Meningkatkan Kerja Sama Antar Siswa Melalui Pembelajaran CIRC
MENINGKATKAN KERJA SAMA ANTAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA INGGRIS
SISWA KELAS X IPS 3 SMAN 1 TEMBILAHAN KOTA
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU
Mursida
SMA Negeri 1 Tembilahan
ABSTRAK
Penlitian tindakan kelas ini membahas tentang penggunaan pembelajaraan cooperative integrated reading and composition dalam upaya meningkatan keterampilan kerjasama dan keterampilan membaca serta menulis bahasa inggris. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Tembilahan. Penelitian dilakukan pada semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 atau lebih tepatnya pada bulan September s/d Nopember 2017. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa Kelas X IPS 3 adalah 25 orang, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki – laki.Penelitian Tindakan Kelas ini dibuat dengan dilatarbelakangi adanya permasalahan dalam proses pembelajaran yang dirasakan sangat esensial yakni rendahnya semangat dan motivasi belajar siswa, kurang adanya kolaborasi dan kerjasama antar siswa dalam kelas untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dalam pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini dilakukan 3 sistem penilaian yaitu penilaian kegiatan diskusi kelompok, penilaian hasil kerja diskusi kelompok, dan penilaian hasil belajar individu. Dengan menggunakan pembelajaran cooperative integrated reading and composition (circ) didapatkan data bahwa pada siklus I rata-rata keterampilan menulis (writing skills) dari kelima kelompok yaitu 68. Dari 5 kelompok hanya 3 kelompok yang mendapatkan nilai 70. Sedangkan rata-rata nilai keterampilan membaca (reading skills) yaitu 70. Dari kelima kelompok hanya satu kelompok yang mendapat nilai 60. Pada siklus I nilai proses dan nilai hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan Kota belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Berdasarkan hasil penilitian bahwa hasil yang didapatkan pada siklus I belum maksimal sehingga dilakukan lagi tindakan pada siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II yaitu rata-rata nilai keterampilan menulis kelima kelompok yaitu 73 dan rata-rata nilai keterampilan membaca (reading skills) yaitu 77. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari hasil nilai pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 untuk aspek writing dan reading telah mencapai 100% dengan nilai rata-rata 75,1. Hasil angket pasca penelitian menunjukkan bahwa 97% siswa menginginkan agar penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diteruskan.
Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, dan Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ).
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat multi dimensional. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru dituntut untuk melakukan berbagai hal yang tidak hanya terkait dengan disiplin ilmu yang harus ditransformasikan kepada peserta didiknya namun seorang guru juga dituntut untuk menguasai berbagai hal lain terkait dengan mekanisme dan proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik dan kondusif sesuai dengan materi atau kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik, memberi motivasi kepada siswa agar mau belajar, menerapkan pendekatan, model dan metoda pembelajaran yang sesuai, menerapkan pola belajar dan pembelajaran yang benar, memberi contoh dan tauladan yang baik dalam berbagai hal terkait dengan pelaksanaan pembelajaran maupun berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Gambaran tanggung jawab dan kompetensi guru yang harus dikuasai sebagaimana dipaparkan di atas memang tampak agak rumit.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya adalah masalah pembelajaran. Bagaimana memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan berhasil guna, bagaimana memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, bagaimana mendesain skenario pembelajaran sehingga terjadi kegiatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, bagaimana merancang media pembelajaran yang interaktif, bagaimana melakukan penilaian yang komprehensif dan tepat sasaran dan sebagainya.
Penelitian Tindakan Kelas ini dibuat dengan dilatarbelakangi adanya permasalahan dalam proses pembelajaran yang dirasakan sangat esensial yakni rendahnya semangat dan motivasi belajar siswa, kurang adanya kolaborasi dan kerjasama antar siswa dalam kelas untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dalam pembelajaran. Kurangnya sikap berkolaborasi dan bekerja sama antar siswa dalam kelas juga sangat berpengaruh kuat terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya motivasi dan semangat belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain kurang siapnya siswa untuk mengikuti pembelajaran, kurang berminatnya siswa terhadap pembelajaran yang dikembangkan guru. Faktor eksternal misalnya sistem pembelajaran yang monoton sehingga gaya belajar siswa tidak terlayani secara proporsional, kegiatan pembelajaran yang kurang memungkinkan siswa untuk melakukan sharing. Faktor-faktor tersebut secara terpisah maupun bersama akan mengurangi motivasi belajar dan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Dari pengamatan guru dalam kegiatan pembelajaran di Kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan Kota sehari-hari, hanya 65% siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil ulangan harian, untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70, hanya 70% siswa yang mencapai ketuntasan.
Jika masalah ini tidak segera teratasi, maka mutu pembelajaran Bahasa Inggris Kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan KOta akan semakin menurun, motivasi siswa semakin rendah dan hasil belajar siswa tidak meningkat bahkan dapat mengalami penurunan.
Rumusan Masalah
Agar pembahasan masalah dengan latar belakang seperti yang sudah dipaparkan diatas menjadi lebih terarah dan tepat sasaran, maka penulis uraikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kerja sama antar siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris?
b. Bagaimanakah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan menulis Bahasa Inggris?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini antara lain adalah:
a. Untuk meningkatkan kerja sama antar siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan menulis Bahasa Inggris.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini antara lain adalah:
a. Bagi guru:
1. Membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi anak didik sesuai dengan gaya belajarnya.
2. Membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang kontekstual bagi anak didik sesuai dengan gaya belajarnya.
3. Meningkatkan kepedulian guru terhadap kesulitan belajar siswa dan upaya mengatasinya serta memperbaiki kinerja guru guna meningkatkan profesionalismenya
b. Bagi siswa:
1. Meningkatkan keterampilan siswa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam melaksanakan tuga-tugas pembelajaran.
2. Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
3. Untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa dalam Bahasa Inggris.
4. Untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa
5. Untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl)
CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten atau isi pembelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja (US Department of Education and the National School to Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001 dalam Heru Kuswanto, dkk, 2004). The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, 2001 dalam Heru Kuswanto, dkk, 2004), telah mengidentifikasikan tujuh unsur kunci CTL, yaitu Inquiri (Inquiry), Bertanya (Questioning), Konstruktivisme (Contructivism), Masyarakat belajar (Learning Community), Penilaian otentik (Authentic Assessment), Refleksi (Reflection), & Pemodelan (Modeling).
Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah teori pembelajaran konstruktivistik. Teori ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered dari pada teacher centered. Ide-ide konstruktivistik modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan. Ia mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Slavin, 2000 dalam Heru Kuswanto, dkk, 2004). Berdasarkan teori ini dikembangkan pembelajaran kooperatif, yaitu siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (heterogen). Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami atau menguasai suatu bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivistik. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Implikasi dari teori ini dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif disamping dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Para pengembang model pembelajaran ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain (Lundgren, 1994 dalam Heru Kuswanto, dkk, 2004: 12): keterampilan kooperatif tingkat awal, keterampilan kooperatif tingkat menengah, dan keterampilan kooperatif tingkat mahir.
Gaya Belajar Dan Implikasi Pembelajaran
Didalam proses pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi pelajaran tertentu selain guru harus menggunakan pendekatan, model atau metode yang tepat juga harus pula memperhatikan gaya belajar anak dalam menerima rangsangan atau informasi belajar. Ada beberapa gaya belajar anak dalam menerima rangsangan atau informasi pembelajaran yaitu Gaya Belajar Visual, Gaya Belajar Auditorial, Gaya Belajar Kinestetik
Berdasarkan uraian karakteristik setiap gaya belajar diatas, maka guru harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan gaya belajar anak. Beberapa alternatif pelayanan kepada anak dalam proses pembelajaran terkait dengan gaya belajar tersebut yaitu: pertama, implikasi gaya belajar visual seperti dengan mendorong anak untuk menggambarkan informasi dengan peta, diagram, struktur berwarna dan sediakan cukup waktu untuk mengerjakannya. Kedua, contoh implikasi gaya belajar auditorial yaitu dengan menggunakan variasi vokal (nada, kecepatan dan volume) dalam presentasi. Ketiga, contoh implikasi gaya belajar kinestetik dengan menggunakan media manipulatif saat menyajikan informasi.
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Learning (CIL). Model pembelajaran CIL tersebut difokuskan untuk pembelajaran keterampilan membaca dan menulis secara terpadu sehingga terjadilah model pembelajaran kooperatif integratif / terpadu keterampilan membaca dan menulis yang disebut model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Menurut Steven dan Slavin, 1995 dalam Degeng, 2004, langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok belajar yang masing-masing kelompok anggotanya 4 atau 5 siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana / teks / kliping kepada setiap kelompok sesuai dengan materi / kompetensi yang akan disajikan dalam proses pembelajaran.
c. Siswa bekerja / berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang materi / kompetensi yang disampaikan untuk menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana / teks / kliping tersebut dengan menuliskan hasil kerjanya pada lembar kertas.
d. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam diskusi antar kelompok / diskusi kelas.
e. Guru membuat kesimpulan bersama semua kelompok.
f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok maupun individu
g. Evaluasi dan penutup
Hasil beberapa penelitian yang sudah dilakukan terdahulu tentang penerapan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran dalam berbagai bidang studi menunjukkan bahwa pemerolehan atau hasil belajar peserta didik terdapat adanya peningkatan nilai proses dan hasil akhir yang siknifikan. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat yang pada akhirnya meningkat pula hasil belajar mereka.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kerja sama antar siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan menulis Bahasa Inggris.â€
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Tembilahan Kota yang beralamat di Jalan Pendidikan Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Penelitian dilakukan pada semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 atau lebih tepatnya pada bulan September s/d Nopember 2017. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa Kelas X IPS 3 adalah 25 orang, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki – laki.
Jenis Penelitian Dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kuantitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Proses penelitian berbentuk siklus.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: Pra Kegiatan Pembelajaran dan kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Proses Penilaian Pembelajaran
Penilaian dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi atau keterampilan kerja sama antar siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis wacana pendek berbentuk teks recount (recount text) dalam Bahasa Inggris, serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan menulis wacana pendek yang berbentuk teks recount (recount text).
Untuk mengetahui keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), digunakan alat penilaian berikut:
a. Penilaian proses berupa tes unjuk kerja (performance test), dilakukan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyusun kalimat-kalimat acak menjadi teks recount (recount text) dalam Bahasa Inggris.
b. Hasil kerja (product test), penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyusun kalimat-kalimat acak menjadi suatu paragraf padu.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Penilaian kegiatan diskusi kelompok pada siklus I dilaksanakan oleh seorang kolaborator (teman sejawat) terhadap kegiatan siswa selama melaksanakan diskusi kelompok. Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kegiatan diskusi kelompok ini antara lain adalah: kesiapan siswa dalam kelompok untuk mengikuti pembelajaran, kerjasama siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok, ketepatan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan lembar kerja yang diberikan, ketepatan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan, serta komposisi dan kerapian hasil kerja kelompok. Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil penilaian kegiatan diskusi kelompok pada siklus I yaitu 66. Dari 5 kelompok hanya 2 kelompok yang mendapatkan nilai diatas 70. Selain penilaian kegiatan diskusi kelompok juga dilakukan penilaian hasil kerja diskusi kelompok yang bertujuan untuk menilai ketrampilan membaca dan menulis (reading and writing skills) kelompok dengan menilai hasil pekerjaan pada worksheet yang meliputi aspek-aspek: penilaian keterampilan menulis (writing skills) yang berupa kemampuan kelompok dalam menyusun kalimat-kalimat acak (jumbled sentences) menjadi paragraf padu (the right order) serta penilaian keterampilan membaca (reading skills) yang berupa kemampuan kelompok dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pemahaman tentang isi teks laporan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 2 bahwa rata-rata keterampilan menulis (writing skills) dari kelima kelompok yaitu 68. Dari 5 kelompok hanya 3 kelompok yang mendapatkan nilai 70. Sedangkan rata-rata nilai keterampilan membaca (reading skills) yaitu 70. Dari kelima kelompok hanya satu kelompok yang mendapat nilai 60. Hal ini berarti pada siklus I antara keterampilan menulis dan membaca lebih baik keterampilan membacanya.
Penilaian Hasil Kerja Diskusi Kelompok Siklus I
No |
Nama Kelompok |
Nilai |
|
Keterampilan Menulis (Writing Skills) |
Keterampilan Membaca (Reading Skills) |
||
1 |
Kelompok 1 |
70 |
70 |
2 |
Kelompok 2 |
65 |
75 |
3 |
Kelompok 3 |
70 |
60 |
4 |
Kelompok 4 |
65 |
70 |
5 |
Kelompok 5 |
70 |
75 |
Rata-Rata Masing-Masing Keterampilan |
68 |
70 |
|
Rata-Rata Kedua Keterampilan |
69 |
Pada siklus I nilai proses dan nilai hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan Kota belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Dari hasil penelitian pada siklus I nilai rata-rata keaktifan siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil observasi kelompok = 66. Nilai rata-rata hasil diskusi kelompok untuk aspek writing dan reading = 69. Dan untuk aspek writing dan reading 68,8. Jadi akan dilakukan tindakan siklus kedua.
Siklus II
Penilaian kegiatan diskusi kelompok pada siklus II dilaksanakan oleh seorang kolaborator (teman sejawat) terhadap kegiatan siswa selama melaksanakan diskusi kelompok. Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kegiatan diskusi kelompok ini antara lain adalah: kesiapan siswa dalam kelompok untuk mengikuti pembelajaran, kerjasama siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok, ketepatan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan lembar kerja yang diberikan, ketepatan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan, serta komposisi dan kerapian hasil kerja kelompok. Rata-rata hasil penilaian kegiatan diskusi kelompok siklus II dari kelima kelompok yaitu 76. Dalam siklus II juga dilakukan penilaian hasil kerja diskusi kelompok. Penilaian ini bertujuan untuk menilai ketrampilan membaca dan menulis (reading and writing skills) kelompok dengan menilai hasil pekerjaan pada worksheet yang meliputi aspek-aspek: penilaian keterampilan menulis (writing skills) yang berupa kemampuan kelompok dalam menyusun kalimat-kalimat acak (jumbled sentences) menjadi paragraf padu (the right order) dan penilaian keterampilan membaca (reading skills) yang berupa kemampuan kelompok dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pemahaman tentang isi teks laporan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 2 bahwa rata-rata nilai keterampilan menulis kelima kelompok yaitu 73 dan rata-rata nilai keterampilan membaca (reading skills) yaitu 77. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari hasil nilai pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
Penilaian Hasil Kerja Diskusi Kelompok Siklus II
No |
Nama Kelompok |
Nilai |
|
Keterampilan Menulis (Writing Skills) |
Keterampilan Membaca (Reading Skills) |
||
1 |
Kelompok 1 |
75 |
75 |
2 |
Kelompok 2 |
70 |
80 |
3 |
Kelompok 3 |
75 |
70 |
4 |
Kelompok 4 |
70 |
80 |
5 |
Kelompok 5 |
75 |
80 |
Rata-Rata Masing-Masing Keterampilan |
73 |
77 |
|
Rata-Rata Kedua Keterampilan |
75 |
Pada siklus II nilai proses dan nilai hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMAN 1 Tembilahan Kota mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Dari hasil penelitian pada siklus II nilai rata-rata keaktifan siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil observasi kelompok = 76. Nilai rata-rata hasil diskusi kelompok untuk aspek writing dan reading = 75. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 untuk aspek writing dan reading telah mencapai 100% dengan nilai rata-rata 75,1. Hasil angket pasca penelitian menunjukkan bahwa 97% siswa menginginkan agar penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diteruskan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian guru dan kolaborator terhadap kegiatan siswa dalam diskusi kelompok dan hasil kerja diskusi kelompok dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan keterampilan kerja sama antar siswa dalam kelompok.
b. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan keterampilan membaca (reading skills) dan menulis siswa (writing skills).
c. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Bahasa Inggris.
Saran
a. Guru disarankan untuk menggunakan Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, selain itu untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yang menjadikan siswa aktif di dalam kelas.
b. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bima M, Bachtiar, dkk. 2005. Based on Literacy Approach Let’s Talk, Bandung: PT Pakar Raya.
Degeng, Nyoman S. 2004. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, Malang: Universitas Negeri Malang.
Degeng, Nyoman S. 2004. Teori Belajar dan Konsep Mengajar, Malang: Universitas Negeri Malang.
Echols, John M. 1996. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kuswanto, Heru, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.