MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA RECOUNT TEXT
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA RECOUNT TEXT
MELALUI MEDIA SMART CARD BAGI SISWA KELAS VIIIB
SMP NEGERI 2 WANADADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Yuli Arisandi
SMP Negeri 2 Wanadadi Kab. Banjarnegara
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Inggris pada recount text dalam kompetensi membaca bagi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Wanadadi tahun pelajaran 2011/2012, dengan mengambil subyek penelitian dengan jumlah siswa yang diteliti sebanyak 30 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan melakukan dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, obeservasi dan refleksi. Media yang digunakan yaitu smart card. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh siswa dari pemberian tindakan selama dua siklus mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan, pada saat sebelum mendapat tindakan, nilai rata rata kelas dibawah target ketuntasan yaitu 59,33 dengan prosentase ketuntasan 36%.Setelah mendapat tindakan melalui model pembelajaran cooperative learning dengan menggunakan media smart card meningkat dengan nilai rata-rata 69,17 dengan prosentase ketuntasan 73%. Selanjutnya pada siklus kedua dengan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dikenali siswa melalui proses pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 79 dengan prosentase ketuntasan 90%. Bila dibandingkan dengan kondisi awal maka terjadi peningkatan sebesar 54%.
Kata kunci: Kemampuan membaca, media smart card
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kurikulum bahasa Inggris sekarang lebih menitik beratkan kepada penguasaan kosa kata (vocabulary) dari pada tata bahasa (structure). Ini semua bisa dilihat dari banyaknya bacaan pada soal-soal ujian nasional dan semesteran. Sementara dapat dilihat siswa sangat rendah penguasaan kosa katanya terutama pada teks recount yang mana kosa kata yang dipakai berbentuk past tense atau lampau, suatu bentuk yang memerlukan skill/ketrampilan khusus, sehingga kemampuan mereka memahami suatu bacaan sangat minim. Peneliti mengkaji rendahnya minat dan motivasi siswa dalam belajar kosa kata dengan mengamati dan melakukan preliminary study, ternyata kebanyakan dari guru bahasa Inggris masih melakukan cara-cara konvensional yaitu proses pembelajaran searah, contohnya untuk suatu bacaan biasanya diterjemahkan secara lisan, siswa mendengarkan kemudian berdasarkan bacaan diberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh semua siswa baik secara tertulis atau secara lisan. Pada saat proses pembelajaran kelihatan lancar lancar saja dan dari pertanyaan yang diberikan ada juga siswa yang bisa menjawab, tetapi sering kita lupa bahasa adalah sesuatu yang berkembang yang tidak hanya cukup untuk dihapal tetapi harus mengerti dan memahami skill yang ada didalamnya sehingga kita tidak terjebak pada materi yang diberikan saja. Gejala keterjebakan ini biasanya ditandai dengan kepasifan siswa, contohnya tidak ada siswa yang bertanya, diskusi kurang berjalan dan lain-lain.
Model pembelajaran konvensional memberi hasil yang kurang maksimal dan motivasi belajar mereka tetap statis karena kurang menarik. Masalah mulai ditemukan berdasarkan hasil ulangan harian pada waktu preliminary study kelas VIII B yang berjumlah 30 siswa, siswa diketahui mengalami kesulitan dalam menguasai kosa kata berbentuk past tense pada teks recount. Hasil dari ulangan harian hanya 11 siswa atau 36% siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 6,5 dengan nilai rata-rata kelas 59,33. Ini sungguh amat mengejutkan. Kemudian peneliti merefleksi diri dari sistem pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti yaitu dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada siswa tentang masalah mereka. Jawabannya diantaranya tidak tahu arti soalnya atau soalnya tidak sama dengan materi yang diberikan pada proses pembelajaran. Peneliti akhirnya bisa mengetahui kalau prestasi belajar mereka kurang maksimal dikarenakan penguasaan kosa kata mereka sangat rendah sehingga mereka akan kesulitan memahami suatu bacaan apalagi pada teks recount dimana siswa harus memahami bentuk past tense baik regular maupun irregular.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas peneliti membuat media smart card yang mudah dilakukan dan menarik yaitu siswa menyusun kosa kata dengan terjemahannya yang diambil dari suatu materi bacaan yang akan diajarkan sehingga akan mempermudah siswa memahami bacaan. Cara ini diharapkan lebih menyenangkan karena model yang dipakai grouping sehingga mereka bisa bekerja sama satu dengan yang lain dan juga ada kesempatan mereka untuk bersaing karena dibagi beberapa kelompok. Diharapkan media smart card akan membuat siswa lebih menikmati suatu proses pembelajaran sebagai sesuatu yang menyenangkan sehingga akan timbul minat dan semangat yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini “Apakah dengan media smart card dapat meningkatkan kemampuan membaca teks recount bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Wanadadi?”
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca teks recount dalam pelajaran bahasa Inggris siswa VIII B semester 2 SMP Negeri 2 Wanadadi tahun pelajaran 2011/2012, dengan menggunakan media smart card.
Tujuan khusus
Meningkatkan motivasi dan keaktif-an belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media smart card.
KAJIAN TEORI
Kemampuan Membaca
Kemampuan berfikir adalah keca-kapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat, efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto, 1998:2)
Membaca merupakan suatu kesa-tuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata–kata, menghu-bungkannya dengan bunyi serta makna-nya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Sabarti Akhadiah M.K).
Membaca adalah ketrampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang lambang grafis dan perubahanya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam diam atau pengujaran keras keras (Haryadi,. Zamzani, dalam Kridalaksana, 1993:135).
Membaca merupakan suatu kete-rampilan yang pemilikan keterampilannya memerlukan suatu latihan yang intensif, dan berkesinambungan (Akhmad Slamet Harjasujana,1997:103). Aktivitas dan tugas membaca merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena kegiatan ini akan menentukan kualitas dan keberhasilan seorang siswa sebagai peserta didik dalam studinya. Seorang guru di sekolah hendaknya dapat memberi moti-vasi siswa dalam kemampuan membaca.
Rubin (1993: 194) mendifinisikan bahwa pemahaman suatu bacaan adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Mem-bangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993: 195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretative, kritis, dan kreatif.
Burns (1996: 255) bahwa pema-haman bacaan terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal compre-nension), pemahaman kritis (critical com-prehension), pemahaman interpretatif (in-terpretative comprehension), dan pema-haman kratif (creative comprehension).
Dari Uraian di atas dapat disimpul-kan bahwa membaca bukan hanya mem–pelajari tulisan tetapi juga proses me–mahami maknanya.
Media Smart Card
Media pengajran merupakan bagi-an integral dari proses pendidikan. Hamalik (1994: 12) mendefinisikan media pendi-dikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih meng-efektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Media Kartu yang dinamakan “smart card” adalah kartu yang berukuran 8 x 4 cm yang satu set terdiri 20 kosa kata. Kartu harus disusun mulai start sampai finish. Kosa kata yang terdapat didalam kartu dikaitkan dengan bacaan yang berkaitan dengan tema. Kartu harus disusun berdasarkan kosa kata bahasa inggris dalam sebuah kartu harus dicarikan terjemahnya dikartu yang lain yang harus disusun di bawahnya. Jadi kartu kalau disusun secara benar akan saling berkaitan satu sama lainnya.Yang membuat kartu disebut “smart” adalah memang harus disusun secara tepat. Bila terdapat kesalahan penyusunan, kelompok harus menjawab 1 pertanyaan yang diberikan oleh siswa yang mengawasi permainan. Bila menjawabnya salah diberi pertanyaan kedua dan seterusnya sampai pertanyaan didaftar habis (berisi 5 pertanyaan). Bila pertanyaan berhasil dijawab benar kelompok boleh meneruskan permainan tapi bila 5 nomer pertanyaan habis dan tidak ada yang terjawab otomatis permainan untuk kelompok tersebut berhenti dan dinyatakan kalah.
Hipotesa Tindakan
Melalui media smart card dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIIIB pada teks recount di SMP Negeri 2 Wanadadi.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wanadadi Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B tahun pelajaran 2011/2012 semester 2 yang berjumlah 30 siswa. Penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai dengan Mei 2012.
Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dilaku–kan dengan menggunakan teknik tes secara tertulis yang dilakukan pada saat kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua. Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai kondisi awal, setelah pelaksanaan tindakan siklus pertama dan tindakan siklus kedua yang dilanjutkan dengan refleksi.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Langkah selan–jutnya peneliti menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus yaitu sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-HASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum penelitian dilakukan, guru melaksanakan pembelajaran secara mono-ton. Guru menggunakan metoda konven-sional sehingga guru sebagai pembicara tunggal dalam pembelajaran, terjadi komunikasi satu arah, guru sebagai otoritas penentu, jarang mendapat pertanyaan, usul, saran atau pendapat dari siswa, siswa pasif, jarang bertanya, keadaan kelas kurang hidup.Sementara hasil ulangan harian tentang pemahaman bacaan suatu teks recount, hanya 11 yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 6,5 dengan nilai rata-rata kelas 59,33, rincian perolehan nilai sebagai berikut 5 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 65, 8 siswa mendapat nilai 60, 5 siswa mendapat nilai 55, 4 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa mendapat nilai 45, dan 1 siswa mendapat nilai 40.
Deskripsi Hasil Siklus I
Tindakan pada tahap I direncakan selama 4 jam pelajaran dengan 2 kali tatap muka. Tiap Tatap muka alokasi waktunya 2 jam pelajaran selama 80 menit.. Alokasi untuk pendahuluan kurang lebih 15 menit. Kegiatan inti kurang lebih 55 menit dan penutup alokasinya 10 menit.
Hasil pengamatan proses diskusi kelompok menunjukkan setiap proses dis-kusi terjadi peningkatan semangat berdis-kusi aktif tanpa kendala yang berarti. Di bagian pendahuluan dalam menyusun kosa kata yang dikaitkan dengan terje-mahannya, kelompok Yasmin mampu menyelesaikan dalam waktu 17 menit disusul kelompok Lion dalam waktu 19 menit kemudian kelompok tiger dalam waktu 21 menit selanjutnya kelompok Rose dalam waktu 22 menit, kelompok Sunflower dalam waktu 27 menit diikuti kelompk Eagle pada waktu 29 menit. Guru melihat siswa lebih paham dan lebih bersemangat. Pada akhir kegiatan sebagai bentuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan guru memberikan soal yang terdiri dari 10, dan dari 30 siswa perolehan nilai mereka dapat di peroleh nilai sebagai berikut: 2 siswa medapat nilai 90, 5 siswa mendapat nilai 80, 8 siswa mendapat nilai 70, 7 siswa mendapat nilai 65 , 8 siswa mendapat nilai 60 atau dibawah KKM.
Deskripsi Hasil Siklus II
Di bagian pendahuluan dalam me-nyusun kosa kata yang dikaitkan dengan terjemahannya tidak ada kelompok yang dinyatakan gagal, hanya masing – masing kelompok mempunyai kecepatan yang berbeda dalam menyelesaikan susunan. Secara keseluruhan kecepatan menyele–saikan tugas mengalami peningkatan secara signifikan.
Kelompok Lion mampu menyele-saikan dalam waktu 13 menit disusul kelompok Rose dalam waktu 14 menit kemudian kelompok Yasmine dalam waktu yang sama yaitu 14 menit selanjutnya kelompok Tiger dalam waktu 15 menit, kelompok sunflower dalam waktu 17 menit diikuti kelompk Eagle pada waktu 21 menit. Pada akhir kegiatan sebagai bentuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan guru memberikan soal yang terdiri dari 10, dan dari30 siswa perolehan nilai sebagai berikut: 8 siswa medapat nilai 90, 13 siswa mendapat nilai 80, dan 6 siswa mendapat nilai 70. Sementara yang dibawah KKM ada 3 siswa yaitu mendapat nilai 60.
Hasil Tindakan
a. Hasil belajar
Hasil penelitian tindakan kelas peningkatan kemampuan membaca melalui media smart card diperoleh paparan nilai sebagai berikut: hasil yang diperoleh siswa dari pemberian tindakan selama dua siklus mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan, pada saat sebelum mendapat tindakan, nilai rata rata kelas dibawah target ketuntasan yaitu 59,33 dengan prosentase ketuntasan 36%. Setelah mendapat tindakan melalui model pembelajaran cooperative learning dengan menggunakan media smart card meningkat dengan nilai rata-rata 69,17 dengan prosentase ketuntasan 73%. Selanjutnya pada siklus kedua dengan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dikenali siswa melalui proses pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 79 dengan prosentase ketuntasan 90%. Bila dibandingkan dengan kondisi awal maka terjadi peningkatan sebesar 54%.
b. Minat siswa dalam belajar
Dari hasil analisis, peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
No |
Kegiatan Pembelajaran |
Prosentase Minat Belajar Siswa |
1 2 3 |
Pembelajaran Awal Siklus I Siklus II |
39 68 85 |
Dari tabel di atas dapat di-peroleh keterangan sebagai berikut: pada studi awal, siswa yang menunjukkan minat belajar 39%, Pada siklus I, siswa yang menunjukkan minat belajar 68%, Pada siklus II, siswa yang menunjukkan minat belajar 85%. Pada studi awal ke siklus I, minat belajar naik 29%, Pada siklus I ke siklus II, minat belajar naik 17%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Melalui penggunaan media smart card dapat meningkatkan kemampuan read-ing comprehension teks recount kelas VIII B siswa SMP Negeri 2 Wanadadi pada semester II tahun pelajaran 2011/2012.
2. Pembelajaran dengan menggunakan media smart card dapat meningkatkan rata–rata hasil belajar dari 59,33 menjadi 79,0 dengan ketuntasan belajar 90%.
3. Pembelajaran dengan menggunakan media smart card mampu meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran bahas Inggris dari 39% menjadi 85%.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti adalah:
1. Guru Bahasa Inggris harus mengemas proses pembelajaran yang menyenang-kan dan mengikut sertakan keterli-batan siswa dalam pembelajaran.
2. Guru bahasa Inggris seyogyanya selalu berusaha meningkatkan kualitas peda-gogis.
3. Guru harus kreatif, inovatif dan mewujudkan kelas yang demokratis.
4. Salah satu inovasi proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemam-puan reading comprehension siswa/ pemahaman suatu bacaan adalah dengan menyusun kosa kata dari 1 set kartu yang diberi nama smart card.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, MK.Sabarti,dkk,1992,” Bahasa Indonesia I.” Depdikbud: Jakarta
Hamalik, Oemar, 1994. Media Pendidikan. Bandung:Citra Adi karya
Harjosujono, Akhmad Slamet, 1997. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Menengah Umum. Bagian Proyek Penataran Baru SLTP Setara D.III
Haryadi, Zamzani, 1997. “Peningkatan keterampilan Berbahasa Indonesia, “ Depdikbud: Yogyakarta
Hornby AS. 1996. English Dictionay. Jakarta: Gramedia
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998, Depdikbud: Bali Pustaka
Lie Anita. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia