Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPS
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS
TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN NGARGOSARI 3 KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sunardi
SD Negeri Ngargosari 3, Sumberlawang Sragen
ABSTRAK
Secara khusus tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS materi kenampakan alam pada siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari 3 Sumberlawang, Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode pengumpulan data, melalui observasi, tes dan catatan lapangan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru dengan menjaga validitas isi. Teknik analisis menggunakan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif, untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran dan menghitung persentase siswa yang tuntas. Analisis kualitatif dengan metode alir yaitu Siklus I dan Siklus II. Berdasarkan pembahasan penelitian Penelitian Tindakan Kelas adalah (1) Pembelajaran melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi penampakan alam pada siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari 3 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Dari hasil penelitian siklus I dan II diketahui ada peningkatan prestasi belajar siswa melalui pre-test, tugas individu (tugas rumah), tes tengah tindakan dan tes akhir tindakan meningkat. Pra siklus dari jumlah siswa 24 anak yang tuntas belajar 8 siswa atau 33.3%, sedangkan yang belum tuntas ada 16 siswa dari 24 siswa berarti 66.6%. Dengan nilai rata-rata 53.3. Pada siklus pertama dari 24 siswa yang tuntas belajar ada 15 siswa atau 62.5%. Sedangkan yang belum tuntas belajar ada 8 siswa atau 37.5%. Nilai rata-rata kelas 74.58. Pada Siklus kedua banyaknya siswa ada 24 anak yang tuntas atau 100%. Sedangkan yang belum tantas 0%. Nilai rata-rata kelas 87.08
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Kenampakan Alam, Demonstrasi
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Untuk terwujudnya proses belajar mengajar seperti itu sudah tentu menuntut upaya guru untuk mengaktualisasikan kompetensinya secara profesional, utama–nya aspek metodologis.
Proses belajar mengajar mempu-nyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar, karena didalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, teruta–ma dalam proses pengembangan keteram–pilannya. Pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah kete–rampilan berfikir, keterampilan sosial dan keterampilan praktis.
Siswa, karena kebiasaan menjadi penonton dalam kelas, mereka sudah merasa cukup hanya dengan kondisi menerima dan tidak biasa memberi. Selain karena kebiasaan yang sudah melekat mendarah daging dan sukar diubah, kondisi ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuan guru yang masih terbatas tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara membelajarkan siswa.
Keterbatasan pengetahuan guru ini yang diduga menjadi salah satu penyebab tidak efektifnya pengajaran di dalam kelas. Dilandasi keinginan untuk mencari strategi pembelajaran yang lebih tepat dan efisien untuk meningkatkan hasil nilai penguasaan materi kenampakan alam pada siswa SDN Ngargosari 3 inilah, maka peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas ini.
Peningkatan hasil belajar pada materi kenampakan alam yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan langkah mengarahkan pembelajaran siswa aktif secara kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Guna mewujudkan harapan yang diinginkan oleh peneliti seperti di atas maka peneliti menerapkan strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan teknik demonstrasi.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil mata pelajaran IPS sebagai objek penelitian. Sebagaimana diketahui bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang membahas banyak materi yang kurang bisa dipahami siswa secara nyata oleh sebab itu guru dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Di sisi lain antusias peserta didik terhadap mata pelajaran ini sangat minim dibanding dengan mata pelajaran lain seperti pelajaran olahraga, kesenian dan ketrampilan.Untuk mengantisipasi kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka diperlukan adanya strategi pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa sehingga timbul antusias yang tinggi selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar IPS tentang kenampakan alam pada siswa kelas IV SDN Ngargosari 3 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015? (2) Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang kenampakan alam pada siswa kelas IV SDN Ngargosari 3 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015? (3) Bagaimana dampak penggunaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS tentang Kenampakan Alam bagi siswa kelas IV SDN Ngargosari 3 kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2014/2015?
Tindakan penelitian tindakan kelas ini bertujuan: (1) Mendeskripsikan manfaat metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS tentang kenampakan alam; (2) Mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS tentang kenampakan alam; (3) Mendeskripsikan dampak penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS tentang kenampakan alam.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Motivasi
Menurut James O. Whitta-ker memberikan pengertian secara umum mengenai penggunaan istilah “Motivation” dibidang psikologi. Ia mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kapada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan motivasi tersebu t. (Martin Yamin: 2006: 83).
Thorndike yang terkenal dengan pandangannya tentang belajar sebagai proses “trial and error”. Ia mengatakan bahwa belajar dengan trial and error itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan anak dalam belajar diperlukan motivasi.
Pendapat Ghutrie sama halnya dengan pendapat Thorndike, Ghutrie pun membangun teori asosiasi tentang belajar. Mengenai motivasi dalam belajar, ternyata ia mempunyai pendangan yang agak berbeda dengan pandangan Thorndike. Ghutrie memandang motivasi dan reward sebagai hal yang kurang penting dalam belajar.
