PENINGKATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENINGKATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN BELAJAR “SNOW BALL”
PADA SISWA KELAS VII B SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
Hariadi PW
SMP Negeri 10 Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Snow ball pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, kubus dan balok. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 10 Surakarta yang berjumlah 36 siswa dan subjek pelaksana tindakan adalah peneliti yang dibantu oleh guru matematika. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok melalui metode snow ball. Hal ini dapat dilihat dari: 1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan sebelum dilakukan tindakan sebesar 12,82% dan diakhir tindakan mencapai 35,90%, 2) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan sebelum dilakukan tindakan sebesar 15,38% dan diakhir tindakan mencapai 43,59%, 3) Keaktifan siswa dalan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru sebelum dilakukan tindakan sebesar 33,33% dan diakhir tindakan mencapai 92,31%, 4) Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas sebelum dilakukan tindakan sebesar 10,26% dan diakhir tindakan mencapai 38,46%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode snow ball dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Kata kunci: pembelajaran snow ball, keaktifan belajar siswa, matematika.
LATAR BELAKANG
Kemungkinan kegagalan guru da-lam menyampaikan suatu pokok bahasan terutama dibidang matematika disebabkan pada saat proses belajar, mengajar guru kurang dapat membangkitkan perhatian dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan inovatif dari peserta didik tidaklah mudah.
Pembelajaran aktif sangat perlu diadakan karena untuk mempelajari sesu-atu yang baik diperlukannya belajar secara aktif untuk membantu mendengarkannya, melihatnya, mengajukan pertanyaan ten-tang pelajaran tertentu, dan mendiskusi-kannya dengan yang lain. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran.
Berkaitan dengan masalah tersebut pada pembelajaran di SMP Negeri 10 Surakarta khususnya peserta didik kelas VIII B tahun pelajaran 2012/2013 juga ditemukan keragaman masalah, salah satu-nya tentang rendahnya keaktifan peserta didik. Berdasarkan observasi peneliti masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Para peserta didik jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta peserta didik bertanya jika ada hal-hal yang kurang atau belum paham. 2) Kurangnya keberanian peserta didik untuk mengerjakan soal di depan kelas. 3) Peserta didik merasa takut untuk mengemukakan idenya. 4) Rendahnya keberanian peserta didik dalam menjawab pertanyaan. 5) Rendahnya kemampuan peserta didik untuk menyanggah pendapat teman. 6) kurangnya partisispasi peserta didik dalam diskusi kelompok.
Rumusan Masalah
Fokus penelitian ini diuraikan men-jadi dua rumusan masalah: “Apakah proses pembelajaran matematika melalui Model pembelajaran aktif tipe snow ball dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada konsep luas permukaan serta volume kubus dan balok?“
KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teori
1. Model Pembelajaran Aktif Tipe Snowball
Tipe snow ball (Hisyam Zaini, dkk.2007) menyatakan bahwa strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi peserta didik secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh peserta didik secara kelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menurut pemikiran yang mendalam atau menurut peserta didik untuk berpikir analisis bahkan mungkin sintesis.
2. Prestasi Belajar Peserta didik
Winkel dalam Sunarto (2009) me–ngatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai de–ngan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution dalam Sunarto (2009) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Kerangka Berfikir
Keberhasilan proses kegiatan bela-jar mengajar khususnya pada pembe-lajaran matematika dapat dilihat dari ting-kat pemahaman dan penguasaan materi. Keberhasilan pembelajaran matematika dapat di ukur dari kemampuan peserta didik dalam memahami dan menerapkan berbagai konsep untuk memecahkan masalah.
Peserta didik dikatakan paham apabila indikator-indikator pemahaman tercapai. Adapun indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur peserta didik dikatakan paham yaitu peserta didik dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara pengungkapannya melalui pertanyaan, soalan dan tes tugas. Mengacu pada indikator-indikator pema-haman di atas berarti apabila peserta didik dapat mengerjakan soal-soal yang diberi-kan dengan baik dan benar maka peserta didik dikatakan paham.
Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan tindakan terdahulu. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui model pembela-jaran yang tepat dan menarik yang mengacu perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka, kaji-an teori dan kerangka berfikir dapat dirumuskan dua hipotesis, kedua hipotesis tindakan disampaikan dibawah ini:
1. Ada peningkatkan pemahaman konsep luas permukaan serta volume kubus dan balok pada peserta didik melalui model pembelajaran aktif tipe snow ball.
2. Ada peningkatkan prestasi belajar pe-serta didik dalam pembelajaran mate-matika melalui model pembelajaran aktif tipe snow ball.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
1. Tempat penelitian adalah SMP N 10 Surakarta.
2. Waktu Penelitian adalah bulan Januari – April 2013
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, menye-suaikan situasi dan kondisi obyek penelitian serta melakukan tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kepala seko-lah, guru matematika dan peneliti dilibat-kan sejak (1) dialog awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi dan monitoring, (5) refleksi, (6) evaluasi dan (7) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas dilakukan bersifat diskriptif kualitatif. Sumber data yang utama adalah peneliti yang melakukan tindakan dan peserta didik yang menerima tindakan, serta sumber data berupa data dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, metode tes dan dokumentasi.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan transformasi da-ta kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Sutama, 2000:14)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-HASAN
Kondisi Awal
Berdasarkan hasil dialog awal dan observasi dengan guru kelas diperoleh keterangan atau gambaran bahwa dari jumlah 36 peserta didik kelas VIIIB peserta didik yang mengajukan pertanyaan seba–nyak 5 peserta didik (12,82%), peserta didik yang menjawab pertanyaan sebanyak 6 peserta didik (15,38%), peserta didik yang mau mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru sebanyak 13 peserta didik (33,33%), dan peserta didik yang berani mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 4 peserta didik (10,26%).
Deskripsi Hasil Tindakan
Tindakan Kelas Putaran I
1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I
Perencanaan tindakan kelas putar-an I dilaksanakan dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang telah dibicarakan antara peneliti dengan guru matematika. Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru matematika kelas VIIB maka selanjutnya peneliti akan melakukan proses pembelajaran pada kelas tersebut. Dimana materi yang akan disampaikan adalah unsur-unsur kubus dan balok (titik sudut, rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal). Dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (80 menit). Buku panduan peneliti disamakan dengan buku panduan yang dipakai peserta didik selama ini, dalam hal ini untuk mempermudah proses pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I
Tindakan kelas putaran I dilaksa-nakan pada hari Jum’at tanggal 11 Februari 2013 pada jam pelajaran ke 1-2 (07.00 sampai dengan 08.20 WIB). Pada putaran ini pelaku tindakan adalah peneliti yang dibantu guru matematika, jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 36 peserta didik.
3) Observasi Tindakan Kelas Putaran I
a) Tindak Mengajar
Pembelajaran pada putaran pertama ini dimulai dengan salam, berdoa, menyampaikan tujuan dan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan secara singkat konsep dasar kubus dan balok. Selanjutnya guru memberikan bebera–pa pertanyaan kepada peserta didik yang ditulis di papan tulis. Guru meminta peserta didik mendiskusikan jawaban dengan teman satu bangku. Selanjutnya mereka diminta untuk menulis jawabannya pada selembar kertas.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari diskusi mereka dengan teman dari kelompok bangku lain yaitu bangku didepan atau belakang mereka dan mencatat hasil diskusi.
Setelah masing-masing kelom–pok menetapkan jawaban pertanyaan, selanjutnya masing-masing kelompok menunjuk seorang wakil untuk mempresentasikan jawaban kelompok di depan kelas. Semua kelompok diwajikan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sementara satu kelompok mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas, kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan terha–dap jawaban kelompok di depan. Selanjutnya berdasarkan jawaban semua kelompok guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan jawaban yang terbaik.
Setelah sesi tanya jawab tiap kelompok selesai guru memberikan sejumlah soal untuk dikerjakan secara mandiri. Guru menutup pertemuan dengan salam.
b) Tindak Belajar
Peserta didik yang mengerja–kan soal latihan di depan kelas sebanyak 5 peserta didik, kebanyakan peserta didik lainnya tidak berani kare–na takut jawabannya salah. Peserta didik yang tidak mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 19 peserta didik, berarti peserta didik yang mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 20 peserta didik.
4) Refleksi Tindakan Kelas Putaran I
a) Keadaan kelas masih gaduh saat pembentukan kelompok dan dis-kusi.
b) Guru kurang memberikan penguat-an kepada peserta didik penting-nya kerjasama dalam kelompok.
c) Guru kurang menumbuhkan keper-cayaan diri peserta didik yang belum berhasil.
d) Terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam pembela-jaran dan belum bisa bekerjasama dalam kelompok.
e) Peserta didik belum berani dalam mengemukakan pertanyaan dan mengerjakan soal ke depan kelas karena takut salah.
5) Evaluasi Tindakan kelas Putaran I
Berdasarkan hasil catatan lapangan pada putaran I menunjukkan adanya peningkatan jumlah peserta didik yang aktif dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan. Peserta didik yang mengajukan pertanyaan sebanyak 8 peserta didik (20,51%). Peserta didik yang menjawab pertanyaan sebanyak 8 peserta didik (20,51%). Peserta didik yang mengerjakan latihan soal sebanyak 20 peserta didik (51,13%). Peserta didik yang mengerjakan soal latihan di depan kelas sebanyak 5 peserta didik (12,82%).
Tindakan Kelas Putaran II
1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran II
Perencanaan tindakan kelas pu-taran II dibuat berdasarkan tindakan kelas putaran I yang telah direvisi. Metode pembelajaran yang akan digunakan pada putaran II adalah metode Snow ball. Dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (80 menit), dan materi yang akan disampaikan adalah luas permukaan dan volume kubus.
2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran II
Tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Februari 2013 pada jam pelajaran ke 6–7 (10.35 sampai dengan 11.55 WIB). Pada putaran ini pelaku tindakan adalah peneliti yang dibantu guru matematika, jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 36 peserta didik.
3) Observasi Tindakan Kelas Putaran II
a) Tindak Mengajar
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan dan materi yang akan dipelajari.
Guru memulai pelajaran de–ngan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Jumlah peserta didik di kelas VIIIB adalah 36 peserta didik sehingga dibagi menjadi 12 kelompok tiap kelompok 3 peserta didik. Kemudian guru membagikan catatan terbimbing yang berisikan materi yang akan disampaikan, catatan terbimbing yang dibagikan pada bagian-bagian yang penting telah dikosongi. Kemudian guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian-bagian yang kosong pada catatan terbimbing tersebut dilengkapi pada saat guru menyampaikan materi ajar.
Guru menyampaikan materi secara garis besar mengenai luas permukaan dan volume kubus. Disela-sela penyampaian materi guru mela–kukan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik. Guru selanjutnya mem–berikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan.
Setelah sesi tanya jawab tiap kelompok selesai guru memberikan sejumlah soal untuk dikerjakan secara mandiri, ada 30 peserta didik yang mau mencoba mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang aktif mau mencoba mengerjakan soal di depan kelas ada 3 peserta didik. Bagi peserta didik yang aktif dalam mengerjakan soal di depan kelas diberikan reward. Apabila pekerjaan peserta didik di depan kelas telah selesai, guru bersama peserta didik membahas jawaban dari masing-masing soal.
b) Evaluasi Tindak Belajar
Pada putaran kedua ini diper-oleh data mengenai berbagai keaktifan peserta didik. Peserta didik yang mengajukan pertanyaan sebanyak 10, peserta didik yang menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari pertanyaan kelompok sebanyak 13 peserta didik, Peserta didik yang mengerjakan soal latihan di depan kelas sebanyak 8 peserta didik. Pada putaran kedua ini peserta didik yang berani untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas meningkat. Peserta didik yang tidak mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 9 peserta didik, sebagian dari mereka hanya menunggu hasil jawaban teman, berarti peserta didik yang mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 30 peserta didik.
