Meningkatkan Kebersihan Lingkungan Sekolah Melalui Gerakan Jumat Bersih
MENINGKATKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
MELALUI GERAKAN JUMAT BERSIH
Erna Susilowati
Kepala Sekolah SDN 3 Tanggel Kecamatan Randublatung
ABSTRAK
Tujuan penulisan best practices ini adalah menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, menanamkan kesadaran pada siswa untuk membuang sampah pada tempatnya, menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri warga sekolah bahwa bebersihan lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab bersama, dan meningkatkan kebersihan diri pribadi siswa mulai dari kebersihan badan, pakaian dan alat-alat sekolah di SDN 3 Tanggel Kecamatan Randublating Kabupaten Blora. Upaya mewujudkan tujuan di atas penulis melakukan tindakan nyata yaitu melalui gerakan jumat bersih yang dilaksanakan secara rutin setiap hari Jumat pagi setelah senam pagi, dari jam 07.00 sampai dengan 07.30 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua warga sekolah. Melalui gerakan jumat bersih iini benar-benar terjadi perubahan yang cukup signifikan. Selain terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat Sejalan dengan itu, juga terbentuknya karakter peduli lingkungan pada diri siswa yang akan memberikan peningkatan kualitas pada proses pembelajaran yang bermuara kepada peningkatan kualitas siswa. Gerakan Jumat bersih ini hasilnya tidak sesaat seperti yang sudah-sudah tetapi sudah menjadi pembiasaan sehingga hasilnya bersifat lestari. Hasilnya pun dari tahun-ketahun semakin meningkat. Yang lebih dasyat lagi kebersihan lingkungan sekolah ini mampu mernarik simpati masyarakat untuk kembali percaya menyekolahkan anak-anaknya di SDN 3 Tanggel. Hal ini terbukti dari hasil perekrutan peserta didik baru (PPDB) yang mana perolehan peserta didik baru pada tahun 2015/2016 hanya memperoleh 9 orang, namun di tahun pelajaran 2016/2017 berhasil memperoleh 17 orang. Ini merupakan hasil yang luar biasa.
Kata Kunci: Kebersihan, lingkungan sekolah, gerakan jumat bersih
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekolah yang bersih dan sehat merupakan amanat dari undang-undang yaitu UU No. 23 Tahun 1999 tentang usaha untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Berdasarkan undang-undang tersebut sekolah memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi warganya.
Di suatu lingkungan sekolah sering terjadi sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan lingkungan.Adapun permasalahan yang sering kita jumpai antara lain kebersihan toilet kurang terjaga, kebiasaan siswa yang sering membuang sampah sembarangan, tempat penjual jajanan sekolah yang kurang bersih, dan ditambah lagi jenis jajanannya banyak yang mengandung bahan pewarna dan pengawet. Permasalahan ini merupakan hal yang serius yang harus ditangani.
. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, saat ini banyak sekali sekolah-sekolah yang sudah menerapkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan usaha untuk menangani kebersihan lingkungan sekolah. Peraturan-peraturan yang diterapkan oleh sekolah tersebut ada yang berjalan lancar dan ada juga yang tidak berjalan lancar. Itu semua tergantung dari cara pihak sekolah mensosialisasikan peraturan-peraturan tersebut kepada orang-orang yang ada di sekolahnya.
Berdasarkan pengamatan penulis, permasalahan kebersihan lingkungan seperti yang tersebut di atas juga terjadi di SDN 3 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora, tempat penulis pertama kali bertugas sebagai Kepala Sekolah. SDN 3 Tanggel adalah salah satu sekolah di UPT TK/SD Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. Lokasi sekolah di tengah-tengah hutan kira-kira 14 km dari kecamatan Randublatung, Sekolahan ini merupakan SD yang paling utara berbatasan dengan kecamatan Banjarrejo. Jumlah siswa 86 orang, dengan latar belakang orang tua siswa masyarakat desa dengan pendidikan rendah. Kepedulian masyarakatnya pada pendidikanpun rendah apalagi dengan adanya program pendidikan gratis. Masyarakat semakin apatis pada program sekolah.
Diawal tugas pada Januari 2015, kondisi awal (bulan pertama) secara fisik gedung sudah cukup bagus hanya perlu perbaikan pengecatan karena alasan keterbatasan dana sehingga gedung tampak kotor , toilet siswa sangat kotor karena kebersihan toilet tergantung pada petugas kebersihan dalam hal ini penjaga. Sedangkan penjaga statusya masih PTT sehingga kerjanya tidak bisa maksimal, siswa belum biasa membuang sampah pada tempatnya sehingga sampah di mana-mana baik di kelas, di laci meja apalagi di halaman sekolah, penjual jajanan bertempat seenaknya sendiri sehingga mengganggu pemandangan sekolah, barang-narang bekas/tidak terpakai seperti kursi rusak, alat alat peraga yang rusak ditaruh di sudut-sudut kelas sehingga kelas terkesan kotor. Kebersihan sekolah seolah-olah hanya tugas dan tanggung jawab penjaga. Ini berarti kesadaran warga sekolah akan kebersihan lingkungan sekolah masih rendah.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mengambil langkah penanganan â€Kebersihan Lingkungan Sekolah†melalui gerakan Jumat Bersih. Bertolak dari pemikiran tersebut maka penulis mengangkat pengalaman terbaik (best practices) dengan judul “Meningkatkan Kebersihan Lingkungan Sekolah Melalui Gerakan Jumat Bersihâ€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah pada: “Bagaimana upaya meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah melalui gerakan Jumat bersih di SDN 3 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora ?â€
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas tujuan penulisan best practices ini adalah:
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih.
2. Menanamkan kesadaran pada siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri warga sekolah bahwa bebersihan linglungan sekolah merupakan tanggung jawab bersama.
4. Meningkatkan kebersihan diri pribadi siswa mulai dari kebersihan badan, pakaian dan alat-alat sekolah.
Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Kepala Sekolah akan memperoleh masukan sebagai bahan evaluasi diri dan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan bahkan mereformasi pola kegiatan manajemen sekolah dalam rangka upaya pembinaan dan pengembangan program UKS di sekolah.
b. Bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan) akan memperoleh bahan masukan tentang peta mutu sekolah dalam pengembangan program unggulan sekolah.
c. Bagi guru akan memperoleh wawasan pengetahuan yang akan mampu memotivasi peningkatan kinerja dan profesionalismenya.
2. Manfaat Teoritis
a. Hasil tindakan best practices dapat menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan bagi pelaksanaan mmanajemen sekolah sehingga diharapkan lebih tepat guna dan berhasil guna.
b. Dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk menambah wawasan pengetahuan sehingga dapat dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian dan pengembangan dikemudian hari.
LANDASAN TEORI
Pengertian Kebersihan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud1993), kebersihan berasal dari kata dasar bersih yang artinya bebas dari kotoran, tidak tercemar. Sedangkan kebersihan berarti perihal (keadaan) bersih tidak mengandung noda atau kotoran. Menurut dr. Suparyanto, M.Kes, kebersihan adalah keadaan bebas dari debu, sampah dan bau. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan.
Kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itusering juga dipakai kata “Thaharah†yang artinya bersuci dan lepas dari kotoran. Ajaran kebersihan dalam Islam merupakan konsekuensi daripada iman (ketaqwaan) kepada Allah,berupaya menjadikan dirinya suci (bersih) supaya ia berpeluang mendekat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda dalam hadist yang artinya kebersihan itu sebagian dari pada iman.
Pengertian Lingkungan Sekolah
Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) (Tulus Tu’u) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai kegiatan pembelajaran sebagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam hati nuraninya. Lingkungan Sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan fprmal, dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Sekolah adalah lembaga pendidikan secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah yang dilakukan oleh pendidik yang professional dengan program yang dituangkan dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat anak-anak sampai perguruan tinggi.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 164), lingkungan sekolah meliputi:
1. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar dan media belajar.
2. Lingkungan siosial menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya, dan staf sekolah yang lain.
3. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan berbagai kegiatan ekstra kurikuler.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan sekitar eskolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar dan media belajar.Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, keluarga (orang tua), guru-guru serta staf sekolah lainnya.
Sedangkan lingkungan akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler dan sebagainya.
Kebersihan Lingkungan Sekolah
Tempat pendidikan atau sekolah adalah tempat untuk anak didik agar menjadi insan yang beiman dan bertaqwa, berakhlak mulia. Dalam hubungan dengan kesehatan banyak sekolah atau tempat pendidikan yang menghadapi berbagai masalah seperti sampah dibuang di sembarang tempat, sumber air bersih, toilet yang tidak memenuhi syarat, ruangan yang kurang bersih, pengap dan kurang ventilasi.
Kebersihan lingkungan adalah salah satu hal penting yang harus dijaga oleh siswa – siswi dan masyarakat di lingkungan sekolah. Seperti kita ketahui bahwa menjaga kebersihan lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab semua warga sekolah agar tetap bersih dan nyaman.
Pengertian Gerakan Jumat Bersih
Gerakan Jumat Bersih merupakan program sekolah untuk menumbuhkan pembiasaan peduli pada lingkungan bagi warga sekolah agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Gerakan ini merupakan program pengembangan unggulan sekolah di SDN 3 Tanggel yang bertujuan mengembangkan dan membentuk karakter serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU No. 20 tahun 2003 pasal 3).
Kegiatan ini merupakan kegiatan pembiasaan untuk peduli pada lingkungan sekolah. Kepedulian pada lingkungan ini sebagai perwujudan dari nilai nilai karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2010 (Inpres No. 1 tahun 2010) dan akhir-akhir ini pendidikan karakter diimplementasikan menjadi gerakan penguatan pendidikan karakter (PPK).
PEMBAHASAN
Tempat dan Waktu Kegiatan
Gerakan Jumat Bersih ini merupakan program unggulan pengembangan sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Tanggel. Sesuai dengan namanya kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap hari jumat pagi setelah melaksanakan kegiatan senam pagi Indonesia, yaitu mulai pukul 07.30 – 08.00 WIB. Walaupun kegiatan ini hanya berlangsung selama 30 menit, namun kegiatan ini rutin sehingga setelah menjadi rutinitas, sehingga ini menjadi pembiasaan yang akhirnya pola hidup bersih dan sehat sudah melekat pada diri warga seolah.
Prioritas utama kegiatan jumat bersih ini pada lingkungan sekolah dan pribadi siswa, mulai lingkungan kelas, halaman sekolah, dan kebersihan diri siswa yang meliputi kebersihan badan, gigi,kuku dan rambut juga kebersihan berpakaian.
Langkah dan Strategi Kegiatan
Gerakan jumat bersih di jadikan suatu strategi dalam meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah karena setiap hari jumat, biasanya satu minggu sekali di SDN 3 Tanggel mengadakan senam sehat yaitu senam kesegaran jasmani. Dengan senam pagi diharapkan anak sehat. Rangkaian kegiatan ini setelah anak sehat dilanjutkan dengan jumat bersih, Sehingga untuk hari Jumat diharapkan warga sekolah iut sehat dengan lingkungan sekolah yang bersih. Kegaiatan Jumat Bersih dilakukan secara rutin dan berkesinambungan untuk membersihkan lingkungan sekolah. Karena sifatnya yang rutin dan berkesinambungan inilah yang memotivasi penulis yakin akan keberhasilannya. Memang untuk mendapatkan hasil yang diharapkan membutuhkan waktu, perencanaan yang matang dan proses yang panjang. Dengan melalui proses inilah yang akhirnya menjadi sebuah pembelajaran yang sangat berarti dan bermakna bagi semua warga sekolah. Dan akhirnya hasil yang diharaplkan akan bersifat lestari, dan kegiatan jumat bersih ini merupakan gerakan yang inivatif, artinya langkah yang penulis lakukan tidak seperti kegiatan biasanya yang hanya sekedar bersih-bersih seperti kerjabakti misalnya. Namun gerakan Jumat bersih ini melalui perencanaan yang terprogram, terarah da nada tindak lanjutnyaa berupa pemberian reward. Dalam kegiatan gerakan jumat bersih ini, yang menjadi aspek penilaian adalah: 1) Kebersihan kelas, 2) Kerapian kelas, 3) Keindahan kelas, 4) Kebersihan halaman, 5) Kerapian halaman, 6) Keindahan halaman, dan 7) Kebersihan dan kerapian siswa
Penulis bersama guru yang lain sebelumnya telah menetapkan batas-batas halaman yang menjadi tanggung jawab tiap-tiap kelas. Dan dalam gerakan jumat bersih ini diserahkan pembinaan dan pengawasannya kepada guru kelas masing-masing.
Dari pengamatan penulis ternyata siswa siswi sangat bersemangat dalam kegiatan ini. Mereka saling menegur, saling mengingatkan satu sama lain agar menjaga kebersihan, agar tidak membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga kerapian berpakaian serta kerapian kelas masing-masing. Siswa-siswi bahkan membawa bunga dan tanahnya dari serta pot kecil dari rumah masing-masing demi kemajuan dan keindahan kelasnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluh siswa dengan bimbingan dan arahan para guru. Jumat bersih ini dilakukan secara bersama-sama dan dengan rasa penuh tanggung jawab. Melalui gerakan jumat bersih ini diharapkan anak-anak bias peduli dan mencintai lingkungan mereka, terutama menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
Selain itu melalui gerakan jumat bersih diharapkan dapat membangun kemandirian dan tanggung jawab mereka. Meskipun mengawali program ini dengan sedikit paksaan, namun semakin lama bias menjadi kebiasaan. Penulis pun berharap kebiasaan peduli lingkingan ini tidak hanya dilakukan di sekolah saja, tetapi bias mereka terapkan kapanpun, dimanapun mereka berada. Sehingga karakter peduli pada lingkungan inibisa tertanam dalam hati mereka dan menjadi contoh ketika mereka berada di lua lingkungan sekolah. Penulis akan sangat bangga jika berhasil memberi contoh bagi mereka untuk tanggap/peduli pada lingkungan, sehingga sedikit akan mengurangi polusi yang ada sudah terjadi di bumi ini.
Alat dan Instrumen
Alat yang dijadikan sebagai pengumpul data dalam program unggulan ini alat non tes yang terdiri dari instrument observasi /lembar pengamatan yang memuat aspek –aspek kegiatan yang menjadi sasaran program kegiatan. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh guru selaku Pembina kegiatan, dan kepala sekolah sebagai penanggung jawab. Hasil pengamatan ini nanti yang akan menjadi kajian data, kemudian dianalisis dan dievaluasi apakah program yang direncanakan terlaksana sesuai tujuan apa tidak. Lembar observasi ini bersifat klasikal dan individual.
Kendala- Kendala Dalam Melaksanakan Gerakan Jumat Bersih
Pada awal-awal program ini dilaksanakan para siswa banyak yang mengeluh, ada juga yang melakukan tidak sesuai dengan tugasnya, karena belum terbiasa melakukan hal itu, apalagi kegiatan ini dilakukan 15 mnit lebih awal dari hari biasanya jadi anak harus datang lebih awal, sedangkan domisili anak sebagian ada yang jauh dari lokasi sekolah. Pada musim penghujan kondisi jalan desa yang rusak dan berlumpur merupakan kendala juga, setelah tiba di sekolah kotoran lumpur akan terbawa masuk ke sekolah sehingga untuk menjaga kebersihan kelas sepatu siswa harus dilepas.
Sedangkan pada musim kemarau kesulitan air karena sumber airnya jauh diambil dari sungai desa kira – kira 3 km dari lokasi sekolah, Padahal air merupakan sarana kebutuhan utama dalam kebersihan. Karena kekurangan air banyak tanaman di sekolah yang telah di tanam anak-anak mati. Kendala lainnya adalah belum adanya pagar sekolah yang memadai. Selama ini pagar baru bagian depan sekolah. Hal ini sangat berpengaruh akan kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah karena belum semua warga sekitar sekolah sadar peduli lingkungan, Terkadang pada sore hari para penggembala ternak kambing maupun sapi membiarkan ternaknya memasuki lokasi sekolah dan memakan penghijauan yang ada di halaman sekolah. Sedangkan guru-guru nya domisilinya jauh dari sekolah. Dalam hal ini penulis selaku kepala sekolah sudah berusaha untuk mensosialisasikan program ini melalui rapat wali murid, terkadang penulis juga menyempatkan diri dating ke rumah warga yang sering menggembala ternak di lapangan dekat sekolahan. Itulah kerndala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan gerakan jumat bersi yang ada di SDN 3 Tanggel.
Hasil dan Indikator Pencapaian
Dengan melaksanakan kegiatan gerakan jumat bersih dapat memberikan manfaat bagi sekolah khususnya siswa yaitu mengajak untuk peduli pada kebersihan lingkungan sekolah. Gerakan Jumat bersih di SDN 3 Tanggel ini sudah terlaksana selama satu tahun, mulai Januari 2016 yaitu semester kedua tahun pelajaran 2015/2016. Kegiatan dalam rangka meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah ini sebenarnya sudah penulis lakukan sejak awal semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 dimana saat itu penulis bertugas pertama kali sebagai kepala sekolah di SDN 3 Tanggel. Namun pada tahun pertana itu penulis belum menerapkan gerakan jumat bersih dan hasilnya tidak memuaskan.
Selama dua tahun penulis menjadi kepala sekolah di SDN 3 Tanggel ini sudah berupaya meningkatkan kebersihan lingkungan melalui tiga cara atau stategi. Ternyata yang hasilnya memuaskan cara yang ketiga ini yaitu gerakan jumat bersih. Pada awal tugas, semester kedua penulis menerapkan peraturan berupa tata tertib tentang keberrsihan lingkungan, juga lelalui teguran dan nasihat guru hasilnya tidak ada peningkatan. Siswa masih belum memiliki kesadaran dalam kebersihan lingkungan. Langkah ini berlangsung 3 bulan. Cara kedua penulis bersama guru menerapkan sangsi berupa hukuman dan denda, hasinya pun hanya sesaat, siswa patuh pada atura kalu di depan guru saja. Bahkan anak yang mendapat sangsi hukuman misalnya mereka malah bangga sekan akan tidak bersalah.Ini berlangsung hingga semester pertana tahun pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan pengalaman di tahun pertana itulah, penulis termotivasi untuk melakukan perubahan yaitu dengan gerakan jumat bersih. Karena rating suatu sekolah tidah hanya dilihat dari kualitas lulusannya saja. Bagaimana kondisi kebersihan lingkungan sekolah turut mempengaruhi citra sekolah di mata masyarakat. Ada beberapa sekolah yang sudah menelurkan banyak prestasi bergengsi, namun karena beberaapa titik yang terlihat kumuh, minat calon peserta didik berkurang.
Seperti kondisi di SDN 3 Tanggel ini, sebelumm penulis melaksanakan gerakan jumat bersih, banyak titik-titik tertentu tampah kumuh misalnya kamar mandi kurang bersih, tempat pembuangan sampsh di mana-mana, cat gedung yang sudah pudar. Hal-hal seperti ini yang membuat pemandangan kurang nyaman. Yang jelas penampilan fisiknya kurang bagus. Sehingga tidak heran kalau jumlah peserta didik baru berkurang. Perlu diketahui bahwa lokasi SDN 3 Tanggel ini berdekatan dengan salah satu sekolah swasta kira-kira 50 meter jaraknya. Sehingga perekrutan calon peserta didik baru ini merupakan agenda tahunan yang memerlukan perhatian khusus.
Untuk itulah penulis menerapkan program pengembangan unggulan ini dengan gerakan jumat bersih, Kebersihan lingkungan sekolah sangat mendukung prestasi siswa dan guru. Kondisi tempat belajar yang nyaman karena bersih akan memudahkan siswa menangkap pelajaran. Selain itu kondisi fisik yang sehat dan bersih akan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat selaku pemangku kepentingan. Setelah gerakan jumat bersih ini berjalan selama satu tahun sebagai kegiatan rutin, ternyata upaya penulis bersama guru – guru yang lain tidak sia-sia. Tindakan yang selama ini kurang memuaskan, untuk gerakan jumat bersih ini benar-benar terjadi perubahan yang cukup signifikan, Selain berhasil menanmkan pembiasaan peduli lingkungan, sehingga lingkungan sekolah bersih, siswa berperilaku hidup bersih dan sehat, siswa terbiasa membuang sampah pada tempatnya tanpa harus disuruh guru, siswa rapi dalam berpakaian, dan mereka tidak beranggapan lagi kalau kebersihan lingkungan sekolah itu merupakan tanggung jawab penjaga melainkan tanggung jawab bersama.
Gerakan Jumat bersih ini hasilnya tidak sesaat seperti yang sudah-sudah tetapi sudah menjadi pembiasaan sehingga hasilnya bersifat lestari. Hasilnya pun dari tahun-ketahun semakin meningkat, yang lebih dahsyat lagi kebersihan lingkungan sekolah ini mampu mernarik simpati masyarakat untuk kembali percaya menyekolahkan anak-anaknya di SDN 3 Tanggel. Hal ini terbukti dari hasil perekrutan peserta didik baru (PPDB) yang mana perolehan peserta didik baru pada tahun 2015/2016 hanya memperoleh 9 orang, namun di tahun pelajaran 2016/2017 berhasil memperoleh 17 orang. Ini merupakan hasil yang luar biasa. Dan perkiraan untuk tahun pelajaran yang akan datang nanti ada sekitar 18 orang. Jumlah ini berdasarkan data dari TK PGRI VI, yang selokasi dengan SDN 3 Tanggel. Ternyata dampaknya pun terjadi pada peserta didik yang ada di TK juga.
Adapun indikator pencapaian dari gerakan Jumat Bersih di SDN 3 Tanggel:
1. Meningkatnya kebersihan lingkungan di SDN 3 Tanggel
2. Siswa membiasakan diri membuang sampah pada tempat sampah.
3. Sisa melakukan piket kelas secara teratur, sebagai tanggung jawab akan kebersihan kelasnya,
4. Siswa melaksanakan gotong royong secara rutin dalam kegiatan gerakan jumat bersih
5. Meningkatnya kebersihan diri pribadi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat merupakan salah satu unsur yang harus ada, dibina dan dikembangkan teru agar dalam proses pendidikan yang berjalan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
2. Sekolah dapat berfungsi sebagai wadah untuk mendidik anak agar mereka memiliki kesadaran peduli lingkungan dan berkemauan berbuat sesuatu yang positif bagi kebersihan lingkungan sekolah khususnya dan lingkungan hidup pada umumnya.
3. Sampah – sampah yang berserakan dapat merusak kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah.
4. Melalui gerakan jumat bersih dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah.
5. Pelaksanaan gerakan jumat bersih secara rutin berpengaruh dalam meningkatkan nilai karakter peduli pada lingkungan dan akhirnya berpengaruh juga pada perekrutan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dibandingkan pada tahun sebelumnya
Saran
1. Agar tercipta lingkungan sekolah yang bersih dan sehat maka diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, seperti warga sekolah (guru, siswa dan penjaga) dan masyarakat sekitar. Pelaksanaan kegiatan gerakan jumat bersih ini telah memberi hasil dan dampak yang positif. Selain terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat Sejalan dengan itu, juga terbentuknya karakter peduli lingkungan pada diri siswa yang akan memberikan peningkatan kualitas pada proses pembelajaran yang bermuara kepada peningkatan kualitas siswa. Untuk itu gerakan ini perlu dikembangkan dan dilaksanakan sehingga menjadi kegiatan rutinitas pada sekolah –sekolah yang mengalami permasahan kebersihan lingkungan di sekolahnya.
2. Kegiatan gerakan jumat bersih dalam rangka meningkatkan kekersihan lingkungan sekolah ini hanya merupakan bagian kecil dari pengembangan program unggulan yang telah dicoba dilakukan oleh penulis, walaupun masih jauh dari sempurna namun tidak ada salahnya bila penulis berharap Best practices ini dapat diterapkan pada proses pembelajaran oleh guru- guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 15.05 WIB, dengan alamat http//id.m.wikipedia.org/wiki/kebersihanlingkungansekolah
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 15.36 WIB, dengan alamat tipemanangsaglobal.blogspot.com/2016
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 15.48 WIB, dengan alamat gurupkkn.com/kebersihan-lingkungan-sekolah
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 16.10 WIB, dengan alamat ridhohs.wordpress.com-kebersihan-lingkungan-sekolah
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 16.23 WIB, dengan alamat http/faisal_fachrureza.blogspot.com/2014/02/contoh_karya_tulis_ilmiah_tentang_kebersihan_lingkungan_sekolah.html
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 16.39 WIB, dengan alamat http//ilmudanpengetahuangratis.blogspot.com/2014/02/pentingnya_menjaga_kebersihan_di_sekolah_html.
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 16.55 WIB, dengan alamat http.upn.ac.id/kebersihanlingkungansekolah.
Internet, diambil hari Sabtu, 25 Maret 2017, jam 17.05 WIB, dengan alamat matheusinnugrohos:wordpress.com.site
Riyadi, S. 1986. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Usaha Nasional Karya Indah.