Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Media Gambar
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I
SD NEGERI 5 TANGGUNG KECAMATAN TANGGUNGHARJO
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mulyanti
SD Negeri 5 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo
ABSTRAK
Masalah awal pembelajaran adalah keterampilan dan prestasi belajar siswa dalam menulis permulaan masih rendah, yaitu rata-rata 60,00 sedangkan KKM minimum yaitu 70. Hal itu karena metode pembelajaran menulis permulaan yang kurang tepat. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media gambar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan menulis permulaan. Subyek penelitian Siswa kelas I SD Negeri 5 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo yang berjumlah 16 Siswa . Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan, dan penyusunan rencana. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan dalam menulis permulaan. Peningkatan keterampilan menulis permulaan dari 5 siswa atau 31,25% menjadi 10 Siswa atau 62,50% pada siklus pertama dan siklus terakhir sebesar 100,00% atau 16 Siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan gambar mampu meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 5 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 .
Kata Kunci: ketrampilan menulis, media gambar, siswa kelas 1 SDN Tanggung
Latar Belakang Masalah
Kegiatan membaca dan menulis merupakan kegiatan yang unik dan rumit, sehingga seseorang tidak dapat melakukan hal tersebut tanpa mempelajarinya, terutama anak usia sekolah dasar yang baru mengenal huruf atau kata-kata. Keterampilan membaca merupakan dasar bagi anak untuk menguasai berbagai bidang studi. Lebih lanjut, dijelaskan oleh Lerner (1998: 349) anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki keterampilan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi di kelas berikut. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Dengan keterampilan membaca dan menulis, seseorang dapat mengerti berbagai macam informasi yang terkandung dalam tulisan secara benar. Keterampilan membaca yang baik dapat dikuasai melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan berlatih secara teratur. Untuk itu diperlukan rencana pembelajaran yang matang yang disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk memberi bekal pengetahuan membaca serta pelatihan membaca, namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai sekarang ini keterampilan membaca dan menulis permulaan di kalangan siswa kelas I SD Negeri 5 Tanggung masih jauh dari harapan.
Berdasarkan wawancara dengan guru, pembelajaran kurang berhasil dengan ditandai prestasi atau nilai yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam hal membaca dan menulis kurang memuaskan. Hal ini banyak ditemukan pada siswa kelas I SD Negeri 5 Tanggung yang belum dapat membaca dan menulis dengan baik, sehingga banyak permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari berbagai bidang studi yang lain. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam membaca dan menulis adalah: (1) siswa kurang latihan; (2) keterampilan guru yang kurang dalam menggunakan media pembelajaran; (3) sistem kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa bosan.
Pengumpulan data dilakukan melalui pelaksanaan tes formatif studi awal. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 5 Tanggung yang berjumlah 16 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Dari siswa kelas I yang berjumlah 16 anak, hanya 5 siswa (31,25%) yang mencapai kategori tuntas. Artinya sebagian besar siswa belum mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai sama dengan KKM sebesar 70
Dalam penelitian ini peneliti ingin menyampaikan salah satu alternatif tindakan dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan dengan media gambar bagi siswa kelas I pada SD Negeri 5 Tanggung Metode pengajaran dengan menggunakan media gambar merupakan salah satu strategi dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan media gambar ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan bagi siswa .
Kajian Pustaka
Hakikat Media Gambar
Menurut Oemar Hamalik (1994: 95) bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,opaque proyektor. Pendapat lain mengatakan media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980: 3). Senada dengan pendapat Arif Sadiman (1996: 29) Media gambar juga diartikan media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Gambar merupakan salah satu bentuk media yang masuk dalam kategori grafis. Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain baik dengan cara lukisan, gambar atau foto.
Menurut Hackbarth yang dikutip oleh Soedjono Sumarto (1996: 82) mengemukakan pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu guru dalam beberapa hal, yaitu: 1) Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat foto/ gambar. 2) Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang karena suatu hal tidak mudah untuk diamati. 3) Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak. 4) Mampu mengilusikan suatu proses.
