UPAYA MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENGGUNAAN

MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS X MM 2

SMK NEGERI 2 ADIWERNA

Fasikhati

SMK Negeri 2 Adiwerna

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa dengan penggunaan media audio visual pada siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna semester gasal tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian tindakan kelas ini dirancang menggunakan 2 siklus. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan melaksanakan dua kali siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Alat pengumpulan data dengan menggunakan angket dan observasi, hasilnya mengalami peningkatan, dari ketuntasan klasikal 60,0% pada siklus I meningkat menjadi 82,50% pada siklus II. Perubahan perilaku siswa lebih aktf dan termotivasi dalam mengikuti dalam mengikuti pelajaran.

Kata kunci: minat siswa, layanan bimbingan klasikal, media audio visual

 

PENDAHULUAN

Minat peran siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling sangat penting. Sebagaimana Agus Sujanto (2004: 92) berpendapat bahwa: ‘Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang lahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya”. Jika mempunyai minat, maka siswa akan menaruh perhatian pada pemberian layanan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Syaiful Bahri Djamarah (2008): ‘Jika seseorang memiliki minat terhadap suatu aktivitas maka mereka bisa menyukai dan memperhatikan aktivitas itu dengan rasa senang. Minat yang sangat besar tentu akan mempengaruhi cara dan tingkat kemalasan seseorang’.

Merupakan suatu pengalaman pribadi sebagai guru BK, ketika mendapati kenyataan bahwa salah satu strategi layanan Dasar yaitu kegiatan layanan Bimbingan klasikal yang diselenggarakan dalam kelas kurang mendapatkan minat dari siswa. Hal ini terlihat dari seringnya layanan bimbingan klasikal yang diselenggarakan kurang mendapat perhatian yang antusias dari siswa. Pada pemberian layanan bimbingan klasikal, pada awalnya siswa fokus memperhatikan tetapi tidak berjalan lama kurang lebih 15 menit dan suasana di kelas tidak seperti yang diharapkan. Guru BK ambil contoh pada awal semester gasal tahun pelajaran 2019/2020, guru BK mempunyai pengalaman yang pantas untuk menjadi bahan refleksi diri. Ketika guru BK memberikan layanan bimbingan klasikal di kelas X MM 2. Berdasarkan catatan Guru BK pada saat itu, dari jumlah siswa 36 yang hadir 35 tidak hadir satu (1) alasan sakit, terlihat yang duduk dibelakang pojok 2 orang siswa laki-laki berbicara sendiri, satu siswa laki-laki diam mendengarkan tetapi asyik menulis di buku, dua siswa perempuan yang lain ijin ke belakang, satu siswa laki laki yang duduk didepan pojok dekat pintu menelungkupkan badannya dimeja.

Melihat kenyataan diatas, maka guru BK terdorong dan disertai kesadaran untuk bekerja secara profesional dan melakukan refleksi diri dalam rangka memperbaiki kinerja maka dilakukanlah penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) ini.

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakikat Aktivitas Belajar

Aktivitas dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Aktivitas adalah kondisi psikologis yang menimbulkan, mengarahkan, dan mempertahankan tingkah laku tertentu (Pitrinch & Schunk, dalam Sukadji & Singgih-Salim, 2001).

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri siswa. Perubahan yang merupakan hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap (Winkel, 1991: 14). Belajar juga menghasilkan suatu perubahan tingkah laku keterampilan, kemapuan dan kecakapan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar.

Menurut Grendler (1994: 1), belajar adalah sikap proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai suatu hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sudjana (2001: 28), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.

Slameto (2010) menyatakan bahwa, minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dalam diri individu yang bersangkutan (misal: umur, bobot, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian) dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Layanan Bimbingan Klasikal

Menurut Santoso (2011: 139) bimbingan kelas (klasikal) adalah program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai layanan yang diberikan kepada semua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses bimbingan program sudah disusun secara baik dan siap untuk diberikan kepada siswa terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan oleh seorang guru BK kepada siswa secara kontak langsung terutama pemahaman siswa terhadap bahaya prilaku seks bebas. Pada bimbingan klasikal ini menggunakan berbagai macam alat bantu seperti: media cetak, media panjang, oht, rekaman radio-tape, media audio visual dan lain lain. Dalam penelitian ini peneliti memberi layanan bimbingan klasikal dengan materi layanan tentang pemahaman siswa yang berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karier serta aspek-aspek perkembangan siswa.

