MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELEMPAR

DAN MENANGKAP BOLA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN

SISWA KELAS VI SD N BRATI 03 TAHUN 2013

Jamjuri

SD Negeri Brati 03, Kec.Kayen Kab.Pati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah melalui pendekatan bermain basket dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap pada siswa kelas VI SD Negeri Brati 03 Tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Brati 03 Kec.Kayen Kab Pati. Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan bermain melalui permainan ten ball dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, catatan lapangan, kamera foto, dan evaluasi berupa tes pengukuran lempar tangkap bola. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil belajar tes praktek lempar tangkap bola siswa pada pra siklus sebesar 38.046, pada siklus 1 sebesar 38.512, pada siklus 2 sebesar 40.209. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan modifikasi pembelajaran penjas melalui penerapan pendekatan bermain berupa basket ball like games maka kemampuan siswa dalam pembelajaran akan semakin meningkat.

Kata-kata kunci: Hasil Belajar, Permainan Mirip Bola Basket.


PENDAHULUAN.

Pendidikan jasmani sering didefinisikan dalam redaksi yang beragam, namun pada umumnya pandangan tersebut didasarkan pada bagaimana orang tersebut memandang manusia itu sendiri. Pandangan pertama, yang juga sering disebut pandangan tradisional, menganggap bahwa manusia itu sendiri dari dua komponen utama yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi).

Pandangan ini mengang-gap bahwa pendidikan jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain, pendidikan jasmani hanya sebagai peleng-kap saja. Dalam Suherman (2009:3) pandangan terhadap pendidikan jasmani seperti itu dapat kita amati pada Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950 Bab VI pasal 9 sebagai berikut, “Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat kuat lahir dan batin, diberikan pada seluruh jenjang pendidikan.”

Pandangan pendidikan jasmani berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan program pelaksanaan dan penilaian pendidikan jasmani. Dari kenyataan menunjukan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya, selain dari itu se-ring juga pelaksanaan pendidikan jasmani ini justru mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Robert Gensemer (Freeman, 2001) dalam Mahendra (2007:4), bahwa: “Pendidikan jasmani diistilahkan sebagai proses menciptakan ‘tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.’ Artinya, dalam tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano.”

Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkat pendidikan, dari mulai Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas, bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi (PT) yang mewajibkan seluruh mahasiswanya mengikuti perkuli-ahan Penjas dan olahraga dengan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) tertentu.

Eksistensi Penjas dalam lingkup sistem pendidikan nasional tidak terlepas dari suatu keyakinan terhadap nilai-nilai Penjas yang terkandung di dalamnya, yang jika diseleng-garakan dalam situasi dan kondisi pendidikan yang kondusif akan memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencapa-ian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Juliantine et al. (2012:6):

Penjas merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Penjas bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata, melainkan juga mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi, mental, sosial, moral, dan estetika. Banyak peneliti yang menemukan eratnya hubungan antara Penjas dengan perkembangan kognitif, mental, sosial, moral dan estetika. Begitu pula pengaruh positif Penjas terhadap perkem-bangan kognitif, afektif dan psikomotor. Penjas dapat merangsang fungsi simpul-simpul syaraf, sehingga secara neurologi Penjas dapat me-ngembangkan kemampuan akade-mik siswa. Selain itu, aktivitas fisik dan olahraga yang diselen-ggarakan dalam Penjas dapat mengem-bangkan keserasian, keindahan, dan kecantikan tubuh.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui Penjas keselara-san dan keseimbangan hidup jasmani dan rohani dapat dipelihara dan ditingkatkan. Pada dasarnya pendidi-kan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan aktivitas rohani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani pun menca-kup pengembangan individu secara menyeluruh artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya terfokus pada aspek fisik saja melainkan juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Secara umum tujuan pendi-dikan jasmani yang dikemukakan oleh Bucher (1964) dalam Suherman (2009:7) dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampu-an melakukan aktivitas-aktivitas yang meli-batkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubu-ngan dengan kemampu-an untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skill-full).

3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampu-an berpikir dan menginterpre-tasikan keseluruhan penge-tahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingku-ngannya sehingga memung-kinkan tumbuh dan ber-kembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubu-ngan dengan kemampu-an siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Jadi tujuan penjas tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara matang dan terencana, dengan demikian hal terpenting untuk disadari oleh guru pendidikan jasmani adalah bahwa ia harus mempersiapkan pro-gram pembelajaran yang sesuai dengan tujuan penjas itu sendiri.

Dalam kurikulum pendidikan jasmani terdapat beberapa ruang lingkup yang dapat mengem-bangkan kemampuan siswa dalam berolahraga yaitu aktivitas permainan, aktivitas pengem-bangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Penulis dalam penelitian ini menggunakan salah satu ruang lingkup yang terdapat dalam kurikulum yaitu aktivitas permainan atau lebih tepatnya implementasi pendekatan bermain.

Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani. Salah satu aktivitas permainan yang terdapat dalam kurikulum dan mempunyai daya tarik siswa adalah permainan bola basket, melalui permainan bola basket diharapkan dapat disukai oleh siswa di sekolah-sekolah. Sehingga para siswa baik tingkat SD, SMP maupun SMA mulai masuk atau terlibat dalam klub-klub atau perkumpulan basket usia dini. Salah satu faktor lain yang menjadi hambatan dalam terlaksanan-nya pembelajaran permainan bola basket adalah mengenai sarana yang disedia-kan di sekolah kurang memadai, banyak sekolah-sekolah tidak memiliki lapangan basket diakibatkan karena lahan atau biaya yang tidak murah. Selain itu, faktor lain yang menjadi penghambat yaitu faktor guru. Guru harus bisa mencipta-kan suasana pembela-jaran menjadi lebih menyenang-kan agar siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan guru, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik dan tujuan pembelajaran pun tercapai.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran penjas khususnya permainan bola basket yaitu pembelajaran kurang merang-sang minat belajar atau tidak meningkatnya kemampuan siswa bermain ini disebabkan oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan sehingga waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar/drill oleh guru, sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses permainan yang sebenarnya selain itu juga penggunaan bola basket sesungguhnya membuat ketaku-tan tersendiri bagi siswa karena rasa sakit yang ditimbulkan pada saat melakukan gerak dasar bermain bola basket sehingga siswa kurang tereksplorasi kebutuhannya dalam pembela-jaran. Oleh sebab itu, bila permasalahan ini tidak segera diatasi maka hasil belajar siswa pun tidak tercapai. Untuk memecahkan permasalahan ini, salah satunya memerlukan implementasi pendekatan bermain melalui aktivitas basket ball like games.

Permainan bola basket di sekolah dasar merupakan salah satu kegiatan/belajar dalam pendidikan jasmani untuk mendorong perkembangan kete-rampilan motorik, kemampu-an fisik (psikomotor), penge-tahuan dan penalaran (kognitif), serta penghaya-tan nilai-nilai (sikap-mental-spiritual-sosial).

Melalui implementasi pende-katan bermain pembelajarannya menekan-kan proses perpaduan antara taktik dan teknik permainan dalam waktu bersamaan, melalui proses itu siswa dapat memahami hakikat dari pembelajaran bola basket secara utuh dan sekaligus keterampilan bermain bola basket akan turut terlatih.

Bahagia (2010:134), mengemukakan: Permainan Mirip Bola Basket adalah permainan-permainan yang menyerupai permainan basket. Ini dilakukan karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah-sekolah terhadap permainan dan perlengkapan basket. Cara memainkan Permainan Mirip Bola Basket ini adalah dengan passing intercepting dengan mengguna-kan tangan, dan membuat skorenya dengan jalan memasukan bola ke dalam sasaran berupa keranjang atau apapun. Perlengkapan perma-inan yang diperlukan sangat sederhana yaitu berupa bola dari bahan apapun asal mudah untuk dioper-operkan dan mudah untuk ditangkap.

Berdasarkan uraian latar bela-kang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi pendek-atan bermain dalam upaya mening-katkan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap melalui aktivitas Per-mainan Mirip Bola Basket”. Penelitian ini merupakan peneliti-an tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas VI di SDN Brati 03 Kec. Kayen Kab.Pati.

