UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS IX.D

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Nunuk Sugiartini

SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak

 

ABSTRAK

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran kedisiplinan siswa kelas IX.D dalam menaati tata tertib sebelum dan setelah diberi layanan penguasaan konten dengan teknik modelling.Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen . Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling dan kelas IX.D yang menjadi sampel penelitian dengan jumlah responden 32 siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen skala kedisiplinan sebanyak 63 item. Instrument tersebut telah diujicobakan untuk digunakan dalam penelitian. Metode analisis data menggunakan deskriptif persentase dan t-test.Hasil penelitian yang diperoleh, tingkat kedisiplinan siswa sebelum mendapatkan layanan penguasaan konten tergolong dalam kategori sedang dengan persentase 66,6% Setelah mendapatkan penguasaan konten meningkat menjadi 77,6% dalam kategori tinggi. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 11%. Dari perhitungan uji t-test diperoleh t hitung = 10,67 > t tabel = 2,04. Hasil tersebut menunjukkan bahwa layanan penguasaan konten dengan teknik modelling dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Simpulan dari penelitian ini adalah kedisiplinan siswa dapat ditingkatkan melalui pemberian layanan penguasaan konten dengan teknik modelling. Saran yang diberikan yaitu, pihak sekolah untuk menyediakan sarana yang mendukung pelaksanaan program BK, guru pembimbing untuk menggunakan layanan penguasaan konten dengan teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.

Kata Kunci: kedisiplinan, tata tertib, layanan penguasaan konten, teknik modelling

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Disiplin merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat penting dan perlu dimiliki oleh setiap orang guna mencapai kesuksesan dalam hidupnya, tidak hanya kesuksesan dalam belajar tetapi juga kesuksesan dalam hidup bermasyarakat. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri jika masih banyak orang yang tidak menerapkan disiplin dalam kehidupannya. Terdapat banyak alasan mengapa seseorang tidak dapat berlaku disiplin, diantaranya adalah malas, belum terbiasa dengan disiplin, dan belum mampu bersikap tegas pada diri sendiri. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah upaya agar seseorang dapat berlaku disiplin. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal.

Seperti halnya di sekolah lain di SMP Negeri 1 Karangawen juga terdapat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap siswa. Peraturan ini ditetapkan dengan tujuan agar para siswa berhasil dalam menuntut ilmu selama berada di SMP Negeri 1 Karangawen . Peraturan yang ada di sekolah ini tidak hanya berkaitan dengan hal belajar tetapi juga dalam hal beribadah dan bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini bertujuan agar setiap siswa dapat berlaku disiplin dalam segala aspek kehidupan di sekolah pada khususnya dan aspek kehidupan di masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan hasil pengamatan selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 1 Karangawen peneliti menangkap fenomena banyaknya siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Pada tata tertib sekolah terdapat poin yang menyebutkan bahwa tanda bel masuk dibunyikan pada pukul 06.45 WIB, siswa harus sudah masuk kelas kemudian berdoa bersama dengan dipandu Bapak/Ibu guru. Akan tetapi peneliti menemui banyaknya siswa kelas IX.D di dalam kelas yang tidak berdoa dengan khusyuk, mereka sering berbicara dengan teman-temannya atau mengerjakan PR.

Alasan peneliti menggunakan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan disiplin siswa karena peneliti ingin menumbuhkan disiplin yang didasari atas kesadaran diri. Permasalahan kedisiplinan yang dihadapi oleh siswa SMP Negeri 1 Karangawen perlu diselesaikan dengan menggunakan pendekatan yang lebih bersifat personal. Layanan penguasaan konten dapat dilakukan secara klasikal tanpa meninggalkan aspek-aspek personal individu yang butuh untuk dikembangkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 8) bahwa: “Layanan penguasaaan konten pada umumnya diselenggarakan secara langsung (bersifat direktif) dan tatap muka dengan format klasikal, kelompok, atau individual dengan tetap memberikan sentuhan-sentuhan pada aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan moral)”.

Berdasarkan profil SMP Negeri 1 Karangawen, studi pra penelitian, jurnal penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa masih rendah dan diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Layanan penguasaan konten dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menguasai konten-konten tertentu, dan diduga efektif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 1 Karangawen .

Mengacu pada penjelasan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib melalui layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun ajaran 2016/2017”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka permasalahan utama adalah “upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib melalui layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun ajaran 2016/2017” yang ingin dikaji lebih lanjut dalam pertanyaan penelitian berikut: (1). Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sebelum diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun ajaran 2016/2017 ? (2). Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun 2016/2017 ? (3). Apakah terdapat peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun 2016/2017 ?

Tujuan Penelitin

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui “upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib melalui layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun ajaran 2016/2017 ”. Secara lebih rinci tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui gambaran kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sebelum diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun ajaran 2016/2017. (2). Untuk mengetahui gambaran kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun 2016/2017. (3). Untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun 2016/2017 .

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah sumbangan pemikiran ilmiah dan menambah pengetahuan baru bagi penulis. (1). Menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut tentang permasalahan yang terkait (2). Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta pengembangan ilmu bimbingan dan konseling pada khususnya.

Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu: Bagi siswa ; Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat mempunyai sikap disiplin yang akan bermanfaat untuk kehidupannya ke depan. Bagi konselor: Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan konselor dalam usaha membantu siswa menjadi disiplin tanpa menggunakan hukuman. Bagi sekolah: Memberikan bahan acuan bagi pihak sekolah untuk membentuk pribadi siswa yang disiplin.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Tata Tertib

Salah satu indikator sehingga seseorang dapat dikatakan memiliki disiplin diri dalam belajar adalah menjalankan tata tertib dengan baik (Wijaya, 1991: 18). Setiap lembaga mempunyai tata tertib yang digunakan untuk mengatur aktivitas orang-orang yang berada dalam lembaga tersebut. Tata tertib dibuat dengan maksud agar tujuan dari lembaga tersebut dapat tercapai.

Arikunto (1990:122) menyebutkan bahwa tata tertib adalah sesuatu yang mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1148) disebutkan bahwa tata tertib adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan. Sedangkan Starawaji (2009) mendefinisikan tata tertib sebagai sebuah aturan yang dibuat secara tersusun dan teratur, serta saling berurutan, denga tujuan semua orang yang melaksanakan peraturan ini melakukannya sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tata tertib merupakan serangkaian peraturan yang disusun dalam suatu lembaga secara tersusun dan teratur yang harus ditaati oleh setiap orang yang berada dalam lembaga tersebut dengan tujuan menciptakan suasana yang aman, tertib dan teratur.

Layanan Penguasaan Konten

Sukardi (2003: 39) menyatakan bahwa layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.

Menurut pendapat Prayitno (2004: 2) layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.

Berdasarkan kedua pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa layanan penguasaan konten adalah sebuah bentuk layanan dalam bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu dengan tujuan agar individu tersebut dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupannya melalui proses belajar. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Terdapat tiga pola yang dimasukkan ke dalam tipe pre experimental design, yaitu: one shot case study, pre test and post test, dan static group comparison. Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola pre test and post test. Dalam pola ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut dengan pre test (01) dan observasi (02) yang dilakukan setelah eksperimen disebut dengan post tes.

 Pre Test: Pre test diberikan kepada partisipan/subyek penelitian sebelum diberi perlakuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian. Pre test diberikan dengan menggunakan instrumen skala kedisiplinan.

Materi Treatment

Materi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik individu yang memiliki sikap disiplin serta faktor yang mendorong seseorang untuk berdisiplin.

Perlakuan

Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilaksanakan di dalam kelas ataupun menyesuaikan kondisi sekolah dengan menggunakan media LCD dengan memperhatikan tahapan proses belajar dengan menggunakan modelling. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini mengacu pada operasionalisasi pelaksanaan layanan penguasaan konten yaitu melalui tahap perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi.

 

Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti menetapkan subjek atau peserta layanan yaitu kelas IX.D SMPN 1 Karangawen dengan jumlah 32 siswa. Kemudian peneliti menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dikuasai secara terperinci (materi telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya). Selanjutnya peneliti menetapkan proses dan langkah-langkah layanan serta menyiapkan fasilitas layanan baik berupa media maupun kelengkapan administrasi.

Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini peneliti mengorganisasikan proses penguasaan konten dengan menggunakan metode yang telah disebutkan

sebelumnya dengan tidak meninggalkan high touch dan high tech dalam prosespembelajaran.

Evaluasi

Pada setiap akhir pertemuan peneliti memberikan evaluasi atas pelaksanaan layanan dengan tetap melibatkan subyek layanan untuk mengevaluasi. Selain itu peneliti juga akan menggunakan instrumen untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kondisi kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah sebelum diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling, maka diberikan pre test kepada siswa sebelum pemberian treatment.

Dari hasil pre test diperoleh gambaran secara keseluruhan tingkat kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 67%. Nilai 67% jika ditinjau dari tabel kriteria tingkat kedisiplinan yang disebutkan pada bab III masuk ke dalam kategori sedang. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kedisiplinan siswa yang ditinjau dari aspek pemahaman tentang peraturan yang berlaku, sikap mental yang baik, serta kesungguhan dalam menaati tata tertib berada dalam kondisi yang cukup baik.

Berikut ini adalah hasil pre test dari sklala kedisiplinan dalam menaati tata tertib sekolah sebelum diberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling.

Sebelum diberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling simbolik dari 32 siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen terdapat 5 siswa (15,63%) memiliki kategori tinggi dan 27 siswa (84,38%) memiliki kategori sedang dalam hal kedisiplinan menaati tata tertib. Tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah.

Mengacu pada diagram dapat dijelaskan bahwa dalam aspek pemahaman tentang peraturan yang berlaku terdapat 13 siswa ( 40,63%) berada dalam kategori tingg i, 18 siswa (56,25%) berada dalam kategori sedang dan 1 siswa (3,13%) berada dalam kategori rendah. Tidak ditemukan adanya siswa yang mempunyai tingkat pemahaman tentang peraturan yang berlaku dengan kriteria yang sangat tinggi dan sangat rendah.

Dalam aspek sikap mental yang baik secara umum berad a dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 65%. Hal ini dapat diartikan bahwa kelas IX.D memiliki sikap menta l yang cukup baik. dapat dijelaskan bahwa hasil pre test pada aspek sikap mental terdap at 2 siswa (6,25%) berada dalam kriteria tinggi, 29 siswa (90,63%) berada dalam kriteria sedang dan 1 siswa (3,13%) dalam kriteria rendah. Serta tidak ditemukan adanya siswa yang masuk ke dalam kriteria sangat tinggi dan sangat rendah.

Gambaran umum kondisi siswa ditinjau dari aspek kes ungguhan dalam menaati tata tertib berdasarkan pada tabel, berada pada kriteria sedang dengan persentase sebesar 6 7%. Hal ini dapat diartikan bahwa kesunggu han siswa kelas IX.D dalam menaati tata tertib sekolah sudah cukup baik. Mengacu pada diagram dapat dijelaskan bahwa terdapat 13 siswa (40,63%) termasuk ke dalam kriteria tinggi, dan 19 siswa(59,37%) termasuk ke dalam kriteria sedan g. Tidak ditemukan adanya siswa yang masuk ke dalam kriteria sangat tinggi, rendah dan sangat rendah.

Gambaran Kondisi Kedisiplinan dalam Menaati Tata Tertib Sekolah Siswa Kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen Setelah Diberi Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Modelling Simbolik

Mengacu pada tujuan kedua dari penelitian ini yaitu u ntuk mengetahui gambaran kedisiplinan siswa setelah diberi layanan penguasaan konten, maka peneliti memberikan post test setelah memberikan treatment kepada responden. Dari hasil post test dapat diketahui bahwa secara keseluruhan kondisi kedisiplinan siswa berada pada kriteria tinggi. Hasil ini diperoleh dari skor total yang diperoleh pada saat pre test sebesar 6173 dan jumlah responden sebanyak 32 siswa. Maka diperoleh skor rata-ra ta sebesar 192,91 atau 77% dari skor maksi mal seluruh item. Nilai 77% jika ditinjau dari tabel, masuk ke dalam kriteria tinggi. Atau dengan kata lain kondisi kedisiplinan siswa setelah diberi treatment sudah baik.

Diperoleh gambaran bahwa setelah diberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling simbolik dari 32 siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen terdapat 1 siswa (3,13%) memiliki kategori sangat tinggi, 23 siswa (71,87%) memiliki kategori tinggi dan 8 siswa (25,00%) memiliki kategori sedang dalam hal kedisiplinan menaati tata tertib. Tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam kategori rendah dan sangat rendah.

Diproleh gambaran umum bahwa aspek pemahaman tentang peraturan yang berlaku berada dalam kriteria tinggi dengan persentase sebesar 80%. Hal ini dapat diartikan bahwa pemahaman siswa kelas IX.D tentang peraturan yang berlaku sudah baik. Mengacu pada uraian dapat dijelaskan bahwa dalam aspek pemahaman tentang peraturan yang berlaku terdapat 7 siswa (21,88%) berada dalam kategori sangat tinggi, 20 siswa (62,50%) berada dalam kategori tinggi, dan 5 siswa (15,62%) berada dalam kategori sedang. Pada tabel juga menunjukkan bahwa setelah pemberian treatment dan dilakukan post test tidak ditemukan adanya siswa yang mempunyai tingkat pemahaman tentang peraturan yang berlaku dengan kriteria yang rendah dan sangat rendah.

Dalam aspek sikap mental yang baik setelah pemberian treatment secara umum berada dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 76%. Hal ini dapat diartikan bahwa kelas IX.D memiliki sikap mental yang baik. Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan tentang hasil post test siswa dilihat dari indikator aspek sikap mental yang baik.

Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa hasil post test pada aspek sikap mental terdapat 2 siswa (6,25%) berada dalam kriteria sangat tinggi, 21 siswa (65,63%) bera da dalam kriteria tinggi dan 9 siswa (28,12% ) dalam kriteria sedang. Data juga menunjukkan bahwa setelah pemberia n treatment dan dilakukan post test tidak ditemukan adanya siswa yang masuk ke dalam kriteria rendah dan sangat re ndah ditinjau dari aspek sikap mental.

Gambaran umum kondisi siswa ditinjau dari aspek kesungguhan dalam menaati tata tertib berdasarkan pada tabel 4.5 berada pada kriteria tinggi dengan persentase sebesar 7 7%. Hal ini dapat diartikan bahwa kesunggu han siswa kelas IX.D dalam menaati tata tertib sekolah sudah baik. Dapat dijelaskan bahwa terdapat 1 siswa (3,12%) termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi, 23 siswa (71,8 8%) termasuk ke dalam kriteria tinggi, dan 8 siswa (25,00%) berada dalam kriteria sedang. Tidak ditemukan adanya siswa yang masuk ke dalam rendah dan sangat rendah.

Perbedaan Kondisi Kedisiplinan dalam Menaati Tata Tertib Sekolah Siswa Kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen Sebelum dan Setelah Diberi Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Modelling Simbolik

Untuk menge tahui perbedaan kondisi kedisiplinan sisw a sebelum dan setelah mendapatkan layanan penguasaan konten dengan meng gunakan teknik modelling berikut ini akan dipaparkan hasil analisis deskriptif per sentase, uji t-test dan hasil pengamatan selama pemberian pelaksanaan penelitian.

Terjadi peningkatan dan penurunan persentase pada beberapa kriteria setelah dilakukan post test. Pada kriteria sangat tinggi terjadi peningkatan sebesar 21,88% dari kondisi awal. Saat pre test tidak ada siswa yang termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi, tetapi hasil post test menunjukkan terdapat 7 (21,88%) siswa yang termasuk ke dalam kriteria ini. Hasil pre test menunjukkan terdapat 13 siswa (40,62%) yang termasuk ke dalam kriteria tinggi, sedangkan pada hasil post test meningkat menjadi 20 siswa (62,50%) dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 21,88% pada kriteria tinggi. Pada kriteria sedang mengalami penurunan, kondisi awal (hasil pre test) menunjukkan bahwa terdapat 18 (56,25%) siswa yang masuk ke dalam kriteria sedang dan kondisi akhir (hasil post test) diketahui bahwa siswa yang berada pada kriteria ini sebanyak 5 (15,62%) siswa. Dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 40,63% pada kriteria sedang. Hasil pre test menunjukkan terdapat 1 (3,13%) siswa yang termasuk dalam kriteria rendah, tetapi hasil post test tidak menunjukkan adanya siswa yang masuk dalam kriteria rendah.

