Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Budaya
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA
MELALUI METODE ”INQUIRY APPROACH LEARNING” KELAS XII IPA-1 SEMESTER GANJIL DI MA NEGERI 2 KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Amin Said
MAN 2 Kudus
ABSTRAK
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu atau seseorang karena adanya interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lain atau antara individu dengan lingkungannya. Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) merupakan alat atau sarana bagi siswa dan memudahkan untuk mempelajari serta mendalami materi pelajaran Seni Budaya sebab metode Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) diharapkan siswa dapat berprestasi, berfikir kreatif, mandiri dan ada perubahan sikap.
Kata Kunci: Seni Budaya, Inquiry Approach Learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu atau seseorang karena adanya interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lain atau antara individu dengan lingkung–annya. (Slameto 2007:78).
Inquiry Approach Learning (pende–katan pembelajaran yang mampu mene–mukan suatu konsep) merupakan alat atau sarana bagi siswa dan memudahkan untuk mempelajari serta mendalami materi pela–jaran Seni Budaya sebab metode Inquiry Approach Learning (pendekatan pembela–jaran yang mampu menemukan suatu konsep) diharapkan siswa dapat berpres–tasi, berfikir kreatif, mandiri dan ada perubahan sikap.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat didenti-fikasi beberapa masalah muncul, diantara-nya ialah:
1. Sejauh manakah siswa menguasai ma-ta pelajaran menggambar Wajah
2. Apakah dengan lembar kerja siswa da-pat menyenangi pelajaran Seni Buda-ya?
3. Apakah Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mam-pu menemukan suatu konsep) dapat sebagai alat untuk meningkatkan prestasi belajar bidang studi Seni Budaya?
4. Apakah siswa dapat memanfaatkan se-cara optimal dengan adanya lembar kerja siswa?
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyim-pang dari tujuan yang telah ditetapkan perlu dilakukan pembatasan masalah seba-gai berikut:
1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prestasi belajar bidang studi Seni Budaya yang diperoleh dari pembelajaran menggunakan metode Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep)
2. Subjek Penelitian
Siswa MA Negeri 2 Kudus , Tahun Pelajaran 2014/2015, Kelas XII IPA-1 Semester Ganjil bidang studi Seni Budaya yang terdiri dari 36 siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masa-lah, indentifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dapat dirumuskan masalah karya ilmiah sebagai berikut:
Dapatkah “Inquiry Approach Le-arning” (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) dite-rapkan sebagai alat meningkatkan prestasi belajar bidang studi Seni Budaya siswa Kelas XII IPA-1 Semester Ganjil .
Tujuan Penelitian
Secara garis besar tujuan karya ilmiah ini adalah: untuk meningkatkan prestasi belajar bidang studi Seni Budaya siswa kelas XII IPA-1 semester Ganjil dengan menggunakan “Inquiry Approach Learning” (Pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) sebagai metode pengajaran.
Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka dari hasil penelitian ini diha-rapkan dapat bermanfaat antara lain:
a. Sebagai masukan kepada guru meleng-kapi metode dalam proses pembela-jaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Sebagai bahan informasi kepada guru untuk menggunakan metode pembela-jaran Inquiry Approach Learning (pen-dekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) dalam pe-ningkatan prestasi belajar Seni Budaya.
KAJIAN PUSTAKA
Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan suatu upaya cara ataupun langkah – langkah pendekat-an untuk mencapai sesuatu tujuan secara optimal. Strategi pembelajaran merupakan cara – cara yang dilakukan untuk mengha-silkan pembelajaran tersebut tercapai sesuai dengan pendekatan tujuan yang direncanakan.
Ada beberpa ciri pengajaran ber-basis masalah, diantaranya: (a) pengajuan pertanyaan atau maalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (c) penyelidikan autentik, dan (d) menghasilkan produk/kar-ya dan memamerkannya.
Pengertian Value Clarification Ap–proach Learning
Pembelajaran Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep). Pem-belajaran dengan inquiry memacu keingin-an siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya.
Inquiry merupakan salah satu kom-ponen dari penerapan pembelajaran In-quiry Approach Learning (pendekatan pem-belajaran yang mampu menemukan suatu konsep), yang berarti menemukan.
1. Pengajaan Berbasis Kerja
Pengajaran berbasis kerja memer-lukan suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan kon-teks kerja untuk mempelajari materi pela-jaran berbasis sekolah dan bagaa materi tersebut digunakan kembali di dalam tempat kerja.
2. Pengajaran Berbasis Jasa Layanan
Pengajaran berbasis jasa layanan memerlukan penggunaan metodologi, pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan tersebut, jadi mekankan hubungan antara pengalaman jasa layanan dan pembelajaran akademis.
Pengertian Prestasi Belajar
Pemahaman tentang prestasi belajar dapat ditunjukkan dari prestasi dan belajar. Masalah prestasi belajar itu dipe-ngaruhi oleh beberapa faktor yang memerlukan pembahasan tersendiri.
1. Pengertian Prestasi
Prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan. Hal ini sesuai dengan makna prestasi yang diungkapkan oleh Poerwo-darminto (2007:700), bahwa “Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
2. Pengertian Belajar
Winkel (2007:36) berpendapat bahwa: “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau spikis yang berlangsung, yang menghasilkan perubahan – perubahan da-lam pengetahuan, pemahaman, ketrampil-an, dan nilai sikap.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar suatu masalah yang bersifat peremial dalam sejarah kehi-dupan manusia karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing – masing.
Suratinah Tirtonegoro (1989:43) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan pembelajar-an yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Hakekat pengajaran Seni Budaya
Seni budaya adalah kelompok mata pelajaran Estetika. Pendidikan seni budaya sebagaimana diamanatkan dalam Peratur-an Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa mata pelajar-an budaya terintegrasi dengan seni.
Pendidikan seni budaya memiliki keunikan, kebermanaan dan kebermanfaat-an terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetis dalam bentuk kegiatan berekspresi dan berapresiasi melalui pendekatan “belajar dengan seni”, belajar melalui seni, “belajar tentang seni”.
Menggambar Wajah
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
1. Desain dan Setting Penelitian
Pemelitian ini menggunakan karya ilmiah (PTK) guru sebagai peneliti sekaligus melakukan tindakan di dalam kealas, yang terdiri dari guru-guru Kelas XII IPA-1 Semester Ganjil di MA Negeri 2 Kudus , Tahun Pelajaran 2014/2015. Penulis merupakan guru Seni Budaya. Tindakan dirancang dalam bentuk siklus.
Banyaknya siklus yang direncana-kan adalah dua siklus. Satu siklus terdiri dari dua pertemuan, masing – masing pertemuan dua jam pelajaran. Pertemuan pertama yaitu pembahasan materi pembe-lajaran pemahaman tentang Menggambar Wajah dengan Inquiry Approach Learning (Pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) secara perongan/individual.
2. Rencana Tindakan
a. Refleksi Awal
Kegiatan refleksi awal ini merupakan gambaran situasi berdasar-kan catatan guru yang terlibat dalam penelitian ini. Dari gambaran situasi tersebut akan muncul berbagai masa-lah dalam KBM. Cara mengatasi masa-lah yang muncul merupakan optimali-sasi pembelajaran pemahaman Meng-gambar Wajah. Pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru meningkatkan kemampuan pemahaman materi Meng-gambar Wajah serta implikasinya pada pengembangan diri dan kepekaan serta ketrampilan teknik dan ide serta artistiknya pada siswa Kelas XII IPA-1 Semester Ganjil dengan menggunakan “Inquiry Approach Learning” (pende-katan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) sebagai alat pembelajaran.
b. Perencanaan
Siswa ditugasi untuk membaca buku Seni Budaya materi Menggambar Wajah (sebagai tugas di rumah). Sebe-lumnya siswa sudah dibagi menjadi beberapa kelompok, sebab pada perte-muan II ada tugas kelompok yang melibatkan anak/siswa untuk melaku-kan kegiatan diskusi.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua pertemuan masing – masing pertemuan dua jam pelajaran. Pertemuan pertama (2 jam pelajaran) untuk mencapai tujuan pembelajaran pertama. Selanjutnya pertemuan kedua (2 jam pelajaran)/untuk mencapai tujuan pembelajaran kedua.
Siklus II dilaksanakan berda-sarkan hasil refleksi siklus I, jumlah pertemuan dan jam tatap muka disesuaikan berdasarkan temuan pada siklus I, Kolaborator yang dilibatkan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah guru Mata Pelajaran Seni Budaya, serta siswa tempat guru melaksanakan tindakan kelas.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi melibatkan guru sebagai subjek penelitian, guru kolaborator dan beberapa siswa yang menjadi sasaran penelitian.
Kegiatan ini diawali dengan memeriksa hasil observasi. Pemeriksa-an dilakukan oleh guru secara bersama – sama. Hasil kuesioner siswa serta hasil test yang diperoleh siswa juga merupakan hasil refleksi yang akan dfaatkan untuk bahan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
Instrumen Penelitian
Karya ilmiah ini menggunakan dua macam instrument untuk mendapatkan da-ta. Instrumen tersebut adalah:
1. Test yaitu berupa penilaian hasil bela-jar siswa terhadap materi pembelajar-an Menggambar Wajah.
2. Non tes berupa kuesioner/angket dan observasi.
Dari kedua instrumen ini dapat di-gunakan sebagai alat monitoring dan eva–luasi dalam pelaksanaan KBM.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Siklus I
A. Refleksi Awal (Temuan Masalah Sebelum Intervensi).
Kegiatan pembelajaran pada mate-ri hal – hal yang merusak dapat disajikan dengan menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dengan cara siswa Seni Budaya untuk aktif membaca kemudian diajak untuk menyimpulkan isi bacaan/materi tersebut.
Setelah itu diberi latihan soal untuk mengingat kembali apa yang sudah dibaca atau dipelajarinya. Dalam mengerjakan pada Lembar Kerja Siswa dengan latihan soal diberi batasan waktu dengan tujuan agar siswa berusaha, bertanggung jawab dan bekerja sendiri jika tugas pereorangan.
Jika tugas sekelompok siswa diberi kesempatan bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap tugas kelompoknya.
1) Sebelum kegiatan pembelajaran siswa sudah ditugasi untuk mem-baca materi Menggambar Wajah.
2) Pembelajaran pada Pertemuan I adalah membahas fakta-fakta yang mendukung Menggambar Wajah, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gambar dengan menggu-nakan Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) tugas individu/perseorangan.
Hasil Kegiatan Belajar dan Observasi Siklus I
Pada pertemuan I siswa mengerja-kan pada Lembar Kerja Siswa dengan LKS sebagai tugas individu/perseorangan de-ngan batasan waktu yang telah ditentukan. Setelah pekerjaan selesai, ditukar dengan siswa lain (diacak), kemudian dibahas bersama dan oleh guru bidang studi. Setelah pembahasan diadakan tanya jawab antara siswa dengan guru, kemudian mengambil kesimpulan hasil kegiatan pem-belajaran pada pertemuan I dan diakhiri evaluasi (post test).
Tugas LKS Pertemuan I ada 30 soal yang harus dikerjakan siswa. Dari 36 siswa, siswa yang salah 1 sampai 10 ada 32 siswa atau 88,8% , siswa yang salah 11 sampai 15 ada 4 siswa atau 11,2 %. Sedangkan hasil post test yang jumlahnya 10 soal, salah 1 sampai 4 ada 27 siswa atau 75% , siswa salah 5 sampai 8 ada 9 siswa atau 25%, sehingga dapat disimpul-kan bahwa kegiatan belajar pada pertemu-an I 88,8 % berhasil/tuntas.
Hasil kegiatan belajar siswa pada pertemuan II ini adalah terbahasnya kom-petensi dasar: kaitan mutasi dan proses menggambar wajah dengan Inquiry Ap-proach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) melalui diskusi kelompok. Dalam kegiatan belajar ini siswa diberi kesempatan untuk membahas LKS secara kelompok. Kemudi-an hasil diskusi tersebut dipresentasikan ke depan kelas dan kelompok yang mendapat giliran presentasi dipilih secara acak. Se-dangkan kelompok yang tidak dipresentasi menukarkan hasil pekerjaannya dengan ke-lompok lainnya, kemudian dibahas bersa-ma – sama.
Dari kelompok yang mendapat nilai 90 ada tiga kelompok, nilai 85 tiga kelompok dan nilai 80 ada dua kelompok. Jadi rata – rata skor yang diperoleh oleh setiap kelompok adalah 85,62. Jadi kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini dinyatakan 85.62% tuntas, sedangkan hasil post test yang salah 1 sampai 3 ada ada 32 siswa atau 88,2% ,sedangkan yang salah 4 sampai 6 ada 4 siswa atau 11,2%. sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi pada pertemuan II dinyatakan 77.5% tuntas.
1. Siklus II
a. Refleksi Siklus I
Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mam-pu menemukan suatu konsep) yang dijadikan sebagai metode atau alat untuk menyampaikan materi pembela-jaran dalam kegiatan pembelajaran ini telah berhasil pada siklus I. Berda-sarkan refleksi siklus I, aktivitas belajar cukup optimal.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II.
Tindakan pada Siklus II tidak dilaksanakan karena siklus I sudah cukup berhasil. Hasil kegiatan pembe-lajaran yang tampak pada siklus I su-dah menunjukkan ketuntasan belajar, jadi pada siklus II cukup diadakan ulangan harian yang mencakup seluruh Kompetensi Dasar.
PEMBAHASAN
Kegiatan pembelajaran Seni Buda–ya dengan materi pembelajaran menggam–bar wajah dengan pendekatan metode Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) sebagai alat bantu metode pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
Hal ini terlihat pada pertemuan I dalam pembahasan materi pembelajaran Menggambar Wajah 81,25% dinyatakan tuntas. Demikian halnya hasil pertemuan II, 82.5% dinyatakan tuntas dalam pemba-hasan materi pembelajaran Menggambar Wajah.
Hasil Ulangan Harian pada siklus I ini secara rata – rata hasil prestasi belajar menunjukkan 6.72 dengan ketuntasan 85%. Hal ini tidak perlu diadakan kegiatan pada siklus berikutnya. Siklus II dilakukan hanya untuk mereview materi pada siklus I dan hanya diadakan I kali pertemuan dan diakhiri dengan ulangan Harian II.
Dari hasil Ulangan Harian pada siklus II ini secara rata – rata hasil prestasi belajar menunjukkan 7.36 dengan ketun-tasan belajar 94%. Hal ini tidak perlu diadakan kegiatan pada siklus berikutnya yang dikarenakan hasil rata – rata tersebut diatas 7.15, berada diatas SKBM sebesar 65, dan hasil penelitian dinyatakan berhasil dan tuntas, maka tidak perlu diadakan kegiatan pada siklus berikut-nya.
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa temuan pada hasil kegiatan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prestasi belajar bidang Seni Budaya siswa dapat meningkat jika guru meng–gunakan metode Inquiry Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mampu menemukan suatu konsep) sebagai alat/metode pembela-jaran.
2. Dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa, memudahkan siswa untuk me-mahami, menguasai mata pelajaran Pendidikan Seni Budaya, khususnya pada materi pembelajaran Menggam-bar Wajah .
3. Dengan Lembar Kerja Siswa, dapat sebagai sarana untuk melatih siswa mandiri, bertanggung jawab serta disi-plin terhadap tugas dan kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution S, 2000 Asas – Asas Kurikulum Bandung: Jemmanas
Ngalini Purwanto, M. 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung PT. Remaja Rosda Karya.
Poerwodarminoto, W.J. S.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Singgih D. Gunarso 2004. Psikologi Perkembangan Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Suratinah Titonegoro, 2009, Anak supernormal danProgram Pendidikannya Jakarta: Gramedia.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Bandung: Citra Umbara.