UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME

DAN IMPERIALISME MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING PADA SISWA KELAS VIII E SEMESTER GENAP TAHUN 2019/2020

 

Umi Fadilah

SMP Negeri 1 Talang

 

ABSTRAK

Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah masih rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas selama dua siklus yang setiap siklusnya dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas Window Shoping. Dari hasil pengamatan pada siklus I selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar mulai meningkat yaitu dari 31 siswa ketuntasan belajar sebesar 70,97% atau 22 siswa dan 9 anak belum tuntas belajar atau sekitar 29,03%. Pada Siklus II dari 31 siswa ketuntasan belajar menjadi 90,32% atau 28 anak tuntas belajar dan 3 anak tidak tuntas belajar atau sebesar 9,68%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa melalui model Problem Based Learning dengan aktifitas window shoping dapat meningkatkan hasil belajar IPS Pada Materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/ 2020.

Kata Kunci:   Minat dan Hasil belajar IPS, model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas window shoping.

 

PENDAHULUAN

Perkembangan dan tuntutan zaman saat ini dan masa yang akan datang dalam dunia pendidikan, guru harus meningkatkan profesionalismenya. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menggairahkan, menantang, dan menyenangkan siswa. Konsekuensi dari tantangan tersebut diperlukan guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan. Guru memiliki peranan yang sangat strategis, baik sebagai perencana, pelaksana dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas, dan sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas guru bisa dilihat dari dua segi, yaitu segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Selain itu dapat dilihat juga dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Dari segi hasil guru dikatakan berhasil, apabila dalam apabila dalam pembelajaranya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang baik. (E. Mulyana, 2008:14)

Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih mendominasi pembelajaran (teacher centered) dan kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkomunikasikan ide – idenya. Padahal untuk mencapai kualitas dan kuantitas hasil belajar yang optimal, sudah seharusnya ada perubahan filosofi pendidikan dari tradisional atau konvensional ke sistem pembelajaran siswa yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Hal itu dibuktikan dengan analisis nilai hasil belajar yang dilakukan pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 Talang untuk materi Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia, ternyata nilai tuntas baru 18 siswa (58,07%), siswa yang masih di bawah KKM atau belum tuntas masih 13 siswa (41,93%). Padahal diharapkan yang tuntan minimal 75%.

Oleh karena itu agar hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS khususnya materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dapat meningkat, peneliti mencoba untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping dapat meningkatkan minat belajar IPS pada materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020? (3) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping berlangsung sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS materi pada materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang semester II Tahun Pelajaran 2019/2020?

Adapun tujuan diadakan penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Meningkatkan minat belajar IPS pada materi Perlawanan terhadap Kolonialimse dan Imperialisme melalui model Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar IPS pada materi Perlawanan terhadap Kolonialimse dan Imperialisme melalui model Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. (3) Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan aktivitas Window Shopping sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS pada materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Belajar

Menurut Rusman (2014: 1) belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada suatu tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Menurut Hewitt (2008: 35) mengatakan bahwa “learning is an active process of constucting knowledge”. Yang artinya belajar adalah sebuah proses aktivitas seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Proses mengkontruksi pengetahuan baru itu berdasakan dari pengetahuan lama dan pengalaman-pengalaman konkrit yang telah dimiliki sebelumnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, diambil kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan perilaku dan proses memperoleh pengetahuan baru yang dibangun dari pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Kegiatan belajar tidak hanya mengenalkan pengetahuan baru tetapi juga memperkuat pengetahuan yang sudah ada.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP

Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2010:57), adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam system pembelajaran adalah siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, spidol dan lain-lain. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan computer. Sementara prosedur terdiri atas jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Dalam pembelajaran aktif ditekankan pada bagaimana siswa mampu belajar cara belajar (learning to learn) sehingga dengan berbagai strategi guru, pembelajaran dijadikan suatu aktifitas yang menyenangkan (joinfull learning). Guru tidak boleh dipandang sebagai yang tahu segalanya, melainkan sebagai katalisator dan fasilitator.