Sikap Mental yang Baik

Perbedaan hasil analisis data pre test dan post test sikap mental yang baik dapat dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan pada tabel, terjadi peningkatan dan penurunan persentase pada beberapa kriteria setelah dilakukan post test. Pada kriteria sangat tinggi terjadi peningkatan sebesar 6,25% dari kondisi awal. Saat pre test tidak ada sis wa yang termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi, tetapi hasil post test menunjukka n terdapat 2 (6,25%) siswa yang termasuk k e dalam kriteria ini. Hasil pre test menunjukkan terdapat 2 siswa (6,25%) yang termasuk ke dalam kriteria tinggi, sedangkan pada hasil post test meningkat m enjadi 21 siswa (65,63%) dengan ka ta lain terjadi peningkatan sebesar 59,38% pada kriteria tinggi. Pada kriteria sedang mengalami penurunan, kondisi awal (hasil pre test) menunjukkan bahwa terdapat 29 (90,63%) siswa yang masuk ke dalam kriteria sedang dan kondisi akhir (hasil post test) diketahui bahwa siswa yang berada pada kriteria ini sebanya k 9 (28,13%) siswa. Dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 62,5% pada kriteria sedang. Hasil pre test menunju kkan terdapat 1 (3,13%) siswa yang termasuk dalam kriteria rendah, tetapi hasil post test tidak menunjukkan adanya siswa yang masuk dalam kriteria rendah.

Kesungguhan dalam Menaati Tata Tertib

Perbedaan hasil analisis data pre test dan post t est pada aspek kesungguhan dalam menaati tata tertib dapat dilihat pada tabel berikut,

Kesungguhan dalam Menaati Tata Tertib

Peningkatan persentase terjadi pada kriteria sangat tinggi dan tinggi. Sedangkan pada kriteria sedang dan rendah terjadi penurunan. Pada kriteria sangat tinggi terjadi peningkatan sebesar 6,25% dari kondisi awal. Saat pre test tidak ada siswa yang termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi, tetapi hasil post test menunjukkan terdapat 2 (6,25%) siswa yang termasuk ke dalam kriteria ini. Hasil pre test menunjukkan terdapat 13 siswa (40,62%) yang termasuk ke dalam kriteria tinggi, sedangkan pada hasil post test meningkat menjadi 23 siswa (71,87%) dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 31,25% pada kriteria tinggi. Pada kriteria sedang mengalami penurunan, kondisi awal (hasil pre test) menunjukkan bahwa terdapat 19 (59,38%) siswa yang masuk ke dalam kriteria sedang dan kondisi akhir (hasil post test) diketahui bahwa siswa yang berada pada kriteria ini sebanyak 7 (21,88%) siswa. Dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 37,5% pada kriteria sedang. Hasil pre test dan post test tidak menunjukkan adanya perubahan pada kriteria rendah dan sangat rendah.

Pembahasan

Berdasarkan pada tujuan dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka akan dibahas secara rinci tentang gambaran kedisiplinan siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen dalam menaati tata tertib sebelum diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling, gambaran kedisiplinan siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling, dan perbedaan kedisiplinan siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen dalam menaati tata tertib sebelum dan setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum diberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling simbolik dari 32 siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen terdapat 5 siswa (15,63%) memiliki kategori tinggi dan 27 siswa (84,38%) memiliki kategori sedang dalam hal kedisiplinan menaati tata tertib. Tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah. Hasil pre test menunjukkan bahwa indikator pemahaman tentang peraturan yang baik mempunyai tingkat persentase yang paling tinggi jika dibandingkan dengan indikator yang lainnya yaitu sebesar (68%) hal ini dikarenakan pembentukan disiplin menaati tata tertib yang ada di sekolah selama ini lebih banyak ditekankan pada hal pemahaman tentang tata tertib yang berlaku. Sedangkan indikator sikap mental yang baik mempunyai tingkat persentase yang paling rendah saat pre test yakni sebesar 65%. Apabila ditinjau dari pendapat Bahri (2009:27) yang menyebutkan bahwa sikap mental merupakan hasil pengembangan dan latihan pengendalian pikiran serta watak atau tingkah laku, maka dapat dikatakan bahwa hasil pemahaman seseorang tentang tata tertib akan membentuk sikap mental seseorang terhadap tata tertib pula.

