UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE TEKA-TEKI SILANG

PADA SISWA KELAS VIII.8 SMP NEGERI 1 TEMBILAHAN

 

Suriani

SMP Negeri 1 Tembilahan

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan dengan menerapkan metode pembelajaran Teka-Teki Silang untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan sebanyak 36 siswa. Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Jenis data yang dikumpulkan adalah data obserservasi minat belajar dan data hasil belajar kelompok. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk keabsahan data digunakan triangulasi. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila rata-rata persentase indikator minat belajar siswa mencapai 75% dan apabila 75% jumlah siswa kelas VIII.8 memiliki nilai minimal 70 sesuai kurikulum SMP Negeri 1 Tembilahan. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan metode pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS dikelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata persentase indikator minat belajar siswa setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata persentase indikator minat belajar siswa adalah 62%. Pada siklus II menjadi 70% atau mengalami peningkatan sebesar 8%. Pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 18% sehingga menjadi 88%. Hal ini berarti bahwa rata-rata persentase indikator minat belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu 75%. 2) Penerapan metode pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan persentase siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebesar 19% meningkat menjadi 61% pada siklus II. Selanjutnya masih mengalami peningkatan menjadi 81% pada siklus III. Hal ini berarti bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (70) telah melampaui kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%.

Kata Kunci: Crossword Puzzle, Minat Belajar Siswa, Pembelajaran IPS

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses untuk pengembangan diri manusia. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dan merupakan modal besar dalam menghadapi persaingan di saat ini. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi salah satu faktor penentu tercapai tidaknya tujuan pendidikan di Indonesia. Ada beberapa komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah guru, sarana dan prasarana, metode pembelajaran, kurikulum dan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan. Faktor dari dalam individu siswa juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, seperti minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menumbuhkan minat belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya minat belajar, tidak mungkin siswa memiliki kemauan belajar dan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Penggunaan metode pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat tentunya akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar yang tinggi akan membawa perasaan senang, sehingga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami atau diserap oleh siswa. Tanpa metode yang tepat, maka suatu proses pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran tersebut harus mampu mengikutsertakan semua siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sekaligus dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa diharapkan akan meningkat.

Kenyataanya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan seperti yang telah disampaikan di atas ternyata tidaklah mudah. Begitupula yang terjadi pada pembelajaran IPS. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi dan tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki (Wina Sanjaya, 2008: 1-2). Pembelajaran lebih berpusat pada guru sehingga kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran di kelas. Penggunaan metode ceramah merupakan pilihan utama dalam pembelajaran. Kondisi seperti ini yang terkadang membuat proses pembelajaran kurang menarik dan berpengaruh pada minat belajar siswa. Dengan optimalnya pelaksanaan pembelajaran IPS maka permasalahan sosial bisa dicegah dan dikurangi. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Tembilahan khususnya di kelas VIII.8 pada pelajaran IPS, siswa cenderung diam dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran hal tersebut dimungkinkan karena guru kurang bervariasi dalam penggunaan metode. Hasil Belajar dikelas ini juga tergolong rendah karena hanya 63% dari jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 70. Apabila keadaan yang demikian terus terjadi, tujuan pendidikan akan semakin jauh untuk dicapai. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang lebih menarik yang dapat menambah minat belajar siswa. Salah satu cara pembelajaran yang dianggap cocok untuk memecahkan permasalahan di atas adalah Metode Teka-Teki Silang.

Metode Teka-Teki Silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung (Himsyah Zaini. 2012: 71). Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Teka-Teki Silang Pada Siswa Kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti akan mencoba menerapkan metode Teka-Teki Silang untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Untuk itu, masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan metode Teka-Teki Silang pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan?”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar siswa setelah penerapan metode Teka-Teki Silang pada pembelajaran IPS di kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan.

Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, Sebagai berikut:

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahauan khususnya berkaitan dengan penerapan metode CROSSWORD PUZZLE atau teka teki silang Pada bidang mata pelajaran IPS dan dapat dijadikan literatur untuk penelitian yang relevan selanjutnya.

Manfaat Praktis

1.     Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang mengarah pada minat belajar khususnya mata pelajaran IPS.

2.     Bagi Guru

Dapat memberikan masukan bagi para guru IPS dan guru mata pelajaran lain, bahwa dengan penerapan metode CROSSWORD PUZZLE atau teka teki silang dapat mengatasi masalah rendahnya minat belajar siswa. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi sesama guru IPS untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya.

3.     Bagi Siswa

Penerapan metode dan media dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS sehingga dapat mengubah perolehan prestasi belajar yang lebih baik.

4.     Bagi Peneliti

Sebagai syarat kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b dan menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti.

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berasal dari Amerika dengan nama Social Studie. National Council for Social (NCSS) dalam Supardi (2011:182) bahwa IPS atau Social Studies sebagai berikut “Sosial studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, disciplin as anthropology, archaeology, psychology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences.” (Savege and Armstrong, 1996). Terkait dengan pengertian tersebut, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikatakan sebagai mata pelajaran di sekolah yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humoniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa “IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu bumi/geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya yang dimasudkan untuk mengembangkan pengetahui, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.” (Penjelasan pasal 37). Berdasar pada beberapa paparan mengenai pengertian IPS di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humoniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi).

disimpulkan tujuan dari pendidikan IPS sebenarnya erat kaitanya dengan pendidikan karakter. Seperti menumbuhkan rasa peduli dalam memahami lingkungan sekitar, mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Metode Pembelajaran Teka-Teki Silang

Metode pembelajaran Teka-Teki Silang merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengingat pelajaran yang berlangsung baik secara individu maupun dengan bekerja sama. Teka-teki silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa meninggalkan esensi belajar yang sedang berlangsung (Hisyam Zaini, 2008: 71-72). Pembelajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif dari pembelajaran oleh guru (Anita Lie, 2008: 31). Dengan demikian proses belajar dapat diperoleh dari bertukar pikiran antar siswa sehingga mereka dapat memahami pelajaran dan dapat mencapai keberhasilan dalam belajar. Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode Teka-Teki Silang merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang berguna untuk mengingat pelajaran sedang berlangsung baik secara individu maupun kelompok, metode ini juga dapat dijadikan strategi pembelajaran yang asyik dan menyenangkan tanpa menghilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung.

Adapun langkah-langkah metode Teka-Teki Silang sebagai berikut (Mel Silberman, 2005: 246):

a.     Mencurahkan gagasan beberapa istilah atau nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah disampaikan.

b.     Susunlah pertanyaan sederhana, yang mencakup item-item sebanyak yang kita dapat. Hitamkan kotak-kotak yang tidak diperlukan.

c.     Buatlah contoh-contoh item-item, gunakan diataranya dengan definisi pendek, kategori dan lawan kata.

d.     Bagikan teka-teki kepada peseta didik, baik secara individual maupun secara kelompok atau tim.

e.     Tentukan batasan waktu untuk menyelesaikan tersebut.

f.      Serahkan hadiah kepada individu atau tim yang menang dengan benda yang bermanfaat.

Adapun kelebihan dari metode ini (Mel Silberman, 2005: 101) yaitu mengajak siswa untuk belajar berdiskusi yang menyenangkan (Stimulating Discussion), mengajak siswa untuk belajar kelompok (Colaborative Learning), mengajak siswa untu belajar dengan sebaya atau teman satu kelas (Perr Teaching), dan mengajak siswa untuk belajar mandiri (Independent Learning). Selain mempunyai keunggulan metode ini juga mempunyai kelemahan dalam prosesnya siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk memikirkan dan mengisi teka teki silang baik secara individu maupun kelompok.

Minat Belajar

Minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga sisiwa bisa menguasai pelajaran. Pada akhirnya, prestasi yang berhasil akan menambah minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayat. (Djaali, 2007: 121-122). Menurut Djamarah (2008:166), minat berarti kecenderungan yang menetap dan mengenang beberapa aktivitas. Agus Sujanto (2004:92) berpendapat, bahwa minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Berdasarkan paparan di atas minat belajar merupakan suatu perhatian seseorang siswa yang tidak disengaja dan terlahir dengan penuh keinginan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas,serta suatu perasaan suka ataupun ketertarikan terhadap kegiatan pembelajaran yang timbul secara spontan dari diri pribadi. Menurut Crow dan Crow yang di kutip dan diterjemahkan Kasiji Z (1984: 159-160) menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang, yaitu faktor dorongan yang berasal dari dalam, faktor motif sosial dan faktor emosional

Menurut Muhibin Syah (2002:129), bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Menurut Dalyono (2001: 56-57), bahwa minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat belajar bisa tumbuh dari dalam dan dorongan dari luar yang menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran yang diikutinya. Dengan perasaan senang maka minat belajar akan tumbuh dengan sendirinya sehingga materi yang disampaikan guru pada saat proses pembelajaran bisa dengan mudah diterima siswa.

Hasil Belajar

Agus Suprijono (2012: 5) berpendapat bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Selanjutnya dijelaskan oleh Gagne, bahwa hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Dimyati dan Mudjiono (2010: 210) menjelaskan bahwa hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkam bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru sehingga terdapat perubahan tingkah laku dari siswa tersebut. Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2011: 22-33) mengklasifikasikan jenis jenis hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tinggi. Hasil belajar ranah afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotoris berhubungan dengan aktivitas fisik.

Kerangka Berpikir

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan belajar dikelola secara sengaja oleh pendidik untuk melibatkan peran aktif siswa dalam pemindahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kurangnya minat belajar siswa khususnya pelajaran IPS berdapak pada situasi belajar yang kurang aktif yang akan berdampak pada nilai akhir atau hasil belajar yang tidak sesuai yang diharapkan.

Tinggi rendahnya minat belajar dipengaruhi dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar seperti metode pengajaran dan media pembelajaran yang dipakai guru saat proses pembelajaran. Posisi guru yang sangat dominan dalam proses pembelajaran akan membuat siswa jenuh, apalagi metode yang digunakan guru kurang menarik dan hanya didominasi dengan ceramah. Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa pembelajaran aktif dengan memberikan model-model pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa agar dapat aktif untuk mengikuti pelajaran khususnya IPS.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan uraian kerangka berpikir, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode Teka-teki silang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan.

 

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tembilahan pada kelas VIII.8 Tahun Ajaran 2017/2018. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Juli s/d Oktober 2017. Pengambilan subjek penelitian ini didasarkan pada hasil observasi awal dan kesepakatan dengan guru. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 16 orang perempuan dengan jumlah 36 orang.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, dkk., 2008: 3). Penelitian ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & McTaggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai suatu kesatuan karena keduanya merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu sebagai berikut:

a.     Observasi

b.     Dokumentasi

c.     Catatan Lapangan

Instrumen Penelitian

a.     Lembar Obsevasi

Intrumen observasi digunakan oleh observer, peneliti dan guru melakukan pengamatan minat belajar peserta didik di dalam kelas saat dilakukan tindakan pada proses pembelajaran.

b.     Dokumentasi

Data yang diperoleh dengan cara dokumentasi yaitu berupa foto, video yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik saat tindakan pada proses pembelajaran.

c.     Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala kejadian selama proses penelitian berlangsung yang meliputi berbagai aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengolahan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 27 Juli 2017 dimana satu pertemuannya 2 Jam Pelajaran (JP) atau 2 x 40 menit. Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Selama pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati serta mencatat pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada siklus I belum optimalnya penjelasan dan pengkondisian pembelajaran dengan metode Teka-Teki Silang. Kelas yang belum terkontrol dengan baik pada saat penerapan metode Teka-Teki Silang. Waktu belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan efektif pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Pengamatan terhadap minat belajar siswa dilakukan dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap minat belajar siswa pada siklus I menunjukkan belum tingginya minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran Teka-Teki Silang. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pada siklus I rata-rata persentase indikator minat belajar siswa belum optimal atau belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75% karena rata-rata persentase indikator minat belajar siswa pada siklus I baru mencapai 62%. Adapun persentase tiap indikator minat belajar siswa pada siklus I yaitu perhatian 63%, ingin tahu 63%, keinginan 64% dan rasa senang 63%.

Berdasarkan hasil tes yang didapatakan bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebanyak 7 siswa dari 36 siswa atau baru mencapai persentase 19%. Oleh karena itu belum berhasil mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Sedangkan 81% siswa yang belum mencapai KKM ada sebanyak 29 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode pembelajaran Teka-Teki Silang dalam siklus I cukup baik, akan tetapi guru kurang obtimal dalam penerapan metode Teka-Teki Silang. Penguasaan kelas masih kurang sehingga banyak siswa yang berbuat keramaian di kelas dan dibiarkan saja. Beberapa kendala yang ditemukan pada siklus I antara lain belum optimalnya penjelasan dan pengkondisian pembelajaran dengan metode Teka-Teki Silang, kelas yang belum terkontrol dengan baik pada saat penerapan metode Teka-Teki Silang, waktu belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan efektif pada saat pembelajaran di kelas berlangsung, masih ada sebagian siswa yang belum focus dan ribut di kelas, serta rata-rata persentase indikator minat belajar belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan karena baru mencapai 62%.

Siklus II

Pembelajaran mata pelajaran IPS pada siklus II ini merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran Teka-Teki Silang. Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Agustus 2017. Pembelajaran berlangsung pada jam ke 1-2 selama 2 x 40 menit. Hasil pengamatan atau observasi terhadap terhadap siswa pada siklus II ini adalah siswa terlihat bosan dalam mengikuti kegiatan pada awal pembelajaran. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. Akan tetapi, pada akhirnya guru yang memberikan kesimpulan karena siswa masih belum ada yang berani menyimpukan materi pelajaran. Secara umum pengamatan terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat dikatakan mengalami peningkatan dari siklus I. Akan tetapi rata-rata persentase indikator minat belajar siswa pada siklus II belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa pada siklus II rata-rata persentase indikator minat belajar siswa belum optimal atau belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75% karena rata-rata persentase indikator minat belajar siswa pada siklus II baru mencapai 70%.

Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus II sebanyak 22 siswa dari 36 siswa atau baru mencapai persentase 61%. Oleh karena itu belum berhasil mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Sedangkan 39% siswa yang belum mencapai KKM ada sebanyak 14 siswa. Berdasarkan hasil obsevasi kegiatan pembelajaran dan catatan lapangan setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II, dapat diperoleh kesimpulan bahwa upaya peningkatan minat belajar siswa dengan metode pembelajaran Teka-Teki Silang lebih baik dari siklus I. Akan tetapi, guru masih kurang optimal dalam penyampaian materi di awal pembelajaran, dalam memberikan motivasi kepada siswa masih belum optimal. Pada siklus II ini siswa mulai menunjukan adanya minat belajar IPS dengan baik. Siswa yang tadinya jarang membaca menjadi aktif membaca materi yang diberikan oleh guru. Terlihat mereka lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Beberapa tindakan yang mengakibatkan kegagalan pada siklus II ini adalah pengelolaan kelas belum sepenuhnya berhasil, beberapa siswa masih ramai pada saat pembelajaran di kelas, terutama siswa laki-laki, peningkatan minat belajar siswa melalui penggunaan gambar belum optimal, dan hanya sedikit siswa yang berani bertanya dan menanggapi pertanyaan dari guru.

Siklus III

Pembelajaran mata pelajaran IPS pada siklus III ini merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran siklus III dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 3 Agustus 2017. Pembelajaran berlangsung pada jam ke 4-5 selama 2 x 40 menit. Pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus III menunjukkan bahwa siswa terlihat lebih berminat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa terlihat sangat bersemangat. Siswa juga lebih berani dalam menyampaikan ide maupun pendapatnya dalam menjawab pertanyaan guru. Selain itu siswa juga lebih berani bertanya. Siswa yang pada siklus sebelumnya terlihat pasif juga sudah mulai aktif. Secara umum pengamatan terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus III terlihat mengalami peningkatan dari siklus II. Peningkatan dari siklus II tersebut mengakibatkan rata-rata persentase minat belajar siswa pada siklus III mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada siklus III rata-rata persentase indikator minat belajar siswa sudah optimal atau sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75% karena rata-rata persentase indikator minat belajar siswa pada siklus III mencapai 88%. Adapun persentase tiap indikator minat belajar siswa pada siklus I yaitu perhatian 87%, ingin tahu 86%, keinginan 90% dan rasa senang 92%.

Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus III sebanyak 29 siswa dari 36 siswa atau baru mencapai persentase 81%. Oleh karena itu belum berhasil mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Sedangkan 19% siswa yang belum mencapai KKM ada sebanyak 7 siswa. Pada siklus III, pengaruh penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang terhadap peningkatan minat belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPS sangat besar, terlihat dari hasil belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan antara guru dengan peneliti pada siklus III, maka secara umum upaya perbaikan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan seperti yang telah dijelaskan pada BAB II terbukti atau diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi dan paparan data sebagaimana dikemukakan pada BAB IV dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut:

a.     Penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dikelas VIII.8 SMP Negeri 1 Tembilahan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata persentase indikator minat belajar siswa setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata persentase indikator minat belajar siswa adalah 62%. Pada siklus II menjadi 70% atau mengalami peningkatan sebesar 8%. Pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 18% sehingga menjadi 88%. Hal ini berarti bahwa rata-rata persentase indikator minat belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu 75%.

b.     Penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan persentase siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebesar 19% meningkat menjadi 61% pada siklus II. Selanjutnya masih mengalami peningkatan menjadi 81% pada siklus III. Hal ini berarti bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (70) telah melampaui kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti mempunyai beberapa saran sebagai berikut:

a.     Guru sebaiknya menerapkan metode pembelajaran Teka-Teki Silang.

b.     Dalam penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang, guru sebaiknya lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan lebih memotivasikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

c.     Siswa hendaknya mempunyai minat belajar yang tinggi dalam setiap kegiatan pembelajaran karena manfaat dari minat belajar itu sangat banyak.

d.     Agar siswa lebih senang dalam mengikuti KBM, supaya terjalin komunikasi yang baik dengan sesama teman dalam memecahkan suatu masalah yang ditemui.

e.     Para peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan indikator minat belajar lebih luas lagi dari peneliti agar indikator-indikator yang ditampilkan siswa dapat diamati lebih detail.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rachman Abror. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Agus Sujanto. (2004). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dalyono, M. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Mukminan. (2003). Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjut Pertama.

Hisyam Zaini, dkk. (2008). Strategi pembelajaran aktif, Yogyakarta: pustaka insani madani.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita (2008). Cooperative Learning, Grasindo: Jakarta.

Moleong, Lexy J.(2005). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Ngalim Purwanto. (2004). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Silberman, Mel. (2005). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktive Yogyakarta: Pustaka iInsane madani.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Somantri, M. N. (2001). Mengagas pembaharuan pendidikan IPS. Bandung: PT. rosda karya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

Wina Sanjaya.(2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.