Adapun tujuan bimbingan klasikal di sekolah adalah untuk membantu siswa dalam (1) Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi. (2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial. (3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani. (4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi. (5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka lulus.

Media Audio Visual

Audio Visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan), meliputi media yang dapat dilihat maupun didengar suaranya (Anitah,2010:54). Media audio visual merupakan kombinasi antara media audio dan visual. Media audio visual adalah media yang penyampainnya pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Penggunaan media ini, maka layanan bimbingan klasikal akan semakin lengkap dan optimal.

Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap (Rohani,1997:97-98).

Bisa disimpulkan bahwa media audio visual adalah media yang menampilkan suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassete, dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya dari tape recorder.

Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan Bimbingan Klasikal

Menurut Sutikno (2009:102-103) Bahwa ada beberapa fungi penggunaan media dalam proses belajar mengajar, diantaranya: menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa dikondisikan, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi siswa yang mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar, melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, dan meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Dari pengalaman sebagai guru BK dalam melaksanakan layanan Bimbingan Konseling dalam hal ini adalah layanan klasikal kurang mendapat minat untuk diikuti oleh siswa. Layanan bimbingan klasikal yang dilaksanakan di dalam kelas menurut peneliti perlu diadakan suatu peningkatan. Dalam rangka peningkatan ketrampilan penyelenggaraan layanan bimbingan klasikal dan untuk meningkatkan antusias siswa peneliti menggunakan metode ceramah dengan alat bantu media audio visual. Terdorong untuk bekerja secara profesional dan untuk melakukan refleksi diri dalam rangka memperbaiki kinerja serta meningkatkan ketrampilan sebagai guru BK, maka dilakukanlah penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

“Meningkatnya minat mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna semester gasal tahun pelajaran 2019/2020”.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan jenis Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK). Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling merupakan bentuk suatu kajian yang bersifat reflektif dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi praktek pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian dapat dilaksanakan jika guru BK sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses layanan bimbingan klasikal yang dihadapi di kelas.

Adapaun identifikasi variable dalam peneltian ini adalah (1) variabel terikat yaitu dalam hal minat mengikuti layanan bimbingan klasikal. (2) variabel bebas dalam penelitian tindakan ini adalah layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan ini adalah seluruh siswa kelas X MM 2 semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal sejumlah 36 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Penelitian ini tidak menggunakan sampel, karena seluruh obyek yaitu siswa kelas X MM 2 semester gasal Tahun Pelajaran 2019/2020, menjadi subyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual.

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X MM 2 semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal yang beralamatkan Jalan Raya II Pesarean Adiwerna Kabupaten Tegal.

Sedangkan waktu penelitian adalah pada semester gasal Tahun Pelajaran 2019/2020 mulai bulan Juli 2019 sampai dengan Bulan November 2019..

Teknik dan metode pengumpulan data

Tehnik ini menjadi pilihan peneliti karena meskipun cukup namun tetap diakui secara ilmiah. Triangulasi dapat dilakukan sederhana dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data

Menurut Nazir (2005:50) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Arikunto (2006:46 menyatakan metode atau teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Alat-alat yang dapat digunakan dalam penelitian ini meliputi skala percaya diri, observasi dan dokumentasi.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran. Menurut Samsudi (2009:98) “ teknik pengukuran pada umumnya dilaksanakan dalan bentuk tes (tertulis atau kinerja) dan pengukuran menggunakan skala (sikap dan penilaian).Teknik pengukuran banyak digunakan dalam mengukur pengetahuan, pemahaman, ataupun sikap terhadap suatu obyek”.

Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yaitu skala minat. Alasannya skala lebih banyak dipakai untuk aspek afektif. Aspek-aspek afektif yang seperti minat, sikap, dan berbagai variabel kepribadian lain semisal agresivitas, self esteem, locus 0f control, motivasi belajar, kepemimpinan, dan lain-lain (Azwar, 2005:3). Minat termasuk afektif sehingga sangat tepat jika diukur dengan skala psikologis.

Skala minat diberikan pada awal penelitian (pre test) dan akhir penelitian (post test) pada setiap siklus. Pre test digunakan untuk mengetahui tingkat minat siswa. Kategori tingkat minat siswa yaitu, tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan post test digunakan untuk mengetahui perubahan tingkat minat setelah dilakukan treatment dan sebagai pembanding dari hasil pre test.

Skala minat menggunakan tiga pilihan jawaban. Jawaban dari pernyataan yang diberikan telah tersedia sehingga subyek tinggal memilih salah satu dari tiga alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya. Pilihan jawaban yang tersedia yaitu: Kurang Sesuai (KS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS).

Alat pengumpul data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi. Data yang dikumpulkan berupa aktivitas siswa di dalam kelas yang berupa minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal.

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Dalam hal berupa tiga aspek, perhatian, perasaan dan motivasi. Pedoman observasi yang dibuat menggunakan empat pilihan jawaban. Jawaban dari pernyataan yang diberikan telah tersedia sehingga observer tinggal memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan

Design Penelitian

Pada prosesnya, penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas 3 pertemuan dan masing-masing pertemuan menggunakan tahap tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Observasi awal dilakukan sebelum mulai melaksanakan siklus I dan II. Observasi ini dilakukan dengan wawancara dan observasi terhadap siswa, instrumen observasi awal berkaitan dengan (1) tanggapan siswa terhadap materi materi yang diberikan (2) kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran (3) harapan siswa dalam pembelajaran.

Tahap kedua dalam kegiatan penelitian ini adalah tindakan, tahapan ini merupakan realisasi dari langkah-langkah yang telah direncanakan. Pada tahap ini diperlukan adanya peran aktif siswa dan guru, siswa diharapkan mengetahui kaidah materi pembelajaran. Berhasil tidaknya penelitian ini tergantung ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar dan peningkatan perilaku siswa.

Tahap ketiga adalah observasi, pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh kolabor atau rekan guru satu rumpun mata pelajaran. Pada kegiatan ini kolabor melakukan observasi terhadap keseluruhan kegiatan pembelajaran, yaitu suasana kelas, respon siswa, perilaku-perilaku tertentu siswa, dan keaktifan siswa selama pembelajaran.

Langkah berikutnya setelah kegiatan observasi adalah refleksi, pada kegiatan ini peneliti melakukan diskusi dengan teman kolabor dan siswa berkaitan dengan hal-hal selama pelaksanaan penelitian dikelas. Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai acuan untuk langkah perbaikan berikutnya.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus ada tiga kali pertemuan layanan. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi.

Sementara PTK Model John Elliot, setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran.

Rancangan penelitian yang akan dilakukan pada kegiatan penelitian tindakan bimbingan dan konseling meliputi rancangan umum dan rancangan khusus. Rancangan umum penelitian terdapat tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rancangan khusus penelitian tindakan disesuaikan dengan desain penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Prosedur Penelitian Siklus 1

  1. Perencanaan: 1) Menetapkan kolaborator yaitu rekan sejawat guru bimbingan dan konseling. 2) Mengatur waktu pertemuan, yaitu membuat jadwal pelaksanaan kegiatan yang disepakati antara peneliti, kolaborator, observer, dan siswa. 3)Menetapkan fasilitas layanan bimbingan klasikal, meliputi ruangan dan kelengkapan administrasi yaitu daftar hadir, lembar evaluasi (laiseg) rencana pelaksanaan layanan (RPL). 4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu skala minat dan pedoman observasi. 5) Mengembangkan prosedur pelaksanaan layanan bimbingan klasikal melalui tahap pembukaan, inti dan pengakhiran. 6) Menyiapkan topik bahasan atau materi layanan. 7)Menetapkan indikator keberhasilan siklus 1 yaitu sebagian besar siswa pada kategori tinggi.
  2. Tindakan: Menerapkan tindakan layanan bimbingan klasikal melalui penggunaaan media audio visual mengacu pada prosedur pelaksanaan layanan bimbingan klasikal.
  3. Pengamatan:Kolaborator (guru bimbingan dan konseling) melakukan pengamatan terhadap siswa dan peneliti dengan menggunakan format observasi layanan bimbingan klasikal.
  4. Refleksi: 1)Peneliti beserta kolaborator, melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan,meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. 2) Peneliti beserta kolaborator, mendiskusikan faktor-faktor yang menghambat dan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus 2.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pencapaian peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut.

Adanya peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal setelah diterapkan media audio visual yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase minat siswa dari siklus I ke siklus II, dengan ketuntasan klasikal 80% siswa dalam kelas meningkat prestasi belajarnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data Kondisi Awal

Kondisi awal pada siswa kelas X MM 2 semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 di SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal dalam motivasi dan rasa minat masih rendah, berdasarkan data bahwa nilai minat mengikuti layanan bimbingan kalsikal pada siswa Kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna adalah 45,00%. Angka ini menunjukkan bahwa minat siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal masih tergolong rendah.

Berdasar pada fakta di atas, masih terdapat kekurang optimalan layanan bimbingan klasikal. Adapun pokok masalahnya bersumber kepada kurang berhasilnya guru BK dalam hal ini adalah peneliti dalam melaksanakan layanan, sehingga mutu layanan kurang optimal dan hasilnya kurang utuh bagi pemahaman siswa.

Data Siklus I dan II

Layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual telah terbukti mampu meningkatkan minat siswa. Hal ini ditunjukkan oleh skor post test minat siswa yang semakin meningkat, baik pada siklus 1 maupun siklus 2.

Peningkatan minat tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat siswa diantaranya adalah faktor kemampuan guru BK, situasi dan kondisi lingkungan sekitar serta materi atau topik yang dibahas.

Layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual secara efektif telah mampu meningkatkan rasa minat siswa. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau terampil bertanya pada diskusi kelompok.

Besarnya layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual secara efektif telah mampu meningkatkan rasa minat siswa. Hal ini ditunjukkan pada siklus I rasa minat belajar sebesar 60,0% sedangkan siklus II meningkat menjadi 82,50% sehingga dikatakan berhasil karena diatas ketuntasan klasikal 80%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dan sebagai obyek adalah siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020 dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat siswa Kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna melalui dua siklus penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Setiap siklus penelitian, peneliti memberikan tiga kali layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual dengan memberikan materi layanan yang berbeda. Pada setiap siklus, diberikan pre tes dan post test untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-masing siklus. Besarnya Layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual diperoleh kenaikan minat siswa dari pra tindakan 45%, siklus 1 meningkat menjadi 60% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82,50% yang berarti telah diatas ketuntasan klasikal yang ditetapkan 80%.
  2. Layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual terbukti mampu meningkatkan minat siswa kelas X MM 2 SMK Negeri 2 Adiwerna

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka untuk mengembangkan gagasan dalam rangka meningkatkan minat siswa, diberikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling. Guru pembimbing dapat memberikan bimbingan dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, sehingga dapat menyampaikan materi bimbingan di kelas dengan lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual untuk meningkatkan minat siswa mengikuti layanan tersebut hendaknya dapat diterapkan dalam program bimbingan dan konseling di sekolah.
  2. Bagi Siswa.Pihak sekolah dapat mengembangkan media audio visual dalam penyampaian materi, sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti bimbingan di kelas. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai layanan bimbingan klasikal dalam kehidupan sehari-hari

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Soejono, 1980. Pendahuluan Didaktik Metodik Umum, Bandung; Bina Karya

Arikunto Suharsimi, Dr, 1982. Prosedur Penelitian 1, Yogyakarta: FIP IKIP.

Djarwanto PS, SE, 1990. Pokok – Pokok Metode Riset dan Bimbingan Tehnis

Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Liberty.

Depdikbud RI, 1997. Buku Pengelolaan KBM dalam Pendidikan Sistem Ganda,

Jakarta: Depdikbud.

Harjanto,Drs.,1996, Perencanaan Pengajaran, Solo: Rineka Cipta

Moh. Nazir, Ph.D, 1988, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyadi HP, Dr. H. M.Pd, 2007, Sistem Penilaian KTSP, Semarang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah.

Nana Sudjana,1982, Dasar–dasar Penilaian Hasil Belajar, Jakarta:CV. Serajaya.

Pupuh Fatkhurrohman, Prof. 2007, Strategi Belajar Mengajar melalui konsep umum dan konsep Islami, Bandung, PT. Refika Aditama.

Roestiyah N.K,Dra, 1998, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.

Supardi, 2011, Publukasi Ilmiah berdasarkan Permenpan No. 16 Tahun 2009, Yogyakarta, Penerbit Andi Offset

Supardi Suhardjono, 2011, Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Penerbit Andi Offset