MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATERI KASUS PELANGGARAN HAM

DALAM PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING

 

Sundeni

SMAN 4 Cimahi

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan aktivitas peserta didik kelas XII IPS 4 Cimahi dalam memecahkan masalah konstektual yang mereka hadapi pada pembelajaran Kasus-kasus Pelanggaran HAM dalam Perpestif Pancasila dengan menggunakan model Project Based Learning. Penelitian ini dilatarbelakangi maraknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan, dan rendahnya kemampuan dan aktivitas belajar peserta didik kelas XII IPS 4 Cimahi. Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut peserta didik lebih aktif dan kreatif dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran scientifik, dan pembelajaran lebih berpusat kepada peserta didik. Sehingga melalui model inipeserta didik dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitasnya. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, pada prasiklus , rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik kelas XII IPS 4 yaitu 72,13 pada siklus I 76,63 dan pada siklus II 81,17; bila dirinci maka nilai terendah pada prasiklus yaitu 64, siklus I 70, dan pada siklus II 75. Dan apabila dilihat dari tingkat ketuntasan maka pada prasiklus yang mencapai nilai tuntas (KKM=75) sebanyak 11 orang atau 36,67%, pada siklus I menjadi 19 orang atau 63,33%, dan pada siklus II menjadi.30 orang atau 100%; sedangkan yang belum tuntas sebanyak 19 orang atau 63,63%, pada siklus I, 11 orang atau 36,67%, dan pada siklus II tidak ada yang memperoleh nilai dibawah KKM. .Demikian juga dengan aktivitas peserta didik dan kemampuan guru mengelola KBM mengalami peningkatan yang signifikan dari sikus satu ke siklus yang lainnya. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas peserta didik.

Kata kunci: Kemampuan, aktivitas, dan Project Based Learning

 

Pendahuluan

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 40, ayat 2 yang menuntut guru untuk mampu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Pembelajaran harus berpusat kepada peserta didik. Tetapi kenyataannya peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, proses pembelajaran lebih berpusat pada guru,pesertadidikhanyadituntutmenghafalkan informasi tidak dituntut untuk melihat, mengamati, mencari informasi sendiri, dan memecahkan masalah konstektual yang mereka hadapi sehari-hari di lingkungannya. Sebagai contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah seperti saling menyakiti baik secara fisik ataupun mental, memaksakan kehandak sendiri, ataupun tidak menghargai pribadi warga sekolah lainnya.

Oleh karena itu peserta didik perlu dibekali kemampuan untuk memperoleh, memilh, mengelola informasi, memecahkan masalah, dan dapat mengambil dan menetukan sikap .Cara berpikir seperti ini dapat dikembamgkan dalam pembelajaran PKN.

Pembelajaran Kasus-kasus pelanggaran HAM pada Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka dalam penelitian ini berdasarkan kompetensi dasar yang mengharapkan peserta didik memahami dampak-dampak kasus pelanggaran HAM, dan dapat memecahkan dan mengambil sikap dalam menanggulangi kasus pelanggaran HAM dilihat dari perpektif Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.

Suyitno (dalam Jurnal Lilis 2015:18) walaupunpeserta didik belum tahu bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah, tetapi peserta didik tertarik dan tertantang untuk menyelesaikannya. Peserta didik menggunakan segenap pemikirannya, memilih strategi pemecahannya, dan memprosesnya hinggamenemukan penyelesaiannya dari suatu masalah secara kreatif juga merupakan teknik yang sistematik dalam mengorganisasi dan mengolah keterangan dan gagasan, sehingga masalah dapat dipahami dan dipecahkan secara imajinatif maka Creative Problem Solving (CPS) dapat diterapka dalam pembelajaran PKN.

Model pembelajaran Project Based Learning dapat dipergunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah secara kreatif, berinovasi, mengemukan ide, dan melakukan aktivitas pembelajaran PKN.

Rumusan dan Pemecahan Masalah.

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; 1) Apakah model pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning dapat meningkatkan Kemampuan berpikir kritis siswa kelas XII IPS 4 pada materi “ Kasus – Kasus Pelanggaran HAM Dalam Perspektif Pancasila?” 2). Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan model Project Based Learning?, dan 3) Seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir peserta didik pada pembelajaran melalui model Project Based Learning?.

Dalam penelitian ini sebagai upaya pemecahan masalah tersebut peneliti merubah model yang asalnya ceramah menjadi Project Based Learning dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memahami materi“ Kasus Kasus Pelanggaran HAM Dalam Perspektif Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ?”