4) Refleksi Tindakan Kelas Putaran II
a) Keadaan kelas masih gaduh pada saat diskusi.
b) Saat mengerjakan soal latihan ada beberapa peserta didik yang meng-ganggu temannya atau sekedar menyontek jawaban dari teman–nya.
c) Masih ada beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam diskusi kelompok.
5) Evaluasi Tindakan Kelas Putaran II
Berdasarkan hasil catatan lapangan pada putaran II menunjukkan adanya peningkatan jumlah peserta didik yang aktif. Peserta didik yang mengajukan pertanyaan sebanyak 10 peserta didik (25,64%). Peserta didik yang menjawab pertanyaan sebanyak 13 peserta didik (33,33%). Peserta didik yang mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sebanyak 30 peserta didik (76,92%), Peserta didik yang mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 8 peserta didik (20,51%), melihat hasil tersebut berati sudah mengalami peningkatan dibanding-kan putaran sebelumnya.
Tindakan Kelas Putaran III
1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III
Perencanaan tindakan kelas pu-taran III dibuat berdasarkan tindakan kelas putaran II yang telah direvisi. Metode pembelajaran yang akan digunakan pada putaran III adalah metode Snow ball. Dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (80 menit), dan materi yang akan disampaikan adalah luas permukaan dan volume balok.
2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III
Tindakan kelas putaran III dilak-sanakan pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2013 pada jam pelajaran ke 1-2 (07.00 sampai dengan 08.20 WIB). Pada putaran ini pelaku tindakan adalah peneliti yang dibantu oleh guru matematika, jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 36 peserta didik.
3) Observasi dan Monitoring Tindakan Kelas Putaran III
a) Tindak Mengajar
Pembelajaran pada putaran pertama ini dimulai dengan salam, berdoa, menyampaikan tujuan dan materi yang akan dipelajari.
Guru memulai pelajaran de–ngan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yaitu sama seperti putaran sebelumnya menjadi 12 kelompok tiap kelompok 3 peserta didik. Kemudian guru membagikan catatan terbimbing yang berisikan materi yang akan disampaikan, catatan terbimbing yang dibagikan pada bagian-bagian yang penting telah dikosongi. Kemudian guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian-bagian yang kosong pada catatan terbimbing tersebut dilengkapi pada saat guru menyampaikan materi ajar. Guru menyampaikan materi secara garis besar mengenai luas permukaan dan volume balok.
Setelah guru menyampaikan materi pelajaran secara garis besar ke–mudian guru menyampaikan pertanya–an-pertanyaan sebagai bahan diskusi kelompok. Sebagaimana langkah-langkah snow ball pada pembelajaran sebelumnya setelah dilakukan diskusi pada kelompok kecil yaitu 3 peserta didik, selanjutnya hasil diskusi dipa–dukan dengan 2 kelompok lainnya sehingga jumlah kelompok adalah 4 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing kelompok 9 peserta didik.
Dalam pelaksanaan diskusi sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Selama diskusi berlang–sung sebagian besar peserta didik yang sudah aktif tetapi ada beberapa peserta didik yang diam saja atau malah mengganggu temannya. Sesuai dengan hasil evaluasi putaran II guru akan lebih dalam memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Pada saat diskusi guru berkeliling memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan.
b) Tindak Belajar
Dari putaran yang ketiga ini diperoleh data yaitu peserta didik yang mengajukan pertanyaan sebanyak 14 peserta didik peserta didik yang menjawab pertanyaan baik dari guru maupun pertanyaan kelompok seba-nyak 17 peserta didik. Peserta didik yang mengerjakan soal latihan di depan kelas sebanyak 15 peserta didik. Pada putaran ketiga ini sebagian besar peserta didik sudah berani untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas. Peserta didik yang tidak mengerjakan soal-soal latihan ada 3 peserta didik, berarti peserta didik yang mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 36 peserta didik.
