MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENCAPAI TUNTAS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) MATERI PERBANDINGAN KELAS VII A SMP NEGERI 1 CLUWAK SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Sukahar

Guru Matematika SMP Negeri 1 Cluwak, Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Kurangnya pencapaian indikator karena kualitas pembelajaran matematika dan kondisi pembelajaran disekolah banyak guru yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Hasil pencapaian nilai rata-rata matematika siswa dalam menempuh UNBK di semua jenjang sekolah terendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Variabel indikator yang diamati dalam penelitian: Aktivitas, Keterampilan proses, dan Hasil belajar. Kegiatan yang diterapkan pembelajaran dengan pendekatan PMR. Tahapan PTK disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam 3 siklus. Analisis pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran rata-ratanya pada kategori; berdiskusi atau bertanya dalam kelompok dan antar kelompok; membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok pada siklus 2 masig-masing 3,88 dan 3,70 lebih rendah dari pada siklus 1. karena guru mengurangi bantuan pada siswa. Siklus 2 siswa dalam penyesuaian pembelajaran. Secara keseluruhan aktivitas siswa memenuhi kategori ”aktif”. Hasil pengamatan ketrampilan proses rata-rata skor tiap sklus meningkat, dari 3. 90 kemudian 3. 98, dan siklus 3 adalah 4. 00, secara keseluruhan siswa memenuhi kategori ”trampil”. Hasil evaluasi yang diberikan dari 6 item soal, kompetensi siswa terukur dengan rata-rata perolehan skor 83. Siswa dapat menguasi materi perbandingan dengan persentase 83%. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada materi perbandingan di kelas VII A di SMP Negeri 1 Cluwak Pati mencapai KKM.

Kata Kunci: PMR Siswa Aktif Hasil Belajar Tuntas.

 

PENDAHULULAN

Kurangnya pencapaian indikator karena kualitas pembelajaran matematika. Kondisi pembelajaran di sekolah masih banyak guru yang melaksanakan pembelajaran konvensional. (Hendarman. 2008: 1), beberapa hasil penelitian menunjukkan penguasaan siswa SMP terhadap matematika rendah. Nilai rata-rata matematika siswa dalam UNBK di semua jenjang sekolah hampir selalu terendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Tabel:1. 1 Hasil UNBK bidang studi Matematika 4 tahun berturut-turut

Nama Sekolah Tahun 2018 Tahun 2017 Tahun 2016 Tahun 2015
SMP Negeri 1 Cluwak 51,72 46,72 45. 92 49. 08
SMP Negeri 1 Dukuhseti 39,34 48,10 40. 40 66. 60
SMP Negeri 1 Gunungwungkal 40,11 40,37 42,38 41,52
SMP Negeri 1 Margoyaso 55,07 56,22 56,24 54,88
SMP Negeri 1 Tayu 73,13 70,70 66,29 71,81

Sumber: https://puspendik. kemdikbud. go. id/hasil-un/

Pembelajaran matematika di seolah cenderung mengajarkan secara simbolis/abstrak yang bertentangan dengan perkembangan kognitif dan tidak menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran terpusat kepada hasil belajar bukan proses belajar. Untuk mendorong siswa belajar aktif, mengubah pola pembelajaran dengan menggunakan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang menggunakan konep lingkungan tempat belajar sehari-hari telah dikembangkan dan diteliti di Belanda sejak tahun 1971 dengan nama Realistik Matematics Education (RME). Di Indonesia Pembelajaran ini disebut Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Pembelajaran yang mengakrabkan matematika dengan lingkungan siswa. Melalui konsep-konsep matematika dengan pengalaman siswa sehari-hari, siswa tidak mudah lupa terhadap konsep-konsep matematika yang pelajari.

Freudental, Treffers, Grafemeijer, de Moor dan de Lange mengemukakan bahwa RME adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memandang matematika sebagai suatu kegiatan manusia. RME telah digunakan di Belanda lebih dari 30 tahun yang lalu. RME juga dikembangkan USA, Afrika Selatan, Malaysia, Inggris, Brazil. Becher dan Selter (Yuwono, 2001: 1), mengemukakan bahwa di Belanda implementasi RME terbukti telah berhasil merangsang penalaran dan kegiatan berpikir siswa.

Rumusan masalah

Apakah penggunaan pendekatan PMR dapat meningkatkan hasil belajar siswa mencapai tuntas pada materi perbandingan kelas VII A SMP Negeri 1 Cluwak tahun pelajaran 2018/2019 semester genap?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diharapkan untuk:

  1. Mendapatkan format pembelajaran matematikan dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
  2. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pembelajaran mencapai KKM.

Indikator Keberhasilan Proses.

  1. Aktivitas siswa menyelesaikan tugas sebagai keraja kelompok dan individu.
  2. Keterampilan proses siswa berperan penyelesaian masalah matematika dalam kelompok maupun antar kelompok.

Indikator Keberhasilan Hasil Belajar.

  1. PMR meningkatkan kompetensi belajar siswa pada KD dengan capaian nilai pengetahuan memenuhi KKM (75% menguasai materi).
  2. 80% dari 32 siswa atau 26 siswa kelas VII A memperoleh nilai pengetahuan ≥ 75 setelah pelaksanaan

Manfaat Penelitian

  1. Perangkat pembelajaran dapat digunakan sebagai contoh perangkat pembelajaran ma
  2. Siswa dapat menyelesaikan soal Matematika Realistik secara kelompok dan mandiri.
  3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).

Freudental (dalam Gravemeijer, 1994: 82), pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan realita dan kegiatan manusia. Pendekatan itu dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME). Atau PMR.

Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik

  1. Memahami masalah kontekstual
  2. Mendeskrepsikan dan menyelesaikan masalah kontekstual
  3. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
  4. Menarik kesimpulan

Teori yang Relevan dengan Pembelajaran Matematika Realistik.

Teori Vigotsky

Zone Of Proximal Development (ZPD)

ZPD merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. ” Vygotsky, (Slavin, 1995)

Scaffolding

Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), mengikuti tahap-tahap yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, dengan komponen tindakannya planning, acting, observing, reflecting. (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi).

Subyek Penelitian

Siswa SMP Negeri 1 Cluwak kelas VII A semester genap, tahun 2018/2019

Waktu dan lama penelitian

Penelitian dilaksanakan tanggal 2 Jaruari samapi 30 Juni 2019 dalam waktu 6 bulan.

Tahap awal. Persiapan perencanaan, menganalisis materi, memilih dan menetapkan, membuat RPP, membuat LKS, membuat media peraga, pembuatan powerpoint, menyusun skenario pembelajaran PMR, menyusun instrumen pengamatan, menyusun alat evaluasi.

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran dengan 3 siklus, pengamatan aktivitas, pengamatan proses penyelesaian masalah (Ketranpilan Tingkat Tinggi), merevisi RPP, merevisi LKS, pengukuran keberhasilan pembelajaran (evaluasi).

Tahap Pembuatan Laporan. Menganalisis data, mengolah data, membuat laporan hasil penelitian, seminar, merevisi laporan setelah seminar.

Metode Pengumpulan Data

  1. Data aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung secara individu maupun kelompok.
  2. Data ketrampilan proses. Pengamatan ketrampilan proses siswa menyelesaiakn masalah secara individu maupun kelompok.

Metode Analisis Data

Menganalisis data kemudian menetapkan kreteria dari analisis data tersebut dengan menggunakan metode penyekoran.

0,00  x  1,00: Tidak Aktif.                 1,00 < x  2,00: Kurang Aktif

2,00 < x  3,00: Cukup Aktif                 3,00 < x  4,00: Aktif

4,00 < x  5,00: Sangat Aktif

Prosedur yang Digunakan

Prosedur tindakan pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan model PMR sebagai berikut:

  1. Masalah kontekstual. Memberikan masalah kontekstual, siswa memahami masalah. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami, guru memberikan petunjuk terhadap bagian-bagian yang belum dipahami. Karakteristik PMR yang muncul, karakteristik pertama menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam pembelajaran, dan karakteristik kedua yaitu interaksi.
  2. Mendeskripsikan masalah kontekstual, Melakukan interpretasi aspek matematika yang ada pada masalah, memikirkan strategi pemecahan masalah. Menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. Karakteristik PMR yang muncul, karakteristik kedua menggunakan model.
  3. Mendiskusikan jawaban berkelompok, membandingkan dan mendiskusikan pada diskusi kelas. Membiasakan siswa berani mengemukakan pendapat, Karakteristik yang muncul karakteristik ketiga. Menggunakan kontribusi siswa (students constribution) dan karakteristik keempat, terdapat interaksi (interactivity) antara siswa dengan siswa lainnya.
  4. Menarik kesimpulan. Dari hasil diskusi kelas, menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur yang terkait dengan masalah realistik yang diselesaikan. Karakteristik yang tergolong dalam pelaksanaan adalah adanya interaksi (interactivity) antara siswa dengan guru (pembimbing).

Siklus Kegiatan

Siklus kegiatan dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tahapan Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pengamatan (Observation), Refleksi (reflecting).

 

Instrumen Penelitian.

Lembar pengamatan Aktivitas: 1) Mendengarkan dan memperhatikan. 2) Membaca buku siswa atau LKS. 3) Menulis yang relevan. 4) Berdiskusi atau bertanya. 5) Membuat kesimpulan. 6) Menyampaikan pendapat. 7) Menyelesaikan tugas. 8) Selalu siap dalam memjawab pertanyaan. 9) Aktif dalam membut rangkuman. 10) Perilaku yang tidak relevan dalam kegiatan pembelajaran

Lembar pengamatan Keterampilan Proses: 1) Memiliki kemampuan melaksanakan tugas belajar di rumah. 2) Selalu siap membuat rangkuman. 3) Ketrampilan dalam membuat pertanyaan. 4) Memiliki keterampilan mengungkapkan pendapat. 5) Memiliki keterampilan memecahkan masalah. 6) Keterampilan membangun bekerjasama. 7) Memiliki keterampilan beradaptasi. 8) Memiliki keterampilan bertanya/menjawab petanyaan. 9) Memiliki keterampilan menyelesaikan masalah. 10) Memiliki keterampilan merangkum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIKLUS 1

Hasil Pengamatan Aktivitas

Pengamatan “membaca buku siswa atau LKS sebagai sarana untuk pemecahan masalah” skor 3. 16, persentase 63,13%. . minat baca anak masih kurang Perlu meningkatkan minat baca.

Penngamatan “Menyampaikan pendapat/ide kepada kelompok atau guru”mendapat sekor 3,88 persentase 67,50%, sebagian kelompok masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran PMR.

Hasil Pengamatan Ketrampilan Proses

Pengamatan “Memiliki keterampilan mengungkapkan pendapat”. Skor yang didapat 2,97 persentase 59,38% dengan kategori cukup, masih ada perasan belum berani mengungkapkan pendapat.

Pengamatan “Ketrampilan dalam membuat pertanyaan yang dimunculkan” cukup, skor yang didapat 3,00 dengan persentase 60,00%. sebagian kelompok ada yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran PMR.

SIKLUS 2

Hasil Pengamatan Aktivitas

Pengamatan, “membaca buku siswa atau KLS sebagai sarana untuk pemecahan masalah” skor yang diperoleh 3,31 persentase 66,25%. ada kenaikan 0,16.

Pengamatan, “Berdiskusi atau bertanya dalam kelompok dan antar kelompok” skor 3,34 persentase 66,88% Karena minat baca rendah, maka materi dan bahan diskusi belum biasa dikuasai siswa.

Hasil Pengamatan Ketrampilan Proses

Pengamatan “Ketrampilan dalam membuat pertanyaan yang dimunculkan” perolehan skor 3,41 persentase 68,13%. kenaikan 8,13.

pengamatan “Ketrampilan dalam membuat pertanyaan yang dimunculkan” terdapat kenaikan dari 3,22 disiklus 1 menjadi 3,44 pada silus 2. ada kenaikan sebesar 8,13. Dari hasil analisis siklus 1 dan siklus 2 sebagai tindak lanju merevisi RPP untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3. Revisi pelaksanakan pada inti pembelajaran.

SIKLUS 3

Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 3

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan PMR pada siklus 3 skor rata-rata 3,70 dengan persentase 74,06% pada kategori “aktif”. Secara keseluruhan aktiviatas meningkat.

Hasil Pengamatan Ketrampilan Proses

Pengamatan Ketampilan Proses siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan PMR pada siklus 3 skor rata-rata 3,81 persentase 76,19%. Secara umum Keterampilan proses siswa secara keseluruhan tercapai.

Tes Hasil Belajar

Item soal nomor 4 rata-rata pencapaian hasil evaluasi 74 persentase 74%. Dari analisis item soal nomor 4 diberikan soal hots dan bobot skornya 6 paling tinggi dibandingkan dengan skor soal yang lainnya. Secara keseluruhan rata-rata skor 83. Jadi siswa dapat menguasi materi perbandingan dengan persentase 83%. Pembelajaran Matematika Realistik materi perbandingan di kelas VII A di SMP Negeri 1 Cluwak mencapai KKM.

PENUTUP

Simpulan        

  1. Aktivitas siswa dalam siklus 1, siklu 2, dan siklu 3 mengalami peningkatan. Dengan aktivitas dapat dicapai maka ketrampilan proses mengikuti aktivitas, siswa mampu menyelesaiakan masalah matematika dengan tahapan Pembelajaran PMR
  2. Pembelajaran dengan pendekatan PMR materi perbandingan kelas VII A SMP Negeri 1 Cluwak tahun semester genap mencapai KKM.

Saran.

  1. PMR dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas untuk pemecahan masalah kontektual dan prestasi belajar siswa, oleh karena itu para guru matematika diharapkan dapat menerapkan model ini dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi Perbandingan kelas VII.
  2. Gunakan teori pembelajaran yang cocok dengan model pembelajaran dan materi yang diajarkan dan gunakan teori belajar Vigotsky
  3. Gunakan PMR pada materi kontekstual yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Freudental, H. 1973. Mathematics as an Educational Task. Dordrecht: Reidel Publising.

Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: Freudental Institute.

Hendarman. 2008. Kebijakan Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan. . Makalah disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Peningkatan Mutu Pembelajaran Matematika dalam Upaya Menguatkan Daya Saing di Taraf Regional maupun Internasional 11 Juni 2008: LPMP Jawa Tengah.

https://puspendik. kemdikbud. go. id/hasil-un/ Hasil UNBK SMP/MTs Kabupaten Pati (2015, 2016, 2017, 2018)

Slavin, E. R. 2008. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktek. Terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Suherman, E. 2011. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Dirjen Dikdasmen Depdikbud. Jakarta: Proyek Penataran Guru SMP.

Uno, H. B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

            yang Kreaktif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, M. dan B. I. Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yuwono, I. 2014. ”RME (Realistics Mathematics Education) dan Hasil Studi awal Implementasinya di SMP”. Makalah Seminar disajikan pada Seminar Nasional Realistics Mathematic Education (RME) di UNESA Surabaya, 24 Pebruari 2014. (dalam Yuwono, 2001: 1),