 Metode

Penelitian ini menggunakan model PTK yang mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis da Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan diberhentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014, dan dirancang dua siklus yang didahului dengan menyususn perencanaan. Setiap siklus terdiri dari dua tindakan dan refleksi dari observer. Perencanaan disusun padahari kamis tanggal 16 Januari 2014, sikus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal

23 Januari 2014 dan pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 30 Januari 2014. Adapun siklus II dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis tanggal 6

Februari 2014 dan pertemuan ke empat dilaksanakan pada hari kamis tanggak 13 Februari 2014.

Subjek penelitian yaitu peserta didik kelas XII IPS 4 SMAN 4 Cimahi, yang berjumlah 30 orang terdiri dari 15 orang perempuan dan 15 orang laki-laki.

Instrumen penelitian dan evaluasi yang digunakan oleh peneliti untuk melihat pelaksanaan dan hasil penelitian dari setiap tindakan terdiri dari: 1) lembar observasi, 2) tes tertulis, 3) dan dokumentasi.

Analisi data menggunakan analisis kualitatif dengan memaparkan secara deskriftif komperatif, yaitu memaparkan seluruh temuan yang ada dengan dilengkapi data kuantitatif yang dianalisissecara sederhana.

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Hasil Penelitian

Siklus I

Model Pembelajaran Project Based Learning

Pada prasiklus; metoda konvensional (ceramah) masih terlihat, guru mendominasi KBM, tanpa didahului dengan penyampain kompetensi dasar dan standar kompetensi, kurang menarik, kurang diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif, hanya mendengarkan penjelasan, mencatat materi yang disampaikan serta mengingat apa yang dijelaskan.

Nilai rerata aktivitas peserta didik dilihat dari aspek menghargai yaitu 0,8; aspek memberi kesempatan kepada orang lain 0,9; kemampuan berbicara 0,93, dan kerjasama 0.

Refleksi

Temuan yang dikemukakan oleh observer kepada peneliti, yaitu:

    Proses pembelajaran berlangsung kurang menarik, dominasi guru sangat terlihat (Teacher Centris),

    Peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif. Aktifitas siswa terbatas hanya mendengarkan penjelasan, mencatat materi yang disampaikan serta mengingat apa yang dijelaskan

    Guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

    Peserta didik kelihatan bosan mendengarkan penjelasan guru, sehingga banyak yang ngobrol dan bercanda, sesekali guru menegur ,tetapi siswa hanya diam sebentar dan kemudian ribut kembali.Karena keadaan kelas ribut akhinya guru mengadakan tanya jawab,pertanyaan dilontarkan guru pada tiap- tiap peserta didik.

 

 

 

Pelaksanaan

Siklus I

Pembelajaran model Project Based Learning

 

Dari hasil Observasi siklus I, terpantau bahwa dalam melaksanakan pembelajaran PKN dengan menggunakan model Project Based Learning, guru telah melaksanakannya sesuai dengan Rencana Program Pengajaran (RPP) yang telah disiapkan namunmasihditemukanbeberapakelemahan. Berdasarkan pengamatan observer guru kurang jelas dalam memberikan arahan, masalah lainnya antara lain juga menurut pengamatan observer adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung guru kurang memotivasi peserta didik, akibatnya kerterlibatan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran kurang.

Dari sisi peserta didik pada kegiatan inti pada saat dibentuk kelompok terpantau peserta didik mulai ikut aktif untuk berperan serta dalam diskusi kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk sesuai arahan guru, namun kemampuan siswa dalam berdiskusi masih kurang optimal, analisis diskusidalam mengkritisi dampakpositif maupun negatif dari materi ajar yaitu Kasus Pelanggaran HAM masih perlu penyempurnaan.

Kemampuan Peserta didik pada Siklus I

Kemampuan peserta didik pada siklus I yaitu setelah menggunakan model Project Based Learning, memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 19 orang 63,33% dan yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 11 orang atau 36,67% atau rata-rata 76,63, bila lebih rinci maka nilai terendahnya 70, dan nilai tertinggi 85.

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa jumlah siswa ada 30 orang yang teridri dari 15 perempuan dan 15 laki – laki dengan nilai ketuntasa yang diperoleh yaitu peserta didik yang telah memenuhi kriteriaketuntasan hanya 19 orang atau 63,33% , sedangkan yang belum tuntas masihbanyakyaitu11 orangatau 36,67%.

Berdasarkan grafik aktivitas peserta didik di atas dapat dilihat aktivtas berupa menghargai orang lain 2,37, memberi kesempatan 2,3,kemampuan bicara 2,37,kerjasama memperoleh nilai rata-rata 2,3 berarti sudah lebih dari cukup.

