Meningkatkan Kemampuan Guru Melalui Kegiatan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan PIS
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
DALAM MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS
DENGAN PENDEKATAN PIS DI SD NEGERI 3 SIDOREJO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Warsini
SD Negeri 3 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model cooperative learning. Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 7 (tujuh) orang guru. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan atau observasi.Teknik analisis data dengan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kegiatan prasiklus yang dilakukan terhadap 7 guru, penilaian prasiklus terhadap guru rata-rata skor yang dicapai adalah 1,97 dari skor edal yaitu 4 (empat) atau sebesar 49,25%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengaplikasikan model cooperative learning dalam kegiatan belajar mengajar masih sangat rendah.rendah. Guru masih menerapkan model teacher centered dan kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Hasil prasiklus menunjukkan bahwa perlu dilaksanakan supervise klinis dengan pendekatan PIS untuk meiningkatkan motivasi dan kreatifitas guru dalam pembelajaran. Berdasarkan perhitungan skor aktual tiap-tiap indikator, dapat disimpulkan secara berurutan dari skor terendah adalah sebagai berikut: (1) Menumbuhkan partisispasi aktif siswa (2) Mengoordinasikan siswa dalam kelompok (3) Memfasilitasi tumbuhnya interaksi antara guru dengan siswa (4) Memberikan penghargaan kepada siswa. Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan cooperative learning maupun ketercapaian kurikulum dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sebaiknya kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan PIS dilakukan terus-menerus, supaya guru semakin profesional khususnya dalam menerapkan model-model pembelajaran.
Kata Kunci: cooperative learning, supervisi klinis, pendekatan PIS.
PENDAHULUAN
Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Terkait dengan tanggungjawab intelektual, seorang guru wajib menguasai segala macam pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Keberhasilan implementasi kurikulum akan banyak ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang diembannya, dan pembelajaran merupakan salah satu tugas yang sangat menentukan keberhasilan itu. Pembelajaran akan menjadi sesuatu yang bermakna buat peserta didik ketika diupayakan melalui berbagai macam inovasi pembelajaran baik itu dari model, metode, maupun alat-alat penunjang pembelajaran.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru di SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan masih kesulitan untuk mengimplementasikan model pembelajaran yang inovatif. Guru menganggap pembelajaran juga tetap berhasil apabila menggunakan model teacher centered. Sebagian besar guru binaan lebih terfokus pada penyampaian materi tanpa mempertimbangkan efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan.Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan tindakan dalam bentuk supervisi klinis melalui pendekatan PIS, maka guru dapat termotivasi baik secara profesional maupun secara personal.
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
Hakikat Model Cooperative Learning
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan (Wina Sanjaya,2006:239).
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivistik. Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi pembelajaran dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya siswa harus bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Hakikat Supervisi Klinis dengan Pendekatan PIS
Istilah supervisi klinis lebih merujuk pada supervisi kelas yaitu suatu bentuk bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui siklus yang sistematis untuk meningkatkan kemampuan proses belajar mengajar. Asmani (2012) juga mengungkapkan bahwa secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata.
Pengertian Supervisi Klinis dengan Pendekatan PIS
Pendekatan PIS merupakan singkatan dari Persuasi, Identifikasi dan Solusi. Menurut Depdiknas (2002:246) pendekatan berarti proses antara usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti. Prosedur supervise klinis yaitu:
1. Tahap pertemuan awal
2. Tahap observasi kelas
3. Tahap pertemuan akhir
Kerangka Berpikir
Berkaitan dengan hal tersebut kepala sekolah berkewajiban membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan berbagai cara. Salah satu carayang digunakan adalah mengefektifkan pelaksanaan supervisi kelas berbasis klinis dengan pendekatan PIS atau persuasi, identifikasi dan solusi.
Salah satu keterampilan yang masih perlu ditingkatkan, khususnya di SD Nageri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan adalah kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran cooperative learning. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengawas adalah melakukan supervisi klinis dengan pendekatan PIS.
Hipotesis Tindakan
Melalui supervisi klinis dengan pendekatan PIS, kemampuan guru di SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam menerapkan cooperative learning dapat meningkat.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian tindakan sekolah merupakan suatu cara kepala sekolah memperbaiki dan meningkatkan kepemimpinannya, karena kepala sekolah merupakan orang yang paling mengetahui sesuatu yang terjadi di sekolah. PTS ini dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur dalam pelaporannya, agar dapat memberi masukan untuk meningkatkan kinerja guru khususnya dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran.
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2018. Adapun jadwal kegiatan penelitian seperti terlihat pada tabel berikut:
NO |
KEGIATAN |
TANGGAL |
1 |
Kegiatan Prasiklus |
16- 23 Juli 2018 |
2 |
Penyusunan Lembar Observasi |
1 Agustus 2018 |
3 |
Penyampaian Kondisi Awal dengan Guru |
3 Agustus 2018 |
4 |
Perencanaan Siklus I |
6 Agustus 2018 |
5 |
Pelaksanaan Siklus I |
7–18 Agustus 2018 |
6 |
Penyampaian Hasil Siklus I dan Pembinaan |
20 Agustus 2018 |
7 |
Perencanaan Siklus II |
23 Agustus 2018 |
8 |
Pelaksanaan Siklus II |
24-31 Agustus 2018 |
9 |
Penyampaian Hasil Siklus II dan Pembinaan |
3 September 2018 |
10 |
Penyusunan Laporan Penelitian |
Juli- Oktober 2018 |
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Dengan jumlah 7 orang guru. Adapun objek penelitian ini adalah kemampuan guru dalam menerapkan cooperative learning.
Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama dan siklus kedua, sehingga akan diperoleh gambaran kemajuan kompetensi guru dalam penerapan cooperative learning.
Indikator Kinerja
Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kemampuan guru dalam penerapan cooperative learning telah mencapai tingkat keberhasilan dengan skor rata > 3,2 (tiga koma dua) dengan ketercapaian aspek penilaian penerapan cooperative learning telah mencapai lebih dari 80%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui penilaian teman sejawat dan supervisi, guru SD Negeri 3 Sidorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan peningkatan kemampuan guru dapat ditunjukkan dari skor prasiklus, siklus I, dan siklus II di mana sebelum dilakukan tindakan (prasiklus) skor kemampuan guru 1,97 (49,25%), pada siklus I meningkat menjadi 2,64 (64,50%), siklus II meningkat menjadi 3,33 (83,25%) dengan demikian terjadi peningkatan skor dari prasiklus ke siklus II sebesar 1,36 (34,00%). Secara rinci perbandingan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4: Perbandingan Prosentase Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Cooperative Learning Melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan PIS Prasiklus dan Siklus I
No |
Apek Penilaian |
Prasiklus |
Siklus I |
Peningkatan |
A. |
Kegiatan Awal |
50,50% |
71,50% |
21,00% |
B |
Kegiatan Inti |
48,75% |
64,50% |
15,75% |
C. |
Kegiatan Penutup |
50,00% |
69,25% |
19,25% |
RATA-RATA |
18,67% |
Perbandingan peningkatan prosentase ketercapaian dari siklus I ke siklus II seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Perbandingan Prosentase Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Cooperative Learning Melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan PIS Siklus I dan Siklus II
No |
Apek Penilaian |
Siklus I |
Siklus II |
Peningkatan |
A. |
Kegiatan Awal |
71,50% |
90,75% |
19,25% |
B |
Kegiatan Inti |
64,50% |
82,25% |
17,75% |
C. |
Kegiatan Penutup |
69,25% |
79,25% |
10,00% |
RATA-RATA |
15,66% |
Melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada semua aspek rata-rata sebesar 15,66%. Secara keseluruhan peningkatan dari kegiatan sebelum tindakan (prasiklus) ke siklus II terlihat seperti tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Perbandingan Prosentase Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Cooperative Learning Melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan PIS Prasiklus dan Siklus II
No |
Apek Penilaian |
Prasiklus |
Siklus II |
Peningkatan |
A. |
Kegiatan Awal |
50,50% |
90,75% |
40,25% |
B |
Kegiatan Inti |
48,75% |
82,25% |
33,50% |
C. |
Kegiatan Penutup |
50,00% |
79,25% |
29,25% |
RATA-RATA |
34,00% |
Memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan cooperative learning setelah dilakukan pembinaan prosentase rata-rata dapat meningkat hingga 34,00%.
PENUTUP
Simpulan
Pada awal kegiatan nampak bahwa kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran masih sangat kurang, hal ini tercermin dalam ketercapaian aspek penilaianpemanfaatan media pembelajaran yang baru mencapai 49,75%, dengan skor rata-rata sebesar 1,97.
Melalui Supervisi klinis dengan pendekatan PIS, kemampuan guru dalam menerapkan model cooperative learning meningkat menjadi 64,50% dengan skor rata-rata sebesar 2,64, setelah dilakukan tindakan pertama, dan meningkat menjadi 83,25% dengan skor rata-rata mencapai 3,33 setelah dilakukan tindakan kedua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui supervise klinis dengan pendekatan PIS, keterampilan guru dalam menerapkan model cooperative learning dapat meningkat.
Saran
1. Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Sebaiknya lebih banyak mengadakan diklat tentang implementasi berbagai macam model-model pembelajaran terkini untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Untuk Kepala Sekolah Lain
Sebaiknya selalu mengingatkan kepada guru akan penerapan model pembelajaran yang bervariasi untuk mendorong tercapainya tujuan pembelajaran, motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang terus meningkat.
3. Untuk Guru
Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif serta menggali pengetahuan tentang model pembelajaran yang bervariasi, untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang bermakna bagi siswa khususnya pada satuan pendidikan sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Makmur, 2012. Tips Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar