MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI INTERAKSI KERUANGAN

DI DALAM KEHIDUPAN NEGARA ASEAN

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DI KELAS 8B SMP NEGERI 7 SALATIGA

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Krisnuraini

SMP Negeri 7 Salatiga

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS di kelas 8B SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian menggunakan model Problem Based Learning dalam dua siklus. Kondisi pra siklus di kelas 8B yang berjumlah 26 orang nilai rata-rata 61,54. Ada 13 orang memperoleh nilai dibawah KKM 70. Secara klasikal kelas 8B belum tuntas. Setelah dilakukan tindakan di siklus I terjadi peningkatan nilai rata-ratanya menjadi 76,54. Kemudian pada siklus II naik lagi 85. Motivasi belajar di siklus I yang masuk kategori aktif 8 orang (30,8%), sedang 10 orang (38,5%) dan kurang aktif 8 orang. Di siklus II ada peningkatan yang kategori aktif 18 orang ( 69,23%), sedang 8 orang (30,76) dan tidak terdapat peserta didik yang kurang aktif.

Kata Kunci: Motivasi dan Hasil Belajar, Model Problem Based Learning (PBL)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki andil besar dalam mewujudkan manusia berkualitas melalui pembelajaran. Maka perlu dilakukan managemen sekolah yang baik, sarana prasarana memadai serta melibatkan masyarakat. Namun faktor utamanya tetap guru. Dengan proses pembelajaran yang dilakukan guru baik akan terjadi peningkatan mutu pendidikan.

Proses belajar mengajar yang dilakukan guru IPS selaku peneliti selama ini lebih banyak menggunakan ceramah, tanya-jawab dan latihan soal. Belum menggunakan suatu model mengajar variatif dan efektif yang dapat menciptakan motivasi serta kondisi belajar menyenangkan. Sehingga dalam proses belajar mengajar muncul beberapa masalah mengenai sikap peserta didik: kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru sebab tidak termotivasi, kurang memiliki kemauan dalam mengerjakan latihan soal, silih berganti minta ijin ke belakang, mainan lemparan kertas yang isinya surat-suratan, kurang merespon pertanyaan yang diberikan guru, mengikuti pembelajaran cenderung kurang fokus dan sering membuat gaduh sehingga konsep IPS kurang dipahami. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar. Adapun hasil belajar tersebut dapat dilihat dari data perolehan Test Formatif: nilai tertinggi 90, nilai terendah 40 dan nilai rata-rata 61, 54 (dibulatkan 62). Di kelas 8B jumlah 26 orang terdapat 13 orang memperoleh nilai dibawah KKM 70. Ini artinya secara klasikal kelas 8B belum mencapai ketuntasan belajar.

Dengan memperhatikan faktor penyebab rendahnya motivasi belajar dan rendahnya hasil belajar maka guru mencari solusi untuk memperbaiki proses belajar mengajar menggunakan model Problem Based learning pada materi interaksi keruangan didalam kehidupan negara ASEAN. Diharapkan penggunaan model Probem Learning peseta didik akan lebih termotivasi dan mudah menemukan maupun memahami konsep yang sulit dengan cara belajar berkelompok atau berdiskusi serta saling membantu memecahkan masalah.

Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar? (2) Apakah melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS bagi kelas 8B SMP Negeri 7 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?

KAJIAN TEORI

Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Winkel (2003) dalam Puspitasari (2012) pengertian motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Sedangkan menurut Clayton Alderfer dalam Hamdhu (2011) pengertian motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang ada pada diri seseorang untuk belajar untuk mencapai prestasi.

Hasil Belajar

Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar , dalam pengertian yang lebih luas mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Arifin (2012:298) mendefinisikan hasil belajar merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan puncak proses belajar. Ada juga yang berpendapat hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto,2013:5). Disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu setelah menerima pengalaman belajar.

Hakekat IPS

Trianto (2010:171) menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial masyarakat yang diwujudkan dalam satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang Ilmu Sosial. IPS merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS , peserta didik diarahkan menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (Permendiknas No 22 Tahun 2006). Disimpulkan IPS adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah sosial, merupakan penyederhanaan dari berbagai cabang ilmu sosial.

Konsep Dasar Model Problem Based Learning

Guru di era abad 21 dituntut mampu menggunakan model pembelajaran yang berkaitan erat dengan cara memecahkan masalah. Sanjaya (2007) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah. Sedangkan menurut Suyanto (2009) model PBL merupakan proses pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan nyata peserta didik sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. Disimpulkan model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model mengajar merangsang peserta didik untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki guna membentuk konsep pengetahuan yang baru.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Waktu ,Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan September tepatnya di semester satu atau ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 yang beralamat di Jl.Setiaki 15 Salatiga. Yang menjadi subyek dari penelitian ini adalah kelas 8B yang berjumlah 26, terdiri dari 14 perempuan dan 12 laki-laki.

Sumber, Teknik dan Pengumpul data

Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu (1) data awal yang diperoleh dari data kondisi awal. (2) data hasil tes dari siklus I (3) data hasil tes siklus II.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi: (1) dokumentasi untuk data kondisi awal (2) Observasi untuk data proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (3) Tes untuk data hasil belajar. Alat pengumpul datanya adalah tes bentuk pilihan ganda dan lembar observasi.

