PENGGUNAAN PEMBELAJARAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS IV SDN 2 JOLOTUNDO KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

 

Kurniawati

Ocvita Vivin

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

SDN 2 Jolotundo merupakan salah satu Sekolah Dasar yang terletak di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebelumnya diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih rendah. Hal dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional dan menerapkan komunikasi satu arah. Siswa menjadi tidak kosentrasi terhadap materi pembelajaran. Implementasi metode pembelajaran Contextual Learning and Teaching pada siswa kelas IV diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran ini melibatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus dilakukan 3 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap pra siklus terdapat 7 siswa (28%) siswa yang tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan siswa yakni sebanyak 18 orang (72%) dan pada siklus II persentasi ketuntasan siswa menjadi 84% atau 21 orang.

Kata kunci: Contextual Teaching and Learning, Hasil Belajar

 

PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, pada umumnya guru menggunakan metode secara sembarangan. Penggunaan metode secara sembarangan ini tidak berdasarkan pada analisis kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja (performansi) yang menjadi sasaran belajar (Fathurrohman, 2012). Padahal keefektifan suatu metode pembelajaran sangat ditentukan oleh kesesuaian antara tipe isi dengan tipe performansi. Sejalan dengan ini, Degeng (2013) menyatakan, suatu metode pembelajaran seringkali hanya cocok untuk belajar tipe isi tertentu di bawah kondisi tertentu.

Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Jolotundo adalah salah satu sekolah dasar milik pemerintah yang terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti di kelas IV SD Negeri 2 Jolotundo pada tanggal 19 Oktober 2019 terhadap guru kelas maka diketahui beberapa kendala yang dihadapi dalah proses belajar adalah: 1) Selama proses pembelajaran, siswa tidak terlibat aktif dikarenakan materi yang disampaikan dianggap susah atau kurang menarik oleh siswa. 2) Sebagian besar siswa memperhatikan pembelajaran, namun sebagian dari mereka mengalihkan fokus perhatian dari guru. Guru biasa memakai model pembelajaran pemecahan masalah atau Problem Based Learning sebagai contoh adalah kerja kelompok dan diskusi. 3) Sebagian besar siswa memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru, namun beberapa siswa masih asyik sendiri seperti ada yang berbicara dengan teman, menggambar, dan menulis. Dalam menyampaikan materi ajar guru juga menyesuaikan materi dengan keadaan sekitar.

Hasil Tes Tengah Semester (TTS) Ganjil siswa kelas IV SD Negeri 2 Jotulondo tahun ajaran 2019/2020 untuk mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut: 7 siswa (29.17%) mendapat nilai 100, 8 siswa (33.33%) siswa mendapat nilai 90, 5 siswa (20.83%) mendapat nilai 70, dan 4 siswa (16.67%) siswa mendapat nilai 60. Berdasarkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA yakni 70 maka dapat dilihat bahwa sebanyak 16.67% siswa dinyatakan tidak lulus KKM. Peranan guru dalam penyampaian materi IPA di sekolah diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga diharapkan 100% dapat memperoleh hasil maksimal yakni di atas nilai KKM.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui pada hasil wawancara maka salah satu solusi yang dapat dipakai guna membantu guru dalam menarik perhatian siswa di kelas pada saat jam belajar adalah dengan menggunakan motede pembelajaran Contenxtual Teaching and Learning (CTL).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti melihat keefektifan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam meliputi energi, sumber energi, serta pemanfaatan energi bagi kehidupan manusia. Teknik pengumpulan data variabel bebas dilakukan dengan cara observasi.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Targat (dalam Margareth, 2015). Penelitian ini tindak kelas ini terdiri dari 2 siklus (dimana masing-masing siklus akan dilaksanakan 3 kali pertemuan) dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yakni tahap perencanaan, pelaksanan, pengamatan, serta refleksi. Variabel penelitian yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari 2 variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel bebas adalah penerapan metode CTL pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Jotulondo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 02 Jolotundu Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang selama tiga bulan (Februari – April 2020). Teknik pengumpulan data variabel terikat dilakukan dengan cara menilai setiap hasil belajar siswa dalam bentuk tes di kelas maupun pemberian tugas yang dikerjakan diluar sekolah. Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini berupa pre test (tes awal) dan post test (tes akhir).

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa lembar observasi guru. Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru dan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selama penelitian berlangsung. Lembar observasi dibagi menjadi 2 yakni lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Instrumen pengumpulan data variabel terkait pada penelitian ini dilakukan dengan cara tes dalam bentuk pilihan ganda. Setiap tes diberikan pada akhir siklus I dan siklus II.

Indikator kinerja yang digunakan pada penelitian ini adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diatas 70. Hasil belajar IPA meningkat apabila jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas nilai KKM adalah sebesar 80%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Hasil penelitian pada tahap awal dimana belum diterapkannya metode pembelajaran berbasis CTL dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal

Gambar 1 merupakan diagram lingkaran ketuntasan belajar pada kondisi awal. Pada diagram terlihat sebanyak 72% (18 siswa) tidak tuntas dan 28% (7 siswa) mencapai ketuntasan pada mata pelajaran IPA. Nilai ketuntasan yang ditetapkan adalah 70. Hasil tes pada kodisi menunjukan bahwa nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 33. Pada kondisi awal ini metode pembelajaran yang digunakan masih berupa metode pembelajaran konvensional dimana siswa tidak aktif dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang perhatian atas materi pembelajaran yang disampaikan.

Siklus I

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, guru melakukan penilaian menggunakan soal evaluas akhir berdasarkan materi yang diajarkan sebelumnya. Hasil pembelajaran siswa kelas IV SDN 02 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang semester 2 Tahun Ajaran 2019/2020 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Distibusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Pada Gambar 2 terlihat bahwa jumlah siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 72% atau 18 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran CTL yang diterapkan pada siklus I dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Selain itu, hasil evaluasi siswa pada siklus I menunjukkan adanya kenaikan jumlah ketuntasan siswa pada siklus sebelumnya yakni dari 28% menjadi 78% dengan nilai tertinggi adalah 96.67 dan nilai terendah adalah 50. Walaupun terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, terdapat pula kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses pembelajaran siklus I.

Siklus II

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru melakukan penilaian menggunakan soal evaluas akhir berdasarkan materi yang diajarkan sebelumnya. Hasil pembelajaran siswa kelas IV SDN 02 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang semester 2 Tahun Ajaran 2019/2020 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Distibusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Pada Gambar 3 terlihat bahwa jumlah siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 84% atau 21 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran CTL yang diterapkan pada siklus II dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Selain itu, hasil evaluasi siswa pada siklus II menunjukkan adanya kenaikan jumlah ketuntasan siswa pada siklus sebelumnya yakni dari 78% menjadi 84% dengan nilai tertinggi adalah 93,33 dan nilai terendah adalah 36,67. Walaupun terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II, terdapat pula kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses pembelajaran siklus II.

Hasil refleksi yang terdapat pada siklus I menunjukkan beberapa kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran yakni: (1) Sebagian siswa menjadi kurang fokus dalam melakukan tugas yang diberikan oleh guru. (2) Keterbatasan dalam alat peraga yang ada menyebabkan beberapa siswa tidak dapat berpikir lebih jauh dan mampu memecahkan masalah diluar alat peraga yang tersedia. (3) Proses pembelajaran yang belum optimal yang disebabkan proses pembelajaran itu sendiri belum berjalan sesuai dengan RPP yang telah ditetapkan sebelumnya. (4) Pembagian kelompok siswa yang belum optimal menyebabkan proses diskusi yang berlangsung menjadi tidak seimbang diantara setiap kelompok.

Hasil refleksi pada siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 84% siswa tuntas dalam proses pembelajaran IPA di kelas. Hasil refleksi pada siklus II adalah: (1) Siswa selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif baik dalam mengerjakan soal maupun merespon semua materi yang diberikan. (2) Pelaksanaan proses pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang telah ditetapkan sebelumnya. (3) Guru menjadi lebih aktif dalam mengkondisikan kelas dan membimbing siswa selama proses pembelajaran. (4) Guru selalu memberikan motivasi dan penguatan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Proses pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan bahwa metode Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya kelas IV yang mana dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 84%.

Pembahasan

Jumlah siswa pada kelas IV SDN 02 Jolotundo adalah sebanyak 25 orang. Pada penelitian ini, pembelajaran IPA dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran CTL. Hasil belajar pada tahap ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan persentase jumlah ketuntasan siswa yang dilakukan pada tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Jumlah ketuntasan siswa pada tahap pra siklus adalah 28% atau sebanyak 7 orang siswa yang tuntas. Hal ini dikarenakan siswa menjadi tidak tertarik dengan proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Komunikasi yang diterapkan oleh guru adalah komunikasi satu arah yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak memperhatikan materi pembelajaran.

Hasil pada siklus I menunjukkan bahwa metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang tuntas jauh lebih banyak dari tahap pra siklus yakni sebanyak 17 orang atau (72%). Selain itu skor nilai maksimal mengalami peningkatan dari tahap pra siklus dan skor minumum jauh lebih tinggi dari tahap pra siklus.

Keberhasilan implementasi metode pembelajaran CTL terus berlangsung pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas pada tahap ini jauh lebih banyak yakni 21 orang (84%). Nilai maksimum, minimun, dan rata-rata pada siklus ini turun dari siklus I. Hal ini dikarenkan taraf kesukaran soal pada siklus I adalah 90% soal mudah dan 10% soal sedang. Sedangkan tingkat kesukaran soal pada siklus II adalah 73,34% soal mudah, 23,33% sedang, dan 3,3% soal sukar.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Marliyah (2014) yang melakukan penelitian pada Siswa Kelas 1A SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember menyebutkan bahwa nilai yang diperoleh siswa dari 40 siswa ada 4 siswa (10%) yang memperoleh nilai antara 0-50, 6 siswa (15%) mendapat nilai antara 51-60, 13 siswa (32,5%) mendapat nilai antara 61-70, dan 17 siswa (43,5%) mendapat nilai diatas 70. Sedangkan pada siklus II sudah menunjukkan kemajuan dimana ada ada 2 siswa (5%) yang mendapat nilai ulangan harian dibawah 70, dan ada 38 siswa (95%) yang mendapat nilai ulangan harian diatas 70.

Selain itu, Suhendro (2016) menyebutkan bahwa penelitian yang dilakukan pada kelas IV SDK Padat karya menunjukkan pada siklus 1 pertemuan pertama nilai rata-rata sebesar 61,7 dengan ketuntasan siswa sejumlah 5 siswa (36%) dari 14 siswa, pada pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,6 dengan ketuntasan siswa sejumlah 7 siswa (50%). Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama nilai rata-rata menjadi 70,2 dengan ketuntasan siswa sejumlah 10 siswa (70%) dari 14 siswa, pada pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,2 dengan ketuntasan siswa sejumlah 13 siswa (81%).

Selain itu, Magrifoh (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 65,8% dan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal mencapai 94,74%. Hasil belajar afektif siswa pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 69,22% dan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal mencapai 91,28%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan Model Pembelajaran CTL dalam mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Keboananom Gedangan-Sidoarjo. Hal ini dipertegas oleh Ndolawa (2017) dimana nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,14 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 47,62. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar IPA siswa secara klasikal meningkat menjadi 80,48.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas IV SDN 02 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang dengan menerapkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran IPA tahun pelajaran 2019/2020 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa Hal ini dibuktikan dengan jumlah ketuntasan siswa pada tahap pra siklus sebanyak 7 orang (28%), kemudian naik menjadi 18 orang (72%) pada tahap siklus I, dan menjadi 21 orang (84%) pada tahap siklus II.

Saran

(1) Siswa harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar mereka sehingga proses pembelajaran yang belangsung tidak hanya terbatas pada alat peraga yang digunakan oleh guru.. (2) Guru hendaknya menciptakan suasana dan kondisi kelas yang nyaman sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. (3) Sekolah hendaknya mempunyai referensi baik buku pendukung materi maupun fasilitas laboratorium yang memadai sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Degeng, Nyoman S. 2013. Ilmu Pembelajaran Klasifikasi Variabel Untuk Pengembangan Teori Penelitian. Bandung: Kalam Hidup.

Fathurrohman, Muhammad. 2012. Memahami Cara Memilih Metode Pembelajaran Yang Tepat. UIN Maliki Malang. Diakses melalui https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012 /09/18/ memahami- cara-memilih -metode -pembelajaran -yang-tepat/ pada tanggal 10 Oktober 2019.

Magrifoh., Lenny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar. JPGSD.Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014 PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya.

Margareth., Melissa. 2015. Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika dengan Pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di Kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Marliyah. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Alat Peraga Konkrit Pada Siswa Kelas 1A SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 153-162, Nopember 2014

Ndolawa., Wa. 2017. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas I.A SDN 9 Kabawo Materi Ajar Sumber Energi Gerak. Jurnal Gema Pendidikan Vol 24, No 1 Tahun 2017.

Sugiyono 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suhendro. 2016. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA (Bagian-Bagian Tumbuhan) Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Kelas IV SDK Padat Karya. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.