Adapun hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat, mempelajari gejala dan masalah social yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian pembelajaran, pengertian IPS, hakekat dan misi IPS maka dalam kegiatan pembelajaran seharusnya siswa belajar mandiri, tidak tergantung kepada guru, melainkan siswa harus mengupayakan dirinya dalam memahami pelajaran.

Minat Belajar

Minat menurut Hardjana (1994) dalam Khairani (2013:142) merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2010:133) minat diartikan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Selanjutnya menurut Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan suatu rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dalam hal ini, besar kecilnya minat sangat bergantung pada penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu, tentu akan lebih memperhatikan dengan perasaan senang tanpa ada tekanan.

Menurut Djamarah (2008: 132) menyatakan bahwa minat dapat diekspresikan melalui: 1) pernyataan lebih suka akan sesuatu dari pada lainnya; 2) partisipasi aktif; 3) adanya perhatian yang lebih besar/ fokus pada sesuatu yang disukainya; 4) perasaan senang dalam pembelajaran. Pendapat Safari dan Djamarah di atas dilengkapi oleh pendapat Slameto (2010: 58) yang menjelaskan mengenai ciri-ciri siswa yang mempunyai minat adalah sebagai berikut: 1) mempunyai kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus; 2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati; 3) memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati; 4) ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktifitasyang diminati; 5) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya; 6) dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitasdan kegiatan.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2013: 22) bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. ”

Oemar Hamalik (2012: 35) mengatakan hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya, yang tidak tahu menjadi tahu.

Dalam peneitian ini untuk mengukur hasil belajar siswa peneliti menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa yang secara individu siswa harus mencapai nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM yaitu 70. Keberhasilan klasikal apabila siswa dalam kelas memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM sebanyak 85%.

Model Problem Based Learning (PBL)

Teori konstruktivis tentang belajar sebagai landasan filosofis model Problem Based Learning memberikan penekanan pada kebutuhan siswa untuk melakukan investigasi pada dunianya dan membangun pengetahuan bermakna secara individual. Pembelajaran ini mengharuskan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar yang dimulai dengan pemecahan suatu masalah.

Menurut Arends & Kilcher (2012: 326) menyatakan bahwa “problem based learning is a student centered approach that organizes curriculum and instruction around carefully crafted “ ill structured “ and real world problem situations”. Artinya Problem Based Learning adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana intruksi dan kurikulumnya disekitar masalah yang tersusun dalam situasi masalah dunia nyata.

Lebih lanjut Arends & Kilcher (2010: 328) menyatakan bahwa “problem-based learning promotes achievement and higher-order thinking. Learning activities that involve thinking, problem solving, and understanding often have more positive effects on student achievement than do more traditional teaching methods”. Pernyataan ini mengandung arti bahwa Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar dan berpikir tingkat tinggi. Aktivitas belajar yang melibatkan pemikiran, pemecahan masalah, dan pemahaman sering memiliki pengaruh lebih bagus pada hasil belajar siswa daripada menggunakan metode pengajaran yang lebih tradisional.

Dari pendapat para ahli diatas, maka disimpulkan yang dimaksud model Problem Based Learning dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebagai basis untuk mempelajari konsep baru dengan mendorong siswa melakukan kegiatan penyelidikan, sehinga siswa mampu mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

Model pembelajaran Windowshopping

Kata window ini biasa kita artikan sebagai sebuah jendela yang memberikan kita kebebasan untuk melihat dunia luar tanpa adanya gerakan melangkah dari tempat kita bediri, namun kita mampu melihat sekitar kita yang tak terbatas, kita mampu melihat pemikiran orang lain, begitu juga mereka dapat melihat pemikiran kita. Maka di asumsikan sebagai window. Shopping berarti berbelanja yang sudah sangat popular dalam pembelajaran sosial. Karena kata shopping bias kita asusmikan sebagai proses membeli dan diidentikan dengan tempat jual beli dan super market. Namun dalam proses pembelajaran kata shopping ini kita asumsikan bahwa setiap siswa di beri kebebasan untuk berjalan-jalan melihat karya orang lain dan memberikan pemahaman baru bagi orang yang berjalan melihat hasil karya orang lain.

Window Shopping adalah model pembelajaran berbasis kerja kelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya. Siswa ada yang bertugas sebagai penunggu toko untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Teman-teman yang dari kelompok lain dipersilahkan untuk bertanya.

Dalam model pembelajaran window shopping kita akan menemukan beberapa keunggulan yaitu siswa dilatih untuk kreatif, berlatih untuk bekerja sama, berlatih menghargai karya orang lain dan berlatih mendapatkan informasi bahan pelajaran secara mandiri.

Kerangka Berpikir

Upaya peneliti meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi pada pembelajaran kondisi awal penelitian masih belum dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan ditandai adanya pembelajaran menjadi kurang bermakna, monoton dan membosankan bagi kebanyakan siswa.

Rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran tersebut berdampak terjadinya kecenderungan hasil belajar yang juga rendah.

Analisis nilai hasil belajar IPS pada pembelajaran kondisi awal di kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang dengan KKM IPS adalah 70 diperoleh data bahwa tuntas sebanyak 18 siswa (58,07%), siswa yang masih di bawah KKM atau belum tuntas sejumlah 13 siswa (41,93%).

Mencermati permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif dan menarik bagi semua siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktivitas window shopping sehingga para siswa akan lebih mudah memahami materi melalui aktifitas melakukan permainan, turnamen atau kompetisi tertentu.

Upaya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas window shopping layak untuk digunakan, diharapkan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas window shopping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang Tahun Pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah minat dan hasil belajar IPS materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 yang masih rendah, selanjutnya akan ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas window shopping.

Setting/ Lokasi/ Subjek Peneltian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 1 Talang kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilakukan oleh Guru IPS sekaligus sebagai peneliti dan dibantu teman sejawat atau kolaborator yaitu seorang guru pada kelas yang lain.

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu bulan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020 dengan pertimbangan materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme diajarkan pada siswa kelas VIII Semester 2.

Subjek penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang kecamatan Talang, Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/ 2020 berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh selama melakukan penelitian tindakan kelas dengan materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme ini berbentuk data kuantitatif dan data kualitatif.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Metode Dokumentasi, (2) Metode Angket, (3) Metode Tes.

Analisis Data

Dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis. Analisis kedua data tersebut antara lain: (1) Data Hasil Angket hasil observasi terhadap minat siswa dalam pembelajaran model koooperatif Tipe Problem Based Learning dengan aktifitas window shopping diukur dengan menggunakan lembar angket. (2) Data Hasil belajar yang diukur dengan instrument tes hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, ketuntasan belajar perorangan dan ketuntasan belajar klasikal.

Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa memperoleh nilai tentang minat dan hasil belajar. Sedangkan data sekunder berasal dari pihak lain yang secara tidak langsung menunjang penelitian antara lain kepala sekolah dan tenaga administrasi sekolah.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Dalam penelitian ini pengambilan kesimpulan yang ditetapkan sesuai indikator kerja adalah sebagai berikut: (1) Minat belajar siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator kinerja yaitu jika minat belajar siswa telah mencapai 20 siswa atau di atas 51% dalam kategori tinggi. (2) Hasil belajar siswa yang meliputi ketuntasan perseorangan jika siswa telah mencapai nilai sama atau diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal IPS yaitu 70 dan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 75% atau 24 siswa.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Model penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto 2009:17).

Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu planning (perencanaan), acting (tindakan/pelaksanaan), observing (observasi/pengamatan), danreflecting (refleksi).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan masih belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, interaksi dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa masih rendah. Hampir sebagian besar waktu pembelajaran dominasi oleh guru, banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat kegiatan pembelajaran dan banyak siswa yang menunjukkan siskap masa bodoh dan kurang bersemangat, terlihat kurang minatnya siswa dalam belajar.

Minat belajar siswa pada pembelajaran kondisi awal diperoleh data minat belajar siswa sebagai berikut: Siswa merasa senang saat pembelajaran IPS ada 12 orang, siswa memperhatikan saat pembelajaran IPS ada 9 orang, siswa partisipasi dalam pembelajaran IPS ada 10 orang dan siswa yang punya kemauan untuk belajar sejumlah 10 orang. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sebelum diadakan tindakan masih sangat rendah.

Minat belajar siswa yang rendah seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah, sebagaimana hasil nilai belajar untuk materi Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia yang dilakukan pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Talang menunjukkan jumlah siswa yang tuntas belajar belum sesuai ketentuan tuntas belajar klasikal. Ketuntasan belajar klasikal adalah jika jumlah siswa yang tuntas belajar adalah ≥ 85%. Untuk ketuntasan hasil belajar juga dicantumkan secara perorangan maupun klasikal. Data hasil belajar siswa pada kondisi awal tersebut sebagai berikut: nilai tertinggi 85, nilai terendah 40, nilai rata-rata 66,29, tuntas 18 siswa (58,07%), siswa yang masih di bawah KKM atau belum tuntas sejumlah 13 siswa (41,93%).

 

Deskripsi Siklus I

Penilitian tindakan mengenai pembelajaran pada siklus I dilakukan dalam 3 pertemuan yaitu tanggal 10, 13 dan 17 Februari 2020. Pada siklus ini materi yang diajarkan adalah Perlawanan Terhadap Persekutua Dagang. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I ini meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I melalui pertemuan ke-1, 2 dan dilanjutkan pertemuan ke-3 untuk penilaian, sebelum penilaian diadakan pengamatan melalui pengisian angket tentang minat belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas Window Shoping. Peneliti melaksanakan pengamatan bersama-sama dengan teman sejawat guru Data yang diperoleh akan dijadikan refleksi untuk tindakan selanjutnya.

Minat Belajar

Hasil angket terhadap minat belajar siswa kelas VIII E materi Perlawanan Terhadap Persekutuan Dagang pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas Window Shoping diperoleh hasil analisis sebagai berikut: siswa yang memiliki kriteria minat sangat tinggi ada 5 siswa atau (16,13%), siswa yang memiliki kriteria minat belajar tinggi sejumlah 16 siswa atau (51,61%), siswa yang memiliki kriteria minat belajar sedang sebanyak 9 siswa atau (29,03%) dan siswa dengan kriteria minat belajar rendah, 1 siswa (3,23%). Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, minat belajar siswa diharapkan mencapai 24 siswa atau (75%) dari 31 siswa.

Hasil Belajar

Nilai tes hasil belajar siklus I, sebagai berikut: hasil belajar siswa pada siklus I nilai tertinggi adalah 85, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 71,13. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar 22 siswa (70,97%), belum tuntas 9 siswa (29,03%). Ada peningkatan ketuntasan belajar, pada kondisi awal sejumlah 16 siswa (51,61%) dan siklus I meningkat 22 siswa (70,97%), namun indikator ketuntasan klasikal belum mencapai target yaitu 75%.

Mencermati berbagai kekurangan yang telah ditemukan pada siklus I ini, maka perlu ditindaklanjuti pada siklus II. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pada tindakan siklus II pelaksanaan pada tanggal 2, 5, dan 9 Maret 2020, dengan materi Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda, model pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas Window Shoping. Disini terdapat 3 tatap muka. Kegiatan meliputi kegiatan belajar mengajar sebanyak 2 kali pertemuan dan dilanjutkan dengan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar. Proses tindakan untuk tahap penelitian sebagai berikut:

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II melalui pertemuan ke 1, 2 dan dilanjutkan pertemuan ke-3 untuk penilaian. Peneliti melaksanakan pengamatan bersama dengan teman sejawat.

 

 

Minat Belajar

Pengamatan terhadap minat belajar IPS materi Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda pada siswa kelas VIII E tahun pelajaran 2019/2020 pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas window shoping dengan jumlah siswa dalam kelompok 4 siswa, melalui pengisian angket minat belajar, hasilnya sangat memuaskan. Data yang diperoleh sebagai berikut: minat sangat tinggi ada 6 siswa (19,35%), minat tinggi ada 20 siswa (64,52%), minat sedang ada 4 siswa (12,90%) sedangkan minat rendah ada 1 siswa (3,23%). Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa minat belajar siswa pada siklus II, siswa kategori minat tinggi ada 20 siswa (64,52%) dan sangat tinggi ada 6 siswa (19,35%) sehingga jumlahnya sebanyak 26 siswa (83,87%). Ini berarti kriteria minat sudah mencapai indikator keberhasilan, bahkan melebihi dari yang sudah ditetapkan yaitu 75%. Mereka antusiasme dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktif berinteraksi dengan guru, interaksi dengan siswa lain, kerjasama dalam satu kelompok, aktivitas belajar dalam diskusi.

Hasil Belajar

Nilai tes hasil belajar yang telah diperoleh pada siklus II, bahwa hasil belajar siswa pada siklus II, menunjukan bahwa nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata 77. 10 sedangkan pada ketuntasan hasil belajar, siswa yang telah tuntas belajar sejumlah 28 siswa (90,32%), sedangkan yang belum tuntas ada 3 siswa (9,68%). Upaya pembelajaran materi perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan aktifitas window shoping dengan jumlah dalam setiap kelompok 4 siswa hasilnya cukup memuaskan.

Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh pada siklus I dan II dapat disampaikan bahwa:

  1. Data hasil pengamatan, terlihat minat belajar siswa dengan kriteria minat tinggi 5 dan sangat tinggi 16, jumlahnya 21 pada siklus I atau 67,76%, sedangkan pada siklus II meningkat, siswa dengan minat belajar tinggi 20 dan minat belajar sangat tinggi 6 sehingga jumlahnya menjadi 26 siswa atau 83,87% sehingga ada peningkatan sebesar 5 siswa atau 16,11%. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran problem based learning denga aktifitas window shoping dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme pada siswa kelas VIII E semester genap SMP Negeri 1 Talang tahun pelajaran 2019/2020.
  2. Data penilaian hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 85, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 71. 13. Sedangkan ketuntasan hasil belajar sejumlah 22 siswa atau 70,97%. Selanjutnya pada siklus II diperoleh nilai hasil belajar, nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata 7 10, sedangkan ketuntasan nilai hasil belajar mencapai 28 siswa atau 90,3%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis nilai tes setiap akhir siklus dan pembahasan penelitian pada bab IV, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Model pembelajaran problem based learning dengan aktifitas window shoping yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh pada antusiasnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Siswa terlibat lebih aktif dan senang, saling kerja sama, bertanggung jawab dan semangat selama proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
  2. Penerapan Pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dengan aktifitas window shoping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I, dari jumlah 31 siswa, yang tuntas belajar adalah 22 siswa atau 70,97%, sedangkan pada siklus II sebanyak 28 siswa atau 90,32%. Sebaliknya secara klasikal, siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan. Pada siklus I, siswa yang belum tuntas adalah 9 siswa atau 29,03% sedangkan pada siklus II adalah 3 siswa atau 9,68%.

Saran

  1. Guru lain perlu menerapkan model problem based learning dengan aktifitas window shoping sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran karena cukup efektif untuk meningkatkan minat siswa dan hasil belajar siswa.
  2. Guru hendaknya mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan bagi siswanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I & Kilcher, A. 2012. Teaching for student learning “becoming an accumplhised teacher”. Madision Avenue: Routladge.

Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Asdi Maliasatya

Hewitt, D. 2008. Understanding effective learning: Strategies for the classroom. New York: McGrow Hill.

Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Presindo

Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mulyasa,E. 2008. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Oemar Hamalik. 2012. Psikologi belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Rusman. 2014. Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalitas guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta