MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR

PADA SISWA KELAS I.B SD NEGERI 032 TEMBILAHAN

KECAMATAN TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

R. Yurida

Sekolah Dasar Negeri 032 Tembilahan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 melalui pemberian hadiah di kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan pemberian hadiah kepada siswa dalam pembelajaran. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir yang berjumlah 30 siswa. Peneliti dalam memilih subjek bukan secara individual, tetapi secara klasikal. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, tes, dan dokumen. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus yang terbagi dalam 4 kali pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam pembelajaran sebanyak 13 siswa atau 43,33% dari jumlah 30 siswa. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 60,33 dengan presentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 63,33%. Pada siklus II siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam pembelajaran sebanyak 22 siswa atau 73,33% dari jumlah 30 siswa. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 69,33 dengan presentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 80%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2016/2017.

Kata kunci: hasil belajar matematika, motivasi belajar matematika

 

PENDAHULUAN                                                                                             

Latar Belakang Masalah

Permasalahan dalam dunia pendidikan selalu muncul bersamaan dengan kemajuan globalisasi. Hal ini terjadi karena meningkatnya kemampuan berfikir siswa, pengaruh informasi, dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika siswa tidak mempunyai penyaring (filter) yang bagus dalam menghadapi kemajuan jaman, maka akan berdampak negatif terhadap belajarnya. Berbagai masalah yang muncul dalam pendidikan harus secepatnya diselesaikan. Salah satu masalah yang dialami di setiap sekolah adalah hasil belajar siswa. Biasanya para guru mengeluhkan hail belajar siswa yang tidak mencapai target yang ditentukan. Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, yang pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri siswa adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar. Hal tersebut dapat dimengerti karena siswa merupakan subyek utama yang menjadi sasaran dalam proses belajar. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru dari hasil pengalaman belajar dan latihan.

Setiap anak memiliki kemampuan berbeda-beda dalam menyerap pelajaran yang mereka dapatkan dari guru. Dalam hal ini peran seorang guru sangat penting agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan timbul rasa suka terhadap pelajaran yang diberikan karena dengan menyukai pelajaran yang diberikan maka siswa akan selalu menginginkan pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Oleh karena itu guru harus dapat menimbulkan motivasi belajar bagi siswa serta mengarahkan siswa agar dapat belajar tanpa merasa terpaksa.

Masalah umum yang ditemui guru adalah kesulitan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ini disebabkan karena siswa memiliki motivasi yang rendah ketika di dalam kelas. Hal ini dikarenakan siswa yang baru merasakan pengalaman bersekolah kerena tidak berasal dari TK. Banyak sekali masalah yang dihadapi guru berkaitan dengan rendahnya motivasi misalnya siswa tidak memperhatikan guru saat di kelas, siswa tidak mengerjakan tugas sesuai harapan, siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran yang diajarkan, siswa terlalu konsentrasi pada hal lain ataupun pelajaran lain. Semua ini akan mempengaruhi hasil pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan sulit dicapai.

Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam yang bersifat kompleks, yang memberikan arahan danperilaku untuk mendorong individu melakukan kegiatan guna mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar dapat diartikan suatu dorongan untuk melakukan perbuatan ke arah yang lebih baik guna mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus mempunyai motivasi yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk itu tugas seorang guru ialah bagaimana memacu motivasi siswanya agar tercapainya hasil belajar yang diinginkan. Jika motivasi belajar siswa tidak ditingkatkan, maka pembelajaran akan terlihat pasif dan hasil belajar tidak akan maksimal seperti yang direncanakan.

Berdasarkan hasil pretest yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Tahun Pelajaran 2016/2017, dari hasil ulangan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20, hasil belajar siswa masih rendah. Siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 36,67% yaitu hanya 11 dari 30 siswa. Dan untuk siswa yang lainya diperlukan remedial. Dari hasil pretest ini menunjukkan bahwa lebih dari 60% siswa masih memiliki kemampuan yang rendah dalam menghitung. Hal ini terjadi karena menurunya moyivasi belajar siswa ketika pembelajaran. Maka dari itu, pembelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 perlu diperbaiki.

Dalam pembelajaran guru harus berusaha menjaga motivasi belajar siswanya agar tetap aktif dalam pembelajaran. Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Pada siswa kelas rendah terutama kelas I.B, motivasinya masih labil dan dinamis. Artinya motivasi dalam belajar cepat berubah tergantung

pada kondisi tertentu. Siswa kelas I.B selalu mengharapkan gurunya memberikan nilai yang bagus terhadap hasil pekerjaan yang diselesaikanya. Setiap anak memang membutuhkan penghargaan terhadap hasil kerjanya. Jika siswa mendapat penghargaan yang diinginkan maka motivasinya akan meningkat untuk bekerja seperti yang telah dilakukanya. Biasanya ketika motivasi menurun, siswa akan kembali bersemangat ketika gurunya menjanjikan sesuatu yang disukai oleh siswa. Pembelajaran yang menyenangkan adalah salah satu cara meningkatkan kembali motivasi belajar siswa. Ketika siswa merasa jenuh dan tidak bersemangat dalam pengerjaan hitung matematika, disinilah saat yang tepat bagi guru untuk meningkatkan motivasi siswanya.

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran saat ini adalah KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Dimana siswalah yang aktif sedangkan guru sebagai fasilitator. Karena itu jangan sampai siswa kehilangan motivasi belajar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang dicapai. Selama ini mata pelajaran matematika diaggap sebagai sesuatu yang menakutkan bagi para siswa, karena terdapat pengerjaan hitung yang membutuhkan kecermatan dan ketepatan dalam menyelesaikanya. Disinilah sebagian besar siswa merasa kesulitan dan akhirnya motivasinya menurun. Pembelajaran yang menyenangkan dinilai tepat untuk merangsang motivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dengan meningkatnya motivasi maka hasil belajar siswa juga akan meningkat, dan tujuan pembelajaran pasti akan tercapai.

Dalam penelitian ini akan diulas tentang cara meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pemberian hadiah, khususnya pada mata pelajaran matematika. Dikarenakan pemberian hadiah lebih tepat untuk kelas rendah, maka kami memilih kelas I.B sebagai penelitian. Alternatif peningkatan motivasi ini dipilih karena dirasa paling tepat untuk siswa kelas I.B dari pada penggunaan metode atau strategi yang lainya. Diharapkan melalui pemberian hadiah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2016/2017.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi,maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

“Apakah peningkatan motivasi belajar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika melalui peningkatan motivasi belajar pada siswa kelas I.B dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 SD Negeri 032 Tembilahan tahun 2016/2017.

Manfaat

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis yaitu:

1.   Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. Serta memberikan sumbangan terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat.

2.   Manfaat Praktis

a.   Bagi Siswa

Mempermudah siswa untuk menyerap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.

Meningkatkan motivasi belajar siswa saat mengikuti pelajaran matematika sehingga dapat membantu siswa yang kemampuan akademiknya rendah.

b.   Bagi Guru

Sebagai pertimbangan guru dalam memilih strategi yang akan digunakan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswanya ketika proses pembelajaran.

Memperoleh ketrampilan mengelola pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

c.   Bagi Sekolah

1)   Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.

2)   Sebagai acuan dalam penyelesaian masalah pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Sehingga masalah dapat diatasi dan tujuan pembelajaran akan tercapai.

d.   Bagi Peneliti

1)   Memperdalam wawasan peneliti tentang penelitian tindakan kelas.

2)   Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang karakteristik siswa sehingga diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran di masa yang akan datang.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Matematika

Banyak orang beranggapan bahwa matematika itu adalah aritmatika atau berhitung. Padahal aritmatika hanya merupakan bagian dari matematika. Dengan kata lain matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar, matematika adalah bidang studi yang dianggap paling sulit oleh kebanyakan peserta didik. Untuk dapat memahami bagaimana hakikatnya matematika itu, kita dapat memperhatikan pengertian istilah matematika dan beberapa deskripsi yang diuraikan para ahli berikut.

Matematika baerasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Romberg mengarahkan hasil penelaahannya tentang matematika kepada tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksana administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa matematika merupakan ilmu statis dengan disipilin yang ketat. Kedua, selama kurun waktu dua dekade terakhir ini, matematika dipandang sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap matematika itu sendiri. Kajian tersebut berkaitan dengan apa matematika itu? bagaimana cara kerja para matematikawan? dan bagaimana mempopulerkan matematika? Ketiga, matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas intelektual.

Menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007:1) matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang telah terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke detail. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2007:1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Kitcher dalam http://masthoni.wordpress.com lebih memfokuskan perhatiannya kepada komponen dalam kegiatan matematika. Dia mengklaim bahwa matematika terdiri atas komponen-komponen: 1) bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan, 2) pernyataan (statements) yang digunakan oleh para matematikawan, 3) pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, 4) alasan (reasonings) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan 5) ide matematika itu sendiri. Bahkan secara lebih luas matematika dipandang sebagai the science of pattern.

Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Hasan Alwi, 2002:723).

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2008:134). Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Menurut Johnson and Rising (1992), matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut ahli yang lain mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik (Ruseffendi, 1992: 27).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Matematika adalah ilmu tentang logika, bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep aljabar, geometri, kalkulasi penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan yang memiliki aturan-aturan yang ketat dan berdiri sendiri tanpa bergantung pada bidang studi lain. Matematika adalah bahasa simbolis yang memudahkan manusia berfikir dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah kondisi internal yang mengaktifkan perilaku dan memberi arah; dan memberikan energi dan mengarahkan perilaku berorientasi pada tujuan. Istilah ini umumnya digunakan untuk motivasi manusia tapi, secara teoritis, dapat digunakan untuk menjelaskan penyebab perilaku hewan juga. Artikel ini mengacu pada motivasi manusia. Menurut berbagai teori, motivasi mungkin berakar dalam kebutuhan dasar untuk meminimalkan rasa sakit fisik dan memaksimalkan kesenangan, atau mungkin termasuk kebutuhan khusus seperti makan dan istirahat, atau objek yang diinginkan, hobi, tujuan, keadaan yang ideal,, atau mungkin akan diberikan untuk alasan yang kurang jelas seperti altruisme, moralitas, atau moralitas menghindari. Menurut Crow A dalam W.A.Gerungan 1983, “Motivasi adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang mampu melakukan dan mengarahkan sesuatu perbuatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Ruch dalam Ancok dan Rasimin 1989, “motivasi adalah kondisi internal yang komplek yang mendorong dan mengarahkan individu kepada tujuan tertentu”. Motivasi dapat dipengaruhi oleh tujuan anda dalam mempelajari konsep ini / subjek. Seringkali mata pelajaran yang sulit dipaksakan pada kita (misalnya, matematika, kimia, sejarah) sebagai syarat. Frustrasi dapat terjadi bila diperlukan dan merupakan daerah yang kita tidak suka, merasa tidak mampu, atau memiliki kegagalan masa lalu masuk Melanjutkan motivator negatif secara drastis dapat menghambat belajar dan sukses.

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil sebuah contoh: seorang guru yang mengajar siswanya tanpa kenal lelah. Jika kita perhatikan si guru itu, akan muncul pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita. Mengapa si guru melakukan atau bekerja seperti itu ? Atau dengan kata lain, apakah yang mendorong si guru berbuat berbuat seperti itu?

Dari ilustrasi di atas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau motif adalah sesuatu penyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.

Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku trhadap suatu tujuan, perangsang (incentive). Tujuan adalah yang menentukan dan membatasi tingkah laku organisme itu. Sedangkan urgensi dari pada motivasi adalah sebagai pendorong, penggerak dan sebagai suatu pengarah terhadap tujuan. Dengan adanya motivasi, segala bentuk kesimpangsiuran dalam menjalankan suatu aktivitas akan bisa terminimalisir.

Motivasi belajar dapat diartikan suatu dorongan untuk melakukan perbuatan ke arah yang lebih baik guna mencapai tujuan tertentu. Salah satu perangsang timbulnya motivasi belajar adalah dengan pemberian hadiah. Agar tercipta kompetisi dalam kelas dalam hal prestasi.

KERANGKA BERPIKIR

Salah satu permasalahan yang dihadapi di kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Siswa sering mengeluh ketika dihadapkan pada operasi penjumlahan dan pengurangan. Apalagi jika terlalu banyak latihan atau soal yang harus mereka kerjakan. Motivasi siswa akan mudah sekali menurun, dan akhirnya menjadi malas dalam mengikuti sisa pembelajaran. Guru sebisa mungkin harus bisa membangkitkan kembali motivasi belajar siswanya agar tujuan pada setiap pembelajaran dapat tercapai.pemberian hadiah dirasa dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka berpikir diatas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

”Dengan Peningkatan motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan tahun 2016/2017.”

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 032 Tembilahan, yang terletak di Jalan Swarna Bumi No.28 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. SD ini tergolong di daerah perkotaan karena letaknya yang di pusat kota Tembilahan serta dekat dengan Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan dan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten.

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 yaitu dari bulan Juli 2016 sampai Desember 2016. Dilakukan pada jam pembelajaran efektif dengan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar yang sudah berjalan.

Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berbentuk diskriptif yaitu menggambarkan bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pemberian hadiah. Dengan pemberian hadiah akan meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya sehingga diharapkan prestasinya juga akan meningkat.

Penelitian dilakukan dengan 2 siklus dan setiap siklus menggunakan 2 kali pertemuan. Sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilanya pada tiap siklus dan tiap pertemuan. Jika pada siklus pertama jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran masih belum sempurna, maka akan dilanjutkan dan diulangi pada pertemuan siklus kedua. Jadi nantinya dapat dilihat hasil dari pelaksanaan kedua siklus dan dapat dibandingkan hasilnya. Pada pertemuan pembelajaran yang terakhir, diharapkan semua siswa telah tuntas dalam pembelajaran dan nilai evaluasinya tidak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditentukan dalam mata pelajaran matematika ini adalah 60.

Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Siswa kelas I.B yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Siswa kelas 1 memiliki motivasi belajar yang masih sangat labil, dan guru harus pandai dalam menjaga motivasi belajar siswanya.

Dalam Penelitian ini yang menjadi objek adalah pembelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 di kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2016/2017.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model yang diadaptasi dari Hopkins dalam Zainal Aqib (2009: 31) yang meliputi tahap identifikasi masalah, perencanaan, aksi/ tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan secara urut sehingga hasilnya akan tercapai dengan baik. Pada siklus 1 tahapan yang dilakukan adalah kegiatan perencanaan, aksi/tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan hasil yang dicapai pada siklus 1 dapat digunakan sebagai bahan untuk pelaksanaan siklus 2. Tahapan kegiatan pada siklus 2 meliputi perencanaan ulang, aksi/tindakan, observasi dan refleksi.

Sumber Data

Jenis data yang digunakan ada tiga yaitu data yang berhubungan dengan proses, dampak tindakan yang dilakukan dan data yang digunakan sebagai dasar menilai keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan dengan proses berupa data tentang peningkatan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan pemberian hadiah.

Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: sumber data primer dan sekunder. Menurut Slamet.St.Y dan Suwarto (2007: 38) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.   Sumber data primer, yang menjadi sumber data pokok dalam penelitian ini yaitu siswa kelas I.B SD Negeri 032 Tembilahan, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2016/2017.

2.   Sumber data sekunder, untuk melengkapi data yang kurang lengkap maka diperlukan sumber data sekunder yang meliputi arsip atau dokumen, catatan observasi, dan nilai hasil belajar siswa.

HASIL TINDAKAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti saat pembelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan sampai 20 di kelas I.B Sekolah Dasar Negeri 032 Tembilahan diketahui bahwa guru kelas kurang bisa membangkitkan motivasi belajar siswa, dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered) sedangkan siswa lebih banyak diam dan mendengarkan penjelasan guru. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat memiliki motivasi yang tinggi saat mengikuti pelajaran, sedangkan sebagian besar lainnya diam dan ada juga yang sama sekali tidak memperhatikan pelajaran. Ketika diberikan soal latihan atau tes, hanya beberapa siswa saja yang terlihat serius mengerjakan sedangkan yang lainya malas dalam menyelesaikan operasi hitung. Artinya siswa kelas I.B mengalami penurunan motivasi belajar.

Berdasarkan kondisi yang terjadi diatas, langkah awal dalam penelitian ini yaitu peneliti mengadakan sebuah pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam operasi penjumlahan dan pengurangan sampai 20.

Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan didapatkan hasil yang sangat memprihatinkan. Dari jumlah 30 siswa hanya sebanyak 11 atau 36,67% siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan (KKM = 60).

            Hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus I, pengamatan pada aspek motivasi siswa diketahui bahwa pada siklus yang pertama ini sebanyak 13 atau 43,33% dari siswa memiliki motivasi tinggi saat mengikuti pembelajaran dan sisanya sebanyak 17 atau 56,67% siswa masih terlihat kurang.

Hasil pengamatan pada aspek aktivitas guru saat mengajar sesuai data penilaian guru diketahui rata-rata skor penilaian guru adalah 3,16 dari 22 indikator yang terbagi dalam tujuh aspek. Masing-masing indikator dinilai dengan skor 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), dan 4 (sangat baik). Hasil kuis individual pada siklus I diketahui bahwa pemberian hadiah dalam pembelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 sudah meningkatkan kemampuan menghitung siswa. Ini dikarenakan motivasi siswa meningkat setelah ada rangsangan hadiah dari guru. Data menunjukkan bahwa rata-rata nilai kuis individual sebesar 60,37. Siswa yang nilai kuis individualnya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 19 siswa dari jumlah 30 siswa atau 63,33%. Sedangkan siswa yang yang nilainya belum mencapai KKM sebanyak 11 siswa dari 30 siswa atau 36,67%.

Hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus II, pengamatan pada aspek motivasi siswa diketahui bahwa pada siklus yang pertama ini sebanyak 22 atau 73,33% dari siswa memiliki motivasi yang baik saat mengikuti pembelajaran dan sisanya sebanyak 8 atau 26,67% siswa masih terlihat kurang.

Sedangkan pengamatan pada aspek aktivitas guru saat mengajar sesuai data penilaian guru diketahui rata-rata skor penilaian guru adalah 3,34 dari 22 indikator yang terbagi dalam tujuh aspek. Masing-masing indikator dinilai dengan skor 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), dan 4 (sangat baik).   Hasil kuis individual pada siklus II diketahui bahwa pemberian hadiah pada pembelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 sudah meningkatkan kemampuan menghitung siswa. Data yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai kuis individual sebesar 69,90. Siswa yang nilai kuis individualnya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 24 siswa dari jumlah 30 siswa atau 80%. Sedangkan siswa yang yang nilainya belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa dari 30 siswa atau 20%.

 PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1.   Dengan menerapkan pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi siswa kelas I.B Sekolah Dasar Negeri 032 Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada saat pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Ini terbukti dengan naiknya jumlah siswa yang aktif mengikuti pelajaran dari siklus I ke siklus II.

2.   Dengan menerapkan pemberian hadiah kepada siswa pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas I.B Sekolah Dasar Negeri 032 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2016/2017.

Saran

            Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam usaha kita meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Adapun saran-saran yang peneliti sampaikan sebagai berikut:

1.   Kepada Siswa

a.   Tingkatkan motivasi pada saat pembelajaran sehingga akan mempermudah dalam memahami konsep pembelajaran.

b.   Jadikan belajar sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan, sebab dengan demikian secara tidak langsung akan dapat menjadikan pendorong dalam mencapai prestasi yang lebih baik.

2.   Kepada Guru

a.   Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memilih dan menggunakan model dan strategi pembelajaran yang tepat. Di samping itu, guru sebaiknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.

b.   Dalam menyajikan bahan pembelajaran, usahakan mengajarkan konsep pengerjaannya, sehingga diharapkan siswa mampu menerapkan konsep maupun cara pengerjaan dalam setiap penyelesaian soal. Jadi tujuan pembelajaran akan tercapai dan konsep yang diajarkan akan melekat erat pada siswa.

c.   Dalam memberikan tugas, ukurlah bahwa tugas yang dibebankan kepada siswa dapat diselesaikan dengan pertimbangan kemampuan siswa dan waktu yang tersedia.

d.   Usahakan mempunyai hubungan yang baik dengan semua siswa, sehingga tidak ada perasaan takut kepada guru ketika pembelajaran.

3.   Kepada Sekolah

a.   Pihak sekolah hendaknya sering mengadakan pelatihan bagi guru- gurunya agar lebih memahami banyaknya model dan strategi pembelajaran, sehingga akan memperkaya pengetahuan guru serta berakibat pada kelancaran dan kemajuan pembelajaran di sekolah.

b.   Sekolah hendaknya merangkul semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, agar dapat menambah variasi dalam pembelajaran dan sumber belajar bagi siswa.

c.   Pihak sekolah hendaknya mengadakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dan siswa, sehingga lebih memudahkan siswa dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

arinimath.blogspot.com/2008/02/definisimatematika.html,06/01/2016

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP

Depdiknas. 2004. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cetakan Eisi ke empat Malang Pers

http://.en.wikipedia.org/wiki/Motivation, 2 Juni 2009

http://masthoni.wordpress.com

http://syarifartikel.blogspot.com/

Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta CV Rajawali

Nana Sujana. 1989. Teori-teori belajar Untuk pengajaran. Bandung Ekonomi UI Ruseffendi. 1996. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

Tim Penulis. 1994. GBPP Kelas IV. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar.

Tim Penulis. 1999. Suplemen GBPP Kelas IV. Jakarta. Pusat Penerbit UT Wina

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana Wiradikromo

www.wikipedia.org

Zainal Abidin. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang. UNP