Meningkatkan Kemampuan Tanggung Jawab Melalui Pembelajaran Aktif Model Team Quiz
MENINGKATKAN KEMAMPUAN TANGGUNG JAWAB
DALAM AKTIVITAS BELAJAR PADA MATERI IMAN
KEPADA HARI AKIR MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF
MODEL TEAM QUIZ (PERTANYAAN KELOMPOK)
PADA PESERTA DIDIK KELAS IX C SEMESTER 2
SMP NEGERI 2 TAWANGSARI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Agus Witanto
SMP Negeri 2 Tawangsari
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan Pembelajaran Aktif Model Team Quiz dalam Materi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX C semester 2 SMP Negeri 2 Tawangsari tahun pelajaran 2017/2018 dalam belajar menjelaskan Iman Kepada Hari Akir Penelitian ini dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami Iman Kepada Hari Akir pada kondisi awalnya. Hal ini disebabkan oleh penerapanmodel pembelajaran dan metode ceramah konservatif yang dianggap kurang tepat dalam menigkatkan kemampuan peserta didik untuk bertanggung jawab memperoleh prestasi yang optimal. Pelaksanaan penelitia tindakan kelas melalui Pembelajaran Aktif tipe Team Quiz dalam materi ini tergolong sebagai penelitian kualitatif, sehingga metodologi yang digunakannya seperti setting (lokasi dan waktu), subyek penelitian, sumber data (primer dan sekunder), teknik dan alat pengumpulan data (tes dan non-tes), validasi data yang dilakukan dengan triangulasi, dan analisis data yang dilakukan secara mendalam. Melalui metodologi tersebut, peneliti dapat memperoleh data-data yang akurat serta relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Adapun pada pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 2 siklus4 tindakan, yaitu siklus I , dan II Pada siklus I,tindakan pertama nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 68,56 dengan kategori baik. Hasil belajar dari siklus I ini dianggap kurang optimal, karena peserta didik mengalami hambatan dalam materi Iman Kepada Hari Akir Pada siklus I tindakan ke dua nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 78,43 dengan kategori baik. Hasil belajar pada siklus II tindakan pertama nilai rata –rata 87,9 tindakan ke dua nilai rata rata 90,13 ini dianggap mencapai optimal. Perolehan hasil yang selalu meningkat dari tiap siklusnya, telah mencerminkan adanya peningkatan terhadap kemampuan tanggung jawab peserta didik dalam belajar melalui Pembelajaran Aktif tipe Team Quiz dalam Materi ini.
Kata Kunci; Aktif, Team Quiz Hari Akir
Latar belakang masalah
Untuk memaksimalkan pencapaian visi dan misi serta tujuan satuan pendidikan (madrasah/sekolah), maka tidak boleh tidak, pendekatan pembiasaan dan keteladanan harus didesain secara sengaja, terencana dan dilaksanakan serta dievaluasi secara kontinyu, istiqomah terintegrasi dalam seluruh waktu dan kegiatan mulai sebelum jam pertama pembelajaran hingga pura pelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas
Mata Pelajaran dalam satuan pendidikan terdiri darai bermacam macam pelajaran diantaranya adalah Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam (BSNP, 2006). Mata pelajara Pendidikan Agama Islam khususnya di SMP negeri disampaikan hanya 2 jam pelajaran per minggu. Padahal materi PAI meliputi beberapa aspek, yakni aqidah/keimanan, al-Qur’an dan Hadits, fikih/ibadah, akhlak, dan tarih/sejarah. Permasalahan tersebut menjadi kendala yang sangat terasa bagi guru-guru Pendidikan Agama Islam di SMP-SMP Negeri, tentang begitu sulitnya memberi pemahaman kepada peserta didik terhadap kompetensi-kompetensi yang harus mereka kuasai.(Mel Silberman 2009)
Akan tetapi, yang terjadi di lapangan khususnya bagi siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, bahwa materi Iman kepada Hari Akir ini ternyata cukup sulit dipahami oleh para peserta didik. Materi ini merupakan materi keyakinan yang pada umumnya disajikan dengan metode konvensional yakni satu arah atau metode ceramah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh filosof kenamaan dari Cina yaitu Konfusius yang mengatakan bahwa Apa yang saya dengar saya lupa, Apa yang saya lihat saya ingat, Apa yang saya lakukan saya paham (Zaini, 2008).