Secara umum kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib dalam kategori sedang, atau dengan kata lain kondisi kedisiplinan siswa dalam keadaan cukup baik. Hal ini dapat terjadi karena teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah probability sampling yaitu tepatnya adalah cluster random sampling. Teknik sampling ini memungkinkan setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk menjadi responden dalam penelitian. Oleh sebab itu kelas yang terpilih dalam teknik sampling ini memungkinkan mempunyai kriteria kedisiplinan yang berbeda dari pengamatan awal pada subyek sebelum dilaksanakan penelitian. Pada pengamatan awal sebelum dilaksanakan penelitian terlihat bahwa siswa mempunyai tingkat kedisiplinan yang rendah, tetapi hasil pre test pada responden menunjukkan tingkat kedisiplinan dengan kriteria sedang.

Hasil pre test yang menunjukkan kedisiplinan siswa berada pada kriteria sedang juga dapat diakibatkan dari instrumen penelitian yang digunakan yaitu skala kedisiplinan. Skala psikologi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut psikologis (Azwar, 1999: 1). Sedangkan kedisiplinan tidak hanya sekadar atribut psikologis saja tetapi perpaduan antara aspek psikologis dan juga perilaku yang nampak serta bisa diamati. Sehingga ketika siswa diminta untuk mengisikan instrumen skala kedisiplinan mereka cenderung memilih jawaban yang tampak ideal di masyarakat.

Penelitian tetap diberikan kepada responden siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen meskipun hasil pre test menunjukkan secara umum siswa mempunyai kategori sedang dalam hal menaati tata tertib sekolah. Hal ini dilakukan karena salah satu fungsi utama dari layanan penguasaan konten adalah pemeliharaan dan pengembangan. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Prayitno (2004:3) bahwa penguasaan konten dapat secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan disatu sisi, dan disisi lain memelihara potensi individu atau klien. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini berarti layanan penguasaan konten berfungsi untuk memelihara dan mengembangkan kondisi kedisiplinan siswa yang berada pada kriteria sedang menjadi semakin baik, terarah dan berkelanjutan.

Fungsi layanan penguasaan konten dalam penelitian ini adalah untuk membantu siswa yang telah mempunyai kriteria kedisiplinan tinggi untuk tetap mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi tersebut. Selain itu layanan penguasaan konten dalam penelitian ini juga berfungsi untuk membantu siswa yang mempunyai kriteria sedang mengembangkan sikap disiplinnya untuk menjadi lebih baik. Oleh karena alasan tersebut penelitian ini tetap dilaksanakan dengan menggunakan responden siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen.

Analisis deskriptif pada hasil post test menunjukkan adanya peningkatan pada kondisi kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib. Setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling simbolik dari 32 siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen terdapat 1 siswa (3,13%) memiliki kategori sangat tinggi, 23 siswa (71,87%) memiliki kategori tinggi dan 8 siswa (25,00%) memiliki kategori sedang dalam hal kedisiplinan menaati tata tertib. Tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini juga terlihat dari hasil pengamatan selama melakukan penelitian.

Terjadi peningkatan pada ketiga indikator penelitian setelah siswa diberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling. Rata-rata peningkatan setiap indikator penelitian adalah 11%. Indikator pemahaman tentang peraturan yang berlaku mengalami peningkatan yang paling tinggi yaitu sebesar 12%. Sedangkan indikator yang persentase peningkatannya paling rendah setelah diberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling adalah kesungguhan dalam menaati tata tertib yaitu peningkatannya sebesar 10%. Yang termasuk ke dalam aspek ini adalah bertanggung jawab terhadap tugas, mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam peraturan, mampu menjadi teladan, mampu bekerja sama dengan orang lain, memanfaatkan waktu dan melakukan evaluasi diri. Kesungguhan seseorang berkaitan dengan konsistensi seseorang dalam melakukan sesuatu. Kondisi kedisiplinan siswa sebelum diberi perlakuan berupa layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling berada pada kriteria sedang dengan persentase 66,6%. Kemudian terjadi peningkatan menjadi 77,6% dengan kriteria tinggi, setelah diberi layanan penguasaan konten dengan teknik modelling. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat peningkatan pada kondisi kedisiplinan siswa sebesar 11%. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum siswa telah memahami tentang arti dari disiplin dalam menaati tata tertib serta manfaat dari disiplin menaati tata tertib.

