PEMBELAJARAN PICTORAL RIDDLE LEARNING

MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENGOPTIMALKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KOMPETENSI WILAYAH

ANTARA DESA DAN KOTA SISWA KELAS XII IS-1 SEMESTER GANJIL DI MA NEGERI 1 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Agus Triwidodo

Guru MAN 1 Sragen

 

ABSTRAK

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together berpengaruh terhadap hasil Belajar Geografi? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi Belajar Geografi dengan diterapkannya metode pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together? Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together terhadap hasil Belajar Geografi. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata Belajar Geografi setelah diterapkannya pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60%), siklus II (72%), siklus III (77%).

Kata Kunci: Prestasi Belajar Geografi, Pictoral Riddle Learning Model Numbered Head Together

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar yang bermuara pada suatu hasil yang sesuai dengan kompetensi dasar mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi siswa, namun demikian hasil yang telah dicapai siswa diharapkan dapat digunakan dikemudian hari, baik selama siswa disekolah maupun meninggalkan bangku sekolah.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional memiliki tujuan sebagai berikut: Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, tertib, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (2006: 76)

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “ Pembelajaran Pictoral Riddle Learning Model Numbered Head Together Sebagai Upaya Untuk Mengoptimalkan Prestasi Belajar Geografi pada Kopetensi Dasar Wilayah dan Perwilayahan antara Desa dan Kota Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together berpengaruh terhadap hasil Belajar Geografi siswa Siswa Kelas XII IS-1 di MA Negeri 1 Sragen. ?
  2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi Belajar Geografi dengan diterapkannya metode pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together pada Siswa Kelas XII IS-1 di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.?

Tujuan Penelitian

Berdasar atas rumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together terhadap hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.
  2. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata Belajar Geografi setelah diterapkannya pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together pada Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

Manfaat Penelitian

  1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together dalam Belajar Geografi oleh guru yang mengajar di Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.
  2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya Mengoptimalkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata Belajar Geografi.
  3. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

Hipotesis

Jika Metode pembelajaran Pictoral Riddle Learning model Numbered Head Together diterapkan dalam proses pembelajaran, Maka prestasi belajar Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. akan Optimal

 

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Hasil Belajar

Pengertian

Menurut Nawawi (2014: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
  2. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
  3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  1. Faktor Internal

Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat.

  1. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Pengajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif)

Pengajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001).

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Pengertian Model Numbered Head Together

Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (2015) dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut:

  1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa daslam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.
  2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
  3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
  4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Kaitan pembelajaran Pictoral Riddle Learning model Numbered Head Together Dengan prestasi belajar siswa

Bagi guru dengan menggunakan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together akan membantu, mengembangkan dan menyelesaikan materi atau bahan pembelajaran Geografi tersebut tetapi anak didiknya benar-benar sudah berlatih dan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam.

Bagi siswa akan dapat menggunakan waktunya untuk latihan-latihan, mencari informasi kepada orang lain di luar sekolah yang dipandang mampu. Sehingga siswa akan menjadi aktif belajar dan dapat menjadi siswa yang cekatan, terampil dan berkembang pengetahuannya, akhirnya bahan yang luas dan banyak itupun akan dapat dipakai oleh siswa.

METODE PENELITIAN

Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November di semester Ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk Mengoptimalkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan belajar mengajar.

Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman Konsep Belajar Geografi pada Kopetensi Dasar Wilayah dan Perwilayahan antara Desa dan Kota. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif

Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:

Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid.

Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 554. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 38) dengan r (95%) = 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:

  • 20 soal mudah
  • 15 soal sedang
  • 11 soal sukar

Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkteriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkriteria baik 10 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Penjelasan Persiklus

Siklus I

Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dengan jumlah siswa 28 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I Prosentase
1 Nilai rata-rata tes formatif 6.03 60%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 7

 

18%

 

3 Jumlah siswa yang tidak Tuntas 31 82%
4 Persentase ketuntasan belajar 60% 75%

 

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6.03 dan ketuntasan belajar mencapai 60% atau ada 7 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 60% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.

Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

  • Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
  • Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
  • Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

  • Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
  • Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
  • Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

Siklus II

Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.

Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II Prosentase
1 Nilai rata-rata tes formatif 71.84 72%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 30

 

79%

 

3 Jumlah siswa yang tidak Tuntas 8 21%
4 Persentase ketuntasan belajar 72% 75%

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71,84 dan ketuntasan belajar mencapai 72% atau ada 30 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari.

Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

  • Memotivasi siswa
  • Membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan dan menemukan Konsep Belajar Geografi
  • Pengelolaan waktu

Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:

  • Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
  • Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
  • Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan Konsep Belajar Geografi.
  • Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
  • Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

Siklus III

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

  1. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.

 

 

Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus II Prosentase
1 Nilai rata-rata tes formatif 77.11 77%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 34

 

89%

 

3 Jumlah siswa yang tidak Tuntas 4 11%
4 Persentase ketuntasan belajar 77% 75%

 

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,1 dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 34 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 77% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya kurang mampu.

Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

  • Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
  • Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
  • Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
  • Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together dapat Mengoptimalkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 

 

Pembahasan

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together memiliki dampak positif dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 60,%, 72%, dan 77%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Yang dapat dilihat dalam table berikut ini

Nomor Uraian Perbandingan antar siklus dan Prosentase
Siklus I % Siklus II % Siklus III %
1 Nilai rata-rata tes formatif 6.03 60% 71.84 72% 77.11 77%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 7 18% 30 79% 34 89%
3 Jumlah siswa yang tidak Tuntas 31 82% 8 21% 4 11%
4 ketuntasan belajar Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas
5 Nilai Rata rata 60 72 77
6 SKBM yang ditentukan 75 75 75

 

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dengan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

 

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan    

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together memiliki dampak positif dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60%), siklus II (72%), siklus III (77%).
  2. Pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together memiliki dampak positif terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang mampu.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

  1. Untuk melaksanakan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran Pictoral Riddle Learning (Pembelajaran yang mengembangkan dan Mengoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreatif) model Numbered Head Together dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka Mengoptimalkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh Konsep Belajar Geografi dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
  3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan Siswa Kelas XII IS-1 Semester Ganjil di MA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi. 2015. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Combs. Arthur. W. 2014. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Dayan, Anto. 2012. Pengantar Metode Statistik Deskriptif. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2014. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakart