Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
BAGI SISWA KELAS V SDN 02 GEBYOG KECAMATAN MOJOGEDANG SEMESTER II TAHUN 2013 / 2014
Dwi Paestri Gamayanti
SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apakah pembelajaran kooperatif Learning tipe Student Team Achievement Devision (STAD) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn pada materi menghargai keputusan bersama bagi siswa kelas V SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Semester II Tahun 2013 / 2014? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Semester II Tahun 2013 / 2014. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Dengan penerapan Kooperatif Learning tipe Student Team Achievement Devision (STAD) pada kompetensi dasar menghargai keputusan bersama. Pada variabel Motivasi belajar siswa terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 69,8 menjadi 80,34 pada siklus I. Sedangkan ketuntasan belajar siswa ada peningkatan sebesar 42,86% dari kondisi awal yang sudah tuntas hanya.10 siswa menjadi 355 siswa. Dengan demikian seluruh siswa kelas V SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Semester II Tahun 2013 / 2014 mengalami peningkatan motivasi dan hasil belajar pada kompetensi dasar menghargai keputusan bersama.
Kata Kunci : Pembelajaran , Kooperatif Learning, Student Team Achievement Devision (STAD
PENDAHULUAN
Latar Belakang .
Motivasi belajar siswa kelas V SDN 02 Gebyog kurang , karena belajar mata pelajaran PKn kurang disukai dan dianggap kurang penting . terbukti kalau diberi pelajaran PKN tidak begitu serius untuk mengerjakan tugas dan hasil belajar rendah yaitu kurang lebih 50% siswa nilainya di bawah KKM. Dalam pembelajaran PKn materi Menghargai Keputusan Bersama masih banyak yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran PKn materi†Menghargai Keputusan Bersama “ siswa kelas V SDN 02 Gebyog sebai berikut: (a) Dalam pembelajaran PKn siswa kurng minat dan kurang antosius dalam proses belajar mengajar , (b) Nilai hasil prestasi siswa masih rendah 50% siswa masih dibawah nilai KKM, (c). Dalam pembelajaran peneliti mengharapkan siswa mendapat motivasi yang maksimal dan hasilnya dapat melebihi nilai rata- rata KKM. (d). Guru mengajar materi “Menghargai Keputusan Bersama “ belum maksimal menggunakan media alat peraga dalam pembelajaran . (e). Dengan haarapan menggunakan model pembelajarn Kooperatif tipe STAD , siswa dapat sungguh –sungguh dan senang belajar PKn serta mendapat nilai yang baik / diatas Rata –rata KKM.
Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan memperoleh nilai yang baik perubahan tingkah laku yang baik dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari,peneliti dengan menggunakan nodel pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan cara: (a). Menggunakan kelompok besar , (b) menggunakan kelompok kecil. Untuk meningkatkan motivasi belajar PKn dan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.
Rumusan Masalah.
1. Apakah melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar PKN materi “Menghargai Keputusan Bersama “ bagi sisw kelas V SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Semester II tahun pelajaran 2013 /2014.
2. Apakah melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi “Menghargai Keputusan Bersama “ bagi sisw kelas V SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Semester II tahun pelajaran 2013 /2014.
3. Apakah melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKN materi “Menghargai Keputusan Bersama “ bagi sisw kelas V SDN 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Semester II tahun pelajaran 2013 /2014.
Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum: a) Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. b) Meningkatkan hasil belajar siswa. c) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Tujuan Khusus: a) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 02 Gebyog. b) Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 02 Gebyog. c) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 02 Gebyog
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Hakikat Motivasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Alya Qonita (2008:) motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif†yang diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman,1992: 73)
“Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorangitu mau dan ingin merlakukan sesuatu, dan bia ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Apabila dihubungkan dengan belajar, motivasi adalah keseluruhan daya upaya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan pelajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapaiâ€. (Mudjijono, 1996: 75)
Disimpulkan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak atau dorongan yang ada pada diri individu sehingga menimbulkan aktivitas serta menjamin berlangsungnya kegiatan dengan baik dan dapat memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai.
Apabila dikaitkan dengan masalah belajar, maka motivasi merupakan daya dorongan yang timbul dari dalam diri siswa, yang mana dengan dorongan yang dapat memberikan arah tujuan yang tepat bagi siswa sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai sesuatu dengan apa yang dikehendaki dalam belajar.
Hakikat Belajar
Magan dalam Ngalim Purwanto (1990:80) menjelaskan bahwa “Belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalamanâ€.
Wilherington dalam Ngalim Purwanto (1990:84) menjelaskan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan kepandaian dan pengetrianâ€.
Maka motivasi belajar adalah suatu dorongan pada diri seseorang secara sadar dan tidak sadar untuk merubah tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang mengalami perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa sikap kebiasan, kepandaian dan pengertian.
Hasil Belajar PKn
Hakikat Hasil Belajar
Penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan Hasil Belajar dalam ketuntasan penguasaan kompetensi. Penilaian di sekolah dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan penugasan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar di kelas. Penilaian di sekolah digunakan untuk menentukan perbaikan, pengayaan dan penentuan kenaikan kelas.
Penilaian akhir dapat diselenggarakan oleh sekolah atau pihak luar (eskternal). Penilaian eksternal dapat digunakan sebagai pengendali mutu pendidikan seperti Ulangan Akhir Nasional dan Tes Kemampuan Dasar.
Hakikat Belajar Pendidikan Kewarganegaran (PKn)
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Tahun 2006: cakupan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Pendidikan Kewarganegaraan selama orde baru. Perubahan kurikulum sekolah tahun 1968 menjadi kurikulum 1975 mata pelajaran PKn atas dasar Keputusan MPRS 1978 diganti nama baru dikenal dengan Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) merupakan bahan mata pelajaran yang menyangkut Pancasila dan UUD 1945.
Dalam perkembangan nama Bidang Studi PMP pada Kurikulum Sekolah tahun 1994 diubah menjadi nama Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Perubahan tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) amat dipengaruhi oleh perubahan situasi politik dan kenegaraan pada masa lalu yang bertujuan menempatkan PKn sebagai “alat politik†bukan sebagai “alat pendidikan politik†yang didasari oleh nilai demokrasi tetapi justru untuk mempertahankan “kemapanan†yang mendukung kekuatan yang ada.
Perkembangan PKn di Indonesia nampaknya para pengambil keputusan di bidang pendidikan khususnya kurikulum harus dapat menggunakan pengalaman masa lalu untuk merancang masa depan PKn secara lebih baik. PKn menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai pengganti PPKn menurut kurikulum berbasis kompetensi KBK tahun 2004.
Model Pembelajaran Tipe Koperatif STAD
Hakikat Model Pembelajaran
Model menurut kamus Bahasa Indonesia Alya Qonita (2008:). Model yaitu pola (contoh, acuan, ragam dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis atau difoto, orang yang pekerjaannya memperagakan. Contoh: pakaian yang akan dipasarkan, barang tiruan yang kecil dengan bentuk rupa yang persis di tim.
Pembelajaran adalah proses secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan dapat membangkitkan aktifitas siswa sebagai subyek dalam pembelajaran Ratna Wilis Daker (1989:11).
Hakikat Type Kooperatif STAD
Model pembelajaran STAD (Student Teams Achieviment Divissions) atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi (SIAVIN, 1995).
Langkah-langkah model pembelajaran STAD ini adalah sebagai berikut: 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 3-5 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin). 2) Guru menyajikan materi pelajaran. 3) Guru memberi tugas kepada kelompok yang menguasai diminta menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti/memahami. 4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5) Memberi evaluasi. 6) Penutup.
Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran selama ini masih menggunakan metode lama yaitu banyak menggunakan metode ceramah, anak hanya mendengarkan keterangan guru jadi anak tidak aktif melainkan hanya menerima pelajaran yang apa diberikan guru siswa pasif dan yang aktif gurunya saja.
Siswa dalam belajar PKn tidak begitu tertarik ternyata apabila pelajaran PKn banyak anak yang ramai dan tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh mungkin karena mata pelajaran PKn dianggap kurang penting, lalu beranggapan bahwa mata pelajaran tidak diijinkan pada Ujian Nasional.
Maka dari itu siswa apabila ulangan mata pelajaran PKn nilai tidak memuaskan karena sebagian besar siswa nilainya rendah bahwa hanya 50% saja yang nilainya diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tindakan yang diambil dari siklus I guru memanfaatkan model pembelajaran tipe kooperatif STAD yaitu dengan cara mengelompokkan dan setiap kelompok yang terdiri dari 5 anak. Guru meneliti apa dengan menggunakan kelompok besar akan lebih baik.
Tindakan yang siklus II guru memanfaatkan model pembelajaran tipe kooperatif STAD yaitu dengan cara mengelompokkan siswa dengan kelompok kecil yaitu tiap kelompok terdiri dari 3 siswa.
Hipotesis Tindakan
Bertitik tolak dari Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Menghargai Keputusan Bersama dengan berdasarkan rumusan maslaah dan kajian teoritik yang ada maka hipotesis tindakan peneliti adalah:
1. Melalui Model Pembelajaran Tipe Kooperatif STAD dapat meningkatkan motivasi belajar PKn tentang menghargai keputusan bersama siswa kelas V SD Negeri 02 Gebyog UPT PUD NFI dan SD Kecamatan Mojogedang.
2. Melalui Model Pembelajaran Tipe Kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 02 Gebyog UPT PUD NFI dan SD Kecamatan Mojogedang.
3. Melalui Model Pembelajaran Tipe Kooperatif STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 02 Gebyog UPT PUD NFI dan SD Kecamatan Mojogedang.
PROSEDUR / METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Peneliti melakukan penelitian selama 5 bulan dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Juni 2014 di SD Negeri 02 Gebyog UPT PUD NFI dan SD Kecamatan Mojogedang. SD Negeri 02 Gebyog terletak di Dusun Karangmendeng Desa Gebyog yang terdiri dari 6 kelas dan jumlah siswa semuanya 184 siswa yang terdiri dari 89 perempuan dan 95 laki-laki.
Subyek Peneliti
Subyek peneliti adalah SD Negeri 02 Gebyog kelas 5 dengan jumlah siswa 35 dengan laki-laki 12 perempuan 23 semester II tahun ajaran 2013/2014. Apabila dilihat dari latar belakang siswa jarak sekolah dengan rumah siswa tidak begitu jauh karena sekolah ada diantara dusun-dusun yang ada di desa Gebyog.
Obyek peneliti terdiri dari 3 macam, meliputi: a) Variabel Y1 adalah motivasi belajar; b) Variabel Y2 adalah hasil belajar; c) Variabel X adalah pemanfaatan model pembelajaran kooperatif STAD.
Sumber Data
Sumber data yang diambil peneliti berasal dari subyek peneliti yaitu siswa SD kelas 5 SD Negeri 02 Gebyog dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa merupakan sumber primer. Selain sumber primer juga merupakan sumber sekunder yaitu: 1) Kepala Sekolah ; 2) Teman sejawat.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan Data dengan menggunakan teknik dokumentasi, teknik observasi dan tes. Sedangkan alat pengumpulan data berupa catatan personal siswa, dokumen daftar nilai, lembar observasi dan soal-soal ulangan.
Validasi Data
Agar data valid peneliti mengadakan pengamatan tidak sendiri tetapi bekerja sama dengan teman-teman sejawat dan dengan pengawas.
Untuk memperoleh hasil belajar yang valid dan tidak keluar dari pokok masalah maka peneliti membuat soal ulangan. Sebelum soal ulangan dibuat membuat kisi-kisi supaya konteks validasi isi serta sesuai dengan kurikulum dan tujuan yang dicapai.
Data kualitatif (observasi) dapat divalidasi melalui: a) Triangulasi sumber dari teman sejawat. b) Triangulasi metode, data berasal dari beberapa metode.
Analisis Data
Data kuantitatif pada hasil belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar kondisi awal, hasil belajar setelah siklus 1 dan hasil belajar setelah siklus 2. Setelah selesai dilanjutkan refleksi: menarik kesimpulan berdasarkan deskriptif komparatif, membuat ulasan berdasarkan kesimpulan dan menentukan rencana yang akan dilaksanakan selanjutnya/tindak lanjut.
Data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus, dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal dan siklus 1, membandingkan proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 serta membandingkan proses pembelajaran kondisi awal dan kondisi akhir. Kemudian dilanjutkan refleksi.
Prosedur Tindakan
Langkah menentukan tahapan dalam siklus, terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: Planning (perencanaan); Acting (tindakan); Observing (pengamatan); Reflecting (refleksi).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Dengan pembelajaran secara konvensional prestasi belajar PKn dari ulangan harian pertama nilai rata-rata sebesar 65 dengan persentase siswa yang tuntas belajar hanya mencapai 28,57%. Selain itu peran aktif siswa dalam pembelajaran juga masih relatif rendah. Dengan prestasi belajar seperti tersebut di atas, berarti masih banyak siswa yang belum dapat mencapai standar ketuntasan belajar minimal sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran PKn kelas V yaitu 68.
Deskripsi Siklus I
Secara umum hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, masih diwarnai oleh pembelajaran konvensional. Para siswa tetap belum aktif dalam mengikuti pelajaran. Meskipun pada tahap pembukaan para siswa berebut meminta kartu materi pada guru, namum setelah mereka membacakannya, kembali seperti sikap awal yang biasa dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran sebelumnya. Para siswa tidak menulis, melongo, tidak dapat menjawab pertanyaan guru, dan pada waktu mencoba menerapkan langkah-langkah Pembelajaran STAD, pembelajaran juga belum hidup. Para siswa masih tampak ragu-ragu dan takut salah dalam mengikuti pola pembelajaran STAD.
Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti pelajaran, juga berpengaruh terhadap Hasil belajar siswa.
Kalau pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siswa yang telah tuntas hanya 10 sedangkan pada siklus I ada 20 siswa tuntas belajar. Berkenaan dengan temuan ini, maka penulis melakukan refleksi untuk bahan pijakan pada siklus I.
Dari hasil refleksi, ditemukan beberapa peluang yang dapat diperbaiki antara lain: menggerakkan siswa untuk mencatat pokok-pokok materi pelajaran, meningkatkan perhatian siswa dengan menggunakan berbagai variasi dan memberikan penjelasan tentang tata cara mengikuti pembelajaran modelKooperatif Tipe STAD.
Deskripsi Siklus II.
Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, menunjukkan kualitas yang lebih baik. Semua variabel tentang motivasi belajar siswa seperti: a). mendengarkan, b). memandang c). mencatat, d). membaca, e). mengingat, f). berfikir, g). Latihan, semua menunjukkan skor yang lebih baik dari dua siklus sebelumnya. Terlebih lagi pada saat mengikuti permainan model pembelajaran. Hampir semua siswa serius dalam menelaah pertanyaan yang diajukan guru dan berdiskusi bersama dalam menebak jawaban atas pertanyaan tersebut. Kenyataan ini memberikan bukti baru, bahwa setelah guru menerapkan model pembelajaran STAD dengan benar, maka aktivitas belajar siswa meningkat.
Skor mengenai motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan, dan ini telah menyentuh level keberhasilan tindakan yakni 80. berdasarkan itu pula maka penarapan model STAD dipandang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pada bagian lain, jumlah siswa yang telah tuntas belajar juga demikian. Jumlah siswa yang telah tuntas belajar pada siklus II juga telah bertambah banyak. Untuk siklus II ini seluruh siswa yang telah tuntas belajar menjadi 35 siswa kelas (tuntas 100%).
Apabila diukur dengan indikator keberhasilan tindakan, Data hasil pengamatan menunjukkan Skor 83,64 dan untuk aktivitas belajar siswa dan skor 80,34, keduanya telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 68. Oleh Karena itu, pelaksanaan Tindakan dikatakan telah berhasil.
Pembahasan
Tabel Data hasil pengamatan dan Hasil belajar Siklus I – II
Siklus |
Variabel |
Skor |
Predikat |
Diartikan |
I |
Motivasi Belajar Siswa |
69,8 |
Cukup Baik |
Penerapan model STAD mempunyai peluang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. |
Banyaknya siswa yang telah tuntas belajar |
57,14 |
Cukup Baik |
Penerapan model STAD mempunyai peluang dapat meningkatkan motivasi dan hasilbelajar siswa |
|
II |
Motivasi Belajar Siswa |
80,34 |
Amat Baik |
Penerapan model STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara signifikan |
Banyaknya siswa yang telah tuntas belajar |
100 |
Amat Baik |
Penerapan model STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara signifikan |
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa skor untuk kedua variabel pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Sekaligus memberikan gambaran secara keseluruhan tentang data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian tindakan. Pada siklus I, skor untuk aktivitas belajar lebih rendah dari skor banyaknya siswa yang telah tuntas belajar. (69 dengan 57,14). Perolehan skor tersebut artiya bahwa Penerapan model STAD mempunyai peluang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Untuk prestasi belajar siswa, penulis mengukur dengan menggunakan rata-rata ketuntasan belajar siswa. Dari hitungan tersebut diperoleh data skor memperoleh skor yang lebih besar dari aktivitas belajar siswa Siswa yang telah tuntas belajar hanya siswa yang tergolong pandai di kelas V, sebanyak 10 siswa. Meningkatnya jumlah siswa yang telah tuntas belajar menjadi 20 siswa merupakan pertanda bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Data (Tabel) yang ditunjukkan pada siklus II, membuktikan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kenyataan ini dibuktikan dengan peningkatan skor yang cukup signifikan pada siklus II, yaitu 83,64 untuk motivasi belajar siswa dan 80,34 untuk prestasi belajar siswa.
Dengan mempertimbangkan perkembangan data setiap siklus, dan beberapa temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD Motivasi dan hasili belajar siswa kelas V SDNegeri 02 Gebyog meningkat.
Temuan
Mengacu kepada landasan teori dan bukti empirik yang telah dilakukan dalam penelitian, maka ada beberapa temuan dalam menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe STAD antara lain: 1) Motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika motivasi belajar siswa rendah, maka prestasi belajarnya juga rendah. Begitu pula sebaliknya. 2) Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran antara lain: a). mendengarkan, b). mengamati c). mencatat, d). membaca, e). mengingat, f). berfikir, g). Latihan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan temuan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada mata pelajaran PKn mativasi dan prestasi belajar siswa meningkat.
Peningkatan motivasi belajar siswa ditandai dengan peningkatan setiap skornya yaitu dari 43,64 pada siklus I menjadi pada siklus II dan meningkat menjadi 83, 64.
Peningkatan prestasi belajar siswa yang diukur berdasarkan banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 28,13 pada kondisi awal, 57,14 pada siklus I meningkat menjadi 100 persen pada siklus II.
Implikasi dan Rekomendasi
Adanya temuan bahwa motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajarnya, maka baik disadari ataupun tidak kenyataan ini memberikan implikasi kepada kita, bahwa dalam sebuah pembelajaran diupayakan agar para siswa senantiasa terlibat aktif, terlebih pada pembelajaran PKn. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .
Saran
Mengacu kepada manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, maka saran yang ingin disampaikan kepada teman guru yaitu lakukanlah perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan kelas, sebab dengan melakukan PTK, permasalahan dalam pembelajaran akan teratasi, dengan demikian maka kemampuan profesionalisme guru meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Lie. 2002. Coorperative Learning. Jakarta Grasindo.
Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. JakartaRineka Cipta
BNSP, 2007. Standar Kompetensi dan Kompeternsi Dasar . Jakarta. Depdiknas
Budimansyah Dasim. 2002 Model Pembelajaran dan Penilaian. Siliwangi. HDB
Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta. Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono, 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Depdikbud.
Dinas Prop Jateng, 2004. Model- model Pembelajaran dan Penilaian. Makalah disampaikan pada Bintek Guru SMP bidang studi Fisika
Hidayat Komarudin,2002.Active Learning. Yogyakarta. Yappendi
Pahyono, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran efektif , Model pembelajaran Kooperatif Learning. Makalah disampaikan pada diklat guru kurikulum KBK di LPMP Jawa Tengah.