Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA
KELAS XI IPA-1 MADRASAH ALIYAH NEGERI TENGARAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SCAFFOLDING
Sarno
Madrasah Aliyah Negeri Tengaran
ABSTRAK
Kegiatan mengapresiasi karya sastra berkaitan erat dengan latihan untuk mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat budaya, dan lingkungan hidup. Untuk memahami dan menghayati karya sastra, siswa diharapkan langsung membaca karya sastra bukan dengan cara membaca ringkasannya.
Kata Kunci: Membaca Puisi, Scaffolding
LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan mengapresiasi karya sas-tra berkaitan erat dengan latihan untuk mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat budaya, dan lingkungan hidup. Untuk memahami dan menghayati karya sastra, siswa diharapkan langsung memba-ca karya sastra bukan dengan cara membaca ringkasannya (Depdiknas, 2004: 12).
Identifikasi Masalah
Ada dua hal yang perlu disajikan dalam identifikasi masalah ini:
1. Guru mendominasi kelas dengan meto-de ceramah, akibatnya siswa cenderung pasif dan statis, duduk diam di tempat duduknya mulai dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran, dan bertanya seadanya kepada guru, jika ada penje-lasannya yang tidak dipahami.
2. Tidak ada ruang autentik yang dilakukan siswa untuk belajar berkomunikasi dalam berpikir tingkat tinggi dan meluas dengan bahasa yang sedang dipelajarinya, karena-nya, siswa merasa bosan dan jenuh.
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasa-lahan di atas, ada dua masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini.
1. Apakah pembelajaran kontekstual de-ngan strategi scaffolding dapat me-ningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indo-nesia kompetensi membaca puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Semester I MA Negeri Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah pembelajaran kontekstual de-ngan strategi scaffolding dapat me-ningkatkan ketrampilan mengapresiasi puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Semes-ter I MA Negeri Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, ada dua tujuan yang ingin dicapai.
1. Untuk mengetahui penggunaan meto-de pembelajaran kontekstual dengan strategi scaffolding dalam meningkat-kan minat belajar siswa dalam pem-belajaran bahasa dan sastra Indonesia kompetensi membaca puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Semester I MA Negeri Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui penggunaan meto-de pembelajaran kontekstual dengan strategi scaffolding dalam meningkat-kan ketrampilan mengapresiasi puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Semester I MA Negeri Tengaran Kabupaten Sema-rang tahun pelajaran 2014/2015.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di MA
Gagne dan Briggs (Good dan Brophy, 2004: 135) mengartikan instruct–ion atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. (Departemen Pendidikan Nasional 2007). Nurhadi (2002:5) mengemukakan:
Hakekat pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu: konstruktifistik (contructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian yang riil (Autentic assesment).
a. Model Pembelajaran Scaffolding
Metode scaffolding dalam pembelajaran puisi dilakukan melalui pemberian bantuan berupa pengkalimatan (paraphrasing) dan penandaan (marking). Sedangkan penandaan (marking) adalah pemberian tanda berupa simbol-simbol berupa tanda intonasi naik dan turun untuk membantu dalam pembacaan puisi.
b. Membaca Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan – poet dan –poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Waluyo, 2003: 1) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta.
Adapun struktur batin puisi mencakup empat unsur, yaitu tema, rasa, nada, dan amanat. Keempat unsur tersebut meliputi tema, rasa, nada, dan amanat atau pesan.
Ada empat (4) level dalam memahami bacaan termasuk bacaan dalam bentuk puisi. Level-level tersebut adalah terdiri dari level literal, level interpretatif, level kritis, dan level kreatif.
Kerangka Pemikiran
Metode pembelajaran dengan pemberian bantuan bagi siswa kelas XI IPA-1 semester I MA Negeri Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yaitu aspek membaca puisi, dapat mendorong minat siswa dalam belajar puisi.
Agar lebih jelas, kerangka pikir di atas dapat digambarkan secara skematis ke dalam bagan di bawah ini.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan 3 hipotesis tindakan.
a. Penggunaan metode pembelajaran kontekstual dengan strategi scaffolding dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kompetensi membaca puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Semester I MA Negeri Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
b. Penggunaan metode pembelajaran kontekstual dengan strategi scaffolding dapat meningkatkan ketrampilan mengapresiasi puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Semester I MA Negeri Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan pendapat Elliott, dika–takan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses di mana bahwa “penelitian tindakan kelas berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Proses siklus kegiatan dalam pe–nelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 65) dapat digambarkan ke dalam bagan skematis di bawah ini.
Siklus Aktivitas dalam Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Wiriaatmadja, 2006: 65
Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas XI IPA-1 MA Negri Tengaran Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi penelitian ini dilandasi beberapa alasan, yaitu: peneliti merupakan salah satu guru di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam pelaksanaan tindakan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 8 minggu pada awal Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan mulai awal semester, pada bulan Maret tahun 2014 hingga April 2014.
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kabupaten Semarangtahun pelajaran 20014/2015.
Alat Pengumpul Data dan Analisis Data
Alat pengumpul data dalam penelitian tindakan ini berupa tes kemampuan membaca dan mengapresiasi puisi, catatan observasi, dokumen dan panduan wawancara.
Keabsahan Data
Dalam penelitian tindakan terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk pengembangan keabsahan data. Cara-cara pengembangan keabsahan data menurut Sutopo (2006: 92) antara lain meliputi teknik trianggulasi, key informant review dan member check.
Indikator Kinerja
Ada dua indikator kinerja dalam meningkatkan kompetensi membaca puisi.
a. Pembelajaran dianggap berhasil apabila ada tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah mencapai 75%.
b. Pembelajaran dianggap berhasil apa–bila nilai rata-rata dalam mengapresiasi yang diperoleh siswa > KKM yang ditetapkan, yaitu dengan skor 65.
c. Pembelajaran dianggap berhasil apa–bila skor minat belajar siswa meningkat dibandingkan pada tahap-tahap sebe–lumnya.
Prosedur Penelitian
Siklus aktivitas dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan, penerapan tindakan, mengobser–vasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan melakukan refleksi dilanjut–kan dengan perbaikan atau peningkatan yang diharapkan dapat tercapai. Alur pikir dalam penelitian tindakan, menurut Elliott (2001: 2)
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kondisi Awal
Data kondisi awal diperoleh dari hasil tes perbuatan membaca puisi dan penyebaran angket yang diberikan kepada 20 orang siswa kelas XI IPA-1. Tes perbu–atan membaca puisi dilakukan dengan puisi berjudul “Selamat Pagi Indonesia”.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tahap awal adalah sebesar 59,25. Dengan demikian maka secara klasikal dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IPA-1 belum mencapai batas tuntas belajar membaca puisi. Hasil-hasil penilaian keterampilan membaca puisi pada tahap awal dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:
Tabel 1 Ringkasan Hasil Tes Membaca Puisi Tahap Awal Tindakan
No. |
Ketuntasan Belajar |
Jumlah |
% |
1 |
Tuntas |
11 |
55,00 |
2. |
Belum Tuntas |
9 |
45,00 |
Jumlah |
20 |
100,00 |
|
Nilai Rata-rata |
59,25 |
Sumber: Arsip Penilaian Guru
Berangkat dari hasil-hasil tes per–buatan maupun sebaran angket tersebut di atas maka diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca puisi dan meningkatkan minat belajar membaca puisi pada siswa.
Deskripsi Kondisi Tindakan Pembela–jaran Siklus I
Tindakan pembelajaran Siklus I terdiri dari empat tahapan. Keempat tahap–an tersebut adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan refleksi hasil tindakan.
Data tingkat ketuntasan belajar membaca puisi siswa pada akhir tindakan siklus I tersebut dapat disajikan ke dalam diagram batang sebagai berikut:
Diagram Batang Ketuntasan Belajar Membaca Puisi Tindakan Pembelajaran Siklus I
Deskripsi Tindakan Pembelajaran Si–klus II
a. Perencanaan
Mengacu pada refleksi hasil tindak–an pembelajaran pada siklus sebelumnya, pada tindakan pembelajaran siklus III guru melakukan perencanaan perbaikan pembe–lajaran. Perbaikan dilakukan dengan lebih menekankan pada aspek penghayatan siswa. Hal ini dikarenakan apresiasi siswa terhadap puisi masih belum optimal.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan sete–lah perencanaan selesai dilakukan. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi berupa puisi dengan judul “Matahari-Mata–hari” karya Mochtar Lubis.