Dari berbagai pernyataan tersebut, motivasi bisa didefinisikan sebagai kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi bagian yang amat penting, untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
Manfaat Motivasi Dalam Belajar
Motivasi belajar dianggap penting di dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku siswa. Menurut Sardiman (2001) mengemukakan tiga fungsi motivasi yaitu: (1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan; (2) Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; (3) Motivasi berfungsi sebagai pengarah; (4) Artinya motivasi mengarahkan perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; (5) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Artinya mengerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Pengertian Prestasi
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melaku-kan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkap-kan tentang prestasi yaitu:
“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951: 20)
Mempunyai arti kurang le-bih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979: 251)
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Bela-jar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).
Faktor-faktor Pendorong Prestasi Belajar
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja ataubelajar yang me-nunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai sese-orang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
Kenampakan Alam
Kenampakan alam adalah hasil dari bentukan alam tanpa ada campur tangan manusia seperti sungai, danau hutan bakau
Kenampakan alam memberikan pemandangan yang indah dari segi pariwisata, dan menjadikan iklim tetap terjaga dengan keseimbangan antara ekosistem pembentuk lingkungan yang baik antara tumbuhan dan hewan. Apabila salah satu komponen tadi mengalami gangguan maka bukan tidak mungkin akan menyebabkan terjadinya perubahan suhu dan keseimbangan lingkungan akan terganggu.
Kenampakan Alam: Pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam bentuk-bentuk permukaan bumi yang terhampar di atasnya, seperti pegunungan, gunung, perbukitan, lembah, hutan, daratan dan sebagainya sekaligus terlihat merupakan suatu kesatuan. ; Kenampakan permukaan bumi secara alamiah.
Pengertian Metode Pembelajaran
Media pembelajaran adalah semua alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru) kepada penerima (anak didik) untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar (Santoso S. Hmidjojo, 1988).
Pengertian Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah per-tunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara mempera-gakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk penger-tian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperha-tikan apa yang diperlihatkan selama pela-jaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik diguna-kan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhu-bungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Kajian Teori
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode memiliki arti penting dan patut dipertimbangkan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Tanpa menggunakan metode kegiatan interaksi edukatif tidak akan berproses. Oleh karena itu tidak pernah ditemui guru mengajar tidak menggunakan metode.
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Kelebihan tersebut sebagai berikut: (1) Dapat memperjelas pemahaman siswa dengan mengamati peragaan dari guru; (2) Dapat memperkecil kemungkinan terjadi-nya pemahaman yang salah terhadap bahan pelajaran; (3) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dengan mengamati peragaan dalam demonstrasi; (4) Dapat mempermudah pemusatan perhatian siswa karena secara khusus dituntut mengamati secara seksama; (5) Mendorong keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yangbelum diketahui selama proses demonstrasi berjalan.
Kaitannya dengan kompetensi IPS, penggunaan metode demonstrasi dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi. Demonstrasi yang digunakan adalah demonstrasi menggunakan globe dan kit IPS. Dengan asumsi bahwa globe dan kit lebih mudah diterima oleh anak-anak daripada rangkaian kata-kata yang diceramahkan oleh guru. Kegiatan visual siswa aktif, namun dengan tidak mengesampingkan kegiatan lain. Siswa bebas bertanya hal-hal yang kurang dimegerti ketika demonstrasi berlangsung. Guru juga dapat menaksir dan melihat siswa mana yang sudah paham dan belum paham materi yang diajarkan.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumus-kan hipotesis tindakan kelas ini sebagai berikut berikut: “Penggunaan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Tentang Kenampakan Alam Pada siswa Kelas IV Semester Genap SD Negeri Ngargosari 3 Kecamatan Sumberlawang Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015”
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngargosari 3 Sumberlawang, Sragen
Kelas yang diteliti
Kelas yang menjadi subyek penelitian adalah kelas IV karena masih rendahnya hasil pembelajaran IPS materi kenampakan alam pada semester ganjil. Kelas terdiri dari 24 siswa.
Mata Pelajaran
IPS materi kenampakan alam dengan kompetensi dasar: Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan propinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial budaya.
Waktu Penelitian
Siklus I : 15 Oktober 2014
Siklus II : 22 Oktober 2014
Alat dan Tehnik Penelitian
a. Tehnik pengumpulan data mengguna-kan tehnik tes dan pengamatan.
Tes evaluasi akhir pembelajaran siklus I dan II
b. Alat/instrumen pengumpulan data
Alat pengumpulan data adalah tes tertulis. Alat pengumpulannya butir soal dan lembar tugas kegiatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Materi pembelajaran IPS cukup luas dan mempunyai kaitan yang erat dengan lingkungan dan kehidupan siswa. Dalam tiga siklus pembelajaran IPS dengan indikator “Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”.
Jumlah |
1310 |
1790 |
2090 |
Rata-rata |
53.3 |
74.58 |
87.08 |
Presentase tuntas |
25% |
62.5% |
100% |
Presentase belum tuntas |
75% |
37.5% |
0% |
Nilai Tertinggi |
80 |
100 |
100 |
Nilai terendah |
40 |
50 |
70 |
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat hasil perubahan nilai yang dicapai siswa pada tiap-tiap siklus, sebagian besar mengalami kenaikan, untuk jelasnya adalah sebagai berikut:
1. Pada studi awal dari jumlah siswa 24 anak yang tuntas belajar 8 siswa atau 33.3%, sedangkan yang belum tuntas ada 16 siswa dari 24 siswa berarti 66.6%. Dengan nilai rata-rata 53.3.
2. Pada siklus pertama dari 24 siswa yang tuntas belajar ada 15 siswa atau 62.5%. Sedangkan yang belum tuntas belajar ada 8 siswa atau 37.5%. Nilai rata-rata kelas 74.58
3. Pada Siklus kedua banyaknya siswa ada 24 anak yang tuntas atau 100%. Sedangkan yang belum tantas 0%. Nilai rata-rata kelas 87.08
Tabel 2 Rekap Hasil Tes Formatif Siklus I,dan II berdasarkan prosentase.
No |
Uraian |
Siswa belum tuntas |
Siswa sudah tuntas |
Jumlah siswa |
Jumlah prosentase |
||
Jml |
prosentase |
Jumlah |
prosentase |
||||
1. 2. 3. |
Studi Awal Siklus I Siklus II |
18 9 0 |
75% 37.5 0% |
6 15 24 |
25% 62.5% 100% |
24 24 24 |
100% 100% 100% |
Dari tabel tersebut di atas (4.2), dapat memperoleh keterangan antara lain bahwa setiap siklus materi yang dapat dikuasai oleh siswa mengalami kenaikan yang cukup baik. Dari studi awal ke siklus pertama mengalami kenaikan 37.5% dari siklus pertama ke siklus kedua meningkat 37.5.(suatu kejadian yang luar biasa karena meningkat dengan stabil),
Deskripisi Temuan dan refleksi
Temuan
Dari data yang diperoleh pada studi awal sampai dengan siklus kedua peneliti memperoleh data kualitatif dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ditemukan kejadian sebagai berikut:
a. Pada siklus pertama
Sebagian besar siswa belum mengetahui tentang berbagai penampakan alam. Karena siswa tidak dilibatkan langsung pada pembelajaran sehari-hari jadi perhatian siswa masih kurang, sehingga hasil tes formatif dari 24 siswa hanya 15 siswa yang tuntas.
b. Pada siklus kedua
Proses pembelajaran mengalami peningkatan daripada siklus pertama. Karena metode demonstrasi menggunakan bentang alam dan globe menjadikan siswa mampu mengamati kenampakan alam Sehingga dari 24 siswa, semua mencapai tingkat ketuntasan, walaupun dengan nilai yang berbeda-beda.
Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dalam kegiatan tiga siklus tersebut maka dapat dijelaskan bahwa menyajikan berbagai fakta melalui penggunaan alat peraga dan metode demonstrasi dapat membantu proses pembelajaran karena dapat melibatkan siswa secara langsung sehingga anak tertarik dan terkesan sehingga yang belum dapat memahami konsep menjadi bisa memahami konsep dan permasalahan lainnyapun mudah teratasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil temuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa.
Saran Peneliti/Guru dan Tindak Lanjut
1. Dengan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas hendaknya guru termotivasi untuk mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik.
2. Guru seyogyanya membiasakan menganalisis hasil evaluasi siswa secara terus menerus, berkala, dan berkesinambungan.
3. Guru hendaknya selalu memotivasi siswa agar tumbuh kemauan, kemampuan, dan kreativitas.
4. Guru hendaknya mampu menyajikan materi pelajaran secara sistematis dan komunikatif.
5. Seyogyanya guru pandai dalam memilih dan menerapkan strategi, metode, pendekatan, model pembelajaran, dan alat peraga yang sesuai sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ischak, Munir, S., Sugandi, D., dan Sardiyo. 1997. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution, N., dan Budiastra, A.A.K. 2000. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suciati, Ibrahim, Delfi, R., dan Julaeha, S. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K., Wihardit, K., dan Nasution, N. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K., Julaeha, S., dan Marsinah, N. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S., Djadjuri, D., Ruhimat, T., Hermawan, A.H., Julaeha, S., dan Suwarni, S. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.