PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN

MODEL PROYEK BASED LEARNING

PADA POKOK BAHASAN GERAK TUMBUHAN DI KELAS VIII-B

  1. GANJIL SMP NEGERI 1 PARANGINAN TP. 2019/2020

 

Desmauli Lumbanbatu

SMP Negeri 1 Paranginan

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model Pembelajaran Proyek Basad Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi gerak tumbuhan dalam mata pelajaran Biologi? dan Sejauh manakah pendekatan model Pembelajaran Proyek Basad Learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik ? Tujuan penelitian tindak kelas ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran proyek basad learning pada pembelajaran pokok bahasan Gerak Tumbuhan di kelas VIII-B SMP Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun ajaran 2019/2020.Subjek penelitian tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan T.P.2019/2020. Siswa berjumlah 30 orang terdiri dari 17 perempuan dan 13 laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti. Sebelum dilakukan tindakan, bahwa pada pelaksanaan tes awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,00%, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (26,67%) dan belum tuntas sebanyak 22 orang (73,33%). Setetelah menerapkan model pembelajaran pembelajaran model proyek based learning dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori penilaian baik sekali.Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,16% dari nilai awal menjadi 57,16% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang dan yang belum tuntas 14 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 27orang (90,00) sedangkan yang belum tuntas 3 orang (10,00%) dengan nilai rata-rata 81,2. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,04%.

Kata Kunci: Proyek Based Leraning, Hasil Belajar

 

PENDAHULUAN

Model belajar yang konvensional seperti ceramah sudah tidak relevan lagi digunakan untuk kondisi sekarang ini karena kurang mampu merangsang peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.

Faktor yang paling dominan dalam pencapaian tujuan pengajaran adalah bagaimana menciptakan kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar peserta didik. Permasalahan yang ditemui adalah peserta didik kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran biologi, Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Paranginan sudah dilaksanakan secara terpadu, sesuai dengan regulasi yang diamanahkan dalam penerapan kurikulum 2013. Pembelajaran yang kurang variatif dari guru pada satuan pendidikan, menyebabkan peserta didik hanya mengikuti pelajaran secara monoton di dalam kelas. Kegiatan yang sering dilakukan adalah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa mendorong adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari peserta didik kepada guru sebagai feed back kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang monoton akan menurunkan keinginan peserta didik mengikuti kegiatan belajar, hal ini berakibat rendahnya hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas VIII-b awal tahun ajaran, ditemukan berbagai masalah yang perlu segera diselesaikan yaitu: 1). Peserta didik belum banyak melibatkan diri untuk berkreasi secara mandiri dalam menyampaikan gagasan, pendapat dan ide yang mereka miliki dalam kegiatan pembelajaran materi gerak tumbuhan, 2). peserta didik belum menampakkan rasa senang dan antusias dalam pembelajaran, 3). kegiatan pembelajaran yang dirancang guru bertujuan mengoptimalkan peserta didik selama proses pembelajaran namun kenyataannya peserta didik belum sepenuhnya menampakkan aktivitas belajar seperti yang diharapkan.

Hasil observasi tersebut sebagai guru mata pelajaran menemukan, terdapat 35,4% siswa belum mencapai nilai KKM yang sudah ditetapkan. Pembelajaran interaktif yang akan digunakan oleh peneliti adalah model pembelajaran Proyek Basad Learning. Pendekatan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi mengatur interaksi para peserta didik. Dalam menggunakan pengajaran Proyek Basad Learning ini, peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat mendiskusikan bersama-sama dalam kelompok membahas dan mengerjakan tugas berupa proyek yang diberikan guru.

KAJIAN TEORITIS

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan -tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita – cita, yang masing – masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Sudjana 2004).

Hakikat Belajar dan Pengajaran

Pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman dengan serangkaian kegiatan. Misalkan dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, mengingat, dan lain sebagainya. Pandangan teori kontruktivisme menyatakan bahwa belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Sedangkan guru bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada peserta didik, sebab peserta didik yang harus mengkontruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri. Menurut Winkel dalam Darsono (2000) menerangkan bahwa, belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau phisikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan, dan lain sebagainya.

Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar peserta didik. Adapun faktor luar yang mempengaruhi hasil belajar adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

a)  Pembelajaran Proyek Basad Learning

Proyek basad learning merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spancer Kagen untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek tingkat pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Ibrahim 2000).

b)  Ciri-ciri Model Pembelajaran

Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah:

  1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
  4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kemampuan Awal Siswa

Sebelum perencanaan tindakan siklus I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pre tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta untuk mengetahui gambaran kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan proyek pada materi Gerak Tumbuhan. Tugas berupa proyek yang akan disajikan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik tentang pokok bahasan Gerak Tumbuhan dengan pola pembelajaran yang lazim dilaksanakan oleh guru pada kelas VIII-B SMP Negeri 1 Paranginan Tahun pelajaran 2019/2020. Pemberian tugas berupa proyek untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi pelajaran sehingga secara lansung terlibat dalam proses pengamatan bahkan pengerjaan proyek yang dimaksudkan.

 

 

Tabel 1. Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Tes Awal

Indikator Pembelajaran Nilai Keterangan
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 1440 22 8
Rata-rata 48.00
Tuntas (persen) 26.67%
Belum Tuntas (pesen) 73.33%

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan tes awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,00%, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (26,67%) dan belum tuntas sebanyak 22 orang (73,33%). Persen klasikal siswa yang tuntas 8 orang dan yang belum tuntas 22 orang.

Tabel 2. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Tes Awal
Nilai F % Belum Tuntas Tuntas
Persen 100% 72.00% 28.00%

 

Hal ini menunjukkan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal masih rendah, maka selanjutnya dilakukan perbaikan dengan penerapan pembelajaran model proyek based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perkembangbiakan Tumbuhan.

Siklus I

Perencanaan

Selanjutnya setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, peneliti merancang suatu alternatif pemecahan masalah bagi siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

 Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Materi Gerak Tumbuhan

  • Membuat lembar observasi, guru mengamati proses pembelajaran
  • Membuat Lembar Observasi, teman mengamati siswa selama proses pembelajaran
  • Merancang pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi 5 kelompok
  • Menyusun alat evaluasi berupa rubrik penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa di akhir pelajaran

Pelaksanaan

Peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan alat dan bahan serta metode pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Selanjutnya dibagikan tugas berupa proyek yang telah disusun oleh peneliti sesuai dengan materi pembelajaran. Selanjutnya peneliti memanggil salah satu kelompok untuk melakukan presentasi hasil produk hasil kerja kelompok masing-masing. Pada akhir pelajaran, peneliti dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran. Di akhir pertemuan siklus I, peneliti memberikan tes hasil belajar sebagai bahan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 3. Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus I

Indikator Pembelajaran Nilai Keterangan
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 1715 14 16
Rata-rata 57.16
Tuntas (persen) 53.33%
Belum Tuntas (pesen) 46,67%

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,16% dari nilai awal menjadi 57,16%. Pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang (53,33%) dan yang belum tuntas 14 orang (46,67%).

Tabel dan diagram siklus I di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 57,16. Siswa yang tuntas sebanyak 16 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) =  Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 9.16%. Namun demikian tingkat Ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai indikator yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan pembelajaran kembali dengan memperbaiki langkah yang dianggap belum efektif.

Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti mendapatkan bantuan dari beberapa orang rekan guru untuk ikut serta mengamati peneliti selama melangsungkan proses penyelesaian proyek setiap kelompok dengan menerapkan bekerja mandiri dalam kelompok masing-masing.

Untuk memastikan pelaksaaan pembelajaran dengan model proyek basad learning berjalan dengan baik maka akan dilakukan observasi pengajaran terhadap guru mata pelajaran. Berikut disajikan hasil pengamatan pada siklus I Hasil Observasi Pengajaran:

Dari tabel di atas dapat diketahui Persentase hasil pengamatan sebagai berikut:

dan kategori penilaian adalah cukup. Dengan demikian peneliti telah melakukan 70,83% dari keseluruhan indikator yang harus dilaksanakan dengan baik.

Sesuai dengan data observasi aktivitas siswa di atas maka persentase aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar adalah dengan kategori penilaian ”cukup”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, 79,16% aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian perlu dilakukan beberapa perbaikan pada bagian-bagian yang dianggap belum cukup baik.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi terhadap siklus I, maka penulis dapat menyusun refleksi atas kegiatan yang berlangsung pada siklus I, sebagai berikut:

  1. Pada Siklus I, tingkat Persentase Ketuntasan Klasikal siswa masih dianggap rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan melaksanakan kegiatan siklus II
  2. Pada siklus I, penulis belum mencapai indikator yang diinginkan dalam PBM
  3. Pada Siklus I, siswa yang aktif mengutarakan pendapatnya masih tergolong sedikit.

Siklus II

Perencanaan

Alternatif pemecahan masalah yang dirancang pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

  1. Menyusun RPP dan menentukan soal-soal latihan yang akan diberikan kepada siswa pada saat pelajaran berlangsung
  2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
  3. Peneliti kembali membagi kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa per kelompok
  4. Peneliti bersama-sama dengan siswa akan menyaksikan video (pergerakan tumbuhan) tentang materi gerak tumbuhan dalam durasi 3 menit..

Pelaksanaan

Peneliti kembali melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan harapan , akan diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada materi pelajaran variasi gerak Tumbuhan. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Dalam pelaksanaan siklus II terdapat beberapa perbedaan dengan siklus I, seperti penggunaan alat peraga, untuk diamati dan pembagian kelompok yang langsung dilakukan oleh peneliti. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, peneliti mengajak satu kelompok untuk mendemonstrasikan materi sesuai dengan alat peraga yang telah disajikan.

Tabel 7. Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus II
No Responden Nilai Keterangan
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 2445 3 27
Rata-rata 81.0
Tuntas (persen) 90.00%
Belum Tuntas (pesen) 10.00%

 

Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 81,00. Siswa yang telah tuntas 27 orang dan yang belum tuntas 3 orang. Dengan demikian dapat diketahui Persentase Ketuntasan Klasikal:

yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Perkembangbiakan tumbuhan dengan penerapan metode Penerapan Media Tumbuhan.

Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 81,00. Siswa yang telah tuntas 27 orang dan yang belum tuntas 3 orang. Dengan demikian dapat diketahui Persentase Ketuntasan Klasikal:

yang belum tuntas.

Pengamatan.

Pada tahap pengamatan siklus II ini masih tetap dengan bantuan guru dan rekan guru lainnya utnuk mengamati peneliti dan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil pengamatan pada siklus II

dapat diketahui persentase hasil pengamatan sebagai berikut: dan kategori penilaian adalah baik. Dengan demikian peneliti sudah melakukan 89,58% dari seluruh indikator Hasil observasi aktivitas siswa pada saat pelaksanaan siklus II.

Sesuai dengan tabel data observasi di atas maka hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar adalah dengan kategori penilaian baik sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung 91,66% aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik sekali sesuai dengan yang diharapkan.

Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi siklus II, dapat diketahui:

Persentase Ketuntasan Klasikal semakin meningkat hingga mencapai 87,50%. Peneliti sudah menerapkan model pembelajaran proyek basad learning dengan baik

Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam kerjasama dalam kelompok

PEMBAHASAN

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran proyek basad learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan Perkembangbiakan tumbuhan. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dan belum tuntas sebanyak 19 orang.

Setelah dilakukan penerapan metode Penerapan Media Tumbuhan pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 57% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang belum tuntas 12 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 23 orang (92,00) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (8,00%) dengan nilai rata-rata 81,2. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,20%..Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan metode Penerapan Media Tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Perkembangbiakan tumbuhan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakiukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yang terlihat dari hasil perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%.

Dapat disimpulkan bahwa peneliti telah menerapkan model pembelajaran proyek basad learning dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66%.

Tabel 13. Peningkatan Nilai Siswa dari Tes Awal, Siklus I dan Siklus II

Nama Siswa Nilai
Tes Awal Siklus I Siklus II
Jumlah 1440 1715 2445
Rata-rata 48.60 57.00 81.20
Jumlah Siswa Yang Tuntas 8 16 27
Jumlah Siswa yang belum Tuntas 22 14 3
Persen Siswa yang Tuntas 26.67% 53.33% 90.00%
Persen Siswa yang Belum Tuntas 73.33%
 

46.67%

10.00%

 

Bedasarkan tabel diatas dapat di jelaskan Grafik , nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang dan belum tuntas sebanyak 22 orang.

Terdapat peningkatan nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang dan belum tuntas sebanyak 22 orang.

Setelah dilakukan penerapan metode Penerapan Media Tumbuhan pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,16% dari nilai awal menjadi 57,16% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang dan yang belum tuntas 14 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 27orang (90,00) sedangkan yang belum tuntas 3 orang (10,00%) dengan nilai rata-rata 81,2. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,04%.

Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran proyek basad learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Tumbuhan di kelas VIII-B SMP Negeri 1 Paranginan TP.2019/2020.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan

  1. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (26.67%) dan belum tuntas sebanyak 22 orang (73.33%).
  2. Setetelah menerapkan model pembelajaran proyek basad learning dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori penilaian baik sekali.
  3. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,16% dari nilai awal menjadi 57,16% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang dan yang belum tuntas 14 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 27orang (90,00) sedangkan yang belum tuntas 3 orang (10,00%) dengan nilai rata-rata 81,2. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,04%.
  4. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran proyek basad learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Tumbuhan di kelas VIII-b SMP Negeri 1 Paranginan TP.2019/2020

SARAN

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan dapat terwujud.
  2. Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan media dan metode pembelajaran sehingga proses belajar mengajar yang baik dapat dilaksanakan
  3. Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik

Daftar Pustaka

Gunawan, Ary H., 1986, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.

Hort. 2005. Model Belajar dan Kesulitan – Kesulitan Belajar IPA. Bandung: Tarsito

Khadijah, Nyayu, (2009).Psikologi Pendidikan, Palembang, Grafika Telindo Press, Sumatera Selatan.

Miarso, Yusufhadi, 1994, Posisi dan Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan. Makalah Seminar IKIP Jakarta.

Mulyasa E,(2005). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Purba. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Medan: Iniversitas Nergri Medan

Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Semiawan, Conny. Dkk. 1984. Memupuk Bakat Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia

Slameto. 1995. Belajar Dan Fakror-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, 12992. Model Statistika. Bandung: Tarsito