Peneliti menyadari terhadap kelemahan metode ceramah yang lebih mengedepankan indera pendengaran, diantaranya mudah dilupakan, menjemukan dan kurang menarik. Materi bernuansa keyakinan juga dirasa bagi peserta didik sebagai beban, karena mereka harus menghafal , memahami dan meyakini dan mengamalkan dalam kehidupan nyatra di alam dunia sebagai bekal di hari akir.
. Dalam beberapa pengamatan ditemukan bahwa saat berlangsung kegiatan pembelajaran, sebagaian peserta didik berbincang-bincang dengan temannya, ada yang nampak memperhatikan namun ketika ditanya balik tidak mampu menjawabnya, dan sebagian yang lain nampak acuh tak acuh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Pada saat diadakan ulangan harian tertulis lebih dari 50% peserta didik harus diadakan remidi. Sedangkan saat diadakan ulangan lisan untuk menceritakan tanda –tanda terjadinya hari akir, , sebagaimana tuntutan kompetensi dasar, sebagian besar peserta didik tidak mampu menceritakannya.
Kondisi semacam ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi dan harus segera dicarikan solusi. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penulis berharap langkah-langkah praktis untuk mengatasi keadaan semacam ini bisa ditemukan. Penulis sebagai seorang guru menyadari bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa
KAJIAN TEORI
Belajar Aktif model Team Quiz
Lebih dari 2400 tahun yang lalu Conflucius menyatakan:
What I Hear, Iforget (apa yang saya dengar, saya lupa.)
What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat.)
What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham .)
Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif.
Pembelajaran aktif (active learning) hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif peserta didik. Demikian juga peran serta aktif peserta didik tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Ada berbagai cara untuk melakukan proses pembelajaran yang memicu dan melibatkan peran serta aktiv peserta didik dan mengasah ranah kognitif, afektif, psikomotrik, dan ranah imaniah-transedental. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud bila peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan kegiatan yang dilaksanakan sangat memotivasi mereka untuk berpikir, bekerja dan merasa serta mengamalkan kesalehan dalam kehidupan nyata. Untuk memaksimalkan pencapaian visi dan misi serta tujuan satuan pendidikan (madrasah/sekolah), maka tidak boleh tidak, pendekatan pembiasaan dan keteladanan harus didesain secara sengaja, terencana dan dilaksanakan serta dievaluasi secara kontinyu, istiqomah terintegrasi dalam seluruh waktu dan kegiatan mulai sebelum jam pertama pembelajaran hingga pura pelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. (Mel Silberman 2009)
Aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makana dan pemahaman dan informasi,ilmu pengetehuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri.Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan dan informasi.Karena itu,dalam proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan,memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan – keterampilan baru Team atau Kelompok – kelompok bisa tidak produktif ketika hanya ada sedikit tim pembentu (team building) pada permulaan pelajaran dan ketika kelompok kerja tidak disusun secara seksama dari luar. Para peserta didik menjadi bingung apa yang harus dilakukan, sangat lemah mengorganisir dia sendiri, sekedar pada permukaan, tidak menukik pada materi. Terdapat beberapa cara untuk mengajar peserta didik bagaimana belajar secara kelompok, menetapkan aturan – aturan dasar kelompok. Keterampilan praktis kelompok. Dst. Banyak petunjuk dan tehnik dalam belajar aktif dihunakan pada problem ini.
Belajar aktif Team Quiz bagian dari pembelajaran PAIKEM
Pengertian PAINKEM,secara bahasa dan istilah dapat di jelaskan secara singkat,ia merupakan singkatan dari pembelajaran aktiv,inovatif,efektif dan menyenangkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian dan Tempat Penelitian dan subyek penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Tawangsari Sekolah ini terletak di , Bangun Asri, Kateguhan, Tawangsari , Kabupaten Sukoharjo. Sekolah ini memiliki 21 kelas yakni kelas VII tujuh kelas dan VIII terdiri dari 7 kelas paralel, dan kelas IX terdiri 7 kelas paralel.Subyek PenelitianSubyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IX C yang terdiri dari 31 siswa dengan komponen 16 putra dan 15 putri.
Teknik Pengumpulan Data
Ada empat teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:. Kuesioner (Angket) ,Ujian/Tes, Observasi ,dan Wawancara
Validasi Data
Teknik validasi (kesahihan) data dalam PTK ini menggunakan teknik Triagulasi model Hopkins (dalam Iskandar, 2009). Yaitu dengan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruks, atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitrapeneliti.Data yang diperbandingkan adalah hasil wawancara, angket, pengamatan, serta post tes dan pre tes.