4) Refleksi Tindakan Kelas Putaran III
Refleksi putaran ketiga dilaksana-kan pada tanggal 18 Februari 2013. Refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran ketiga, hasil dari refleksi diantaranya keaktifan peserta didik meningkat dengan sangat baik, setiap anggota kelompok sudah dapat bekerja-sama dengan kelompoknya. Tindakan sudah berjalan sesuai yang direncanakan. Langkah-langkah yang diambil guru berhasil meningkatkan keaktifan peserta di–dik. Indikator-indikator yang telah dilaku-kan peneliti mengalami peningkatan.
5) Evaluasi Tindakan Kelas Putaran III
Data yang didapat dari catatan lapangan menunjukkan adanya pening-katan jumlah peserta didik yang aktif. Peserta didik yang mengajukan pertanyaan sebanyak 14 peserta didik (35,90%). Peserta didik yang menjawab pertanyaan sebanyak 17 peserta didik (43,59%). Peserta didik yang mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sebanyak 36 peserta didik (92,31%). Peserta didik yang mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 15 peserta didik (38,46%). Pembelajaran putaran III terlihat peran guru sudah tidak lagi mendominasi. Pembelajaran sudah terpusat pada peserta didik.
Data-data yang diperoleh pada saat penelitian mengenai keaktifan peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 10 Surakarta dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan kelas sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Keaktifan Peserta didik Kelas VIIIB SMP Negeri 10 Surakarta
No |
Indikator Keaktifan |
Sebe-lum Tin–dakan |
Putaran I |
Putaran II |
Putaran III |
Meng–ajukan pertanya-an |
5 (12,82%) |
8 (20,51%) |
10 (25,64%) |
14 (35,90%) |
|
2. |
Menjawab pertanya-an |
6 (15,38%) |
8 (20,51%) |
13 (33,33%) |
17 (43,59%) |
3. |
Mengerja-kan soal-soal latihan |
13 (33,33%) |
20 (51,13%) |
30 (76,92%) |
36 (92,31%) |
4. |
Mengerjakan soal di depan kelas |
4 (10,26%) |
5 (12,82%) |
8 (20,51%) |
15 (38,46%) |
Pembahasan
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru matematika adalah mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika yakni dengan menerapkan metode Snow ball. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan membagikan catatan terbimbing dimana pada catatan terbimbing tersebut ada beberapa bagian yang masih kosong. Diharapkan sambil mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik melengkapi catatan ter–bimbing tersebut. Guru menyampaikan materi secara garis besar kemudian memberi pertanyaan yang didiskusikan oleh kelompok kecil. Hasil diskusi kelompok kecil selanjutnya didiskusikan kembali pada penggabungan kelompok kecil lainnya menjadi kelompok yang lebih besar.
Pada prakteknya dengan metode Snow ball dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran mate–matika. Peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengerjakan soal di depan kelas, dan keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.
Dengan penerapan metode Snow ball, peneliti menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan. Keaktifan peserta didik peserta didik dalam mengajukan pertanya–an sebelum diadakan tindakan sebesar 12,82%, setelah diadakan tindakan me–ningkat menjadi 35,90%. Sedangkan dalam menjawab pertanyaan baik dari guru maupun pertanyaan kelompok sebelum diadakan tindakan sebesar 15,38%, setelah diadakan tindakan meningkat menjadi 43,59%.
Dengan menumbuhkan sikap saling menghargai dan memberikan reward atau pujian atas setiap usaha peserta didik dapat mendorong mereka memperkuat tanggung jawab, serta menanamkan rasa keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi dapat mendorong semangat serta memotivasi mereka selama proses pembelajaran sehingga peserta didik mau mencoba mengerjakan latihan soal yang ada serta berani mengerjakan soal di depan kelas. Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru mengalami peningkatan sebelum diadakan tindakan sebesar 33,33%, setelah diadakan tindakan meningkat menjadi 92,31%. Keaktifan mengerjakan soal di depan kelas juga mengalami peningkatan sebelum diadakan tindakan sebesar 10,26%, setelah diadakan tindakan meningkat menjadi 38,46%. Data diatas menunjukkan adanya peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan data penelitian tersebut mendukung diterimanya hipotesis bahwa pembelajaran matematika dengan metode Snow ball dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VIIIB dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 10 Surakarta.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dengan penerapan metode Snow ball dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Adapun tindak mengajar yang dilaku-kan oleh guru yaitu: a) membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, b) menyampaikan materi ajar dengan panduan catatan terbim–bing dimana pada catatan terbimbing tersebut ada bagian yang penting dikosongi dimaksudkan agar peserta didik melengkapinya, c) setiap kelom–pok mendiskusikan pertanyaan guru, d) melakukan diskusi pada kelompok yang lebih besar, e) menyampaikan rangkuman dan klarifikasi dari jawaban-jawaban kelompok di depan kelas, dan f) mengajak peserta didik merangkum hasil jawaban dari masing-masing kelompok.
2. Adanya peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika melalui metode Snow ball, dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: a) keaktifan peserta didik dalam mengaju–kan pertanyaan, b) keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan, c) keaktifan peserta didik dalam menger–jakan soal latihan yang diberikan oleh guru, d) keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal di depan kelas. Ke–aktifan peserta didik dalam pembela-jaran matematika dilihat dari indikator tersebut setelah dilakukan tindakan putaran I sampai putaran III meng-alami peningkatan. Hal ini menunjuk-kan bahwa proses pembelajaran matematika melalui metode Snow ball dapat meningkatkan keaktifan peserta didik.
Saran
1. Terhadap Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah harus bisa menjadi pemimpin dan penggerak perbaik-an pembelajaran yang melibatkan guru, karyawan dan peserta didik agar terwujudnya tujuan pembela–jaran sesuai yang diharapkan. Hubungan guru dengan kepala se-kolah dapat dikembangkan melalui kerja kolaboratif.
b. Kepala sekolah harus dapat melaksanakan pemantauan terha-dap proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat digunakan untuk mengetahui situasi pembelajaran di kelas dan masalah-masalah yang muncul dari masing-masing kelas.
c. Kepala sekolah harus bersifat terbuka, bersedia menerima dan mendengarkan masukan berupa kritik dan saran dari guru dan peserta didik yang mengarah pada perbaikan serta berusaha mencari solusi dari masalah yang dihadapi.
2. Terhadap Guru Matematika
a. Guru matematika hendaknya lebih menguasai konsep dasar materi matematika yang diajarkan dan menerapkan proses pembelajaran yang lebih menarik.
b. Guru hendaknya menggunakan metode yang dapat membuat pe-serta didik belajar aktif seperti menerapkan metode Snow ball.
c. Guru matematika perlu menum-buhkan keaktifan peserta didik. Hal ini dapat membantu guru untuk mengetahui seberapa besar minat dan pengetahuan peserta didik tentang materi pelajaran.
d. Guru matematika hendaknya se-ring memberikan latihan soal secara kontinu untuk mengoptimal-kan pemahaman materi karena dapat dijadikan catatan penting bagi guru untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar.
3. Terhadap Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya hen-daknya melaksanakan penelitian pada jenjang pendidikan yang lain dengan memperluas faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah pada masa yang akan datang dapat berjalan lebih baik tanpa hambatan, dapat memotivasi peserta didik agar lebih tertarik untuk belajar, terciptanya guru yang profesional, sehingga dihasilkan lulusan yang bermutu sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.
Moleong, J Lexy. 2008. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Silberman, Melvin L. 2007. Actif learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembenahan Gaya Mengajar Guru SLTP Negeri 18 Surakarta. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY. (tidak diterbitkan).
Zaini, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.