MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KEWARGANEGARAAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL GABUNGAN CERAMAH DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN KALAK I TAHUN PELAJARAN 2018/2019 KECAMATAN DONOROJO, KABUPATEN PACITAN

 

Sunarni

SDN Kalak 1, Kec. Donorojo, Kab. Pacitan, Jawa Timur, Indonesia

 

ABSTRAK

Mempelajari sesuatu dengan baik, perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya dengan membahasnya dengan orang lain, selain itu perlu “mengerjakannya” yakni penggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka daptkan. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar kewarganegaraan setelah diterapkan pembelajaran kontektual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok. (b) ingin menetahui pengaruh penbelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran Kewarganegaraan.Penelitian ini menggunakan tindakan (Action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2018/2018 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai III yaitu, siklus I (71%), siklus II (71%), siklus III (100%) Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran konstektual dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa kelas Vsemester I, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran Kewarga negaraan.

Kata kunci: pkn, metode pembelajaran konstektual

 

Pendahuluan

Proses di dalam belajar-mengajar guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode pengajaran. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara pengajaran yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau penyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas , agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.       Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus, sebab dalam kegiatan belajar mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (movong about dan thinking alound)

  Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “ mengerjakannya,” yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.

Bertitik tolak dari latar belakang diats maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1.   Apakah penerapan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran Kewarganegaraan pada siswa kelas V Semester I SDN KalakI ?

2.   Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dalam meningkatkan motivasi, minat, perhatian dan partisipasi belajar kewarganegaraan pada siswa kelas V Semester I SDN Kalak I?

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

 1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar kewarganegaraan setelah diterapkan pembelajaran kontekstuial model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada siswa kelas V Semester I SDN Kalak I?

 2. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran. Kewarganegaraan setelah diterapkan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada siswa kelas V ?

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Kalak I tahun pelajaran 2018/2019. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – September semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2018/2019 pada pokok bahasan Organisasi di lingkungan Sekolah dan Masyarakat.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu: (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Di samping itu untukk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana tujuan yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang di kumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Hasil dan Pembahasan

Siklus I

a.   Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dan lembar observasi aktivitas siswa.

b.   Tahap kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2018 di kelas V dengan jumlah siswa 7 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Table Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklud I

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

68

 5

 71%

 

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran gabungan ceramah dan kerja kelompok diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68 dan ketuntasan belajar mencapai 71% atau ada 5 siswa dari 2 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klalsik siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³65 hanya sebesar 71% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok.

Siklus II

a.  Tahap perencanaan

Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dan lembar observasi siswa.

 

b.   Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2018 di kelas V dengan jumlah siswa 7 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

Table Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No

Uraian

Hasil Siklus II

1

2

 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

74

 5

 71%

 

Dari tabel di ata diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74 dan ketuntasan belajar mencapai 71% atau ada 7 siswa dari 7 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasik telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. adanya peningkatan hasil belajar sisw ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mengerti apa yang dimaksud dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model gabungan ceramah dan kerja kelompok.

Siklus III

a.  Tahap Perencanaan

  Pada tahap ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Seklain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan kerja kelompok dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2018 di kelas V dengan jumlah siswa 7 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut

Table Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklud II

No

Uraian

Hasil Siklus II

1

2

 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

82

 7

 100%

 

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 82 dan dari 7 siswa telah tuntas semua belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100% (termasuk kategori berhasil). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapokan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

e.  Refisi

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan

            1.  Ketuntasan Hasil belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,II dan III) yaitu masing-masing 71%, 71% dan 100% . pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai luar biasa.

            2.  Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata siswa pada setiap siklus terus mengalami peningkatan luar biasa.

            3.  Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Kewarganegaraan pada pokok bahasan nilai, macam norma dan sanksinya dengan pembelajarsan kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok yang paling dominant adalah belajar dengan sesame anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Dari hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan pembelajaran kewarganegaraan dengan menerapkan pembelajaran kontektual modelGabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.

Penutup

  Berdasarkan dari tujuan penelitian tindakan kelas (action research) untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi di kelas, serta berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tigas siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebaga berikut:

1.   Pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Kewarganegaraan.

2.   Pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (71%), siklus II (71%), siklus III (100%)

3.   Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok.

4.   Penerapan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi, minat, dan partisipasi belajar siswa.

  Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Kewarganegaraan lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1.   Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bias diterapkan dengan pembelajaran kontektual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.   Dalam tahap awal pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok sebaiknya perlakukan kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok yang diterapkan.

3.   Dalam pembelajaran sebaiknya memiliki metode pembelajaran yang dapat memberikan keuntungan lebih baik bagi siswa dari segi akademik maupun non akademik.

4.   Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam waktu yang lebih lama misalnya triwulan atau satu semester karena siswa perlu waktu untuk bisa menyesuaikan diri.

Daftar Pustaka

Ali, Muhammad, 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung. Sinar Baru Algesindo

Arikunto, Suharsimi, 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi.Jakarta Rineksa Cipta

Arikunto, suharsimi. 2001 . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan .Jakarta. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta; Rikena Cipata

Azhar, lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan.Jakarta Usaha Nasional

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno, 1982. Metodologi Research, JilidI.Yogyakarta: YP Fak. Psikologi UGM

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan. J.J dan moerdjiono. 1998 Proses Belajar mengajar .Bandung: Remaja Rosdakarya

Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta Rineksa Cipta

Masriyah. 1999 Analisis Butir Tes.Surabaya: Universitas Press

Melvin. L. Siberman. 2004.Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif . Bandung Nusamedia dan Nuansa.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan.Bandung PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001.Pemotivasian Siswa Untuk Belajar.SurabayaUniversity Press Universitas Negeri Surabaya.