Kemampuan Guru dalam Pembelajaran

Penampilan Guru

Kemampuan guru dalam mengelola KBM

Refleksi

Berdasarkan hasil temuan yang dikemukakan oleh observer kepada peneliti, yaitu

    Proses pembelajaran berlangsungmenarik, dominasi guru sudah berkurang, pembelajaran sudah berpusat kepada peserta didik ,

    Peserta didik sudah lebih aktif, walaupun masih belum menyeluruh.

    Peserta didik kelihatan asyik melakukan aktivitas pembelajaran, walaupun belum menyeluruh.

Siklus II

Pembelajaran model Project Based Learning

Dari hasil Observasi siklus II, terpantau bahwa dalam melaksanakan pembelajaran PKN dengan menggunakan model Project Based Learning, guru telah melaksanakannya sesuai dengan Rencana Program Pengajaran (RPP) yang telah disiapkan. Berdasarkan pengamatan observer guru sudah jelas dalam memberikan arahan,menurut pengamatan observer adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung guru memotivasi peserta didik, sehingga peserta didik terlibatan aktivitas dalam proses pembelajaran .

Dari sisi peserta didik pada kegiatan inti pada saat dibentuk kelompok terpantau peserta didik ikut aktif untuk berperan serta dalam diskusi kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk sesuai arahan guru, analisis diskusidalam mengkritisi dampakpositif maupun negatif dari materi ajar yaitu Kasus Pelanggaran HAM sudah baik.

Kemampuan Peserta didik pada Siklus II

Kemampuan peserta didik pada siklus II yaitu setelah menggunakan model

Project Based Learning, memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 30 orang 100% dan yang mendapat nilai tidak ada yang memperoleh nilai dibawah KKM, dan nilai rata-rata 81,17, bila lebih rinci maka nilai terendahnya 75, dan nilai tertinggi 95. Nilai Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Berdasarkan grafik aktivitas peserta didik di atas dapat dilihat aktivtas berupa menghargai orang lain, memberi kesempatan, kemampuan bicara , kerjasama memperoleh nilai rata-rata 3,97 berarti sudah sangat baik.

Kemampuan guru dalam mengelola KBM

Berdasarkan hasil refleksi yang dikemukakan oleh observer kepada peneliti, yaitu

    Proses pembelajaran berlangsung sangat menarik,

    Seluruh peserta didik sudah lebih aktif.

PEMBAHASAN

Pembelajaran

Perbedaan yang terlihat jelas yaitu bahwa pembelajaran dengan model Project Based Learning.:

a.   Lebih pokus kepada peserta didik

b.   Belajar secara berkelompok

c.    Mencari informasi sendiri dari berbagai sumber

d.   Peserta didik lebih aktif

e.   Peserta didik dapat menghargai temannya atau orang lain.

f.    Peserta didik berani mengemukakan pendapat g.Peserta didik menjadi mandiri

h.   Peserta didik mempunyai kaya pengalaman yang akan berguna untuk kehidupan di masyarakat.

Kemampuan Peserta didik

Berdasarkan data hasil observasi pada pembelajaran prasiklus, siklus I, dan Siklus II, maka dapat dilihat terjadi peningkatan kemampuaan peserta didik perorangan.

Berdasarkan grafik 4.9 terlihat peningkatan kemampuan peserta didik berdasarkan ketuntasan, nilai rerata, nilai terendah, dan nilai tertinggi, sebagai berikut:

a. Nilai rerata dari 72,13 pada prasiklus meningkat menjadi 76,63 pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 81,17 pada siklus II. Berarti terjadi peningkatan sebesar 9,04.

b. Nilai terendah dari 64 pada prasiklus meningkat menjadi 70 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 75 pada siklus II. Berarti mengalami peningkatan sebesar 11.

c. Nilai tertinggi dari 82 pada sprasiklus meningkat menjadi 85 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 95 pada siklus II. Berarti mengalami peningkatan sebesar 13.

d.   Peserta didik yang memenuhi KKM dari 11 orang pada prasiklus menjadi 19 orang pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 30 orang pada siklus II. Berarti mengalami peningkatan sebanyak 19 orang atau 63,33%.

Aktivitas Peserta didik

Berdasarkan data hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik yang dilakukan selama pembelajaran baik prasiklus, siklus I, maupun siklus II telah terjadi peningkatan yang sinifikan.

Berdasrkan dataaktivitas peserta didik dari setiap siklus yang disajikan pada grafik 4.10, dapat kita lihat adanya peningkatan setiap aspek aktivitas .

a. Sikap menghargai reratanya 0,8 pada prasiklus meningkat menjadi 2,37 pada siklus II, dan meningkat lagi 3,97 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa sikap menghargai melalui pembelajaran Project Based Learning mengalami peningkatan sebesar 3,17.

b.   Sikap memberi kesempatan kepada orang lain reratanya 0,9 pada prasiklus meningkat menjadi 2,3 pada siklus 2, dan meningkat lagi menjadi 3,97 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa sikap member melalui pembelajaran Project Based Learning mengalami peningkatan sebesar 3,07.

c. Kemampuan mengemukan pendapat reratanya 0,93 pada prasiklus meningkat menjadi 2,37 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 3,97 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan mengemukakan pendapat melalui pembelajaran Project Based Learning mengalami peningkatan sebesar 3,04.

d. Sikap kerjasama reratanya 0 pada prasiklus meningkat menjadi 2,3 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 3,93. Hal ini membuktikan bahwa sikap mengharga melaluipembelajaranProjectBasedLearningmengalami peningkatan sebesar 3,93 atau 100%.

Penampilan Guru

Prasiklus Siklus I Siklus II

Kemampuan Guru

Berdasarkan data yang terdapat dalam grafik 4.11 menunjukan bahwa kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus lain, hal ini terbukti dari beberapa aspek penampilan guru dalam KBM, yaitu:

1. Membuka Program

Pada aspek ini prasiklus mencapai 32%, pada siklus I meningkat hingga 52% dan pada siklus II meningkat kembali hingga 88%.

2. Sikap proses KBM

Pada aspek ini prasiklus mencapai 46,67%, pada siklus I meningkat hingga 53,33% dan pada siklus II meningkat kembali hingga 93,33%.

3. Pengelolaan Evaluasi

Pada aspek ini prasiklus mencapai 33%, pada siklus I meningkat hingga 60% dan pada siklus II meningkat kembali hingga 100%.

4. KBM

Pada aspek ini prasiklus mencapai 27%, pada siklus I meningkat hingga 66,67% dan pada siklus II meningkat kembali hingga 100%.

5. Tindak Lanjut

Pada aspek ini prasiklus mencapai 47%, pada siklus I meningkat hingga 80% dan pada siklus II meningkat kembali hingga 100%.

Simpulan dan Saran

Simpulan

a.   Bahwa model Project Based Learning telah dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas peserta didik. Hal ini terlihat dari lembar hasil belajar peserta didik.

b.   Ternyata selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XII IPS 4, dapat dilihat pada lembar observasi peserta didik..

c.    Dan peningkatan kemampuan siswa kelas XII.IPS 4 melalui metode Project Based Learning sangat signifikan dan tujuan pembelajaran telah tercapai. Terlihat pada lembar Uji Kompetensi.

Saran

Bagi Siswa

1.   Diharapkandapatmeningkatkan motivasi dan hasil dengan banyak diskusi dan banyak membaca buku.-buku sumber yang relevan

2.   Belajar kelompok agar termotivasi dan dapat berbagi ilmu dengan teman dalam menulis sebuah karangan .

3.   Mencari referensi ke perpustakaan dan membaca buku-buku sumber

Bagi Guru

1.   Dapat menjadi acuan bagi pembelajaran di kelas.

 

2.   Dapat dimanfaatkan sebagai model pembelajaran alternatif bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan maupun mata pelajaran lain.

Bagi Sekolah

1.   Dapat membantu sekolah untuk mengapresiasi tentang keprofesionalan guru    mata pelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2.   Melalui metode pembelajaran Inquiry membantu memperbaiki pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah.

Bagi Dinas Pendidikan

1.   Dapat membantu Dinas Pendidikan untuk menindaklanjuti keprofesionalan guru khususnya guru mata pelajaran di SMA.

2.   Dapat memjadi referensi bagi Dinas pendidikan dalam usaha mencapai tujuan kurikulum pendidikan khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional tentang Model-Model pembelajaranyang efektif.

DepartemenPendidikanNasionalRepublikIndonesia,Peraturanmenteri

Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989. Emilia,Emi .2008. Menulis Tesis dan Disertasi.

Kumpulan MetodePembelajaran Pendampingan www.mediadiknas.go.id dari internet tgl 20 desember 2010

Kemmis,S dan Taggart,R .1988. The Action Research Planner Deakin University

Muslihuddin. 2011. Kiat Sukses melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan

Sekolah. Bandung: Rizki Press.