PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIV JIGSAW

BAGI SISWA KELAS IXC SMP NEGERI 4 SUKOHARJO

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ninik Agustin

SMP Negeri 4 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Untuk meningkatkan Motivasi belajar melalui model pembelajaran Jigsaw bagi siswa kelas IXC semester gasal SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015; (2). Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar melalui model pembelajaran Jigsaw bagi siswa kelas IXC semester gasal SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015; (3) Untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil belajar melalui model pembelajaran Jigsaw bagi siswa kelas IXC semester gasal SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini mengambil subyek siswa kelas IXC semester gasal SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 32. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi motivasi siswa kondisi awal dengan membandingkan hasil observasi motivasi siswa pada siklus I dan siklus II. Implikasi dari penelitian ini adalah melalui pembelajaran Jigsaw pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung memberikan peningkatan rata-rata hasil belajar matematika, yaitu kondisi awal rata-rata = 67, tes siklus I rata-rata = 72, tes siklus II rata-rata = 85, tuntas secara klasikal kondisi awal = 43,8%, siklus I = 68,7%, siklus II = 96,9%, motivasi siswa, kondisi awal = 57%, siklus I = 73% dan siklus II = 87%. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang sangat berarti baik motivasi maupun hasil belajar siswa. Hal ini dapat dipakai sebagai informasi sekaligus pertimbangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar siswa kelas IXC semester gasal SMP Negeri 4 Sukoharjo.

Kata Kunci: Motivasi, Hasil belajar, Model Pembelajaran Jigsaw


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa Kompetensi pada mata pelajaran matematika khususnya pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi bangun bangun yang sebangun dan kongruen (materi yang di ajarkan sebelum penelitian) hasil nilai rata-rata prestasi siswa kelas IX C SMP Negeri 4 Sukoharjo masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil nilai rata rata dari ulangan harian hanya 67 ini berarti masih dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 69.

Permasalahan yang pertama berasal dari siswa itu sendiri. Siswa kurang berminat dan kurang motivasi pada pembelajaran matematika. Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dan menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling sukar. Jika diberi pertanyaan sulit menjawab, bahkan tidak berani menjawab apalagi bertanya. Hambatan yang ke dua berasal dari guru. Guru kurang dapat memotivasi siswa untuk lebih menyenangi pembelajaran matematika. Selain itu cara mengajarnya masih konvensional, metode yang digunakan guru kurang variatif, dan belum memanfaatkan alat peraga yang mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. Berpijak pada permasalahan tersebut di atas pelaksanaan proses pembelajaran memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan luas dan ukurannya peneliti akan menggunakan model pembelajran Jigsaw dengan harapan agar motivasi, keberanian bertanya siswa meningkat dan dengan demikian hasil prestasi belajar siswa akan lebih dan nilai rata-ratanya meningkat di atas KKM.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah melalui model pembelajaran jigsaw dapat mening-katkan motivasi dan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi lengkung bagi siswa kelas IXC semester gasal, SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Melalui model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motivasi siswa dan prestasi hasil belajar matematika bagi siswa kelas IXC semester I, SMP Negeri 4 Sukoharjo, tahun: 2014/2015.

KAJIAN TEORI

Hakekat Belajar

Menurut Dimyati (2002:34) menge-mukakan “belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka aktivitas yang baik menjadi meningkat, sebaliknya apabila orang tersebut tidak belajar, maka aktivitas yang baik menjadi menurun. Dalam belajar diperoleh beberapa hal yaitu kesempatan terjadinya peristiwa yang me-nimbulkan aktivitas belajar serta konse-kuensi yang bersifat menguatkan aktivitas belajar tersebut. Sementara itu Winkel (Darsono 2001:4) mengemukakan “belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan keteram-pilan dan nilai sikap”. Sedangkan konsep mengajar Sudjana (2000:29) mengemuka-kan “sebagai suatu proses, yaitu mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dan pada tahap berikutnya adalah memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar”.

Hakekat Motivasi

Dali Gulo dalam Gino (1998:81-82) bahwa:Motivasi adalah kontrol batiniah dari tingkah laku seperti yang dimiliki oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat, kepenting-an, sikap, dan opini. Selain itu motivasi juga merupakan organisme untuk melaku-kan sesuatu, sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007:35) bahwa motivasi adalah tenaga pendorong ataupun penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.

Hakekat Matematika

James dan James dalam Erman Suherman dkk (2003:16) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Menurut Karso dkk (1995:16) matematika oleh beberapa pakar menurut beberapa pakar ialah: Matematika adalah studi atau kajian tentang pola dan hubungan dan matematika adalah ilmu deduktif.

Pendekatan Pembelajaran Jigsaw

Racmadi Widdhiharto (2005:14) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan suatu tipe kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok. Tiap kelompok bertangungjawab terhadap tugas yang diberikan dan mengajarkan hasil temuannya kepada kelompok lain. Tiap kelompok beranggotakan 4 sampai 6 siswa. Masing-masing kelompok yang mendapat-kan tugas disebut ahli. Keahlian tersebut dapat diperoleh dari menawarkan bagian materi kepada anggota kelompok menurut kemampuan mereka, atau ditunjuk oleh guru sesuai dengan kemampuan kelompok-nya. Masing-masing kelompok bertemu da-lam suatu diskusi untuk membahas bagian materi yang ditugaskan. Setelah selesai berdiskusi kembali pada kelompoknya untuk menjelaskan pada temannya.

Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan diskripsi teoritis dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut: Dengan menggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi lengkung bagi siswa kelas IXC SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun Pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IXC SMP Negeri 4 Sukoharjo. Subjek penelitian adalah siswa kelas IXC SMP Negeri 4 Sukoharjo yang terdiri dari 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar melalui model pembelajaran Jigsaw. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) angket, (2) observasi/pengamatan, dan (3) tes/evaluasi.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antara siklus dengan nilai kondisi awal. Teknik membandingkan disebut teknik analisi deskriptif komparatif. Demikian juga untuk hasil penskoran observasi Aktivitas siswa, data-data yang diperoleh dibuat dalam tabulasi, dilakukan penilaian dan dihitung persentase skornya. Secara kuantitatif, dari hasil pengamatan pembelajaran dideskripsikan untuk memberikan gambaran secara jelas.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang ditetapkan pada penelitian ini adalah siswa kelas IXC mendapat nilai rata-rata lebih besar dari KKM yang ditetapkan yaitu 69 pada siklus I dan nilai rata-rata lebih dari 75 pada siklus II. Dan persentase siswa tuntas belajar 75% pada siklus 1 dan persentase tuntas belajar 80% pada siklus II.

HASIL TINDAKAN

Kondisi Awal

Hasil prestasi belajar mata pelajaran matematika yang masih rendah ini juga dialami oleh siswa kelas IXC SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Hasil belajar yang dicapai pada ulangan kompetensi sebelumnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Hasil Prestasi Kondisi awal

No

Uraian

Nilai

1

Nilai terendah

51

2

Nilai tertinggi

86

3

Nilai Rerata

67

4

Rentang Nilai

35

5

Tuntas Belajar

14

6

Belum Tuntas Belajar

18

Deskripsi I

Data hasil belajar yang diperoleh pada tes akhir siklus I (setelah menda-patkan pembelajaran dengan mengguna-kan model Jigsaw) diperoleh nilai sebagai berikut: nilai rata-rata yang diperoleh siswa 72, nilai tertinggi 100, nilai terendah 55. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa pada ulangan harian siklus I, jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 31,3% dan yang tuntas belajar 22 siswa atau 68,7%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi hasil belajar dan ketuntas-an sebelum pembelajaran dengan menggu-nakan model Cooperative Learning Jigsaw dibanding dengan pembelajaran dengan menggunakan Jigsaw maka jumlah ketun-tasan meningkat.

Tabel Perbandingan kondisi awal dengan siklus I

No

Kondisi Awal

Siklus I

1

Nilai tertinggi

86

100

2

Nilai terendah

51

55

3

Rata-rata

67

72

4

Rentang Nilai

35

45

Deskripsi II

Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada pada tes siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata 85, nilai tertinggi 100, nilai terendah 69. Kemudian ketuntasan hasil belajar pada akhir siklus II adalah: siswa yang belum tuntas hanya 1 siswa dan 31 siswa tuntas belajar (96,9%). Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning Jigsaw dibanding jumlah ketuntasan meningkat menjadi lebih dari 80%.

Tabel Perbandingan Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai tertinggi

86

100

100

2

Nilai terendah

51

55

68

3

Rata-rata

67

72

85

4

Rentang Nilai

35

45

16

Tabel Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

No

Kategori

Rentang Nilai

Hasil Ketuntasan

Data Awal

Siklus I

Siklus II

1

Tuntas

> 69

14

22

31

2

Belum Tintas

< 69

18

10

1

3

% Tuntas Klasikal

43,8%

68,7%

96,9%

Jumlah

32

32

32

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil penelitian diperoleh: Motivasi siswa pada kondisi awal sangat sedikit siswa yang aktif, sedang pada siklus I dan Siklus II motivasi siswa meningkat. Hasil prestasi belajar nilai rata-rata kondisi awal 63, sedang rata-rata siklus I adalah 72. Dari kondisi awal ke siklus I ada kenaikan sebesar 7,5%. rata-rata siklus II adalah 85. Kenaikan dari kondisi awal ke siklus II adalah 34,9%. Maka dapat disimpulkan: bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi lengkung bagi siswa kelas IXC SMP Negeri 4 Sukoharjo semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika disarankan: (1) Penerapan pembelajaran kooperatif dengan jigsaw dapat memperbaiki kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sehingga dapat meningkatkan motivasi dan aktifitas dan hasil belajar siswa; (2) Guru dapat pengalaman dan wawasan baru tentang pembelajaran kooperatif dengan jigsaw dengan harapan dapat memotivasi guru memilih strategi yang tepat dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dali Gulo. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Depdiknas. 2006. Paket Pelatihan Lanjutan Untuk Sekolah dan Masyarakat. (Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah). Jakarta: Depdiknas-Dirjen Dikdasmen.

Dimyati & Mujiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI

Gino. 1998. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press

Karso. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: universitas Terbuka

Mulyana. 2002. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rachmadi Widdiharto. 2004. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Robertus Angkowo dan A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran (Mempengaruhi motivasi, hasil belajar dan kepribadian). Jakarta: PT. Grasindo

Slavin, R E. 1997. Educational Psychology Theory into Practices. Edisi 4. Boston: Allyn and Bacon

Sujono. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: CV Production

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikuntho. 1992. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Winkel. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Widia sarana