Dari beberapa pendapat diatas dapat simpulkan bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang diujudkan dalam bentuk gambar yang merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan berupa lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana saja.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Sunardi 2012: 36) prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Refleksi dalam tiap siklus, dan akan berulang kembali pada siklus–siklus berikutnya.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumen, dan tes. Analisis data kualitatif hasil pengamatan maupun tes dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Selanjutnya hasil tiap siklus dianalisis dengan Teknik deskriptif komparatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Data awal diperoleh dari proses belajar mengajar sebelum dilaksanakan siklus I. Peneliti mengetahui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menulis dirasa sulit bagi siswa. Hal ini menyebabkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis masih belum mencapai KKM. Sehingga keterampilan siswa dalam keterampilan menulis permulaan masih rendah. Kesulitan tersebut salah satunya dikarenakan guru jarang menggunakan media dan metode pembelajaran yang variatif. Selain itu, kesalahan juga banyak terjadi pada penulisan ejaan, tanda baca, dan aturan tata bahasa lainnya. Siswa belum memahami penggunaan ejaan dan tanda baca, padahal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I tentang penggunaan ejaan dan tanda baca sudah dipelajari.
Hasil observasi awal kelas hanya 5 orang yang mendapat nilai nilai > 70 atau sekitar 31,25% saja yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 11 orang atau sekitar 68,75% yang belum mencapai KKM.
Dari 16 siswa terdapat 5 orang yang tuntas belajarnya (31,25%) dilihat dari keterampilan menulis permulaannya, sedangkan 11 siswa (68,75%) belum tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaannya.
Berdasarkan hasil pengamatan kondisi awal pembelajaran bahasa Indonesia serta berbagai hambatan yang muncul, maka peneliti bersama guru kelas yang diteliti, melakukan kolaborasi untuk mengatasi hambatan dan kesulitan yang ditemukan. Peneliti bersama guru kelas yang bertindak sebagai observer, menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah kegiatan analisis atau refleksi.
Siklus I
Siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan penggunaan media gambar, hasil yang diharapkan dapat tercapai maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini:
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus I sebagaimana dijelaskan di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Nilai rata-rata hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 68,75
b) Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 10 siswa atau sebesar 62,50%
c) Jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 6 siswa atau sebesar 37,50%.
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari kondisi awal. Berdasarkan data-data sebagaimana disebutkan di atas, maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, karena nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai angka 68,75 yang berarti masih berada di bawah KKM sebesar 70,00 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan tingkat ketuntasan belajar baru 68,75%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar belum mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
Dari 16 siswa terdapat 11 orang yang tuntas belajarnya (68,75%) dilihat dari keterampilan menulis permulaan, sedangkan 5 siswa (31,25%) belum tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaannya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II keterampilan menulis permulaan siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Siklus II
Siklus II peneliti menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi siklus I, guru kembali menggunakan media gambar untuk menjelaskan materi pembelajaran. Hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
Dari tabel di atas tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus II di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Nilai rata-rata hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua sebesar 77,50
2) Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 16 siswa atau sebesar 100,00%
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari siklus I. Melihat hasil-hasil proses pembelajaran tersebut, maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat menyimpulkan bahwa hasil tes hasil belajar menunjukkan hasil 77,50, yang berarti sudah melebihi KKM minimal 70, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 16 siswa atau 100,00%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar juga telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II.
Disimpulkan bahwa dari 16 siswa terdapat 16 orang yang tuntas belajarnya (100%) dilihat dari keterampilan belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan keterampilan belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
a. Siswa tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaannya
1. Pada temuan awal, siswa tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaan sebanyak 6 siswa atau 37,50% dari 16 siswa .
2. Pada siklus I, siswa tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaan sebanyak 11 siswa atau 68,75% dari 16 siswa .
3. Pada siklus II, siswa tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaan sebanyak 16 siswa atau 100% dari 16 siswa .
b. Siswa yang belum tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaannya
1. Pada temuan awal, siswa belum tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaan sebanyak 10 siswa atau 62,50% dari 16 siswa .
2. Pada siklus I, siswa belum tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaan sebanyak 5 siswa atau 31,25% dari 16 siswa .
3. Pada siklus II, siswa belum tuntas dilihat dari keterampilan menulis permulaan sebanyak tidak ada siswa atau 0,00% dari 16 siswa .
Dari hasil observasi mengenai keterampilan menulis permulaan siswa tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena peningkatan motivasi siswa mencapai angka 100% dari 85% batasan minimal yang telah ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.
Atas dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada sebelum perbaikan dimana peneliti menggunakan metode pembelajaran klasikal, ternyata hasil ketuntasan belajar sangat mengecewakan, yaitu 5 siswa atau sebesar 31,25% yang tuntas belajar dari 16 orang siswa yang mengikuti tes formatif. Pada siklus I peneliti menggunakan metode ceramah disertai penggunaan media gambar. Penjelasan diberikan masih bersifat abstrak sehingga siswa masih kesulitan memahami penjelasan yang diberikan guru tentang materi pembelajaran menulis permulaan berdasarkan media gambar seerta kegiatan tanya jawab yang berlangsung antara siswa dan guru mengenai penyajian gambar sebagai dasar kegiatan menulis permulaan.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan media gambar, keterampilan menulis permulaan meningkat dari studi awal, yaitu sebesar 37,50% atau 6
Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan dan setelah melakukan refleksi dan diskusi bersama teman sejawat, maka akan dilakukan kembali perbaikan pembelajaran siklus kedua dengan mengintensifkan kegiatan diskusi kelas. Dari temuan pada saat pelaksanaan siklus pertama, maka peneliti bersama dengan teman sejawat mengadakan perbaikan pada siklus kedua.
2. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, berdasarkan refleksi siklus I. Guru mengajar menggunakan media untuk menjelaskan materi pembelajaran. Siswa tampak senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru. Hasil pembelajaran, siswa yang tuntas sudah melampuai kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai angka baik yakni 100% pada aspek keterampilan siswa dan 100% pada ketuntasan hasil belajar. Keterampilan menulis permulaan meningkat cukup baik dari siklus kedua, yaitu sebesar 100% atau 16 siswa mengalami peningkatan keterampilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dari peningkatan keterampilan menulis permukaan pada siklus pertama menunjukkan angka 68,75% atau 16 siswa yang dinyatakan meningkat keterampilan menulis permulaannya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat diambil disimpulkan bahwa:
1. Penerapan media gambar terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis permulaan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan keterampilan menulis permulaan dari 5 siswa atau 31,25% menjadi 10 siswa atau 62,50% pada siklus pertama dan siklus terakhir sebesar 100% atau 16 siswa .
2. Penerapan media gambar terbukti dapat meningkatkan ketuntasan belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis permulaan, yang dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 6 siswa (37,50%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan menggunakan media gambar pada siklus I meningkat menjadi 11 siswa atau 68,75% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 16 siswa atau 100%.
Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan implikasi di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran bagi Siswa
a. Siswa perlu sesering mungkin melakukan latihan membaca dengan mendiskripsikan gambar-gambar agar lebih lancar dan benar dalam membaca.
b. Siswa perlu berlatih menulis agar gerakan tangan semakin terampil sehingga mampu menulis dengan baik dan benar.
2. Saran Bagi Guru
a. Guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan metode yang bervariasi sehingga siswa terangsang untuk beraktifitas secara optimal dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya menggunakan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa .
c. Guru hendaknya memberikan penghargaan baik bentuk pujian maupun penilaian terhadap hasil karya siswa , sehingga dapat menambah semangat belajar.
d. Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan harus berani mengadakan perbaikan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa .
3. Saran Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah hendaknya mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia dengan inovasi dan kreativitas baru dalam upaya peningkatan keterampilan membaca dan menulis siswa .
b. Kepala Sekolah hendaknya selalu memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Ketrampilan Berbahasa dan.
Akhadiah, S. dkk. 1993. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asnawir dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Dirjen Dikdasmen. Jakarta.
Depdiknas. 2003. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Depdiknas. 2007. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta: Peraturan Mendiknas Nomor 12 Tahun 2007.
Depdiknas. 2008. Mengenal Pendidikan Terpadu, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: Penerbit Rineka. Cipta
Eko Putro Widoyoko,S. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hamalik, Oemar. 1994. Prosedur Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Lerner, Janet W. 1988. Leaning Disabilities: Theories, Diagnosis, and Teaching Strategis. New Yersy: Haughton Mifflin Company.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 tahun 2006 Tentang Standar Keterampilan Lulusan
Purwanto, M. Ngalim, 2002. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Rahadi, Ansto. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Dikjen Dikti Depdikbud.
Resmini, Novi, dkk. 2006. Membaca dan menulis di SD: Teori dan pengajarannya. Bahan Belajar Mandiri-Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, Arif S. dkk. (1980). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arif S. dkk. (1996). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Soedjono Sumarto 1996. Media Pengajaran Bahasa. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi, IKIP Yogyakarta.
Soelarko. 1980. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Solchan, T.W. dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press
Sudjana, Nana, 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 1987. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Agensindo.
Sugihartono, 2007, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Suratinah Tirtonegoro (2001). Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara
Suryani, 2008 Media Pendidikan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Syaiful Bahri Djamarah (1996). Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta
Wardani, I.G.A.K dkk 2007. Penelitian Pendidikan Kelas. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.
Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Zuchdi. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.