Selain dari perhitungan post-test, untuk dapat mengetahui bahwa keadisiplinan siswa dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten dengan teknik modelling adalah dengan melakukan analisis uji beda data penelitian pre test dan post test. Dari hasil uji beda t-test diperoleh nilai t hitung = 10,67 dan nilai t tabel = 2,04 dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji beda tersebut diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dengan kata lain Ha (hipotesis yang diajukan dalam penelitian) diterima. Apabila dikaitkan pada hipotesis yang ingin dibuktikan pada penelitian ini maka dapat dibuktikan bahwa kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa SMP Negeri 1 Karangawen . Dari hasil analisis uji beda t-test, perbandingan hasil pre-test dan post-test, dan pengamatan pada saat penelitian menunjukkan adanya perubahan positif pada kedisiplinan siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen .

Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berjalan dengan baik dan tujuan dari penelitian telah tercapai, akan tetapi penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan. Pertemuan peneliti dengan siswa hanya saat pemberian layanan saja sehingga peneliti tidak dapat mengamati perilaku siswa sehari-hari. Selain itu penelitian yang diadakan pada jam di luar sekolah mengakibatkan suasana kurang kondusif untuk memberikan layanan karena siswa sudah lelah. Waktu pelaksanaan penelitian yang hanya 45 menit dirasa kurang untuk memberikan layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling secara maksimal. Jika ditinjau dari metodologi penelitian, instrumen yang digunakan untuk penelitian ini kurang memadahi karena kedisiplinan siswa tidak cukup diungkap melalui skala psikologi tetapi diperlukan adanya instrumen lain yang bisa mengungkap kondisi kedisiplinan siswa tidak hanya ditinjau dari aspek psikisnya saja tetapi juga dari aspek tingkah lakunya. Selain itu keterbatasan penelitian ini juga terletak pada pemilihan materi (model) yang digunakan. Model yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari tayangan yang sudah ada di televisi, sehingga model yang ada kurang memenuhi kompetensi-kompetensi yang ingin ditingkatkan dalam penelitian.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sebelum diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun ajaran 2016/2017 berada pada kategori sedang. (2). Kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun 2016/2017 berada pada kategori tinggi.(3). Terdapat perubahan yang positif yaitu berupa peningkatan yang signifikan pada kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib setelah diberi layanan penguasaan konten dengan menggunakan teknik modelling pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 1 Karangawen tahun 2016/2017. Hasil ini didukung dengan pengamatan terhadap responden selama penelitian.

Saran

Pihak Sekolah (1). Kepala sekolah SMP Negeri 1 Karangawen untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program bimbingan dan konseling. (2). Guru pembimbing SMP Negeri 1 Karangawen untuk menggunakan layanan penguasaan konten dengan teknik modelling sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib.(3).Guru pembimbing SMP Negeri 1 Karangawen untuk menggunakan teknik modeling sebagai salah satu media pembelajaran karena siswa lebih antusias untuk menerima materi apabila menggunakan media modelling.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dan Thayeb Manrihu. 1996. Tehnik dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Syaifudin. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality (Edisi Keenam).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bandung: Bumi Aksara.

Handayani, Rinawati. 2007. Penanaman Disiplin dalam Menaati Peraturan dan Tata Tertib. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lemhannas. 1997. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Muryanto. 2008. Menciptakan Pribadi Anak Mudah Bergaul. Semarang: CVGhyas Putra.

Muslikah. 2010. Peningkatan Motivasi BerprestasiSiswa Melalui Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Modeling Simbolik pada Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 11 Semarang Tahun 2009/2010. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Poerwadarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta.