MENINGKATAKAN PRESTASI BELAJAR PKn

MELALUI METODE PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW

PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN KALAK I

TAHUN PELAJARAN 2018/2019 KECAMATAN DONOROJO

KABUPATEN PACITAN

 

Kateni

SDN Kalak 1, Kec. Donorojo, Kab. Pacitan, Jawa Timur, Indonesia

 

ABSTRAK

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan PKn sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi PKn. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat, di samping itu ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran PKn terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengjaran Model Jigsaw. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran bebasis masalah. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran PKn. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI Semester I tahun pelajaran 2018/2019 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu , siklus I (66%), siklus II (78%), siklus III (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif Model Jigsaw dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa Kelas VI, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PKn.

Kata Kunci: pembelajaran, pkn, Jigsaw

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa. PKn di tingkat Sekolah Dasar bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dalam memahami dan menghayati nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota msyarakat, sdan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan pada jernjang pendidikan selanjutnya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sarana dan prasarana apenunjang, seperti kurikulum, guru pengajar maupun metode pengajaran. Titik sentral yang harus dicapai setiap kegiatan beljar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang ternasuk petrangkat priogram pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan menentukan metode yang bagimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan PKn sebagai bahan kajian yang sangat menarik. Dengan memperhatikan gejala-gejala tersebut di atas, maka timbul pernyataan dalam benak penulis, sejauhmanakah keberhasilan pengajaran PKn selama ini? Padahal sering digembar-gemborkan sebagai bangsa Indonesia kita harus atau wajib mengamalkan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Tetapi kenyataannya masih banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan dan pengkianatan terhadap nilai-nilai luhir yang terkandung dalam Pancasila bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya faktor tersebut adalah strategi pembelajaran yang kurang mengena terhadap pembelajaran PKn dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pebelajaran PKn.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1.     Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn dengan diterapkannya pembelajaran Model Jigsaw pada siswa kelas VI Semester I tahun pelajaran 2018/2019

2.     Bagaimanakah pengaruh pembelajaran model pengajaran Model Jigsaw terhadap motifasi belajar PKn pada siswa kelas VI Semester I tahun pelajaran 2018/2019.

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1.     Mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkannya pembelajaran Model Jigsaw pada siswa kelas VI Semester I tahun pelajaran 2018/2019

2.     Mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkan pembelajaran Model Jigsaw pada siswa kelas VI Semester I tahun pelajaran 2018/2019

3.     Menyempurnakan pembelajaran PKn dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas VI Semester I tahun pelajara 2018/2019.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Tagart (1988: 14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

 Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitiadalam memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Kalak I Semester I Tahun pelajaran 2018/2019 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaukan pada bulan Agustus semester ganjil Tahun pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI Semester I SDN Kalak I Tahun pelajaran 2018/2019 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang dibertikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan apahah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai. (Arikunto, Suharsimi, 2002: 149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual maupun secara klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagain mana TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, maka tujuan digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar dan mengajar.

       Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat meghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1.     Merekapitulasi hasil tes.

2.     Menghitung jumlah skor yang tercapai dalam prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian, yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai minimal 65, sedangkan sklasikal dikataka tuntas belajar, jika jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85% yang tela mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.

3.     Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Hasil dan Pembahasan

Siklus I

a.     Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw , dan lembar kerja dan lembar observasi siswa.

 

 

b.     Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2018 di kelas VI dengan jumlah siswa 9 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat/kolaborator adalah seorang guru dan wali kelas kelas VI. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel: 2. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

72

6

66%

 

 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan Melalui Metode Pembelajaran Model Jigsaw diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 72 dan ketuntasan belajar mencapai 66% atau ada 6 siswa dari 9 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66% lebih kecil dari persentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan Melalui Metode Pembelajaran Model Jigsaw

c.    Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1)    Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

2)    Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3)    Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

Siklus II

a.    Tahap perencanaan .

 Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b.   Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2018 di Kelas VI dengan jumlah siswa 9 siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

 

Tabel: 4. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

76

7

78%

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76 dan ketuntasan belajar mencapai 78% atau ada 7 siswa dari 9 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

c.    Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1)    Memotivasi siswa

2)    Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3)    Pengelolaan waktu

Siklus III

a.   Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b.   Tahap kegiatan dan pengamatan

 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2018 di Kelas VI dengan jumlah siswa 9 siswa

Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel: 6. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus III

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

84

9

100%

 

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 84 dan dari 9 siswa telah tuntas semua, semua siswa mencapai tuntas belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan Seknifikan dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar aktif sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan melalui Metode pembelajaran Model Jigsaw. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1)    Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2)    Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

3)    Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4)    Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran melalui pendekatan kooperatif Model Jigsaw dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan melalui pendekatan kooperatif Model Jigsaw dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan

1.     Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui asil penelitian ini menunjukkan bhwa pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakain mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasn belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66%, 78%, dan 100%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2.     Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis ata, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran berbsis masalah dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.     Aktivitas Guru dan Siswa Dalam pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn pada pokok bahasan Proses perumusan Pancasila dan Implikasinya dengan pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw yang paling dominant adalah bekerja dengan sesame anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pengajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul, diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab, dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Penutup

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.

2.     Pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66%), siklus II (78%), siklus III (100%).

3.     Pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.

4.     Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggung-jawabkan segala tugas individu maupun kelompok.

5.     Penerapan pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

 Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar PKn lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1.     Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topic yang benar-benar bias diterapkan dengan pembelajaran kontekstual model pengajaran Model Jigsaw dalam proses belajar mengajar, sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.     Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3.     Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ni hanya dilakukan di kelas VI SDN Kalak I Tahun pelajaran 2018/2019

4.     Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan, agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusuawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsismi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: YP.Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan. J.J. dan Murdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Surakhmad, Winarto. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Usman, Muh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.