MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION

DALAM MATERI PENTINGNYA MENJAGA KEUTUHAN NKRI

SISWA KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 TAMBAKSARI, KEC. BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Suparti

SDN 2 Tambaksari, Kec. Blora

ABSTRAK

Dalam pembelajaran PKN lebih menekankan (kognitif) pengetahuan dan (afektif) sikap, yang besok sangat berguna dalam kehidupan masa yang akan dattang di masyarakat sebagai warga negara oleh ilmuan sosial. Hal itu penting untuk ditanamkan kepada anak sejak dini. Sikap ilmiah yang harus dibina karena siswa belum mengetahui betapa pentingnya menjaga keutuhan NKRI yang berguna dalam kelangsungan hidup bangsa kelak dalam hidupnya. Dalam pembelajaran PKn dengan model Group Investigation, siswa benar-benar terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran yang hasilnya dapat tercapai seperti yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran memerlukan media fungsinya adalah untuk memberi kemudahan kepada siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Yang dimaksud dengan media, Kosasih Djahiri (1999) mengatakan adalah suatu yang bersifat material-immaterial ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil belajar. Dalam keseharian sering mengartikan media kurang tepat karena mengidentifikkan media dengan sumber pengajaran, hal ini tidak salah tetapi kurang tepat. Oleh karena itu media tidak hanya bersifat material dan bisa diadakan dan ditampilkan oleh siswa dan masyarakat. Mc Louhan menyatakan bahwa The Medium is The Message yaitu Media mewakili isi pesanya. Jika demikian berarti guru dalam pembelajaran PKN adalah salah satu media pembelajaran yang harus menampilkan figur sebagaimana pesan pendidikan kewarganegaraan.

Kata Kunci: NKR dan Group Investigation


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran inti di sekolah dasar. Tujuan Pembelajaran PKN di SD antara lain menyiapkan para siswa agar menjadi warga negara yang baik (good citizen) yaitu, warga yang mempunyai kemampuan bertindak sesuai dengan nilai dasar yang disepakati dan dianggap baik, warga yang mampu menyelaraskan hak dan kewajiban dan mempunyai rasa tanggung jawab sosial serta mempertinggi rasional semuanya dalam mengelola bahan, informasi dan kemampuan yang dimiliki tentang manusia sekaligus lingkungannya menjadi lebih bermakna.

Melihat pentingnya pembelajaran PKN di SD dan ruang lingkup pembelajaran PKN yang sedemikian luas, guru adalah orang paling bertanggung jawab atas keberhasilan pembelajaran. Walaupun guru bukan satu-satunya sumber belajar tetapi adalah seorang fasilitator pembelajaran, yang harus memaksimalkan tugasnya menyampaikan materii kepada peserta didik dengan potensi, kreatifitasnya dalam mengelola sumber belajar yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajar-an yang diinginkan. Dalam hal ini adalah penggunaan media pembelajaran dan pemanfaatan lingkungan disamping kecakapannya dalam menentukan strategi mengajar sehingga keberhasilan siswa belajar dapat tercapai secara optimal.

Rumusan Masalah

Konsep-konsep dalam mata pelajaran PKN di SD masih banyak yang abstrak seperti bagan atau struktur organisasi di lingkungan masyarakat, tabel dan lain-lain yang jauh dari pengalaman siswa. Faktor inilah yang menyebabkan siswa kurang memahami materi secara tuntas dan mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan.

1. Apakah melalui metode group investi-gation dapat meningkatkan hasil bela-jar siswa kelas V Semester II SDN 2 Tambahrejo Kec. Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Apakah setelah menerapkan metode group investigation dapat meningkat-kan hasil belajar siswa kelas V semes-ter II SDN 2 Tambaksari dalam materi pentingnya menjaga keutuhan NKRI?

Tujuan Penelitian

1. Penelitian adalah untuk menentukan pola penggunaan metode pembelajaran PKN untuk meningkatkan aktifitas proses belajar mengajar

2. Untuk mendapatkan gambaran aktifitas guru dalam menggunakan model pembelajaran pada setiap tahapan pada proses belajar mengajar berlangsung.

3. Untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada setiap tahapan selama proses belajar mengajar berlangsung.

4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKN tentang kebebasan berorganisasi berlangsung.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Untuk memperbaiki praktik pembelajaran

b. Untuk memperbaiki belajar siswa

c. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

d. Untuk meningkatkan aktifitas anak dalam proses belajar

2. Bagi Guru

a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya

b. Dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran

c. Mampu membuat guru berkembang sebagai pekerja profesional

d. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru

b. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan para siswa

c. Menunjukkan betapa eratnya hubungan berkembangnya kemampuan guru

d. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah

e. Meningkatkan kemampuan profesional para guru

f. Memperbaiki proses dan hasil belajar siswa, serta mengondisifkannya iklim pendidikan di sekolah tersebut.

KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran group investiga-tion

Group investigation merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil (Saptono 2003: 32).Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik dengan kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoiknya, menghargai pendapat teman,berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lemah

Selain itu dalam PKN metode atau model pembelajaran tersebut diatas dianggap sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran PKN karena mata pelajaran PKN mengembang misi untuk membina nilai, moral dan perilaku siswa, disamping membina kecerdasan (pengetahuan) siswa.

Mengapa perlu pembelajaran cooperative learning? Pola pembelajaran cooperative learning menurut Lundgren (Sukarmin, 2002: 2) dianggap unggul untuk pembelajaran efektif karena mampu memberikan kepada siswa unsur dasar dalam hubunganya dengan penerapan materi “pentingnya menjaga keutuhan NKRI

a. Mampu membina dan memperibadikan (personalisasi) nilai moral

b. Mampu memperspsikan pada siswa mereka “tenggelam atau berenang bersama”

c. Mampu meningkatkan pandangan siswa, bahwa mereka semua memiliki pandangan yang sama.

d. Mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi efektualnya.

e. Mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.

Dalam kaitanhya dengan materi “ pentingnya menjaga keutuhan NKRI”salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dipertimbangkan adalah Coperative Learning model Group Investigation (SHARAN, 1992). Langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan model Group Invetigation adalah sebagai berikut:

a. membagi siswa kedalam kelompok

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.

c. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara cooperative

d. Setelah diskusi anggota kelompok menyampaikan hasil pembahasan

e. Guru memberikan penjelasan materi singkat sekaligus memberikan kesimpulan

f. Evaluasi

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation

(Sharan 1992) dalam Pembelajaran PKN Pendekatan yang perlu dicapai agar mencapai sasaran maka kelas PKN dan sekolah harus dijadikan sebagai laboratorium masyarakat, bangsa dan negara. Bagaimana mungkin siswa yang kelak menjadi anggota masyarakat akan mengerti bagaimana menjadi anggota warga negara yang demokratis, padahal selama ini sekolah hanya mempelajari teori saja.

Dalam proses pembelajaran memerlukan media fungsinya adalah untuk memberi kemudahan kepada siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Yang dimaksud dengan media, Kosasih Djahiri (1999) mengatakan adalah suatu yang bersifat material-immaterial ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil belajar. Dalam keseharian sering mengartikan media kurang tepat karena mengidentifikkan media dengan sumber pengajaran, hal ini tidak salah tetapi kurang tepat. Oleh karena itu media tidak hanya bersifat material dan bisa diadakan dan ditampilkan oleh siswa dan masyarakat. Mc Louhan menyatakan bahwa The Medium is The Message yaitu Media mewakili isi pesanya. Jika demikian berarti guru dalam pembelajaran PKN adalah salah satu media pembelajaran yang harus menampilkan figur sebagaimana pesan pendidikan kewarganegaraan. Artinya dia harus menjadi fitur teladan bagi siswanya yaitu kelak sebagai warga negara yang baik, jujur, demokratis, taat berguna dan sebagaimana media dalam PKN yaitu bersifat:

1. Material misalnya contoh buku, model pakaian, bendera

2. Immaterial misalnya contoh kasus, cerita, legenda, budaya

3. Kondisional, misalnya suasana simulasi yang diciptakan sebelum atau pada saat proses belajar berlangsung di kelas atau di tempat kejadian

4. Personal misalnya nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat atau pahlawan.

Melalui model Group Investigation tersebut, sebagai guru yang mengajar PKN akan mudah mengungkapkan sikap, nilai dan moral siswa terhadap suatu kasus yang di sajikan. Tentu saja guru harus menguasai berbagai ketrampilan dasar mengajar antara lain ketrampilan dasar mengjajar bertanya, variasi stimulus dan menjelaskan selain itu guru harus bersikap demokratis, hangat, ramah, dan kekeluargaan sehingga siswa berani berpendapat dan berbeda pendapat dengan guru dan siswa lain. Jangan lupa memberikan pujian secara variatif kepada siswa yang mampu berpendapat sekalipun pendapat siswa tidak lengkap guu dapat melaksanakan model pembelajaran dengan baik.

Sebagai media pembelajaran, anda akan membuat bagan intisari materi pembelajaran. Selain itu, cerita (kasus) dan pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas dapat dijadikan sebagai media pembe-lajaran. Alangkah baiknya apabila cerita dan pertanyaan tersebut dibagikan kepada siswa (kelompok siswa).

Sedangkan untuk evaluasi, anda dapat melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar. Dalam evaluasi proses belajar dapat menggunakan pengamatan terhadap aktivitas, sikap dan pendapat siswa ketika berdiskusi. Untuk menilai hasil belajar bisa menggunakan alat tes dan non tes seperti skala sikap dan pengamatan.

Hakekat Pembelajaran PKN

Pembelajaran ini akan menambah pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana bangsa Indonesia, yakni kita semua dpat bekerja sama mewujudkan masyarkat yang lebih baik. Pembelajaran ini pada hakekatnya adalah untuk membantu siswa belajar bagaimana cara mengungkapkan pendapat, bagaimana cara menentukan tingkat pemerintahan dan lembaga pemerintah manakah yang paling tepat dan layak untuk mengatasi masalah yang di identifikasi oleh mereka, dan bagaimana cara mempengaruhi penetapan-penetapan kebijakan pada tingkat pemerintahan tersebut.

Pada hakekatnya pembelajaran PKN mengajak para siswa untuk bekerjasama dengan teman-temannya di kelas dengan bantuan guru dan para relawan, agar tercapai tugas-tugas pembelajaran berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji.

2. Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang di kaji

3. Membekali pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif

4. Membekali pengalaman praktis yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan efektifitas partisipasi

5. Mengembangkan pemahaman dan pentingnya partisipasi warga negara.

Pembelajaran PKN selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berpartisipasi oleh karena itu ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKN di kelas, yakni bekal pengetahuan dan ketrampilan.

Materi PKN dnegan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standart nasional PKN yang pelaksanannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Ada 4 isi pokok pendidikan kewarganegaraan yakni :

1. Kemampuan dasar pendidikan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan

2. Standart materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran

3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan.

4. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai tujuan alternatif bagi para guru.

PKN dengan paradigma baru bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang. Sedangkan pembelajaran partisipatif yang berbasis poftofolio (portofolio-based learning) merupakan alternatif utama guna mencapai tujuan PKN tersebut.

Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut paduan-paduan yang di tentukan. Portofolio dalam pembelajaran PKN merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas siswa. Berkenan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun keseluruhan.

Pembelajaran PKN yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraan dan pemerintahannya.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian

1. Lokasi

Lokasi subyek penelitian adalah SDN 2 Tambaksari Kecamatan Blora Kabupaten Blora

2. Kelas

Kelas V Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dengan jumlah siswa 20 anak.

3. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang diadakan perbaikan adalah PKn tentang “Pentingnya menjaga keutuhan NKRI”

4. Waktu

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Oktober 2014. Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis,15 Oktober 2014

5. Karakteristik Siswa

Pada siswa kelas V rata-rata berusia 9 sampai 11 tahun. Pada masa ini, mrupakan masa dimana ada kebutuhan untuk dapat diterima sebagai anggota dalam kelompok sebayanya. Pada anak usia 10 tahun baik laki-laki maupun perempuan, badannya bertambah berat kurang lebih 3,5 kg dan tinggi bertambah.

Menurut Tanner (1973: 35) anak berusia 7 tahun tidak akan banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini dalam keadaan normal. Siswa SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase inilah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan obyek yang bersifat konkret.

Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan obyek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dpaat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat difahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak dan selanjutnya abstrak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Tabel 4.3 Hasil Nilai Tes Siklus I

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Baik sekali

7

35%

2.

71-85

B

Baik

5

25%

3.

56-70

C

Cukup

8

40%

4.

41-55

D

Kurang

0

0

Jumlah

20

100%

Dari hasil tes siklus I yang mencapai nilai A (sangat baik adalah 13 siswa (23%) yang mendapat nilai B (Baik) 15 siswa (38%) sedangkan nilai C (Cukup) 11 siswa (28%) yang mendapat nilai D (kurang) 0 siswa (0%) dari jumlah siswa 39.

Siklus II

Tabel 4.5 Hasil Nilai Tes Siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Baik sekali

7

35%

2.

71-85

B

Baik

11

55%

3.

56-70

C

Cukup

2

10%

4.

41-55

D

Kurang

0

0%

Jumlah

20

100%

Dari hasil tes siklus I yang mencapai nilai A (sangat baik adalah 7 siswa (18%) yang mendapat nilai B (Baik) 30 siswa (77%) sedangkan nilai C (Cukup) 2 siswa (5%) yang mendapat nilai D (kurang) 0 siswa (0%) dari jumlah siswa 39.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kedua kegiatan tersebut terpadu suatu kegiatan yang disebut interaksi belajar. Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian mengajar berarti membimbing aktifitas siswa, sedangkan belajar mengacu pada apa yang dikerjakan guru sebagai pemimpin, pengelola, pengatur lingkungan belajar dan pembimbing aktifitas siswa.

Guru adalah fasilitator yang harus variatif membelajarkan siswa, demonstrator pembelajaran, maka dituntut trampil dalam memilih, mengolah dan menggunakan media untuk mengkonkretkan konsep-konsep abstrak dalam PKN yang sulit diterima siswa. Penggunaan media disesuaikan dengan tujuan dan diselaraskan dengan perkembangan anak didik agar kompetensi dasar dalam KTSP 2009 dapat tercapai optimal.

Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut diperlukan sumber pelajaran untuk memperlancar tercapainya tujuan belajar. Sumber pembelajaran dalam PKN tidak hanya berupa pajangan media di dalam kelas, tetapi memiliki sumber yang luas yang berkenaan dengan hakekat pelajaran PKN, yakni yang erat terkait dengan kemasyarakatan atau kehidupan sosial. Sehingga apabila diklasifikasikan, sumber pembelajaran dalam PKN dapat berupa media dan lingkungan sosial dengan beragam fenomenanya, termasuk lingkungan belajar siswa, sumber pembelajaran PKN utama sudah termuat dalam buku sumber yang sesuai dengan kurikulum tetapi mungkin banyak memuat informasi yang out of date sehingga guru harus mencari sumber lain yang lebih aktual, karena sumber belajar dalam PKN adalah kehidupan sosial itu sendiri.

Saran

Agar hasil belajar PKN optimal, maka peran guru sebagai Perencana dan Pelaksanaan Pembelajaran harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:

1. Merencanakan Pembelajaran sesuai kompetensi dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

2. Melaksanakan pembelajaran variatif dan inovatif dengan memanfaatkan media pembelajaran agar dapat memotivasi belajar siswa.

3. Tetap berupaya mengembangkan potensi diri dan memiliki kreatifitas dalam mengaktualisasikan sumber pembelajaran yang menunjang KBM sehingga hasil belajar dapat tercapai seusiai tujuan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2008. Modul Silabus Tematik Kelas III. Jakarta. Depdikbud.

Hermawan, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Rahayuningsih, Fajar. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Pusat Perbukuan.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. V. Jakarta. PT. IMTIMA.

Wardhani, Igak, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin, S, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin, S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.