UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA BAHASA INGGRIS DENGAN MEDIA WRITTEN TEXTS

PADA SISWA KELAS XI MIA–2 DI MAN 1 KABUPATEN SRAGEN

TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020

 

Sukarsih

MAN 1 Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan tata bahasa Inggris siswa dengan media Written Texts. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan dalam membuat kalimat bahasa Inggris dengan benar secara gramatikal.Permasalahan yang dihadapi siswa adalah bahwa penguasaan tata bahasa baik dari kemempuan dalam pemahaman bentuk maupun makna masih rendah sehingga kemampuan untuk menyampaikan ujaran sesuai dengan makna tata bahasa yang tepat masih rendah. Mereka mengalami kesulitan dalam komunikasi baih lisan maupun tulisan karena kemempuan dasar membuat kalimat guna menyampaikan ide dan gagasannya terbatas.     Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Kondisi awal siswa sebelum adanya penelitian adalah sebagai berikut: nilai raport di kelas XI MIA-2 semester gasal kurang memuaskan karena nilai mereka kebanyakan ada di batas bawah ketuntasan, yaitu: rentang nilai 6,0-7,0 sebanyak 26 siswa (65%), rentang nilai 7,1–8,0 sebanyak 11 siswa (27,5%) dan 8,1-10 ada 3 siswa (7,5%). Pada siklus pertama, penilaian pembelajaran dengan media Written Texts melalui Tugas Mandiri; dari 40 siswa telah diperoleh nilai < 6,3 sebanyak 7 siswa (17,50%) , 6,3–7,0 sebanyak 28 siswa (70,00%), 7,1-80 sebanyak 4 siswa (10,00%) dan ≥ 8,1 ada 1 siswa (2,50%), ketuntasan klasikal 82,50%. Pada siklus kedua penilaian yang dilaksanakan dengan media Written Texts melalui Tugas Terbimbing telah diperoleh nilai < 6,3 ada 4 siswa (10,00%), nillai 6,3–7,0 ada 29 siswa (72,50%) 7,1-80 ada 5 siswa (12,50%) dan ≥ 8,1 ada 2 siswa (5,00%), ketuntasan klasikal mencapai 90,00%. Dari data tersebut diatas diperoleh simpulan bahwa pembelajaran berbicara bahasa Inggris dengan media Written Texts melalui Tugas Terbimbing dapat meningkatkan kompetensi berbicara bahasa Inggris siswa.

Kata Kunci: Penguasaan Tata Bahasa, Media Written Texts.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil pengamatan prestasi belajar siswa masih sangat kurang dari apa yang diharapkan dan pelaksanaan pembelajaran tata bahasa Inggris masih cenderung hanya mengandalkan pada buku teks/modul/LKS. Proses pembelajaran tata bahasa hanya diberikan dengan pola kalimat yang ada dan pembuatan kalimat berdasarkan pola. Sehingga siswa hanya mengetahui tentang tata bahasa sepotong-sepotong.

Guru selaku peneliti kemudian mencoba untuk merefleksi dan mencari penyebab dari kelemahan-kelemahan ini dapat mengidentifikasi beberapa penyebab permasalahan yaitu:

  • Lemahnya kemampuan siswa untuk memahami tata bahasa yang diajarkan dalam pemahaman bentuk dan pemahaman makna.
  • Kurangnya kesempatan bagi siswa untuk menerapkan tata bahasa dalam kegiatan empat ketrampilan bahasa.

Dari permasalahan tersebut, peneliti kemudian mencari solusi untuk dapat meningkatkan penguasaan tata bahasa Inggris siswa yang ditandai dengan meningkatnya prestasi hasil belajar siswa maka perlu diciptakan suatu media, teknik atau strategi yang tepat yang dapat merubah siswa dalam situasi pembelajaran yang tidak membosankan. Salah satu cara dalam pembelajaran tata bahasa adalah dengan media Teks Tertulis yang selanjutnya disebut Written Texts.

Identifikasi Masalah

  1. Apakah media Written Texts dapat meningkatkan penguasaan tata bahasa Inggris pada siswa kelas XI MIA-2 MAN 1 Kabupaten Sragen yang ditandai dengan meningkatnya prestasi hasil belajar ?
  2. Bagaimanakah perubahan keberadaan siswa yang menyertai peningkatan kemempuan siswa tersebut?

Rumusan Masalah

Apakah media Written Texts dapat meningkatkan penguasaan tata bahasa Inggris pada siswa kelas XI MIA-2 MAN 1 Kabupaten Sragen?”

Tujuan Penelitian                    

  1. Meningkatkan penguasaan tata bahasa Inggris siswa dengan media Written Texts pada siswa kelas XII IPS-2 MAN 1 Kabupaten Sragen yang ditandai dengan meningkatnya prestasi hasil belajar siswa.
  2. Mengetahui berubahan keberadaan siswa setelah mendapatkan pembelajaran tata bahasa dengan media Written Texts.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:

Bagi Siswa

Meningkatkan pemahaman tentang manfaat berbicara bahasa Inggris, mengatasi kesulitan dalam berbicara bahasa Inggris dan meningkatkan kompetensi berbicara menggunakan bahasa Inggris

Bagi Guru

Memperbaiki proses belajar mengajar, memberikan atmosfer yang berbeda dengan pengajaran yang biasa dilakukan dan menyenangkan para siswa dalam belajar.

Bagi Sekolah

Meningkatkan pelayanan pembelajaran, meningkatkan sumbar daya manusia (guru), meningkatkan prestasi sekolah.

Hipotesis tindakan

Diharapkan dengan menggunakan media written texts dapat meningkatkan penguasaan tata bahasa inggris sehingga prestasi belajar peserta didik pada setiap siklusnya. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mencapai hasil yang ideal pada siklus ke siklus.

KAJIAN TEORI

Makna Tatabahasa

Seperti yang disampaikan Soekono (2005: 25) bahwa tata bahasa adalah ilmu yang mengatur bahasa yang meliputi tata kalimat, tata kata dan tatabunyi. Karena itu fungusi tata bahasa ialah memberikan peraturan-peraturan umum dan dasar-dasar pengertian, agar bahasa itu dapat dipergunakan orang sebagai alat komunikasi/begaul yang dapat dipahami oleh orang lain dalam pergaulan. Pelajaran tata bahasa disekolah berfungsi memberikan bimbingan kepada para siswa untuk mengenal aturan-aturan yang baik dalam pemakaian bahasa, sehingga siswa dapat mempergunakan bahasa yang baik dan benar dalam berbicara maupun menulis.

Kemudian Nunan (2007: 152) menyatakan sebagai berikut: One who wants to be able to communicate easily in spoken and written language has to master knowledge of grammar. By studying grammar people know how to produce grammatical sentences. Abay studying grammar people know how to produce grammatically system of the target language is of central importance, because an inadequate knowledge of grammar would severely constrain creativity and unit of capacity for communication.

Tatabahasa harus dipelajari sehingga pada saat menggunakan bahasa, keduanya baik pembicara, pendengar maupun pembaca memehami pesan yang disampaikan oleh masing-masing pihak. Terkadang penyebab permasalahan pemahaman adalah karena kalimat yang dibuat mempunyai kesalahan tata bahasa.

Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Sadiman ,2003:6). Sedangkan menurut Gagne dalam Sadiman (2003:6) menyatakan media adalah berbagai jenis koponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.Briggs (2007:8) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Rohadi (2003:9) media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang sering digunakan dalam bidang komunikasi dan termasuk ke dalam media meliputi teaching Aids, AVA dan media belajar atau sering disebut juga alat peraga.

Makna Media Witten Texts

 Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima (Sadiman, 2003:6) sedangkan menurut Gagne dalam Sadiman (2003:6) menyatakan media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Adapun makna Written Texts adalah suatu media pembelajaran tata bahasa dengan menggunakan teks tertulis. Teks tersebut memuat tata bahasa (grammar) yang sedang dibahas sehingga pembelajaran tidak akan terlepas dari tujuan yang sudah ditetapkan. Isi teks harus menarik, bisa dalam bentuk teks tentang lelucon (spoof texts), narasi, report, maupun yang lainnya. L.G.Alexander (2005: x) mengatakan bahwa in order to do all the exercises above (speaking and writing), the student must work from specially – written texts. Each text must be used to train the student in the following skills: aural comprehension, oral practice, reading aloud, oral composition. Dictation, controlled comprehension, precis, and written grammar exercises in recall. We might call these specially written passages multi-purpose texts, since they are used as the basis for variety of exercises which the aim at developing a number of skills simultaneously. Dari pernyataan di atas (multi-purpose texts), maka peneliti menerapkan bahwa Written Texts ini dipakai sebagai media dalam pembelajaran tatabahasa (grammar). Karena ketrampilan speaking (berbicara) dan writing (menulis) tersebut harus didasari dulu dengan penguasaan tatabahasa. Selanjutnya dikatakan: the texts must be interesting or amusing so that they will entertain the student, hold his attention, and minimize the inevitable drudgery involved in drill work.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang bersifat kolaboratif antara peneliti dan teman sejawat berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris.

Jenis Penelitian

Salah satu tujuan penelitian ini adalah mengembangkan tehnik pembelajaran, sehingga jenis penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Pengembangan tehnik pembelajaran yang dilakukan meliputi: Rencana Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa dan Instrument Penilaian (Tes Hadsil Belajar).

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai Minggu ke ketiga bulan Juli 2019 s/d Minggu ke kedua bulan September 2019.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Sragen.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa MAN 1 Kabupaten Sragen kelas XI-MIA-2 Tahun pelajaran 2019/2020, yang dilaksanakan pada semester gasal , adapun objek penelitian adalah Media Written Texts untuk meningkatkan penguasaan tata bahasa siswa dalam proses pembelajaran bahasa inggris

Sumber Data

Data diambil dengan beberapa tahapan, yaitu: Dalam penelitian ini peneliti yang dibantu dengan seorang teman guru sebagai kolaborator mengadakan kerjasama sejak tahap persiapan yang meliputi kegiatan identifikasi masalah, merumuskan maslah dan menemukan singkronisasi dalam pengolahan data. Data diperoleh secara bersama antara peneliti dan kolaborator melalui pengamatan dan penilaian pekerjaan/kegiatan siswa

 

Indikator Kinerja

Daya Serap Perorangan

Untuk mata pelajaran bahasa inggris sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan ketuntasan minimal MAN 1 Sragen, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah memperoleh nilai sekurang-kurangnya 6,3 atau mencapai skor 63%

Daya Serap Klasikal

Untuk mata diklat program Adaptif, suatu kelas disebut telah tuntas belajar jika kelas tersebut mencapai 85% dari jumlah siswa di kelas tersebut, dan telah mencapai daya serap perseorangan 63%

Prosedur Penelitian

SIKLUS 1

Perencanaan

  • Menyusun Silabus Pembelajaran yang berbasis kompetensi dan kemampuan dasar
  • Menyusun skenario/rencana pembelajaran
  • Menyusun format evaluasi guna mengathui hasil pekerjaan siswa
  • Membuat penugasan awal pembelajaran (concept pre-learning)

Tindakan

Pedoman Guru

Membuka pertemuan, mengabsen kehadiran siswa, memberikan apresiasi tentang materi pembelajaran, mengatur tempat duduk, membuat kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah, meminta siswa untuk menempati tempat duduk sesuai kelompoknya, membagi skenario, mejelaskan kompetensi yang akan dicapai, memberikan waktu beberapa menit untuk mempelajari skenario dan mendiskusikannya dengan teman satu kelompok, meminta siswa (masing-masing kelompok) untuk ,mendemonstrasikan skenario. Dalam siklus pertama , peneliti merencanakan empat langkah tindakan dengan materi pembelajaran meliputi: Future Plans, Conditional Sentences, Gerund and Degrees of Comparasion. Penetili mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam rencana pembelajaran berupa motivating strategi, teaching practice, skill pratice, review , and asseement

Pedoman Siswa

Menempati tempat duduk sesuai dengan kelompoknya sebagaimana diatur oleh guru, memperhatikan penjelasan guru,mempersiapkan tugas yang diberikan sesuai dengan peran masing-masing, mendemonstrasikan scenario

Pengamatan

Mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembarr observasi kelas, mengadakan penskoran dan penilaian.

 

Refleksi

Mengadakan evalusai tindakan siklus 1, mendiskusikan hasil evaluasi siklus 1 dengan penelitian lain, memperbaiki tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

SIKLUS 2

Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan ini peneliti mengadakan identifikasi tindakan, diantaranya: menentukan kompetensi dasar yang akan disampaikan, merencanakan pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, menyusun skenario pembelajaran dengan durasi 5x pertemuan (@ 2jam x 45 menit), menyiapkan sumber belajar, menyusun pokok-pokok masalah yang harus didiskusikan, menyusun format evaluasi pengamatan guna mengetahui respon siswa, menyusun grup atau kelompok berdasarkan tingkat kemampuan siswa untuk tugas terbimbing dan tugas mandiri.

Tindakan

Menerapkan tindakan sesuai scenario pembelajaran, diantaranya:

Pedoman Guru

Pada siklus kedua akan dilaksanakan sebanyak empat pertemuan dengan materi pembelajaran yang meliputi: Relative clause, reported Speech, Passive Voicem dan Future Perfect Tense. Untuk setiap langkah tindakan peneliti akan membagikan written texts yang dibuat dan ditempel pada kertas karton dengan ukuran 15cm x 10 cm berbentuk kartu yang menarik dengan texts yang berbeda berdasarkan mataeri yang diajarkan. kemudian peneliti akan menjelaskan tentang tata bahasa yang termuat dalam teks tersebut , untuk bisa ditemukan dan dikuasai

Pedoman Siswa

Berkelompok menurut kelompok yang sudah ditentukan, memperhatikan penyampaian materi yang disampaikan guru, mendiskusikan setiap masalah yang diberikan dengan guru atau dengan teman sesama siswa, mendemontrasikan materi yang ditugaskan guru.

Pengamatan

Mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi situasi kelas (dilakukan bersama kolaborator), mengamati respon siswa dalam melaksanakan tugas guru, menagamati siswa dalam berdialog/berbicara dengan teman satu kelompoknya, dan mengamati siswa dalam mendemonstrasikan di depan kelas

Refleksi

Melakukan evalusai tindakan siklus 2, mendiskusikan hasil evalusai siklus 2 dengan kolaborator, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan sebagai penentuan apakah sampai pada siklus kedua sudah signifikan sebagaimana ketercapaian ketuntasan

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

SIKLUS 1

Pada siklus ini telah dilakukan pengambilan nilai dari materi pembelajaran Future Plans, Conditional Sentences, Gerund and Degrees of Comparasion sebagaimana ditunjukkan tabel 3:

TABEL 2 Rentang nilai hasil evaluasi siklus-1

No. Rentang Nilai Jumlah Prosentase Keterangan
1 < 63 7 17,50% Tidak Tuntas
2 63 – 70 28 70,00% Tuntas
3 71 – 80 4 10,00% Tuntas
4 > 81 1 2,50% Tuntas
  Jumlah 40 100% Ketuntasan secara klasikal 82,50%

 

SIKLUS 2

Pada siklus ini telah dilakukan pengambilan nilai dari materi pembelajaran Relative clause, reported Speech, Passive Voicem dan Future Perfect Tense. sebagaimana ditunjukkan tabel 4:

TABEL 3 Rentang nilai hasil evaluasi siklus-2

No. Rentang Nilai Jumlah Prosentase Keterangan
1 < 63 4 10,00% Tidak Tuntas
2 63 – 70 29 72,50% Tuntas
3 71 – 80 5 12,50% Tuntas
4 > 81 2 5,00% Tuntas
  Jumlah 40 100% Ketuntasan secara klasikal 90,00%

 

Pembahasan

 Kondisi awal siswa sebelum adanya penelitian adalah sebagai berikut: nilai raport di kelas X semester gasal kurang memuaskan karena nilai mereka kebanyakan ada di batas bawah ketuntasan, yaitu: rentang nilai 6,0 – 7,0 sebanyak 26 siswa (65%), rentang nilai 7,1 – 8,0 sebanyak 11 siswa (27,5%) dan 8,1 -10 ada 3 siswa (7,5%). Dan nilai raport semester genap siswa yang mendapat nilai antara 6,0 – 7,0 sebanyak 22 siswa (55%), rentang nilai 7,1 – 8,0 sebanyak 15 siswa (37,5%) dan rentang nilai 8,1 – 10 ada 3 siswa (7,5%). Tampaknya mereka tidak peduli dengan nilai yang didapat, yang dipentingkan adalah ketuntasannya saja walaupun ada beberapa yang nilai tuntasnya karena melalui remidiasi. Motivasi siswa masih sangat rendah mengikuti pembelajaran bahkan masih banyak yang kurang memperhatikan guru.

Silkus 1:

Dalam siklus pertama, peneliti merencanakan empat langkah tindakan dengan materi pembelajaran adalah: Future Plans, Conditional Sentences, Gerund dan Degrees of Comparison. Peneliti mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam Rencana Pembelajaran berupa motivating strategi, teaching practice, skill practice, review, dan assessment. Pada saat motivating strategi, untuk setiap tindakan peneliti menunjukkan beberapa written texts untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran. Kemudian peneliti menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat motivating strategy. Pada saat skill practice, peneliti membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa. Mereka melakukan kegiatan berdiskusi sesuai dengan apa yang di instruksikan peniliti. Siswa tampak antusias dan berlomba-lomba untuk bisa menemukan kalimat dengan tata bahasa yang telah ditentukan. Mencoba mengekspresikan kalimat dengan tata bahasa tersebut dengan sesama siswa, dan bertanya jawab tentang kosakata baru yang mereka belum kenal. Siswa merasa senang karena isi teks yang menarik , tidak membosankan dan memudahkan mereka untuk mengenal tatabahasa dalam pemakaian secara menyeluruh. Setelah satu teks selesai dibahas bersama kelompoknya, siswa bisa menukar dengan teks dari kelompok lain. Peneliti memonitor dan sesekali menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan tatabahasa yang ada dalam teks. Kemudian menjelaskan secara umum tentang fungsi dan penggunaan tata bahasa tersebut di papan tulis.

Pada pertemuan kedua, siswa sudah bisa menggunakan situasi dan waktu dengan baik. Kecanggungan dan kegugupan yang terjadi sebelumnya sudah bisa berkurang dan mereka sudah nampak menikmati pembelajaran yang ada yaitu dengan media written texts yang banyak membantu pemahaman penggunaan tata bahasa atau materi pembelajaran yang sedang mereka hadapi. Siswa dapat menyampaikan jawabannya dengan lancar dan tidak ada rasa grogi ketika ada pertanyaan dari guru. Peneliti merasakan adanya perubahan yang cukup baik, yaitu dengan adanya keaktifan dan peningkatan siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa bisa menikmati materi yang dikemas dalam written texts.

Setelah selesai siklus 1, peneliti dan kolaborator melakukan refleksi tentang pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Inggris dengan media written texts. Dari hasil diskusi diperoleh gambaran tentang proses pembelajaran sebagai berikut:

– Pada awal pelaksanaan, siswa masih terlihat bingung dan kurang adanya respon.

– Pembagian kelompok belum merata antara yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.

– Kalimat yang di hasilkan masih belum sempurna, belum benar secara gramatikal.

– Pengucapan siswa juga masih harus diperbaiki.

Hasil refleksi berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan media written texts ini perlu ditingkatkan lagi untuk bisa membawa siswa kearah yang lebih baik lagi terutama dalam penggunaan tatabahasa yang ada.

Siklus 2:

Pada siklus 2, kolaborator menyampaikan beberapa hal untuk bisa diperhatikan peneliti dalam proses pembelajaran berikutnya, yaitu:

  • Membuat suasana lebih rileks agar siswa tidak kaku dan grogi dalam melakukan kegiatan.
  • Pembagian kelompok diratakan sesuai kemampuan siswa.
  • Mengecek pemahaman siswa terhadap perintah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang diberikan.
  • Mengecek hasil kerja siswa dalam menemukan dan membuat kalimat yang sesuai dengan pembelajaran yang diberikan dalam teks agar siswa bisa melakukannya dengan benar secara gramatikal.
  • Kemudian, peneliti juga memberi contoh pengucapan yang benar agar siswa bisa meguasai tata bahasa baik secara lisan maupun tulisan.

Pada siklus ini ada empat pertemuan, materi yang diberikan adalah: Relative clause, reported Speech, Passive Voice, dan Future Perfect tense.

Untuk setiap langkah tindakan pada saat pemberian motivasi, peneliti membagikan Witten Texts yang dibuat dan ditempel pada kertas karton dengan ukuran 20 cm x 20 Cm berbentuk kartu yang menarik dengan texts yang berbeda berdasarkan meteri yang diajarkan. Kemudian, peneliti menjelaskan tentang tata bahasa yang termuat dalam teks tersebut, untuk bisa ditemukan dan dikuasai.

Pada saat skill practice, seperti sebelumnya peneliti membentuk kelompok yang beranggotakan empat siswa dengan tujuan agar diskusi siswa bisa maksimal dan memberikan tugas siswa tentang apa yang harus dilakukan dari written texts yang telah diberikan. Siswa melakukan kegiatan dengan semangat dan percaya diri. Hal ini karena mereka sudah memahami apa yang harus mereka lakukan dan sudah menikmati media written text.

Pada saat assessment, siswa disatukan lagi dalam kelompok besar yaitu dalam satu kelas. Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan dengan tata bahasa yang telah dipelajari siswa, dan siswa sudah bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar. Sebagai contoh peneliti menanyakan kepada salah satu siswa dengan conditional sentence: what did you do if you were a successful businessman ?. Siswa tersebut menjawab: If I were a successful businessman, I would build our school library. Kemudian bertanya lagi kepada siswa yang lain dengan relative clause: Do you know Mr. Ikhwan ?. Siswa menjawab: Yes, Mr. Ikhwan is our headmaster whose wife is a teacher here. Hal ini berlangsung terus sampai semua siswa mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Siswa antusias sekali terbukti dengan banyaknya siswa yang tunjuk jari.

Hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus 2 ini menunjukkan:

  • Adanya peningkatan kemampuan penguasaan siswa terhadap tata bahasa yang diajarkan yang ditandai dengan meningkatnya prestasi hasil belajar siswa.
  • Terlihat adanya keaktifan dan kerjasama yang baik antar siswa.
  • Siswa banyak mengalami kesulitan pada materi Passive Voice, karena mereka harus menggunakan dan harus sudah menguasai semua jenis tenses.
  • Pengucapan siswa masih harus terus diperbaiki terutama untuk kosa kata baru.

Pengamatan dari akhir siklus ini, tampaknya tidak ada masalah yang berarti bagi siswa dalam menggunakan written texts, justru secara keseluruhan tampak siswa lebih percaya diri dan prestasi hasil belajar meningkat.

Dilihat dari nilai hasil ulangan, peningkatan siswa sangat signifikan. Yaitu: siswa yang mendapat nilai 6,0 – 7,0 ada 12 siswa (30%), yang mendapat nilai 7,1 – 8,0 ada 16 siswa (40%) dan yang mendapat nilai 8,1 – 10 ada 12 siswa (30%). Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran baik, proses pembelajaran berlangsung baik pula. Hal ini bisa dibuktikan baik dengan nilai hasil prestasi siswa maupun dengan adanya interaksi aktif siswa selama proses pembelajaran, meskipun belum maksimal.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

  1. Meningkatnya kemampuan penguasaan tata bahasa inggris siswa yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan untuk menyampaikan ujaran sesuai bentuk dan makna tata bahasa yang tepat dan mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan lancar.
  2. Meningkatnya prestasi hasil belajar siswa, penguasaan materi menjadi lebih baik dari pada sebelum adanya perlakuan.
  3. Adanya motivasi dan semangat yang tinggi, dengan adanya keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Saran

  1. Guru harus selalu memotivasi siswa untuk senantiasa aktif dalam menerima pembelajaran, dan written texts adalah salah satu solusinya terutama dalam pembelajaran tata bahasa.
  2. Guru agar bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam membuat media pembelajaran written texts, lebih menarik dan variatif desesuaikan dengan materi pembelajaran yang disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, L.G. (2005). Prectice and Progress. Longman Kanisius: Yogyakarta

Wirjosoedarmo, Soekono. (2005). Tatabahasa Bahasa Indonesia. Sinar Wijaya: Surabaya

Elliot, J. (2007). Action Research for Educational Change. Buckingham: Open University Press.

Nunan, David. (2007). Language Teaching Methodology. A Textbook for Teacher. Sydney

:UK Prentice Hall International Ltd.

Rohadi, Aristo. (2003). Media Pendidikan Departeman Pendidikan Nasional: Jakarta.

Sadiman, Arif,dkk. (2003). Media Pendidikan, PT Raja Gratmindo Persada: Jakarta