4. Teknik Analisis Data
a. Reduksi Data, yaitu mengumpulkan data,
b. Display/Penyajian Data, yaitu menyusun data secara sistematis sehingga data dapat menjelaskan dan menjawab masalah yang diteliti.
c. Mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
HASIL TINDAKAN
Diskripsi Kondisi Awal
Berdasar dari hasil pengamatan, hasil wawancara, serta hasil angket, diketahui bahwa dari sejumlah 31 siswa kelas IX C sejumlah 13 anak (43,8%) mampu membaca al-Qur’an dengan lancar, yang berarti 18 anak (56,2%) anak tidak lancar membaca al-Qur’an.,yang rutin menjalankan ibadah sholat fardhu 5 waktu adalah sebanyak 9 anak (25%), artinya 75% anak sisanya tidak menjalankan sholat fardhu 5 waktu dengan tertib. Sejumlah 5 anak (12,5%) aktif mengikuti kajian/pengajian yang diadakan di sekitar tempat tinggalnya, sedangkan 26 anak (87,5%) tidak aktif mengikuti kajian/pengajian di masjid atau sekitar tempat tinggalnya.
Hasil Penelitian berupa Peningkatan Siswa aktif
Tabel 04: Peningkatan tanggung jawab Siswa dalam belajar
No. |
Indikator |
Siklus I tindakan ke 1 (%) |
Siklus I tindakan ke 2 (%) |
Siklus II tindakan ke 1 (%) |
Siklus II tindakan ke 2 % |
1. |
Peserta didik senang mengikuti pembelajaran. |
34 |
68,8 |
86,3 |
88,7 |
2. |
Peserta didik aktif dalam kerja kelompok |
27,5 |
50 |
85 |
87 |
3. |
Peserta didik mau bertanya kepada teman |
27,5 |
81,3 |
83,8 |
91,5 |
4. |
Peserta didik mau bertanya kepada guru |
18,8 |
56,8 |
85 |
87,3 |
5. |
Peserta didik mampu menyelesaikan tugas dengan cepat. |
31 |
50 |
89,5 |
93,5 |
6. |
Peserta didik mampu menjawab pertanyaan atau kuis dari guru. |
37,5 |
62,5 |
87,3 |
93 |
Peningkatan Hasil Belajar
Hasil perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Tabel 05: Tabel nilai hasil tes peserta didik untuk tiga siklus
KRITERIA |
INTERVAL NILAI |
FREKUENSI NILAI |
|
||
Siklus 1 Tindakan ke 1 % |
Siklus 1 tindakan ke 2 % |
Siklus 2 tindakan ke 1 % |
Siklus 2 tindakan ke 2 |
||
A |
95-100 |
3,1 |
15,6 |
28,1 |
47,1 |
B |
85-94 |
12,5 |
37,5 |
46,9 |
37,3 |
C |
75-84 |
40,6 |
31,3 |
16,7 |
16,6 |
D |
65-74 |
31,3 |
15,6 |
8,3 |
0 |
E |
0-64 |
12,5 |
0 |
0 |
0 |
Keterangan: A = Sangat Paham D= Kurang Paham
B= Paham E= Tidak Paham
C= Cukup Paham
PENUTUP
Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran Aktif model Team Quiz dalam proses pembelajaran materi Iman kepada Hari Akir dapat meningkatkan tanggung Jawab peserta didik dalam belajar .
2. Penggunaan metode pembelajaran Aktif model Team Quiz dalam proses pembelajaran materi Iman kepada Hari Akir dapat menyenangkan dan membuat suasana belajar bergairah dan peserta didik berlomba untuk memenangkan kuis sehingga aktivitas belajar terus meningkat.
Implikasi
Dalam proses belajar mengajar penggunaan metode pembelajaran Aktif model Team Quiz dalam konteks penelitian ini terbukti membawa dampak pada peningkatan tanggung jawab belajar siswa dalam materi Iman kepada Rasul Allah SWT sekaligus berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa.
Peneliti akan memberikan saran berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:Model pembelajaran Aktif model Team Quiz dapat dilaksanakan di sekolah manapunUntuk meningkatan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran, salah satu obatnya adalah menggunakan model pembelajaran Aktif model Team Quiz
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tndakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP/MTS. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Depdiknas RI. 2003, Undang Undang Rep. Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN), Jakarta: Depdiknas RI.
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama. 1985. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama (IAIN).
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Shalahuddin, Mahfudh. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Sugiyono. 2006, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Supardi dan Suhardjono, 2009, Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta Andi offset
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.