini hasil nilai peserta didik pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, dapat diwujudkan dalam Tabel 1
NO |
Kode Responden |
SIKLUS |
||
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
||
1 |
01 |
35 |
35 |
50 |
2 |
02 |
36 |
40 |
55 |
3 |
03 |
36 |
45 |
55 |
4 |
04 |
44 |
50 |
65 |
5 |
05 |
44 |
50 |
60 |
6 |
06 |
48 |
55 |
65 |
7 |
07 |
32 |
85 |
90 |
8 |
08 |
56 |
60 |
75 |
9 |
09 |
40 |
45 |
55 |
10 |
10 |
36 |
45 |
60 |
11 |
11 |
44 |
50 |
70 |
12 |
12 |
56 |
60 |
75 |
13 |
13 |
40 |
50 |
65 |
14 |
14 |
40 |
55 |
60 |
15 |
15 |
40 |
55 |
65 |
16 |
16 |
44 |
50 |
55 |
17 |
17 |
60 |
65 |
75 |
18 |
18 |
68 |
70 |
75 |
19 |
19 |
48 |
50 |
65 |
20 |
20 |
76 |
80 |
90 |
21 |
21 |
64 |
70 |
75 |
22 |
22 |
44 |
50 |
60 |
23 |
23 |
40 |
50 |
65 |
Rata-rata |
|
|
|
Data tersebut diklasifikan menjadi: (1) Kelompok peserta didik yang mendapat nilai 7.5 ke atas, (2) Kelompok peserta didik yang mendapat nilai 6 – 7.4, (3) Kelompok peserta didik yang nilainya < 6. Rekapitulasi Pengelompokan Nilai ditampilkan dalam Tabel 2:
Nilai |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
A |
1 |
2 |
7 |
B |
3 |
5 |
11 |
C |
19 |
16 |
5 |
Jumlah |
23 |
23 |
23 |
Berdasar table 3 di atas, diketahui peserta didik yang termasuk kelompok nilai A ialah 1 peserta didik, yang termasuk kelompok nilai B adalah B adalah 3 peserta didik, yang termasuk kelompok nilai C ialah 19 peserta didik. Penjabaran di atas yaitu kondisi awal atau sebelum dilakukan tindakan.
Setelah diadakan tindakan I atau siklus I, dklasifikasi dan kelompok pserta didik sudah berbeda. Pda siklus I atau tindakan I sebagai berikut: Peserta didik yang termasuk kelompok A sejumlah 3 peserta didik, yang termasuk kelompok nilai B adalah 5 peserta didik sedangkan C adalah 16 peserta didik. Setelah ada tindakan II atau Siklus II terdapat peningkatan sebagai berikut: Peserta didik kelompok A sejumlah 7 kemudian kelomok B sejumlah 11 sedangkan kelompok C sejumlah 5 orang
Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil judul “ Meningkatakan hasil belajar matematika tentang geometri melalui penggunaan media bangun datar dari karton bagi siswa kelas 5 SD Negeri Jiarapan 3 Kecamatan Masaran ini dilakukan melalui tahapan – tahapan.Tahapan yang dilakukan secara berkesinambungan yang meliputi refleksi , rencanan , tindakan , observasi dimaksudkan untuk terus memperbaiki pembelajaran agar prestasi peserta didik meningkat.
Peneliti melaksanakan tindakan ini berkolaborasi dengan teman sejawat yang melakukan observasi dan memberi masukan demi kelancaran penelitian. Masukan dan saran tersebut berharga untuk keberhasilan penelitian. Walaupun kegiatan penelitian ini melibatakan guru tetapi tidak sampai membebani yang bersangkutan. Semua aktivitas pembelajaran pada saat tindakan dilakukan oleh peneliti.
Jika timbul pertanyaan apakah penelitian tindakan kelas yang mengambil judul seperti disebutkan diawal bagian ini dapat meningkatakan prestasi belajar peserta didik, maka berdasarkan hasil observasi dan nilai post test dapat meningkatakan prestasi belajar.
PENUTUP
SIMPULAN
Berpijak dari uraian – uraian awal dan pembahasan tiap dekripsi maka dapat disimpulkan: Pelaksanaan penggunaan media bangun datar dari karton bagi siswa kelas 5 SD Negeri Jirapan 3 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Masaran Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkatakan prestasi belajar peserta didik. Kenyataan ini didasari dari hasil nilai rata – rata post test peserta didik. Pada kondisi awal perolehan nilai rata – rata 4,65 sedangkan saat siklus I nilai rata- rata 55 Pada saat siklus II nilai rata – rata peserta didik 66,3 batas nilai tuntas dari kondisi awal sampai siklus II juga menunjukkan peningkatan.
IMPLIKASI/REKOMENDASI
Pembelajaran matematika dengan menerapkan penggunaan media bangun datar dari karton bagi siswa kelas 5 yang dilaksanakan dengan baik dan benar meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu guru perlu memperhatikan hal – hal berikut:
1. Guru didepan kelas sebagai motivator ,fasilitator , hendaknya dalam pembelajaran membuka kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bertanya.
2. Sering mengajak berfikir tingkat tinggi dengan memberi permasalahan untuk dipecahkan dalam diskusi kelompok.
3. Menggunakan benda , media untuk memperdalam belajar geometri selain karton yang dipotong – poyong menjadi bangun tertentu sehingga anak lebih terlatih.
4. Menumbuh kembangkan rasa percaya diri pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional.
______. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Asthika, 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan Lita. Bandung: Nusa Media.
Harun Rasyid dan Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.
Hartati. 1997. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, et al. 2000. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Pustaka Jaya.
Kauchak. 1998. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Herman Hudoyo 2009. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK
Jennifer R. Bradley. 2008. (http//:cendekia/ccsenet.org/)
Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 2000. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press.
Muhammad Ali. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Muhammad Musrofi. 2008. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2200745-pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-anak/#ixzz1yJLpf8Ip
Nasution. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada.
Santyasa. 2007. Cooperative in the Calssroom. Terjemahan oleh Kaswanti. Yogyakarta: Kanisius.
Sriningsih. 2008. Belajar Berhitung (Praktek-praktek Pembelajaran Berhitung). Bandung: Sarana Panca Karya.
Suharsimi Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.
Sumarmo. 2003. http://id.shvoong.com/exact-sciences. diakses 10 Maret 2013.
Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. (http://mtssmafa.blogspot.com/2012/08/perilaku-individu-dalam-organisasi.html.
Winataputra, Udin. S. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI.