MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR MENENTUKAN PANJANG GARIS SINGGUNG MELALUI INQUIRING MINDS WANT TO KNOW LEARNING

SISWA KELAS XII IPA 1 SEMESTER GENAP DI MA NEGERI 1 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Agung Prasetyono

Guru MAN 1 Sragen

 

ABSTRAK

Dengan penerapan Metode Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) maka Pada Siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dengan prosentase 62,5% dan yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan tingkat prosentase 37,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I menurut kurikulum 2004 ini dalam standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 6,69 tingkat ketuntasan 62,5% maka perlu diadakan siklus ke 2. dapat disimpulkan bahwa siswa masih memiliki kriteria baik 47,5%, cukup 15% kurang 37,5%. Siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa dengan prosentase 95% dan yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa dengan tingkat prosentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II menurut kurikulum 2005 standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 7,49 tingkat ketuntasan 95% maka perlu diadakan siklus ke 3, Hasil pengamatan siswa sebanyak 3 anak dari 32 siswa menunjukkan 7,5% memiliki aktivitas kurang dari hasil diskusi, presentase, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat.    Dari data di atas siswa memiliki kriteria baik 82,5%, cukup 10%, dan kurang 7,5%. Sedangkan pada Siklus III siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa dengan tingkat prosentase 100%. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian siswa dalam kegiatan diskusi, representase dan menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapat. Jadi tujuan pembelajaran tercapai seperti yang diharapkan oleh guru. Adapun hal yang lebih penting lagi dalam pembelajaran Inquiring Minds Want to Know Learning.

Kata Kunci: Prestasi Belajar Matematika, Inquiring Minds Want to Know Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan Matematika di Indonesia mulai diajarkan untuk membangkitkan gerakan Pembelajaran secara nasional. Karena usaha tersebut sejalan dengan cita-cita untuk menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang sehat, kuat dan sejahtera lahir maupun batin. Tetapi hasil Pembelajaran Matematika yang dapat dicapai bangsa Indonesia sekarang belum seperti yang diharapkan, terutama pada prestasi Pembelajaran. Sebagai misal, sampai saat ini Pembelajaran putra masih merupakan proses pembelajaran yang kurang diminati siswa.

Mengingat pentingnya usaha peningkatan prestasi Pembelajaran tersebut, khususnya cabang Pembelajaran, penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap siswa Kelas XII IPA 1 Semester Genap di MA Negeri1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. dengan judul “Meningkatkan prestasi Belajar Matematika Dengan Kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung Melalui Inquiring Minds Want to Know Learning Pada Siswa Kelas XII IPA 1 Semester Genap di MA Negeri1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka diajukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah melalui Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat Belajar) mampu meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung ?
  2. Apakah Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) dapat meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung ?

Tujuan Penelitian

  1. Ingin mengetahui apakah dengan Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) yang teratur dapat meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung ?
  2. Ingin mengetahui apakah Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung ?

Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah jika pembelajaran dalam Menentukan Panjang Garis Singgung dilakukan dengan Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) maka prestasi belajar siswa Kelas XII IPA 1 Semester Genap di MA Negeri1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019 akan meningkat.

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti

  • Sebagai bekal pengalaman dibidang penelitian yang relevan.
  • Sebagai dasar menentukan variabel yang lebih penting dalam peningkatan Matematika khususnya Pembelajaran.
  • Sebagai bahan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.

Bagi lembaga

  • Untuk meningkatkan mutu pelajaran Matematika.
  • Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi Pembelajaran pada umumnya dan Matematika pada khususnya.
  • Sebagai bahan masukan dalam rangka pencapaian prestasi belajar siswa.

 

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Pembelajaran

Gagne dan Briggs (2005:3) Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi

Muray dalam Beck (2004: 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut:

“To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible”

“Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (2003:32) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (2004:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pengertian Belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut:

1) Cronbach memberikan definisi:

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.

2) Harold Spears memberikan batasan:

Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

3) Geoch, mengatakan:

Learning is a change in performance as a result of practice”.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Hubungan Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) terhadap prestasi belajar siswa

Bidang studi Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dibatasi pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung. Dalam materi ini memiliki sumber bahan (materi) yang luas dan banyak, oleh karena bahan yang luas dan banyak, itu sangat memerlukan latihan-latihan yang cukup teratur.

Adapun hal yang lebih penting lagi dalam pembelajaran Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) adalah dalam segi pendidikan pembelajaran Inquiring Minds Want to Know Learning (Pembelajaran yang Membangkitkan Minat belajar) tidaklah sekedar agar bahan yang banyak itu segera terselesaikan tepat waktunya.

METODE PENELITIAN

Perencanaan

  1. Refleksi awal. Peneliti mengidentifikasi permasalan pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung siswa Kelas XII IPA 1 Semester Genap di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.
  2. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian.
  3. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Penelitian tindakan lebih menitikberatkan pendekatan naturalistik, sehingga hipotesis tindakan dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan keadaan lapangan.

Prosedur Pelaksanaan Tindakan

  1. Guru sebagai peneliti melaksanakan rancangan pembelajaran pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung yang telah direncanakan.
  2. Guru yang sekaligus berfungsi sebagai observer melakukan pengamatan secara sistematis terhadap kegiaatan yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan pengamatan dilakukan secara komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam data dan catatan lapangan.

Refleksi

Penelitian ini sekaligus sebagai pengamat/observer melaksanakan kegiatan yang meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektivitas rancangan pembelajaran pada kompetensi Menentukan Panjang Garis Singgung yang dirancang dan daftar permasalahan yang muncul di lapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang.

Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan siswa Kelas XII IPA 1 Semester Genap di MA Negeri1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

Instrumen Penelitian

Dalam PTK, instrumen utama penelitian adalah peneliti. Hal itu sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (2012) bahwa peneliti adalah orang yang paling mengetahui seluruh data dan cara menyingkapinya. Untuk mendukung dan melengkapi instrumen utama digunakan instrumen penunjang (Moleong, 2005). Instrumen penunjangnya adalah lembar/pengamatan yang sekaligus merupakan alat evaluasi/penelitian.

Teknik Analisis Data

Data belajar diperoleh dari pengamatan yang sekaligus penilaian kemampuan Menentukan Panjang Garis Singgung siswa. Langkah-langkah analisis data adalah menelaah seluruh data yang terkumpul dari keseluruhan instrumen, mereduksi data, menyimpulkan dan memverifikasi (Rofi’uddin, 2004:36).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Sekilas Tentang Setting

Kelas yang dipilih sebagai penelitian adalah pada Siswa Kelas XII IPA 1 Semester Genap di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. Memiliki 32 siswa.

Tujuan pembelajaran ini adalah siswa memahami materi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dengan menggunakan dan Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung.

Uraian Penelitian

Pemahaman materi Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dengan menggunakan media gerak, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar dan keaktifan siswa dalam berdiskusi, akan tetapi hasilnya belum sesuai dengan harapan guru. Kemudian sebagai tindak lanjut guru mengganti media gambar dengan media gambar gerak.

Penjelasan Per siklus

Siklus I

Mendiskripsikan Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dengan menggunakan media gerak berdasarkan hasil pengamatan menggunakan gambar yang dipajang guru dipapan tulis, waktu yang dibutuhkan 2 X 45 menit.

Perencanaan

  • Dalam merencanakan kegiatan ini, guru menyiapkan program rencana pembelajaran, penyajian dan eveluasi dalam bentuk obyektif dan subyektif.
  • Guru memasang gambar bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dipapan tulis.
  • Guru menunjukkan kepada siswa fungsi bagian-bagian bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung.

 

 

Tindakan

  • Dalam 1 kelas terdapat 32 siswa di bagi dalam 8 kelompok masing-masing kelompok memiliki anggota berjumlah 4 siswa.
  • 4 kelompok mengamati bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung, dan 4 kelompok mengamati ragam Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung.
  • Siswa melakukan diskusi kelompok, dan hasil diskusi kelompok direpresentasikan ke depan, sehingga saling menukar hasilnya.
  • Siswa mencatat hasil diskusi kelas.

Observasi

Kebaikan: – Gambar yang telah dipajang guru menambah minat belajar siswa, dibanding sebelum penelitian Siswa yang mengalami ketuntasan belajar ada 20 orang (62,5%).

Siswa yang sudah aktif dalam kegiatan 7 siswa (37,5%), dan cukup aktif 3 siswa (15%).

Keburukan: – Siswa yang belum tuntas belajarnya dan belum aktif ada 5 siswa.

Refleksi

  • Memperhatikan hasil pengamatan pada kegiatan yang telah dilakukan, masih ada 5 siswa yang belum terlibat secara aktif.
  • Pada pertemuan berikutnya direncanakan penyajian materi dengan idikator mendiskripsikan Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dengan menggunakan media
  • Siswa diberi tugas untuk membaca buku-buku yang relevan.

Keputusan/tindakan

  • Memberi penjelasan tentang perbedaan bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung.
Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan penyajian materi dengan idikator: mendiskripsikan Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dengan menggunakan media gerak.

Perencanaan

  • Guru menyusun program/rencana pembelajaran guru menyediakan alat dan bahan untuk mengamati bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung
  • Guru memberi petunjuk cara menggunakan media pembelajaran

Tindakan

  • Guru membagi siswa dalam kelompok
  • Dalam satu kelas ada 5 kelompok, 4 kelompok mengamati Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgungdan 4 kelompok mengamati bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung.
  • Dalam satu kelompok anggotanya 5 siswa.

Guru memberi petunjuk langkah kerja dalam pengamatan

  • Guru memberi petunjuk langkah kerja dalam pengamatan bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung,
  • Siswa mencatat hasil diskusi.
  • Guru memberi pertanyaan post test, sebagian besar dapat menjawab.

Pengamatan (observasi)

Kebaikan: Penggunaan media Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung sebagai media pembelajaran, siswa mendapatkan ketrampilan proses dan meningkatkan minat belajar siswa.

Keburukan: – Jumlah media terbatas hanya 4 buah sehingga siswa harus sabar menunggu giliran untuk mengamati bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung

Refleksi

Memperhatikan hasil pengamatan, masih ada 3 siswa yang belum aktif, maka pada pertemuan berikutnya direncanakan penyampaian kembali materi dengan menggunakan media Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung

Keputusan

Penggunaan media sebagai media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dari data nilai ulangan harian dimana dalam proses pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai 7,49 dari 32 siswa.

Sedangkan siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dengan prosentase 95% dan yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan tingkat prosentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II menurut kurikulum 2005 standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 7,49 tingkat ketuntasan 95% maka perlu diadakan siklus ke-3.

Siklus III

Perencanaan

  • Rencana pembelajaran pada siklus III menggunakan rencana pembelajaran pada siklus II.
  • Materi pokok: mendeskripsikan Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung dengan menggunakan media gerak. Guru menyediakan instrumen penilaian sikap.
  • Guru mengadakan ulangan harian ke III.

Tindakan

  • Guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

Dalam 1 kelas ada 8 kelompok dibagi dua 4 kelompok mengamati bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung, 4 kelompok yang lain mengamati. Guru memberi petunjuk Setelah berdiskusi kelompok, siswa diberikan kesempatan membuat laporan dan representasi ke depan.

Pengamatan/observasi

Kebaikan                : Guru mengulangi kembali penyampaian materi. Hal ini memberi kesempatan pada siswa yang semula tidak aktif menjadi aktif dalam kegiatan. Siswa tampak senang dan seluruh siswa sudah aktif dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru (32 siswa aktif, 3 siswa cukup aktif) keuntasan belajar 100%.

Refleksi

  • Memperhatikan hasil pengamatan, seluruh siswa sudah aktif dalam mengemukakan pendapat maupun menjawab pertenyaan dari guru.
  • Terbukti setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru, maka seluruh siswa berrebut mengacungkan tangan.
  • Siswa hasil pengamatan dan hasil laporan siswa yang direpresentasikan ke depan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru, sehingga diperoleh ketentuan belajar 100%.

Tindakan keputusan

  • terbatas yakni 4 buah bentuk Dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Menentukan Panjang Garis Singgung, bukan menjadi suatu halangan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
  • Pada akhir pembelajaran pada siklus III diperoleh ketuntasan belajar 100%.

Pembahasan

Pada Siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dengan prosentase 62,5% dan yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan tingkat prosentase 37,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I menurut kurikulum 2004 ini dalam standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 6,69 tingkat ketuntasan 62,5% maka perlu diadakan siklus ke 2. dapat disimpulkan bahwa siswa masih memiliki kriteria baik 47,5%, cukup 15% kurang 37,5%. Siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa dengan prosentase 95% dan yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa dengan tingkat prosentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II menurut kurikulum 2005 standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 7,49 tingkat ketuntasan 95% maka perlu diadakan siklus ke 3, Hasil pengamatan siswa sebanyak 3 anak dari 32 siswa menunjukkan 7,5% memiliki aktivitas kurang dari hasil diskusi, presentase, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kriteria baik 82,5%, cukup 10%, dan kurang 7,5%. Sedangkan pada Siklus III siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa dengan tingkat prosentase 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus 3 dalam standart ketuntasan minimum yang ditetapkan 75 dengan nilai rata-rata 7,67 tingkat ketuntasan 100% dapat dicapai. dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kriteria baik 92,5%, cukup 7,5%. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian siswa dalam kegiatan diskusi, representase dan menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapat. Jadi tujuan pembelajaran tercapai seperti yang diharapkan oleh guru.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa metode diskusi dengan model Pembelajaran Prosesnya di muka dari pembentukan kelompok pemberian masalah sampai pada pelaksanaan berakhir masing – masing kelompok mampu memprestasikan di muka kelas dengan baik. Pada Siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa dengan prosentase 62,5% dan yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan tingkat prosentase 37,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I menurut kurikulum 2004 ini dalam standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 6,69 tingkat ketuntasan 62,5% maka perlu diadakan siklus ke 2. dapat disimpulkan bahwa siswa masih memiliki kriteria baik 47,5%, cukup 15% kurang 37,5%. Siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa dengan prosentase 95% dan yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa dengan tingkat prosentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II menurut kurikulum 2005 standart ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 dengan nilai rata-rata 7,49 tingkat ketuntasan 95% maka perlu diadakan siklus ke 3, Hasil pengamatan siswa sebanyak 3 anak dari 20 siswa menunjukkan 7,5% memiliki aktivitas kurang dari hasil diskusi, presentase, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kriteria baik 82,5%, cukup 10%, dan kurang 7,5%. Sedangkan pada Siklus III siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dengan tingkat prosentase 100%.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut:

  1. Untuk melaksanakan belajar dengan metode yang bervariatif dengan Lembar Kerja Siswa memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode yang bervariatif dengan Lembar Kerja Siswa dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2006. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2013. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2004. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, H. 2004. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Ngalim, Purwanto M. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ngalim, Purwanto M. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. 2014. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.