MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU

MENGERJAKAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI

MELALUI TEKNIK SUPERVISI KELOMPOK

DI SDN NO. 173323 SOPOBUTAR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sampur Hutasoit

SDN No.173323 Sopobutar

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian tindakan sekolh ini adalah Apakah melalui pelaksanaan supervisi kelompok Guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelengkapan administrasi kelas di SDN No.173323 Sopobutar Tahun 2019?, serta sejauhmana supervisi kelompok dapat meningkatkan kinerja guru terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran serta pencapaian target kurikulum di SDN No.173323 Sopobutar Tahun 2019?.Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelengkapan administrasi kelas di SDN No.173323 Sopobutar Tahun 2019. Meningkatkan kinerja guru terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran serta pencapaian target kurikulum di SDN No.173323 Sopobutar tahun 2019. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 10 orang yakni 7 orang Ibu Guru dan 3 Orang Bapak guru dan Kepala sekolah SDN No.173323 Sopobutar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pelajaran 2019 /2020. Pada siklus I, Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 53%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6 item, secara umum 4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 53% kelngkapan administrasi guruyang tersedia dan 46.7% belum tersedia. Pada siklus II Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 86.67%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6.6 item, secara umum 1.4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 1.4% kelengkapan administrasi guru yang belum tersedia.Hasil analisis penelitian pada siklus I dan hasil dari siklus II dapat di peroleh peningkatan persentase ketersediaan kelengkapan administrasi guru, yakni kenaikan persentase ketersediaan item adaministrasi guru sebesar: 33.67 dari Siklus I 35% menjadi 86,67%. Kepala Sekolah melakukan tindakan pembinaan sesuai dengan langkah langkah supervisi kelompok demi peningkatan kemampuan dan kompetensi guru dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelas. Pencapaian target kurikulum juga menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi kelompok. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian siklus II, kenaikan persentase sudah terjadi secara signifikan yakni 86,67%, hal tersebut sudah dikategorikan hasil yang baik.

Kata Kunci: Administrasi guru, Supervisi

 

PENDAHULUAN

Teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu supervisor. Sejumlah guru yang pada umumnya memiliki kualifikasi relatif sama mendapat bimbingan oleh seorang supervisor atau beberapa supervisor yang biasanya memiliki spesialisasi yang berbeda diantaranya Kepala sekolah. Kepala Sekolah sebagai supervisor ini memberikan materi atau membahas sesuatu masalah yang paling esensial dalam suatu satuan pendidikan yang semuanya bertalian satu dengan yang lain. Atau dapat juga suatu topik tertentu sebagai materi yang dibahas ditinjau dari berbagai sudut pandang oleh masing-masing supervisor itu. Merujuk pada hal-hal di atas maka sebagai Kepala Sekolah di SDN No.173323 Sopobutar mengamati bahwa kebanyakan guru belum memiliki kelengkapan administrasi pembelajaran secara baik, maka hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai. kelengkapan administrasi kelas merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh guru mata pelajaran dan furu kelas sebelum melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas

Salah satu hal yang akan segera dilaksanakan bagi guru di SDN No.173323 Sopobutar adalah melaksanakan supervisi secara berkelompok untuk memastikan ketersediaaan administrasi pembelajarannya. Di sekolah ini terdapat 16 orang guru. Berdasarkan pengamatan terdapat 80% guru yang masih menemui kendala dalam mengelola kelengkapan administrasi kelas. Masalah paling besar ditemukan dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelasI, kelas II, dan kelas III. Hal ini terjadi karena khusus untuk pembelajaran kelas I, II dan III menggunakan Sistem Pembelajaran Tematik. Pada Pembelajaran tematik guru masih menemukan kendala terutama dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan persiapan harian. Hanya sekitar 20% guru sudah menguasai penelolaan kelengkapan administrasi kelas.

Berdasarkan pengamatan awal, beberapa komponen kelengkapan administrasi kelas masih belum terselesaikan dengan sempurna. Oleh sebab itu alternatif tindakan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah dengan memberikan pembinaan dengan pelaksanaan supervisi yang dapat mengembangkan kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan baik. Sebagai langkah strategis adalah melakukan supervisi kunjungan kelas setelah itu melakukan pertemuan terhadap guru secara berkelompok berdasarkan kriteria tertentu untuk memberikan bimbingan dan pemahaman tentang administrasi.

KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan ketentuan PP RI No. 19 tahun 2005 tentang SNP pada apasal 28 ayat 3 disebutkan ada 4 dimensi kompetensi guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional (BSNP, 2005). Kompetensi pedagogik adalah tuntutan agar guru memahami metodik didaktik, memiliki perangkat pembelajaran termasuk menyusun melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kompetensi kepribadian guru memiliki akhlakul kharimah, dapat diteladani. Kompetensi profesional adalah menguasai mata pelajaran yang akan disampaiakan kepada siswa dan menguasai kelengkapan administrasi untuk mengajar. kopetensi soisal adalah tuntutan berkomunikasi dengan baik.

Salah satu kompetensi Kepala Sekolah yang cukup krusial bahwa Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan dalam merencanakan supervisi berdasarkan kebutuhan sekolah dan menindaklanjuti hasil supervisi tersebut kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menuntut Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan yang lebih sebagai seorang supervisor. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, mau tidak mau, Kepala Sekolah harus melaksanakan tugas hariannya, yakni melaksanakan supervisi kegiatan belajar di kelas.

Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh guru/staf sekolah untuk mengembangkan sekolah secara maksimal. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi di sini bukanlah sebagai inspeksi dari orang yang merasa serbatahu (superior) kepada orang yang dianggap belum tahu sama sekali (inferior). Tapi, supervisi kelompok dalam bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan kepada guru/pendidik untuk mengembangkan situasi belajar mengajar agar menjadi lebih baik. Sehingga guru-guru selalu mengadakan perbaikan dalam hal cara mereka mengajarkan suatu mata pelajaran dan meningkatkan efektivitas kerja mereka yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Sebagaimana terdapat di SDN No.173323 Sopobutar, secara umum guru belum memiliki kelengkapan adaministrasi yang baik untuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, sehingga proses belajar mengajar di kelas juga masih menggunakan cara-cara konvensional. Guru masih cenderung mengajar tanpa rencana pembelajaran, masih menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru. Keadaan ini menyebabkan rendahnya nilai rata-rata kelas. Masalah lain yang sering dijumpai adalah tingkat kedisiplinan guru yang masih rendah. Peram aktif kepala sekolah sangat diperlukan untuk dapat membantu pemahaman guru akan arti pentinya komponen administrasi kelengkapan belajar mengajar siswa di dalam kelas. Dengan persiapan yang baik akan berdampak baik bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah di atas, sebenarnya sewaktu- waktu (secara spontan) Kepala Sekolah sudah melaksanakan kunjungan supervisi kelas pada waktu guru melaksanakan proses belajar mengajar. Usaha lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengikutsertakan guru-guru dalam pertemuan KKG antar sekolah, meskipun hasilnya juga masih belum memuaskan karena dalam pertemuan yang dilakukan belum ada kegiatan tentang refleksi guru tentang kegiatan mengajar yang sudah mereka laksanakan dan perbaikan dari cara-cara mereka mengajar tersebut.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan supervisi dengan tehnik kelompok kepada guru pada saat guru telah selesai melaksanakan pembelajaran.

Teknik supervisi kelompok yang dilakukan adalah:

  1. Kepala sekolah sebagai Supervisor memaparkan konsep supervisi pengajaran dengan cara mengumpulkan guru dalam satu ruangan setelah kunjungan kelas untuk mendiskusikan tentang kendala dan kekurangan dalam proses pembelajaran
  2. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi setiap guru dengan mengumpulkan terlebih dahulu
  3. Pendekatan supervisi pengajaran yang akan dilakukan misalnya supervisi kelompok, kesejawatan, artistic, dan sebagainya.
  4. Supervisor memandu peserta mendiskusikan tentang kelemahan dalam praktik supervisi selama ini, model dan pendekatan supervisi yang ideal, ciri supervisor yang baik, membuat format analisis supervisi pengajaran atau format laporan hasil supervisi dan memberikan masukan terhadap dokumen kelengkapan mengajar guru yang sudah di kumpulkan sebelumnya.

Melakukan diskusi untuk dapat memperbaiki hal-hal yang dinilai masih belum sempurna termasuk perangkat pembelajaran setiap guru.

Sebelum proses supervisi kelompok dimulai, kepala sekolah sudah memahami materi yang akan dibahas dalam supervisi itu. Dalam supervisi kelompok yang akan di diskusikan adalah permasalahan yang dianggap sama dalam satu kelompok guru seperti sesama guru kelas, sesama guru mata pelajaran dll, berdasarkan indikator tertentu. Selesai memberikan pengantar, uraian singkat, atau menginformasikan kasus ini, tanya jawab dimulai. Diskusi yang hangat dan perdebatan mungkin terjadi. Hal itu sangat baik dilakukan asalkan mengarah kepada pemantapan pemahaman tentang hal-hal yang dibahas yang sebelumnya dipandang belum banyak dipahami oleh guru-guru.

Macam-macam teknik supervisi kelompok Guru

Teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompok yang dielaborasi dari pendapat para ahli supervisi pendidikan antara lain adalah:

Pertemuan orientasi (Orientation meeting)

Pertemuan orientasi adalah pertemuan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sekolah dan atau kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru latih terutama guru baru yang bertujuan menghantar guru tersebut memasuki suasana kerja yang baru sebagai tenaga pendidik.

Rapat guru

Teknik supervisi ini bermaksud membicarakan sesuatu melalui rapat dengan guru yang bertalian dengan proses pembelajaran. Tujuan teknik ini adalah untuk menyampaikan informasi baru yang bertallian dengan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dialami guru-guru, dan cara-cara mengatasi kesulitan itu secara bersama dengan semua guru di sekolah.

Teknik Supervisi Sebaya

Teknik ini bertujuan untuk memberi kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemecahan masalah. Teknik ini kebanyakan terjadi disebabkan oleh kurangnya supervisor bidang studi. Ciri-ciri supervisi sebaya adalah:

  1. Supervisi bersifat kelompok
  2. Yang bertindak sebagai supervisor adalah Kepala Sekolah
  3. Spesialisasi guru yang disupervisi dan supervisor pada umumnya sama
  4. Tempat melakukan supervisi tidak di dalam ruangan kelas ketika guru sedang mengajar
  5. Waktu mengadakan supervisi bias incidental dan bias berkala
  6. Proses supervisi sebagian besar dalam bentuk diskusi multi arah
  7. Supervisi diakhiri dengan suatu simpulan yang disepakati bersama
  8. Tindak lanjut supervisi diadakan kalau peserta memerlukannya.

Diskusi sebagai proses kelompok

Tujuannya ialah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru-guru dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi multiarah dikalangan para peserta supervisi.

Teknik Pertemuan Ilmiah

Pertemuan ilmiah adalah pertemuan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang membahas hal-hal yang sifatnya ilmiah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi baru yang bertalian dengan pengembangan profesi guru dan mencari pemecahan tentang hal itu kalau ada halangan-halangan yang menghadang.

Kompetensi Guru dalam Supervisi

Menurut Sudjana (2008:8) kompetensi supervisi manajerial dan kompetensi penelitian pengembangan adalah (1) kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan kepala sekola h dalam melaksanakan Kepala Sekolah an manajerial yakni menilai dan membina guru atau tenaga kependidikan sekolah dalam mempertinggi kualitas pengeloalaan dan kelengkapan administrasi kelas; (2) kompetensi penelitian dan pengembangan adalah kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan.

Efektivitas Supervisi Kelompok Terhadap Peningkatan Kemampuan Guru dalam pengelolaan Kelengkapan administrasi Kelas.

Supervisi kelompok terhadap kemampuan guru antara lain (1) supervisi kinis kepala sekolah telah menentukan pokok permasalahan yang akan diobservasi di sekolah. Observasi terfokus pada penyusunan kelengkapan administrasi kelas; (2) fokus supervisi kelompok pada pengolahan kelas, mereka bisa termotivasi mengikuti pembinaan guna meningkatkan wawasan tentang tentang penyusunan kelengkapan administrasi kelas dan melaksanakannya; (3) guru diminta mengisi angket pemahaman pengalaman menyusun kelengkapan administrasi kelas, guru akan memiliki kesan seberapa keadaan mereka dibanding tuntutan isi angket; (4) posisi guru-guru pada tindakan observasi supervisi kelompok sesungguhnya sambil belajar untuk memperbaiki kekurangan dalam meyusun kelengkapan administrasi kelas.

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Kepala Sekolah mempunyai tugas memadukan unsur-unsur sekolah dengan memperhatikan kultur dan lingkungan budayanya yang merupakan kondisi untuk terciptanya sekolah efektif. Tugas pokok sebagai Kepala Sekolah Sekolah: (a) melaksanakan pembinaan dan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan kinerja tenaga kependidikan lainnya, (b) melaksanakan monitoring/pemantauan pelaksanaan program sekolah dan pengembangan, (c) melaksanakan supervisi secara rutin aspek manajerial dan aspek akademik, (d) melaksanakan penilaian proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Penelitian ini dilakukan karena ada guru yang belum menyusun kelengkapan administrasi kelas dengan baik. Hal tersebut tampak pada pencapaian hasil belajar siswa pada di kelas. Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan pertemuan sebagai fungsi supervisi kelompok pada guru. Hasil ini diterapkan pada kelengkapan administrasi di kelas dengan cara mengajar pada masing-masing guru.

Tempat Penelitian

Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah SDN No.173323 Sopobutar, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pelajaran 2019/2020.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 10 orang yakni 7 orang Ibu Guru dan 3 Orang Bapak guru dan Kepala sekolah SDN No.173323 Sopobutar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pelajaran 2019 /2020.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 3 bulan mulai bulan September sampai dengan Nopember 2019.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan sekolah ini berbentuk siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (1998).

Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut:

  1. Perencanaan tindakan
  2. Pelaksanaan tindakan
  3. Observasi
  4. refleksi.

Metode Analisis Data

Data yang sudah terkumpul disusun dalam tabel dan dan dinyatakan dalam presentase antara lain jumlah yang baik dan yang kurang baik. Adapun kriteria presentase jika tergolong baik di atas 70%. Jika tergolong kurang di bawah 70%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Supervisi teknik supervisi kelompok guru untuk melengkapi administrasi Guru di SDN No.173323 Sopobutar

Siklus I

Siklus I yang dilaksanakan mulai bulan september 2019. Pada awal ajaran baru sebelum proses pembelajaran dimulai. Sebelum awal penelitian diadakan rapat dan pembinaan dalam penyusunan kelengkapan administrasi kelas. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian penyusunan kelengkapan administrasi kelas. Dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut: Perencanaan, Implementasi, Observasi dan Refleksi

Siklus I

Data Analisis Siklus I

Berdasarkan jenis data kelengkapan administrasi kelas yang diminta dalam format penilaian kelengkapan administrasi kelas, diperoleh data awal penelitian sesuai dengan kondisi sekolah serta hasil analisis kinerja guru dalam mengelola kelas. Pada siklus I Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 53%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6 item, secara umum 4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 53% kelngkapan administrasi guruyang tersedia dan 46.7% belum tersedia.

Hasil analisis penelitian pada siklus I menjadi dasar bagi Kepala Sekolah melakukan tindakan supervisi kelompok demi peningkatan kemampuan dan kompetensi guru dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelas. Pencapaian target kurikulum juga menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi kelompok. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian siklus I, peneliti melakukan penilaian lagi pada siklus II.

Siklus II

Pada siklus II Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 86.67%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6.6 item, secara umum 1.4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 1.4% kelengkapan administrasi guru yang belum tersedia.

Hasil analisis penelitian pada siklus II dapat dilihat terjadi keaikan persentase kelengkapan administrasi geu untuk mengajar di dalam kelas. Kepala Sekolah melakukan tindakan pembinaan sesuai dengan langkah langkah supervisi kelompok demi peningkatan kemampuan dan kompetensi guru dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelas. Pencapaian target kurikulum juga menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi kelompok. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian siklus II, Hasil penelitian kemampuan guru tentang penyusunan kelengkapan administrasi kelas dikategorikan baik.

PEMBAHASAN

Berdasarkan jenis data kelengkapan administrasi kelas yang diminta dalam format penilaian kelengkapan administrasi kelas, diperoleh data awal penelitian sesuai dengan kondisi sekolah serta hasil analisis kinerja guru dalam mengelola kelas Pada siklus I, Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 53%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6 item, secara umum 4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 53% kelngkapan administrasi guruyang tersedia dan 46.7% belum tersedia.

Pada siklus II Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 86.67%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6.6 item, secara umum 1.4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 1.4% kelengkapan administrasi guru yang belum tersedia.

Hasil analisis penelitian pada siklus I dan hasil dari siklus II dapat di peroleh peningkatan persentase ketersediaan kelengkapan administrasi guru, yakni kenaikan persentase ketersediaan item adaministrasi guru sebesar: 33.67 dari Siklus I 35% menjadi 86,67%. Kepala Sekolah melakukan tindakan pembinaan sesuai dengan langkah langkah supervisi kelompok demi peningkatan kemampuan dan kompetensi guru dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelas. Pencapaian target kurikulum juga menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi kelompok. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian siklus II, kenaikan persentase sudah terjadi secara signifikan yakni 86,67%, hal tersebut sudah dikategorikan hasil yang baik.

Perubahan hasil penelitian kemampuan guru tentang penyusunan kelengkapan administrasi kelas pada siklus II ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Supervisi Kelompok dengan langka-langkah yang tepat dapat mengatasi berbagai kendala dan masalah yang dialami guru dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelas serta pencapaian targer kurikulum.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan, Kepala Sekolah melakukan penelitian ini demi meningkatkan mutu pendidikan. Yang dinilai adalah kelengkapan administrasi kelas. Kelengkapan administrasi kelas yang disusun pada Tahun Pelajaran 2019/2020. Pada siklus I, Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 53%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6 item, secara umum 4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 53% kelngkapan administrasi guruyang tersedia dan 46.7% belum tersedia.

Pada siklus II, Rata-rata kesiapan kelengkapan administrasi guru adalah 86.67%, dimana dari 12 item jenis kelengkapan administrasi yang diharapkan, yang dimiliki guru adalah rata-rata 6.6 item, secara umum 1.4 item belum lengkap. Jika di presentasekan hanya 1.4% kelengkapan administrasi guru yang belum tersedia.

Hasil analisis penelitian pada siklus I dan hasil dari siklus II dapat di peroleh peningkatan persentase ketersediaan kelengkapan administrasi guru, yakni kenaikan persentase ketersediaan item adaministrasi guru sebesar: 33.67 dari Siklus I 35% menjadi 86,67%. Kepala Sekolah melakukan tindakan pembinaan sesuai dengan langkah langkah supervisi kelompok demi peningkatan kemampuan dan kompetensi guru dalam pengelolaan kelengkapan administrasi kelas. Pencapaian target kurikulum juga menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi kelompok. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian siklus II, kenaikan persentase sudah terjadi secara signifikan yakni 86,67%, hal tersebut sudah dikategorikan hasil yang baik.

Beberapa kesimpulan di atas yang menunjukkan bahwa guru SDN No.173323 Sopobutar Tahun Ajaran 2019/2020, lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Mengelola kelengkapan administrasi kelas tidak hanya di awal pembelajaran, tapi juga bisa ada pembaharuan di tengah-tengah kegiatan. Apabila ada pembaharuan maka guru membuat hasil revisi yang dibuat pada awal ajaran baru. Secara keseluruhan guru sudah mampu menyusun kelengkapan administrasi kelas dengan baik. Berdasarkan hal tersebut maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah hendaknya para pengajar lebih meningkatakan kompetensi sebagai guru.

SARAN

Berdasarkan ulasan dan pembahsan yang dipaparkan, Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

  1. Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran dapat dilaksanakan di dalam kelas
  2. Hendaknya guru tetap belajar meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan dapat terwujud. Dalam setiap proses pembelajaran siswa dijadikan subjek pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran interaktif
  3. Siswa harus diberikan motivasi untuk dapat meningkatkan kesadaran untuk selalu berpartispasi aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar, dengan proses yang diberian guru secara bervariasi dengan strategi literasi didalam kelas
  4. Kepala Sekolah hendaknya selalu mendorong para guru yang berusaha mengguanakan meningkatkan pelaksanaan pembelajaran dengan penuh persiapan dan terukur dengan pemanfatan memfasilitasi sarana dan prasarana yang sudah ada

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Budiyanti, Ana Rahmi. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Belajar menemukan. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Maryamah, Siti. 2007. Usaha Meningkatkan Pemahaman Konsep, Fakta, Prinsip, dan Skill Matematika Melalui Metode Inquiry. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).

Moleong. 1990. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mudjiono, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Suradi. 2006. Upaya Peningkatan Minat Belajar Matematika Melalui Metode

Pembelajaran menemukan (Inquiry). Skripsi-UMS (tidak diterbitkan).

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.