UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR MELALUI

METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU GAMBAR

PADA SISWA KELAS VIII.11 SMPN 1 TEMBILAHAN

 

Indesmala

SMPN 1 Tembilahan

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan pada pokok bahasan Operasi Aljabar melalui model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) berbantu gambar. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Tembilahan yang beralamat di Jalan Prof. M. Yamin, SH Tembilahan Kabupaten Indragiri HIlir Provinsi Riau. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan. Satu kelas terdiri dari 29 siswa. Siswa putri 14 dan siswa putra 15. Seringnya guru menggunakan model pembelajaran ceramah dan hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Sebagai seorang guru yang profesional sebaiknya dapat memilih dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa guru harus mampu membangkitkan semangat dan aktivitas siswa. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran lebih menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. Diantara cara dan metode yang digunakan dengan menggunakan sarana yang ada disekolah diantaranya TGT (Team Games Tournament) dengan menggunakan turnamen games yang mana siswa bersaing dengan anggota tim lain. Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa meningkat dari 59,40 pada kondisi awal menjadi 69,27 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan meningkat lagi menjadi 80,03 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Hal ini membuktika bahwa melalui penerapan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) berbantu gambar mampu meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi aljabar.

Kata kunci: model TGT (Team Games Tournament) , hasil belajar matematika

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Demikian halnya dengan pelajaran matematika di kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan. Berdasarkan dua kali tes hasil belajar yang dikerjakan oleh siswa kelas VIII.11 diketahui hanya 10 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 pada ulangan pertama dan 19 siswa pada ulangan kedua. Nilai rata-rata kelas masih dibawah 70. Nilai tersebut belum memenuhi KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran matematika yaitu 70. Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran disekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotifasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Hasil belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Pada SMP Negeri 1 Tembilahan dalam pembelajaran matematika, peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah dan hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Sebagai seorang guru yang profesional sebaiknya dapat memilih dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar.

Menurut wina sanjaya (2006:19), peran guru adalah: “sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran lebih menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. Diantara cara dan metode yang digunakan dengan menggunakan sarana yang ada disekolah diantaranya TGT (Team Games Tournament) dengan menggunakan turnamen games yang mana siswa bersaing dengan anggota tim lain. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah:

a.     Bagaimana penerapan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) pada materi pokok bahasan Operasi Aljabar pada siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan?

b.     Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan pada pokok bahasan Operasi Aljabar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) berbantu gambar?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

a.     Meningkatkan penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament pada materi pokok bahasan Operasi Aljabar pada siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan.

b.     Meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan pada pokok bahasan Operasi Aljabar melalui model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) berbantu gambar.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

 

a.     Bagi Siswa

Diharapkan dengan selalu aktif siswa mengikuti pembelajaran Matematika akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Operasi Aljabar.

b.     Bagi Guru

Diharapkan melalui hasil penelitian ini guru akan mengetahui model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru.

c.     Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan hasil belajar matematika di sekolah.

d.     Bagi Perpustakaan

 Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dan bahan untuk penelian dari guru.

KAJIAN TEORI

Proses Belajar Dan Mengajar Matematika

Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adannya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Usman (2000:5) menyatakan proses merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar-mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah “belajar” dan “mengajar” adalah dua peristiwa yang berbeda akantetapi diantara keduannya terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan antara keduannya terjadi kaitan dan interaksi, saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar-mengajar.

Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Slameto (1995: 2) memberikan definisi: Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sudjana (1989: 28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan itu sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek – aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Harold spears memberikan batasan: belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk atau arahan. Geoch mengatakan belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari keempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Metode Kooperatif Tipe TGT

TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing – masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran. Maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test.

Menurut slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 4 langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas, belajar dalam kelompok, permainan dan penghargaan kelompok. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh slavin, maka model pembelajaran kooperatif TGT memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a.     Tahap Penyajian Kelas

Bahan ajar dalam TGT mula – mula diperkenalkan melalui presentasi kelas. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dahulu untuk menemukan informasi atau mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dari pengajaran biasa, dalam presentasi tersebut harus jelas-jelas fokus pada unit TGT tersebut.

b.     Belajar Dalam Kelompok

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompoksebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Disamping untuk mempelajari konsep-konsep materi pelajaran LKPD juga digunakan untuk melatih keterampilan dalam pembelajaran kooperatif terhadap siswa. Jika ada seseorang anggota yang belum memahami, maka teman – teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan. Dalam kegiatan guru yang memonitor kegiatan masing – masing kelompok dan terlibat jika diperlukan.

c.     Kuis (Games)

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok. Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.

d.     Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut.

Kelebihan Model Pembelajaran Tipe TGT:

a.     Memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya di dalam kelas.

b.     Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.

c.     Perilaku mengganggu siswa lain menjadi lebih kecil.

d.     Meningkatkan kepekaan, toleransi.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TG       

a.     Tidak semua siswa mampu mengemukakan pendapatnya.

b.     Kekurangan waktu dalam proses pembelajaran.

c.     Kemungkinan terjadinya kegaduhan apabila guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik

Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian diatas, maka peneliti ini akan melihat bagaimana metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berpengaruh terhadap proses belajar dan mengajar matematika yang diterapkan pada pokok bahasan operasi aljabar. Dengan metode pembelajaran berkelompok dan disertai dengan sedikit permainan, maka siswa akan lebih menarik dan memahami yang selanjutnya akan disertai dengan hasil belajar siswa dalam mengolah dan menganalisa data, siswa juga dituntut untuk dapat menyajikan data.

Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini hipotesis tindakannya adalah penerapan model pembelajaran TGT pada materi pokok bahasan Aljabar pada siswa kelas VIII.11 SMP N 1 Tembilahan dapat meningkat, melalui penggunaan model pembelajaran TGT berbantu gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi aljabar bagi siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan Semester 1 Tahun Pelajaran 2017 / 2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Tembilahan yang beralamat di Jalan Prof. M. Yamin, SH Tembilahan Kabupaten Indragiri HIlir Provinsi Riau dengan alasan peneliti mengajar di sekolah ini sehingga pada waktu mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran ingin segera melakukan tindakan penelitian agar terjadi peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran di SMP Negeri 1 Tembilahan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan. Siklus I hanya satu pertemuan yaitu hari Senin, tanggal 18 september 2017 dan siklus II dua kali pertemuan, pertemuan I yaitu hari Jum’at tanggal 22 september 2017 dan pertemuan II yaitu hari Senin tanggal 25 september 2017.

Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan. Satu kelas terdiri dari 29 siswa. Siswa putri 14 dan siswa putra 15 dan guru kolaboratornya adalah Anita, S.Pd. Objek penelitian dalam PTK ini adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan Tahun Pelajaran 2017/2018 materi aljabar melalui pembelajaran TGT berbantu gambar.

Data Dan Sumber Data

Sumber data dapat berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer (misalnya nilai ulangan harian, ulangan siklus I dan siklus II). Sumber data dari selain subyek penelitian merupakan sumber data sekunder (misalnya data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat). Bentuk data dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.

Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar baik pada siklus I maupun pada siklus II. Teknik non tes dengan menggunakan observasi, jurnal siswa dan wawancara. Data yang lain diperoleh melalui catatan harian (jurnal siswa) dan wawancara dengan guru dan beberapa siswa yang menonjol dalam pelaksanaan pembelajaran dan bagaimana interaksi atau antusias siswa dalam menanggapi pembelajaran dan segala hal yang melatar belakanginya. Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan:

a.     Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes.

b.     Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar observasi, pedoman dan lembar wawancara, dll

Teknik Analisis Data 

a.     Validasi Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 119) “Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Adapun validitas yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif (berbentuk angka) umumnya yang divalidasi instrumennya. Sedangkan data kualitatif (misalnya observasi, wawancara) dapat divalidasi melalui trianggulasi baik trianggulasi sumber maupun trianggulasi metode. Mengingat data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka, maka validasi yang digunakan adalah validasi instrumen. Validitas yang digunakan adalah validitas teoretik. Validitas teoretik dibutuhkan untuk mengetahui seberapa jauh butir-butir instrumen dari setiap variabel mampu mengukur sifat bangun pengertian atau konstruk teori setiap variabel.

 

b.     Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan- tujuan penelitian. Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif, dengan penjelasan sebagai berikut: (1) data diolah dengan menggunakan deskriptik persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan (2) data kualitatif yang berasal dari observasi, jurnal, dan wawancara diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk mendeskriptifkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan ditandai semakin meningkatnya hasil belajar.

Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan yang dilakukan adalah dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Tahapan tersebut yaitu: tahap perencanaan,tahap implementasi tindakan,tahap observasi dan tahap analisis dan refleksi.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menggali semua permasalahan yang dihadapi guru dan murid dalam proses pembelajaran di kelas. Masalah-masalah yang timbul adalah apa yang benar-benar dirasakan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal Prestasi Belajar Matematika Siswa

Sebelum dilakukan tindakan 2 (dua) siklus, pembelajaran dengan materi operasi aljabar berlang¬sung kurang kondusif, guru da¬lam pembelajaran di kelas monoton yaitu ceramah dan ta¬nya jawab dilanjutkan latih¬an soal, sehingga proses belajar mengajar tidak menarik. Aki¬batnya siswa jenuh dan pa¬sif, siswa juga kurang aktif. Hasil wawancara setelah siswa kelas VIII.11 SMP Negeri 1 Tembilahan mengikuti pembelajaran menunjukkan hal-hal yang tidak diharapkan misalnya siswa masih menganggap matematika adalah pelajaran yang membosankan (82%), biasa-biasa saja (10%) dan sisanya berpendapat menyenangkan (8%). Hasil pengamatan siswa selama mengikuti pembelajaran, dilihat dari hasil belajar matematika siswa juga belum memuaskan, karena nilai tertinggi 85, nilai terendah 40, rata-rata nilai 59,40, dengan ketun¬tas¬an belajar klasikal hanya 17,24%. Banyaknya siswa aktif adalah 4 siswa yaitu sebesar 13,79% , siswa sedang adalah 11 siswa yaitu sebesar 37,93% , siswa kurang aktif adalah 13 siswa yaitu sebesar 44,83%.

Siklus I

Pertemuan ke-1 pada siklus I dilakukan pada hari Senin, 18 September 2017 jam ke-1 sampai ke-3. Pertemuan ke-1 pada Siklus I ini berisi penyampaian materi tentang mengenal bentuk aljabar. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas kelompok LKPD I, dan dilanjutkan dengan turnamen, lalu pembahasan dan penarikan kesimpulan secara bersama-sama, terakhir adalah post tes. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada materi pembelajaran Operasi Aljabar tindakan pembelajaran Siklus I dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai tertinggi 88. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 69,27. Mengacu pada nilai KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu sebesar 70, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas adalah sebanyak 15 orang siswa atau 55,17%. Jumlah siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak 13 orang siswa atau 44,83%. Secara klasikal nilai rata-rata siswa baru mencapai 69,27 atau masih berada di bawah batas KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 70. Secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung kurang baik dan belum sesuai dengan target penelitian. Keaktifan siswa pada siklus I mencapai rata – rata 67, 92. Kriteria sangat aktif yaitu 3 siswa, kriteria aktif yaitu 9 siswa, kriteria sedang yaitu 15 siswa, dan kriteria kurang aktif yaitu 3 siswa.

Berdasarkan hasil wawancara sikap siswa dan dalam memahami proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran TGT (Team Games Tournament) ditanggapi secara beragam oleh siswa, secara umum tanggapan siswa menilai positifnya diantaranya adalah:

a.     Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika.

b.     Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) meningkatkan hasil belajar siswa.

c.     Mampu menumbuhkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat.

Siklus II

Rencana pembelajaran tindakan ini merupakan hasil revisi dalam rangka perbaikan pembelajaran tindakan siklus I yang dinilai belum berhasil membawa siswa mencapai penguasaan kompetensi penuh. Tindakan untuk Siklus II yaitu menjelaskan ulang atau melakukan penyegaran kembali model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) disertai contoh-contoh konkrit yang mudah diterima siswa. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada materi operasi aljabar dengan menggunakan pembelajaran Team Games Tournament pada tindakan pembelajaran Siklus II dilaksanakan selama 5 x 40 menit atau 2 kali pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilaporkan pelaksanaan pembelajaran matematika materi operasi aljabar dengan pendekatan saintific, didapat hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru siklus II dengan kriteria sangat baik yaitu skor rata – rata nya 3,23. Siswa yang pada pembelajaran siklus II telah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT tampak lebih aktif , keaktifan siswa mencapai rata-rata 78,54. Mengacu pada nilai KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu sebesar 70, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas adalah sebanyak 25 orang siswa atau 86,21%. Jumlah siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak 4 orang siswa atau 13,79%. Secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah mencapai 80,03 atau sudah berada di atas batas KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 70. nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai tertinggi 98.

Implementasi pembelajaran Team Games Tournament adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dengan menggunakan beragam sumber belajar yang tersedia. Adanya kebebasan yang diperoleh siswa dalam membangun pengetahuan berdampak pada terciptanya situasi di mana siswa dapat melakukan belajar dalam kontek nyata. Melaui strategi yang digunakan, siswa membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan konteks yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sehingga pemahaman mereka terhadap konsep semakin meningkat. Pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Operasi aljabar siswa kelas VIII.11 semester ganjil SMP Negeri 1 Tembilahan. Faktor utama meningkatnya hasil belajar matematika materi operasi aljabar disebabkan karena pembelajaran Team Games Tournament dapat membantu siswa agar informasi yang dipelajarinya menjadi bermakna dan relevan untuk dirinya, menganjurkan peranan yang aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri serta mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Setelah dilakukan beberapa kali tindakan akan tampak sekali perubahan perilaku dan kebiasaan siswa dalam belajar. Siswa kelihatan sudah terbiasa berpikir dan mengerjakan tugas secara individu maupun kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah metode ini kurang begitu cocok dengan kemampuannya, karena menurut kelas VIII.11 pembelajaran Team Games Tournamen memerlukan pemahaman dan analisa yang tinggi. Pembelajaran Team Games Tournament menuntut siswa untuk aktif dan berusaha mengeksplor pengetahuan untuk membangun pemahaman dirinya. Hal ini yang memerlukan perhatian bagi guru untuk menemukan solusi yang tepat agar siswa dengan kemampuan yang rendah bisa tetap terwadahi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII.11 tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagai berikut:

a.     Peningkatan pengelolaan guru terhadap penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament berhasil meningkat dapat dilihat pada siklus I skor rata – rata pengelolaan guru yaitu 2,7 dengan kategori baik dan meningkat sebesar 3,23 dengan kategori sangat baik.

b.     Pendekatan pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas VIII.11 semester 1 SMP Negeri 1 Tembilahan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata – rata kelas yang diperoleh siswa dari 59,40 dan 5 siswa yang tuntas pada kondisi awal menjadi 69,57 dan 16 siswa yang tuntas pada akhir tindakan pembelajaran siklus I dan meningkat lagi menjadi 80,03 dan 25 siswa tuntas pada akhir tindakan pembelajaran siklus II.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas, disampaikan saran sebagai berikut:

a.     Bagi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan pendekatan kooperatif TGT dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada para guru untuk mau meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariatif dalam pembelajaran, Metode pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan dampak produk maupun dampak proses pembelajaran karena model ini dapat memacu siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu disarankan kepada para guru agar mau mencoba menggunakan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

b.     Bagi Siswa

Hendaknya siswa bisa lebih bersemangat, aktif dan tertib dalam mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).

c.     Bagi Sekolah

Bagi sekolah disarankan untuk dapat mendorong para guru guna melaksanakan pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, Kepala sekolah hendaknya memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan profesi dengan banyak aktif di organisasi misalnya MGMP, dan forum ilmiah guru serta memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan agar tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK, Kepala Sekolah bersama komite hendaknya menyediakan sarana dan prasarana serta sumber pembelajaran selaras perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK.

DAFTAR PUSTAKA

 Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. CV Yrama Widya: Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Baharudin, dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR –RUZZ Media Group.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

E. Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, PT Remaja Rosdakarya Bandung.

http://atmmuharam.blogspot.com/2009/01/model-model pembelajaran.html diunduh pada tanggal 27 september 2017.

http://irvanzaky.blogspot.com/2012/05/teams-games-tournaments-tgt.html

http://lenterastkippgribl.blogspot.com/2013/02/pengaruh-pembelajaran-kooperatif-tipe.html?m=1 diunduh pada 20 september 2017.

https://dianpelita.wordpress.com/2011/02/21/teori-teori-dan-proses-belajar diunduh pada tanggal 20 september 2017.

Hudoyo, H, 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud

Ismail dkk., 2007 Pembaharuan dalam Pembelajaran Matematika, Penerbit Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.