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana upaya untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap bola melalui aktivitas Permainan Mirip Bola Basket pada siswa kelas VI di SDN Brati 03 Kec. Kayen Kab.Pati. Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bola basket aktivitas Permainan Mirip Bola Basket baik keterampilan gerak dasar maupun kemampuan bermain bola basket yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Implementasi pendekatan berma-in melalui aktivitas Permainan Mirip Bola Basket di sekolah dasar akan memberikan suasana baru secara holistik, apakah dari aspek minat, kegembiraan, pengetahuan, pemaha-man, kemampuan, disiplin dan kerjasama, sehingga proses pembela-jaran menggiring kepada eksplorasi potensi-potensi peserta didik karena pendekatan ini menawarkan pembela-jaran berpusat pada peserta didik. Dari konsep-konsep yang telah dipaparkan di atas, bila implementasi pendekatan bermain ini diterapkan seperti pada langkah-langkah PTK, maka diduga akan meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap melalui aktivitas basket ball like games pada siswa kelas VI SDN Brati 03 Kec. Kayen Kab.Pati.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu dari penelitian tindakan, penelitian tindakan itu sendiri adalah penelitian yang dilakukan oleh seseorang baik itu guru, karyawan, dll, untuk memperbaiki kondisi (pengajaran) atau situasi dengan cara mengimplementa-sikan sesuatu hal terhadap kondisi di lapangan, kemudian hasil dari penelitian tersebut direfleksikan kembali pada penelitian selanjutnya jika penelitian pertama belum berhasil atau mencapai target yang diinginkan. Pelaksanaan peneliti-an dilakukan selama kurang lebih satu bulan pada tahun ajaran 2013/2014 yang dilaksanakan yang disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jas-mani di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Brati 03 Kec.Kayen Kab. Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Brati 03 Kec. Kayen Kab.Pati dan objek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 43 orang siswa terdiri dari 20 siswa putra dan 23 siswa putri. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, catatn lapangan, dan evaluasi berupa tes pengukuran lempar tangkap bola.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar teknik analisis data dilakukan dalam tahapan-tahapan berikut: (1) menelaah seluruh data yang telah terkumpul, penelaahan dilakukan dengan cara menghi-tung data dari hasil tes lempar tangkap bola. (2) data yang sudah terkumpul dihitung kemudian dirata-ratakan agar lebih mudah untuk membaca hasilnya. (3) dibuat kalimat sesuai dengan hasil dari analisis data. (4) mengevaluasi hasil dari penelitian tentang kekurangan dari penelitian tersebut untuk diperbaiki dan diterapkannya pada siklus berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil observasi, dapat dilihat bahwa kemampuan tes praktek siswa tentang lempar tangkap bola basket pada pra siklus hanya memperoleh nilai rata-rata 38.046 sedangkan setelah dilakukan tindakan yaitu pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan bermain melalui Permainan Mirip Bola Basket pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata sebesar 38.512 dan pada siklus 2 meningkat sebesar 40.209.

Terjadi kenaikan nilai rata-rata pada setiap siklusnya. Untuk siklus I, hasil tes praktek lempar tangkap bola basket siswa masih belum dikatakan berhasil. Sementara itu, untuk siklus 2 nilai rata-rata sudah berhasil sesuai yang direncanakan peneliti yaitu terdapat peningkatan dari tiap siklus.

Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 telah memenuhi kriteria keberhasilan belajar siswa yang sudah direncanakan oleh peneliti. Sehingga pembelajaran telah dianggap tuntas berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan meng-gunakan implementasi pende-katan bermain melalui permainan mirip bola basket ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa setelah diterapkannya pendekatan ber-main melalui Permainan Mirip Bola Basket terdapat peningkatan hasil belajar dan peningkatan aktivitas belajar, dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata pada setiap siklus pembelaja-rannya. Pada siklus 1 diperoleh rata-rata hasil belajar tes praktek lempar tangkap bola siswa pada pra siklus sebesar 38.046, pada siklus I sebesar 38.512, pada siklus II sebesar 40.209.

SARAN

Guru hendaknya senantiasa melakukan inovasi dan metode yang tepat dalam setiap pembelajaran. Dilakukan peneliti-an lain yang membahas tentang aktivitas siswa dalam setiap kegiatan praktek penjaskes supaya diperoleh hasil penelitian yangfaktual serta menjadi referensi yang lebih menarik dan luas.

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, Y. (2010). Modul Per-mainan Invasi. Bandung: FPOK UPI.

Hidayat, Y. (2011). Buku Pedo-man Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olah-raga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI.

Juliantine, T et al. (2012). Modul Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, A. (2007). Asas dan Falsafah Pendidikan Jas-mani. Bandung: FPOK UPI.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendi-dikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.