2) Guru menjelaskan makna puisi me–lalui pengkalimatan.
3) Guru memberikan contoh cara membaca puisi sesuai dengan penandaan yang diberikan.
4) Guru memberikan penjelasan me–ngenai cara-cara menghayati puisi yang dibacakan.
5) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama berlang–sungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
c. Observasi
Berdasarkan hasil penilaian, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diper–oleh siswa pada tindakan pembelajaran siklus III adalah 55,00 dan nilai tertinggi sebesar 80.00. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 69,50. Atas dasar hal ini maka secara klasikal siswa sudah dianggap tuntas dalam belajar membaca puisi yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 69,50 > 60. Data selengkapnya dapat diperiksa pada lampiran.
Pembelajaran membaca puisi dengan teknik pengkalimatan dan penandaan meningkatkan dampak proses pembe–lajaran
Pembelajaran membaca puisi de–ngan teknik pengkalimatan dan penandaan dapat meningkatkan dampak proses pem–belajaran membaca puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kabupaten Semarang, yaitu berupa me–ningkatnya minat siswa dalam belajar membaca puisi. Hal ini dapat diketahui dari semakin meningkatnya skor rata-rata minat belajar siswa dan semakin baik kategori minat belajar siswa pada setiap siklus tindakan.
Teknik pengkalimatan dan penan-daan dalam puisi sebagai alat bantu dalam pemahaman makna puisi dan pembacaan intonasi yang tepat memudahkan siswa dalam memahami makna puisi. Dengan pemahaman yang meningkat, secara bertahap minat siswa dalam mempelajari puisi semakin meningkat pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1983: 30) yang menyatakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang agak menetap dimana seseorang merasa tertarik akan sesuatu obyek tertentu dan senang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan obyek itu sehingga menganggap bahwa obyek itu bernilai dalam.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, selan–jutnya dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran scaffolding dengan teknik pengkali–matan dan penandaan dapat mening–katkan dampak produk dalam pembe–lajaran ketrampilan membaca puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Ditinjau dari nilai rata-rata keteram–pilan membaca puisi, keterampilan membaca puisi mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari sebesar 59,25 pada tahap awal tindakan menjadi 63,75 pada akhir tindakan siklus I. Pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II meningkat menjadi sebesar 66,50, dan pada akhir tindakan pembelajaran siklus III meningkat menjadi 69,50.
3. Penggunaan metode pembelajaran scaffolding dengan teknik pengka–limatan dan penandaan dapat mening–katkan dampak proses pembelajaran ketrampilan membaca puisi pada siswa kelas XI IPA-1 Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat diketahui dari semakin meningkatnya skor rata-rata minat belajar siswa dan semakin baik kategori minat belajar siswa pada setiap siklus tindakan.
Skor rata-rata minat belajar siswa pada tahap awal tindakan adalah sebesar 24,90. Skor tersebut mengalami peningkat–an pada akhir tindakan pembelajaran siklus I menjadi sebesar 30,75. Skor rata-rata minat belajar siswa pada akhir tindakan pembelajaran siklus II mengalami pening–katan menjadi 36,05. Skor rata-rata minat belajar siswa pada akhir tindakan pembelajaran siklus III mengalami peningkatan menjadi 39,60.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Eisner, Elliot W. 2004. What Can Education Learn from the Arts about the Practice of Education? International Journal of Education & Arts, Vol. 5 Number 4, October 2004, pp: 1 – 12, http://www.proquest.umi.com diakses pada 22 Agustus 2009.
Elliott, John. 2001. Classroom Action Research. Article. http:// www.madison.edu diakses pada 25 April 2008.
Good, Thomas L., and Jere E. Brophy. 1998. Educational Psychology: A Realistic Approach. Fourth Edition. London: Longman
Hamalik, Oemar, 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.