Validasi data Analisis Data

Validasi digunakan adalah triangulasi sumber yang dilakukan berkolaborasi teman sejawat untuk pengamatan proses pembelajaran. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar di tiap-tiap siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal, data perolehan Test Formatif: nilai tertinggi 90, nilai terendah 40 dan nilai rerata 61,54 (dibulatkan 62). Dengan rincian: nilai 70-90 diperoleh 13 orang. Nilai 40-60 diperoleh 13 orang. Kelas 8B yang berjumlah 26 orang terdapat 13 orang memperoleh nilai dibawah KKM 70. Ini artinya secara klasikal kelas 8B belum mencapai ketuntasan belajar. Siklus I pembelajaran menggunakan model Problem based Learning kelompok besar hasil belajar mengalami perubahan peningkatan, yang semula nilai tertinggi hanya 90 mengalami kenaikan 100 walaupun nilai tersebut hanya diperoleh 2 orang saja. Nilai terendah yang semula 40 mengalami kenaikan menjadi 50. Sedangkan nilai rata-ranya pada kondisi awal 61,54 (dibulatkan) 62 bisa meningkat 76,54 (dibulatkan 77). Untuk pengamatan motivasi belajar diperoleh data: kategori aktif 8 orang (30,8%), sedang 10 orang (38,5%) sedangkan 8 orang masih belum semangat dan termotivasi untuk aktif dalam diskusi. Siklus II, pada siklus II model Problem Based Learning dilakukan dalam kelompok kecil. Sebagai hasil belajarnya nilai tertinggi 100 yang diperoleh 8 orang, nilai terendah 60 ada 1 orang dan nilai rata-rata 85. Sedangkan hasil observasi motivasi belajar peserta didik yang masuk kategori aktif 18 orang (69,23%), sedang 8 orang (30,76%) dan tidak terdapat peserta didik yang tidak akif.

Perbandingan Tiap Siklus

Tabel Perbandingan Hasil Belajar

Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II Keterangan
Tertinggi 90 100 100 Nilai meningkat dari 90 menjadi 100 pada siklus I dan siklus II
Terendah 40 50 60 Nilai meningkat dari 40 ke 50 pada siklus I dan di siklus II meningkat lagi 50 ke 60. Pada kondisi awal nilai terendah 40 meningkat 60 di siklus II
Rata-Rata 61,54 (62) 76,54 (77) 85 Perolehan nilai rata-rata dari kondisi awal sampai ke siklus II mengalami peningkatan terus yaitu dari 82 ke 77 dan pada siklus terakhir menjadi 85

 

Tabel Perkembangan Motivasi Belajar

Sikap Siklus I Siklus II Keterangan
Aktif 8 17 Peserta didik ada perkembangan aktif belajar ada 8 orang ke siklus II meningkat 17 orang
Sedang 10 8 Pada sklus I ada 10 orang yang motivasi belajarnya kategori sedang di siklus II mengalami penurunan menjadi 8 orang
Kurang 8 0 Pada siklus II peserta didik mengalami perkembangan cukup siknifikan yaitu menjadi aktif semua dalam belajar dimana dalam pembelajaran siklus I ada 8 orang kurang aktif

 

Kesimpulan

 Dari penilitian ini membuktikan bahwa penggunaan model Problem Based Learning dapat memotivasi belajar peserta didik, semula banyak anak kurang aktif belajar setelah di siklus II menjadi 26 mau merespon pelajaran dan dari hasil belajar juga meningkat yang pada kondisi awal nilai rata-rata 62 bisa meningkat menjadi 85.

Saran

Guru IPS khususnya serta semua guru pada umumnya dapat menerapkan model Problem Based Learning karena model pembelajaran ini dapat menumbuhkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Selain itu bisa menambah kerjasama atau gotong royong peserta didik karena belajar berkelompok untuk memecahkan masalah.

Daftar Pustaka          

Istiqomah. 2018. Pembelajaran dan Penilaian Higher Order Thinking Skills. Surabaya: CV media Edukasi.

Mariyatiningsih, Nining, dan Mistina Hidayati. 2018. Bukan Kelas Biasa. Surakarta: CV Kekata Group.

Ediyanto, Arif, Nining Mariyaningsih, dan Mistina Hidayati. 2018. Inspirasi Menulis Penelitian Tindakan Kelas. Kendal: Eksystika.

Ediyanto,Arif, Nining Mardiyaningsih, dan Triawati Agusnila. 2018. Belajar Menulis Best Practice. Kendal: Eksystika.

Mukminan, Endang Mulyani, M. Nursaban, dan Supardi. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Prasetyo, Eko. 2017. Menulis Buku. Surabaya: CV Cipta Media Edukasi.

Widiarto , Tri, dan Sunardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga: Widya Sari Pres.

Undang –Undang Sistem Pedidikan Nasiona Tahun 2003

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Scripta Cendekia.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press.

Sumiati, dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Rispawati, Yanti. 2018. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Mengidentifikasi Benua Melalui Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Lentera Karya, 2 (7), 131-144.

Sudarningsih, Siti. 2018. Peningkatan kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Media Audiovisual. Dian Widya, 2 (9), 129-140.

Avissina,R. 2015. Pengertian Motivasi Konsep…. etheses.uin-malang. Ac. Id > 11 … PDF (diakses tanggal 25 Juli 2019)

Amirul Huda, Fatkhan. 2017. Pengertian Hasil Belajar. Fatkhan.web.id > pembelajaran (diakses tanggal 27 Juli 2019)